LAPORAN PTAKTIKUM
4.5 Lemak
Lemak adalah senyawa ester dari gliserol dari asam lemak. Namun lemak
dalam jaringan, baik hewan maupun tanaman juga disertai senyawa lain seperti
fosfolipid, sterol, dan beberapa pigmen. Dalam analisis kadar lemak, seringkali
disebut sebagai analisis “lemak kasar” karena selain asam lemak terdapat pula
senyawa-senyawa lain. (legowo,dkk.2004).
Penentuan kadar lemak pada susu ini dapat dilaukan dengan 3 metode,
yaitu metode soxhlet, metode gerber, dan metode babcock. Metode soxhlet
menggunakan sampel kering sedangkan metode gerber dan babcock
menggunakan sampel basah (sudarmadji,2010). Sedangkan untuk percobaan
ini menggunakan metode soxhlet.
4.6 Protein
Pada Protein dalam susu terdiri dari kasein 80%, laktalbumin 18% dan
laktoglobulin 0,05-0,07%. Kasein merupakan suatu substansi yang berwarna
putih kekuningan yang didapat dalam kombinasi dengan Ca sebagai kalsium
kasien dalam bentuk partikel kecil bersifat gelatin dalam suspensi. Kasein
dapat diendapkan dengan alkohol adalah Ca-kaseinat dan yang diendapkan
dengan terbentuk para kasein (Muchtadi, dkk., 2010).
Penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan ataupun minuman
dapat diukur dengan beberapa metode yaitu metode biuret, metode lowry,
metode bradford, dan metode BCA (Purwanto, 2014). Metode Lowry
merupakan kombinasi antara pereaksi biuret dengan pereaksi lain (Folin-
Ciocalteauphenol) yang bereaksi dengan residu tyrosine dan tryptophan dalam
protein. Reaksi yang terjadi menghasilkan warna kebiruan yang bisa dibaca di
antara 500 - 750 nm, tergantung sensitivitas yang dibutuhkan. Akan muncul
puncak kecil di sekitar 500 nm yang dapat digunakan untuk menentukan
protein dengan konsentrasi tinggi dan sebuah puncak besar disekitar 750 nm
yang dapat digunakan untuk menentukan kadar protein dengan konsentrasi
rendah. Metode ini lebih sensitif untuk protein konsentrasi rendah dibanding
metode biuret (Soeharsono, 2006).
4.7 Karbohidrat
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau zat-
zat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa
tersebut. Suatu karbohidrat tergolong aldehida (CHO), jika oksigen karbonil
berikatan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton (C = O) jika
oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Pada umumnya
karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut dalam
pelarut organik, tetapi larut dalam air (kecuali beberapa sakarida). Sebagian
besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis rasanya. Karena
itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong karbohidrat.
Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida,
oligosakarida dan polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa Yunani
yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu
unit polisakharida aldehida atau keton. D-glukosa adalah monosakarida yang
paling banyak dijumpai di alam. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos yang
artinya sedikit ) terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan
bersamasama oleh ikatan kovalen.
Diantaranya yang paling dikenal adalah disakarida yang mempunyai dua
unit monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa (gula tebu) yang terdiri gula
D-glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Kebanyakan
oligo sakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak
terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida
pada proteoglikan . Polisakharida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai
ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakharida seperti
selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain seperti amilum (pati)
dan glikogen mempunyai rantai yang bercabang.Polisakharida yang paling
banyak dijumpai pada dunia tanaman yaitu pati dan selulosa . Nama semua
monosakarida dan disakarida berakhiran –Osa.
2. Pengujian sampel:
(a) Menimbang sebanyak 4 gram sampel ke dalam gelas kimia,
kemudian larutkan dengan aquade sebanyak 20 ml dan
menyaring kedalam erlenmeyer 250 ml.
(b) Memindahkan filtrat kedalam labu ukur 25 lalu menghimpitkan
sampai tandabatas dengan aquades, dan memindahkan kedalam
erlenmeyer.
(c) Menitrasi larutan tersebut dengan larutan yodium dan
menambahkan indikator amilum 1% sebanyak 1 tetes.
(d) Mencatat volume yang digunakan untuk mentitrasi.
