Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel harus bersih, telah dibilas
dengan air suling terlebih dahulu, kemudian dengan cairan yang akan mengisi botol
tersebut, dan kering (kalau mungkin). Catatan yang sama berlaku untuk alat
pengambilan sampel; pipa, pompa dan lain-lain dimana sampel akan mengalir, harus
bersih dan tidak boleh mengandung sisa-sisa dari bekas sampel terdahulu. Tumbuhnya
lumut dan jamur harus dicegah. Sekaligus kontaminasi dari logam atau bahan alat
pengambilan sampel yang dapat larut dalam sampel harus dicegah. Besi, kuningan,
perunggu dapat larut dalam air asam atau basa, sedangkan bahan plastik dan karet dapat
larut dalam air buangan industri yang mengandung pelarut organik atau minyak dan
bensin.
Sampel dapat diambil secara terpisah, dengan menggunakan ember, botol plastik,
atau kaca (terbuka dan diperbarat, misalnya dengan cincin timah hitam pada lehernya)
yang diikat dengan tali, kemudian dimasukkan kedalam sungai, aliran, sumur dan
sebagainya, sampai terisi penuh dengan sampel. Untuk mengambil sampel pada
kedalaman tertentu, disediakan botol tertutup yang dapat membuka bila sampai pada
kedalaman yang dikehendaki. Cara lain adalah dengan menggunakan sejenis pompa
yang mengisap, kemudian menekankan sampel melalui pipa masuk ke botol sampel ;
demikian sampel dapat diambil pada kedalaman tertentu. Sampel dari kran air dapat
BAB II – Halaman 1
diambil dengan beker terbuka atau botol yang akan ditutup,tergantung dari rencana
analisa.
khusus (automatic sampler) yang terdiri dari pipa pengisap (kedalaman titik
pengambilan sampel sekitar 5 meter di bawah alat tersebut), pompa, jam untuk
botol sampel campuran dengan pendinginan oleh es biasa atau es kering, supaya
pengawetan sampel dapat dilakukan paling lama 1 hari sebelum dibawa ke labolatorium.
Alat tersebut tidak mengisap debit sampel terus menerus karena terlalu sulit dari segi
teknis. Maka alat tersebut mengabil sampel bagian dalam labu yang ada dengan volum
sampel tertentu, misalnya sebanyak a ml setiap b menit, lalu selama m jam akan diisikan
setiap m jam (isi botol tersebut 1 sampai 2 L). Sampel sebaiknya atau pada umumnya
harus mengisi botol pengambilan hingga penuh dan botol tersebut harus ditutup dengan
sampel hingga dapat berubah sifat dari keadaan asli sampel (sampel menjadi tidak
- Gas seperti O2 dan CO2 dapat diserap air sampel atau dapat lenyap dari air sampel
ke udara;
BAB II – Halaman 2
- Zat tersuspensi dan koloidal dapat membentuk flok-flok sendiri dan mengendap,
hingga terdapat sampel yang berbeda dengan keadaan aslinya; paling sedikit lumpur
tersebut harus dijadikan suspense lagi secara merata sebelum analisa, dengan
mengocok botol simpanan; sedangkan zat dan ciran yang ringan (lumpur lemak,
- Beberapa zat terlarut dapat dioksidasikan oleh oksigen terlarut hingga senyawanya
berubah misalnya. Mn2+ terlarut dapat dioksidasi oleh oksigen sehingga menjadi
- Beberapa zat terlarut dapat bereaksi, misalnya Ca2+ dan CO23- dapat membentuk
CaCO3 yang mengendap ; hal tersebut terjadi bila pH berubah, misalnya karena
- Lumut, ganggang dan jamur dapat tumbuh dalam sampel yang tidak disimpan pada
tempat gelap dan dingin atau bila pHnya rendah, zat organis (seperti BOD dan
- Populasi bakteri dapat berubah secara menyeluruh dalam waktu beberapa jam saja
Cara pengawetan sampel tergantung dari analisa yang akan dilakukan; juga bagi
suatu unsur tertentu, cara analisa dapat dipilaih tergantung cara pengawetan yang ada.
Cara–cara pengawetan untuk beberapa analisa yang di uraikan secara singkat dan akan
BAB II – Halaman 3
Tabel 2.1. Cara pengawetan sampel (dikutip Alaert dan Santika).
Analisa Volume Cara pengawetan Batas waktu pengawetan
sampel maksimum yg dianjurkan
Alkanalitik 200 Didinginkan 1/14 hari
BOD 1000 Didinginkan 6 jam / 14 hari
CO2 10 Dianalisa segera 0
Ditambahkan H2SO4 sp pH
COD 100 7/28 hari
<2
Daya hantar listrik 500 Didinginkan 28 hari
Penyaringan: segera; lalu
Fosfat ) 100 2 hari
dibekukan pada -10OC
Kekeruhan - Disimpan di tempat gelap, ½ hari
Kesadahan Ca2+ Mg2+ 100 Ditambah HNO3 sp pH<2 6 bulan
Klor Cl2 500 Dianalisa segera 0.5/2 jam
Penyaringa: segera
Logam 3) - ditambahkan HNO3 sp 6 bulan
pH<2
Dianalisa segera, atau
Nitrogen-amoniak NH3 500 ditambah H2SO4 sp pH <2 7/28 hari
dan didinginkan
Ditambahkan H2SO4 sp pH
Nitrat-NO3- 100 2 hari
<2 dan didinginkan
Dianalisa segera atau
Nitrat-nitrit 200 0/28 hari
dibekukan – 20 OC
Dianalisa segera atau
Nitrit NO2- 100 0/2 hari
dibekukan – 20 OC
Didinginkan, atau ditambah
Nitrogen kjeldahl 500 7/28 hari
H2SO4; pH <2
- Cara elektroda khusus
*dianalisa segera
Oksigen O2 4) 300 - Cara titrasi Winkler 8 jam
*dianalisa segera atau
Ditambah s H2SO4 sp pH
<2
pH 100 Dianalisa segera 2 jam
Suhu - Dianalisa segera -
Warna 500 Didinginkan 2 hari
Zat tersuspensi 200 Didinginkan 7/14 hari
Catatan:
1
) Dingin berarti suhu sekitar 4OC
2
) Botol (terbuat dari gelas) harus dibilas dahulu dengan asam 1+1 HNO 3.
3
) Botol (gelas atau plastik jenis poliyelin) harus dibilas dahulu dengan asam 1+1 HNO 3.
4
) Botol BOD atau Winkler, terbuat dari kaca.
BAB II – Halaman 4
C. Pemilihan Titik Pengambilan Sampel
Kecepatan aliran dalam sungai, saluran dan sebagainya tidaklah merata; didalam
danau dan kolam, sifat-sifat air pun tidak homogen, tetapi berbeda dalam lapisan-lapisan
dengan sifat yang berbeda. Maka bila diperlukan data-data mengenai badan air tersebut
secara keseluruhan, titik pengambilan sampel harus dipilih agar supaya sampel dapat
dianggap mewakili seluruh badan air dan tidak hanya satu bagian dengan karakteristik
Karena setiap keadaan dan situasi berbeda, agak sulit untuk memberi petunjuk
yang umum. Dibawah ini hanya beberapa usulan dan anjuran yang dapat dikemukakan,
Bila sampel diambil dari saluran, sungai dan sebagainya yang kedalamannya
tidak lebih dari 5 meter, dan alirannya cukup turbulen bagi air tersebut untuk menjadi
homogen, sampel sebaiknya diambil pada kira-kira ½ sampai 2/3 tinggi penampang
basah dari bawah permukaan air. Dekat dasar sungai air mengandung terlalu banyak zat
tersuspensi yang menendap atau yang dapat tergerus oleh aliran air. Dekat lapisan
permukaan air, ada resiko bahwa lapisan tersebut mengandung banyak zat yang ringan
seperti lumut, minyak dan lemak, dan sebagainya. Sampel tidak boleh diambil telalu
dekat dengan tepi penampang sungai atau tepi saluran yang tidak diplester dengan baik
karena air didaerah tersebut kurang mewakili seluruh badan air; namun untuk saluran
yang diplester dengan baik sampel dapat diambil ± 10 cm dari tepi saluran.