(e) Melakukan percobaan tiga kali dengan sampel dan perlakuan
yang sama.
(f) Menghitung kadar vitamin C menggunakan rumus :
1 mg vitamin C/100 mg sampel =
mg larutan yang digunakan x 0,88 x 100 mg
mg sampel yang digunakan sebelum pengenceran
Catatan: titrasi dilakukan secepat mungkin sebab senyawa-
senyawa lain seperti glutation dan sistein mungkin dapat
dioksidasi oleh larutan yodium.
5.5 Penentuan kadar lemak
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan
2. Menyiapkan Erlenmeyer, mengeringkan pada oven bersuhu
105oC selama ±15 menit dan mendinginkan dalam desikator
kemudian menimbang bobot tetapnya.
3. Menyumbat selongsong dengan kertas dan kapas lalu
dikeringkan dalam oven selama ±1jam.
4. Masukkan dalam soxhlet yang dihubungkan dengan
Erlenmeyer (rangkaian alat soxhlet)
5. Melakukan ekstraksi pada sampel dengan larutan heksan
sebanyak 150ml selama 6 jam.
6. Menyuling n-heksan dan mengeringkan labu berisi ekstrak
lemak dalamoven pengering pada suhu 105oC
7. Mendingingkan pada desikator dan menimbang.
8. Masukkan kembali kedalam oven sampai diperoleh bobot
tetap (≤0,005gr)
9. Menghitung kadar lemak pada sampel susu bubuk.
Penimbangan 2
Simplo : 45,396 g
Duplo : 42,692 g
Triplo : 47,932 g
Berat Sampel
Simplo : 2,000 g
Duplo : 2,004 g
Triplo : 2,004 g
Penimbangan 2:
Simplo : 45,5320 g
Duplo : 42,8374 g
Triplo : 48,0472 g
Bobot sampel:
- Simplo : 2.0011 gr
- Duplo : 20006 gr
6.6 Penentuan kadar protein:
Larutan Standar
Konsetrasi
Abs
(ppm)
0 0,016
5 0,245
10 0,288
20 0,325
40 0,411
80 0,577
Larutan Sampel
Abs
Simplo 0,328
Duplo 0,378
Triplo 0,352
VII. PERHITUNGAN
7.1 Penentuan kadar air:
𝑊−(𝑊1−𝑊2)
Kadar Air Basis Basah = x 100%
𝑊
Dimana: w = bobot sampel (g)
w1 = bobot sampel + cawan kosong (setelah dipanaskan)(g)
w2 = bobot cawan kosong (g)
Simplo
1,002 𝑔 −(32,795 𝑔−31,796 𝑔)
Kadar Air Basis Basah = x 100%
1,002 𝑔
0,003 𝑔
= 1,002 𝑔 x 100%
= 0,0029 x 100%
= 0,299%
𝑊−(𝑊1−𝑊2)
Kadar Air Basis Kering = x 100%
𝑊1−𝑊2
= 0,0029 x 100%
= 0,299%
1,002 𝑔 −(52,183 𝑔−51,184 𝑔)
Kadar Air Basis Kering = x 100%
52,183 𝑔−51,184 𝑔
0,003 𝑔
= x 100%
0,999 𝑔
= 0,003 x 100%
= 0,3%
Triplo
1,000 𝑔 −(38,440 𝑔−37,443 𝑔)
Kadar Air Basis Basah = x 100%
1,000 𝑔
0,003 𝑔
= x 100%
1,000 𝑔
= 0,0029 x 100%
= 0,299%
1,000 𝑔 −(38,440 𝑔−37,443 𝑔)
Kadar Air Basis Kering = x 100%
38,440 𝑔−37,443 𝑔
0,003 𝑔
= x 100%
0,999 𝑔
= 0,003 x 100%
= 0,3%
7.2 Penentuan kadar abu:
(𝑊1−𝑊2)
Kadar Abu Basis Basah = x 100%
𝑊
Dimana: w = bobot sampel (g)
w1 = bobot sampel + cawan kosong (setelah dipanaskan)(g)
w2 = bobot cawan kosong (g)
(45,5320 𝑔 −45,4211 𝑔)
Kadar Abu Basis Basah = x 100%
2,000 𝑔
0,1109 𝑔
= x 100%
2,004 𝑔
= 0,057 x 100%
= 5,7%
(48,0475 𝑔 −47,932 𝑔)
Kadar Abu Basis Basah = x 100%
2,004 𝑔
0,1155 𝑔
= x 100%
2,004 𝑔
= 0,057 x 100%
= 5,7%
Kadar abu basis basah
Kadar Abu Basis Kering = x 100%
100− Kadar abu basis basah
5,5%
= x 100%
100−5,5%
5,5%
= x 100%
94,5
= 5,8%
Kadar abu basis basah
Kadar Abu Basis Kering = x 100%