BAB II – Halaman 5
Gambar 2.1. Titik Pengambilan Contoh Air Sungai
Keterangan:
Titik pengambilan contoh air dengan alat tipe mendatar
Titik pengambilan contoh air dengan alat tipe tegak terpadu
D = kedalaman air
L = lebar sungai
BAB II – Halaman 6
Gambar 2.2. Titik Pengambilan Contoh Air Waduk/Danau
Keterangan :
Titik Pengambilan Contoh
d = Kedalaman
BAB II – Halaman 7
Bila sampel diambil dari saluran atau sungai yang terdiri dari aliran-aliran yang
terpisah, misalnya pada musim kering, sampel harus diambil dari aliran bagian yang
paling besar dan yang dapat dianggap bersifat sama dengan keadaan asli sungai tersebut.
Bila penampang sungai tidak teratur (irregular) sampel harus diambil (bila mungkin)
ditengah aliran utama, yaitu dimana tinggi penampang basah terbesar dan alirannya
tidak terganggu. Pengambilan sampel bisa dilakukan dari jembatan, perahu, ponton dan
sebagainya. kalau aliran bagian dianggap penting pula, misalnya yang berasal (secara
terpisah) dari pipa pembuangan sebuah pabrik, dapat dilakukan jenis sampel sesaat
campuran.
Bila sampel diambil dari saluran atau anak sungai yang bermuara di dalam
sungai maupun laut, harus diingat bahwa tinggi permukaan sungai atau laut tersebut
dapat berubah pada wktu hujan atau air pasang. Pada saat itu, air sungai atau air laut
masuk ke dalam anak-anak sungai sehngga sifat-sifat air dalam anak sungai dipengaruhi
oleh anak induk sungai atau air laut. Sifat air di anak sungai pada saat itu sebenarnya
merupakan campuran dari air anak sungai dan air sungai atau laut. Untuk menghindari
hal tersebut, titik pengambilan sampel harus dipilih cukup jauh dari muara, dimana
aliran anak sungai ataun saluran tidak terganggu. Hal yang sama berlaku untuk
BAB II – Halaman 8
Gambar 2.3 Pemilihan titik pengambilan sampel suatu sungai yang menerima air limbah
dari industri, pertanian dan sebagainya.
Sumber pencemaran setempat seperti pabrik gula dan pabrik konstruksi besi
mempunyai saluran air limbah tersendiri yang dapat diselidiki secara terpisah (pada titik
A). Titik B adalah titik pengambilan sampel air anak sungai yang mengandung semua
atau hampir semua air buangan dari sumber-sumber pencemaran yang tersebar seperti
air tanah yang dipengaruhi air rembesan dari tempat sampah, air bekas irigasi dan air
buangan penduduk. Titik yang tepat untuk mengambil sampel yang mewakili sifat air
dengan keseluruhan pencemaran pada sungai tersebut adalah titik C; titik D kurang tepat
karena air limbah pada pabrik gula belum dirat-ratakan oleh turbulensi air pada semua
penampang sungai. Pada keadaan tertentu, misalnya bila kecepatan aliran sungai agak
rendah selama musim kering, zat tersuspensi organis dapat mengendap dan dicerna pada
BAB II – Halaman 9
dasar sungai; hal tersebut dapat merupakan pencemaran baru, yang terjadi agak jauh dari
tempat pembuangan.