100− Kadar abu basis basah
5,7%
= x 100%
100−5,7%
5,7%
= x 100%
94,3
= 6%
Kadar abu basis basah
Kadar Abu Basis Kering = x 100%
100− Kadar abu basis basah
5,7%
= x 100%
100−5,7%
5,7%
= x 100%
94,3
= 6%
7.3 Penentuan Vitamin A:
Simplo:
Abs sampel
x5.6x2
Kadar β karoten = Abs standar
Berat sampel
0,415
x5.6x2
0,284
= 3,003 gram
1,4612 x 5.6 x 2
= 3,003
16,3654
= 3,003 gram
Kadar β karoten = 5,45
Duplo:
Abs sampel
x5.6x2
Kadar β karoten = Abs standar
Berat sampel
0,490
x5.6x2
0,284
= 3,002 gram
1,7253 x 5.6 x 2
= 3,002 gram
19,3233
= 3,002 gram
Kadar β karoten = 6,440
Triplo
Abs sampel
x5.6x2
Kadar β karoten = Abs standar
Berat sampel
0,431
x5.6x2
0,284
= 3,001 gram
1,5176 x 5.6 x 2
= 3,001 gram
16,9971
= 3,001 gram
Kadar β karoten = 5,665
Duplo
1 mg vitamin C/100 mg sampel
mg larutan yang digunakan x 0,88 x 100 mg
=mg sampel yang digunakan sebelum pengenceran
6,4 x 0,88 x 100 mg
= 4.000,3 mg
563,2 ml.mg
= 4.000,3 mg
= 0,1407 ml
Triplo
1 mg vitamin C/100 mg sampel
mg larutan yang digunakan x 0,88 x 100 mg
=mg sampel yang digunakan sebelum pengenceran
4,9 x 0,88 x 100 mg
= 4.000,4 mg
721,6 ml.mg
= 4.000,4 mg
= 0,1077 ml
- Simplo
114.8130 𝑔𝑟 − 114.4654 𝑔𝑟)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100%
2.0011 𝑔𝑟
= 17,3704%
- Duplo
(116.4326 𝑔𝑟 − 115.8716 𝑔𝑟)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100%
2.0006 𝑔𝑟
= 28.0415%
Kadar lemak basis kering
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 (𝑏𝑏)
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100%
100 − 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝑏𝑏)
Keterangan:
Kadar lemak (bb) : simplo = 17,3704 %
Duplo = 28,0415 %
Kadar air (bb) : simplo = 0.3988 %
Duplo = 0.4004 %
(bb) = basis basah
- Simplo
17.3704 %
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100%
100 − 0.3988%
17.3704 %
= × 100 %
99.6012
= 17.4399 %
- Duplo
28.0415 %
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100
100 − 0.4004%
28.0415 %
= × 100
99.5996 %
= 28.1542
R² = 0.9962
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Konsenrasi (ppm)
y = 0,0043x + 0,236
0,328 = 0,0043x + 0,236
0,328 – 0,236 = 0,0043x
0,092 = 0,0043x
0,092
x = 0,0043
x = 21,39 ppm
𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝑉 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑥 𝑓𝑝
% Protein = 𝑥 100 %
𝑚𝑔
21,39 𝑥 10 𝑚𝑙 𝑥 200
= 𝑥 100%
802,7 𝑚𝑔
42,78
= 802,7 𝑥 100%
= 5,32%
2) Duplo
y = 0,0043x + 0,236
0,378 = 0,0043x + 0,236
0,378 – 0,236 = 0,0043x
0,142 = 0,0043x
0,142
x = 0,0043
x = 33,02 ppm
𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝑉 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑥 𝑓𝑝
% Protein = 𝑥 100 %
𝑚𝑔
33,02 𝑥 10 𝑚𝑙 𝑥 200
= 𝑥 100%
807,9 𝑚𝑔
66,04
= 807,9 𝑥 100%
= 8,22%
3) Triplo
y = 0,0043x + 0,236
0,352 = 0,0043x + 0,236
0,352 – 0,236 = 0,0043x
0,116 = 0,0043x
0,116
x = 0,0043
x = 26,97 ppm
𝑝𝑝𝑚 𝑥 𝑉 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑥 𝑓𝑝
% Protein = 𝑥 100 %
𝑚𝑔
26,97 𝑥 10 𝑚𝑙 𝑥 200
= 𝑥 100%
802,7 𝑚𝑔
53,94
= 802,7 𝑥 100%
= 6,7%
100 38,5
= × × 0,9 × 100%
25 2500
b. Duplo
NTio
VTio = VBlanko – VTitrasi × 0,1
0,1
= 20.2 − 5,5 × 0,1
100 35,7
= × × 0,9 × 100%
25 2500
c. Triplo
NTio
VTio = VBlanko – VTitrasi × 0,1
0,1
= 20.2 − 5,1 × 0,1
VIII. PEMBAHASAN
8.1 Penentuan kadar air
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses atau cara
menentukan kadar air pada sampel susu bubuk. Kadar air adalah
perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan
pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar
airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di
sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang.
Penentuan kadar air dalam bahan dapat ditentukan dengan beberapa
cara,yaitu: Metode pengeringan (Thermogravimetri), metode destilasi
(Thermovolumetri), metode khemis, metodefisis, dan metode
khususmisalnya dengan kromatografi. Metode pengeringan atau
metode oven biasa merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan
air tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode
oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan
akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama
waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah
dipanaskan adalah kadar air(Astuti 2007).
Pengukuran kadar air perlu dilakukan untuk mengetahui berat
kering dari suatu bahan, selain itu kandungan air dalam bahan makanan
menentukan kesegaran dan daya tahan bahan itu sendiri. Sebagian
besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media
air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itu sendiri. Oleh karena
itu, praktikumpenetapan kadar air penting dilakukan untuk mengetahui
berat bahan keringdan menganalisis kandungan zat gizi suatu bahan.
Pada hasil praktium diperoleh kadar air pada susu bubuk zee
adalah pada basis basah 0,299% dan kadar air abu basis kering 0,3%.
Hal tersebut telah sesuai dengan SNI 01-2970-2006 bahwa syarat mutu
kadar air pada susu bubuk adalah maksimum 4%.
Oksigen eror, terjadi jika dalam larutan asam , maka oksigen dariudara
akan mengoksidasi iodide menjadi ion ( kesalahan makin besardengan
meningkatnta asam)
Larutan kanji yang sudah rusak akan memberikan warna violet
yangsulit hilang warnanya , sehingga akan mengganggu peniteran.
Pemberian kanji terlalu awal akan menyebabkan iod
menguraikanamilum dan hasil peruraian mengganggu perubahan
warna pada titik akhir.
Larutan thiosulfat dalam suasana yang sangat asam dapat
meguraikanlarutan thiosulfat menjadi belerang, pada suasana basa (
pH > 9 )thiosulfat menjadi ion sulfat
Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa kadar vitamin C untuk sampel
secara berturut-turut adalah sebesar 0,1803 mg ; 0,1407 ml ; dan 0,1077
ml.
8.6 Penentuan kadar lemak
Pada pratikum kali ini dilakukan Analisa kadar lemak pada
sampel menggunakan metode Soxhlet. Metode ekstraksi soxhlet adalah
metode ekstraksi dengan prinsip pemanasan dan perendaman sampel.