Bila antara tempat pengambilan sampel yang “aman” dan muara, yaitu tempat
yang terganggu alirannya, juga merupakan tempat pembuangan air tercemar yang harus
diselidiki pula, cara pengambilan sampel yang khusus harus dipikirkan atau sampel
dapat diambil dari daerah yang terganggu tersebut, namun jumlah sampel harus
diperbanyak dan pengukuran debit harus cukup terliti agar supaya interpretasi keadaan
Pada umumnya, titik pengambilan sampel dipilih agar supaya sampel benar-
benar dapat mewakili badan air tersebut, debit dapat diukur secara cukup teliti, dan
daerah drainase yang menyebabkan penemaran dapat diketahui secara lengkap. Daerah
tersebut teridri dari sumber pencemaran setempat (point source) dan sumber
adalah pabrik, rumah sakit dan sebuah kampong yang seluruh air buanagannya
ditampung oleh satu saluran drainase atau anak sungai; termasuk sumber pencemaran
yang tersebar adalah saluran-saluran dan anak sungai diberbagi tempatsepanjang induk
sungai tersebut, atau air irigasi yang keluar dari sawah-sawah dan di buamg kedalam
Untuk pemilihan titik pengambilan sampel dari air leding (air bersih), harus
diingat bahwa waktu detensi air tersebut didalam bagian tertentu system distribusi bias
bampai beberapa hari ataupun minggu tergantung dari debit pemakaiannya dibagian pipa
trsebut. Maka sebelum sampel diambil, waktu detensi tersebut sudah harus diperkirakan.
mewakili : (1) air yamg baru diolah (waktu detensi nol) guna menyelidiki efektivitas
BAB II – Halaman 10
system pengolahan air minum, atau (2) air dengan waktu detensi sedang dalam system
perpipaan guna menentukan kadar klor yang masih ada, atau (3) air pipa titik terjauh
dalam suatu system distribusi air minum dan dengan waktu detensi yang lama, guna
menentukan kadar klor aktif atau daya pelarutan air leding terhadap bahan pipa. Dalam
kasus pertama sampel harus diambil dari clear well instalasi pengolahan air minum,
dalam kasus kedua sampel harus berasal dari kran atau kran umum yang sering kali
dipakai dan tidak terlalu jauh dari instalasi pengolahan air minum, sedangkan dalam
kasus terakhir titik pengambilan sampel memerlukan informasi yang lengkap mengenai
Faktor utama yang menetapkan frekuensi pengambilan sampel air adalah sifa-
sifat badan air yang akan diteliti. Sifat air dari sumur dalam, pasti tidak berubah
secepat air limbah industri hanya satu atau beberapa parameter saja dari air sumur
tersebut yang aka berubah dengan musim (kemarau dan hujan) dan tidak memerlukan
pemeriksaan kualitas air yang sering, sedangkan pada air limbah industri dapat terjadi
perubahan yang besar baik pada debit maupun konsentrasi dari hampir semua
buangan penduduk, air limbah industri, air buangan pertanian dan air alam.
Pencemaran disini berarti semua keadaan atau perubahan keadaan yang dapat
membahayakan manfaat dari badan air tersebut. Pada umumnya, pencemaran oleh
salah satu sumber secara merata tetap ada (tidak pernah nol) namun masih dapat
BAB II – Halaman 11
diterima karena msih dibawah konsentrasi standar bahaya; diatas “pencemaran tetap”
tersebut terletak pencemaran yang besarnya berubah dengan waktu dan kadang-
kadang mencapai puncak yang melampaui standar tersebut. Ada pula beberapa
hidup hanya selama waktu yang tertentu dan kadang-kadang relative singkat,
misalnya pencemaran oleh adanya kegiatan pertanian yang menggunakan pupuk dan
pestisida yang hanya dilakukan pada bulan-bulan tertentu; adanya tumpah yang tidak
disengaja (spill) disuatu pabrik dalam waktu yang singkat. Contoh lain adalah sumber
pencemaran yang diakibatkan oleh perubahan suatu faktor dalam sungai; misalnya,
pada musim hujan, air hujan mengadakan pengglontoran dan akan terjadi
ada faktor lain yang berubah yaitu akibat kecepatan aliran dalam sungai atau saluran
bertambah, endapan pada dasar sungai dapat tergerus dan terbawah oleh aliran
sehingga kekeruhan naik secara drastis dan endapan sungai yang sudah membusuk
pada dasar sungai tersebut bercampur dengan air yang segar pada lapisan atas. Dalam
hal ini pencemaran akan terjadi, tergantung dari mampu tidaknya efek pengglontoran
air mengimangi efek bertambahnya kekeruhan dan endapan organis yang tergeru
stadi.