Hal itu menyebabkan terjadinya pemecahan dinding dan membran sel
akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan diluar sel. Dengan
demikian, metabolit sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan
terlarut ke dalam pelarut organik. Larutan itu kemudian menguap ke
atas dan melewati pendingin udara yang akan mengembunkan uap
tersebut menjadi tetesan yang akan terkumpul kembali. Bila larutan
melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi
sirkulasi. Sirkulasi yang berulang itulah yang menghasilkan ekstrak
yang baik (Harborne, 1987). Prinsip metode Soxhlet adalah
penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat
sempurna dan pelarut yang digunakan relative sedikit. Sampel yang
digunakan pada pratikum ini adalah susu bubuk ZEE.
Sampel dimasukkan kedalam selongsong kertas yang telah
dikonstankan sebelumnya, kemudian dimasukkan kedalam alat Soxhlet
untuk diekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah N heksan (non polar)
tujuannya agar melarutkan lemak yang ada pada sampel. Karena lemak
yang ada pada susu tidak terlalu banyak, proses ekstraksi hanya
berlangsung salama 1 jam. Jika pelarut yang merendam sampel sudah
tidak berwarna (jernih) artinya sudah tidak ada lagi lemak pada sampel.
Hasil yang diperoleh dalam labu lemak (Erlenmeyer) diuapkan agar
sisa-sisa pelarut hilang dan hanya tersisa lemak.
Hasil kadar lemak yang diperoleh adalah 17% dan 28% hal ini
berarti telah memenuhi standar SNI 3747:2013 yang menyatakan
bahwa kadar lemak pada susu bubuk minimal 10%.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Kadar air yang diperoleh pada hasil praktikum yakni 0,29 % basis basah
dan 0,3 % basis kering, telah sesuai dengan syarat mutu yang ditetapkan
SNI.
- Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral
yang terdapat pada suatu bahan pangan.
- Kadar abu yang diperoleh pada hasil praktikum yakni 5,7 % basis basah
dan 6 % basis kering, telah sesuai dengan syarat mutu yang ditetapkan SNI.
- Kadar Vitamin A yang diperoleh secara titrasi langsung atau iodimetri
diperoleh kadar yang hampir mendekati antar ketiga sampel yaitu 5 mg
- Kadar Vitamin A\C yang diperoleh secara spektrofotometer UV-Vis
diperoleh kadar yang hampir mendekati yaitu 0,1803 ml ; 0,1407 ml ; dan
0,1077 ml.
- Hasil analisa kadar lemak yang diperoleh pada sampel susu zee untuk basis
basah sebesar 17,4051% dan untuk basis kering sebesar 28,0978%. Nilai
dari kedua kadar lemak ini memenuhi standar SNI 3747:2013.
- Hasil Analisa kadar protein pada sampel susu adalah 5,32 %; 8,22 %; dan
6,7 %. Dimana pada sampel simplo dibawah SNI.
- Dari kurva dapat dilihat bahwa kadar protein akan semakin tinggi seiiring
dengan semakin besarnya konsentrasinya.
- Kadar gula reduksi yang diperoleh dari sampel susu bubuk adalah untuk
simplo 38,5 mg, duplo 35,7 mg dan triplo 38,5 mg.
- Kadar karbohidrat yang diperoleh untuk simplo, duplo dan triplo sama-
sama 3,6%.
X. DAFTAR PUSTAKA
Penuntun Praktikum Laboratorium Obat dan Makanan. Polteknik Negeri
Ujung Pandang. 2020
Karinda, M. 2013. Perbandingan Hasil Penaetapan Kadar Vitamin C Mangga
Dodol dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan
Iodometri. Jurnal Ilmiah Farmasi.
Nawawi,Yudhi.2011. Penetapan Kadar Protein.
https://www.scribd.com/document/438277194/Laporan-Analisis-
Protein-dengan-Metode-Lowry-docx diakses 15 desember 2022.
Sari.2019. Penentuan Kadar Protein Dengan Metode Lowry. Program Studi
Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri
Yogyakarta
Paramita, Vilia Darma.2020. Penuntun Praktikum: Lab. Kimia Analisis Obat
dan Makanan (Bagian 1. Analisis Pangan). Jurusan Teknik Kimia.
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
A. A. Putu Putra Wibawa. 2017. Bahan ajar mata kuliah Biokimia
“Karbohidrat”. Program Studi Peternakan. Fakultas Peternakan.
Universitas Udayana. Diakses pada tanggal 15 Desember 2022.