Garis besar perubahan pencemaran dengan waktu yang dijelaskan pada table 1.5;
dianggap bahwa perubahan yang cukup penting yang dapat terjadi dalam waktu
BAB II – Halaman 12
Table 2.2. Perubahan-perubahan jenis pencemaran dengan waktu
jenis aliran sungai atau saluran antara titik asal pencemaran dan titik asal pencemaran
dan tititk pengambilan sampel. Bila aliran tersebut bersifat laminar, maka bagian air
tercemar sulit dapat bercampur secara merata dalam air sungai atau saluran karena
membutuhkan jarak yang sangat panjang, sehingga pada tititk pengambilan sampel
kemungkinan ada bagian air yang tidak mengandung zat pencemar, sedangkan ada
bagian lain yang sangat tercemar dan yang mengikuti hampir semua perubahan-
BAB II – Halaman 13
perubahan sumber pencemaran tanpa pengurangan (dampening) puncak-puncak tetapi
dengan waktu keterlambatan yang tergantung jarak dan kecepatan aliran antara kedua
titik tersebut. Keadaan ini dinamakan aliran sumbat (plug flow). kasus kedua terjadi bila
aliran sungai atau saluran adalah sangat turbulen; pencampuran air buangan dengan air
sungai mudah dan cepat, dan merata kesemua arah dalam air sungai.
Akibat adanya aliran tercampur sempurna (completely mixed flow) ini, terjadi
pengenceran dan puncak dapat diratakan. Dari segi pengambilan dan analisa sampel,
aliran tercampur ini lebih cocok karena menjamin sampel dapat mewakili badan air
Kasus II: Terdapat perubahan pencemaran dengan waktu satu kali maksimum dan satu
kali minimum.
BAB II – Halaman 14
Dalam kasus ketiga sebenarnya sebanyak mungkin sampel diperlukan, namun hal
a) Sampel sesaat (grap sample), merupakan volum sampel yang diambil langsung dari
b) Sampel sesaat tersusun (integrated sample), perlu bila badan air pada titik
pengambilan sampel terdiri dari n aliran bagian, maka sampel tersusun yang
dimaksudkan untuk mewakili seluruh badan air akan terdiri dari n sampel bagian (1
sampel sesaat dari tiap aliran bagian) dengan volum tiap sampel sebanding dengan
(i=1…………n)
perubahan parameter badan air yang sedang diteliti selama masa yang cukup
Sampel campuran meliputi x menit dan terdiri dari y sampel bagian yang diambil
setiap x/y menit dan dengan volum tiap sampel bagian sesuai denagn volum air
yang mengalir melalui tempat pengambilan sampel dalam waktu x/y menit yaitu
(i =1,2,………..n )
BAB II – Halaman 15
Penyusunan sampel dapat dilakukan setelah seluruh debit diketahui, artinya setelah
semua sampel dapat dilakukan setelahsemua sampel bagian telah diambil dengan
otomatis. Namun kalau alat tersebut tidak dilengkapi dengan alat pengukur debit, alat
tersebut akan mengambil sampel dengan volumenya tetap sama sebagai pendekatan
sampel campuran yang asli, misalnya untuk sampel campuran ±2 L, 1 sampel sebanyak
khususnya pada parameter air yang akan diteliti, perlu taksiran teoritis dahulu,
misalnya karena adanya industri, kota, perubahan debit sungai dan sebagainya.
2. Maksud dan tujuan analisa, misalnya air sungai yang digunakan sebagai air baku
untuk produksi air minum, serta produksi air minum sendiri harus diawasi kualitasnya
dengan teliti karena pentingnya kesehatan masyarakat, walaupun perubahan mutu air
baku yang terjadi biasanya dapat diabaikan. Contoh lain adalah sampel-sampel yang
diambil, guna merencanakan sebuah instalasi pengolahan (air minum atau buangan
adalah paling sedikit 2 jam, tidak ada pentingnya untuk mengambil sampel campuran
lebih dari 2 jam. Bila parameter mutu air yang diperiksa adalah mengenai zat yang
bersifat racun terhadap manusia, ikan, tanaman, lumpur aktif dan mkroorganisme
lain, harus dibedakan efek racun kronis (jumlah racun kecil dan masa pencemaran
panjang) yang memerlukan frekuensi rendah saja, dan efek racun akut (jumlah racun
BAB II – Halaman 16
tinggi tetapi masa pencemaran singkat) yang memerlukan frekuensi pengawasan yang
tinggi.
3. Peralatan dan dana yang tersedia. Sebenarnya pengambilan sampel bisa cukup murah,
tetapi biaya pengangkutan dan analisa dapat membatasi jumlah sampel dan jumlah
parameter yang diperiksa pada setiap sampel (ongkos satu analisa COD bisa sampai
badab air yang sedang diperiksa, tetapi hanya mengenai beberapa parameter saja) dan
juga antara jumlah sampel yang bisa diambil disatu titik saja (banyak informasi di
berbagai saat), atau dibeberapa titik tang berbeda (banyak informasi pada berbagai
loaksi).
Dari uaraian-uraian diatas jelas bahwa pada umumnya sulit untuk memberi
tergantung sifat badan air yang sedang diteliti, maksud dan tujuan penelitian dan jenis
a) Penelitian sungai atau saluran yang sangat tercemar (terutama bila alat pengambilan
sampel tersedia) : diperlukan 12 buah sampel campuran (waktu 2 jam) yang terdiri
dari 4 sampai 12 buah sampel bagian (satu sampel bagian tiap 10 sampai 15 menit)
untuk analisa parameter yang utama (seperti COD, BOD, pH daya hantar listrik, dan
sebagainya); dari 12 sampel campuran tersebut dibuat 2 sampel tercampur lagi yang
masing-masing mewakili waktu siang (jam 6.00 sampai jam 20.00) dan waktu malam
(jam 20.00 sampai jam 6.00), untuk analisa parameter yang mahal, dan yang khusus
BAB II – Halaman 17
Skema mengenai penyediaan sampel campuran dapat dilihat pada gambar 2.4.
bila selama penelitian, ternyata salah satu unsure pencemaran harus diawasi dengan
lebih teliti, sampel sesaat dapat diambil misalnya tiap 30 menit dan dianalisa sesuai
keperluannya.
A B C D E K L
SIANG MALAM
GGGG
Gambar 2.4. Skema penyediaan sampel.
Dengan alat pengambilan sampel yang otomatis diambil 144 sampel
b) Pengawasan badan air secara rutin (setelah penelitian selesai dilakukan) frekuensi
pembagian sampel tidak perlu sesering pada waktu penelitian; misalnya sampel
sesaat diambil (dan debit bada air diukur) satu kali sehari pada saat pencemaran
BAB II – Halaman 18
c) Penelitian air pada system pengolahan air minum dan distribusi air minum : karena
pentingnya bagi kesehatan masyarakat dan pengalaman sudah ada, anjuran dari
Tabel 2.3. Frekuensi Pengambilan Sampel pada Sistem Pengolahan dan Distribusi
Air Minum Sesuai Anjuran WHO
*Pada setiap langkah system pengolahan : sampel paling sedikit diteliti 2 kali
perhari
*Pada sistem distribusi adalah sebagai berikut :
Waktu maksimum Jumlah minimum dari seluruh
Jumlah langganan
antara 2 sampel system distribusi
Sampai 20.000 1 bulan
20.001 sampai
2 minggu 1 sampel per 5000 langganan
50.000
per bulan
50.001 sampai
4 hari
100.000
1 sampel per 10.000 langganan
Lebih dari 100.000 1 hari
per bulan
Sumber: Alaerts dan Santika (1984)
Sangat sulit untuk menganjurkan analisa apa yang harus dilakukan pada sebuah
sampel, karena hal tersebut tergantung jenis badan air yang sedang diperiksa,
kegunaan badan air tersebut (bagi masyarakat setempat untuk perikanan, penyediaan
air minum, dan sebagainya) dan jenis pencemaran yang diduga dapat terjadi. Paling
sedikit diperlukan pengetahuan pendahuluan yang baik tentang kota dan industri
BAB II – Halaman 19
tersebut. Faktor lain yang sangat penting juga adalah pengetahuan atau pengukuran
jenis pencemaran atau unsure air adalah konserpativ, artinya tidak hilang dari larutan
air selama perjalanan dalam sungai, seperti ion Cl-, SO24- dan berbagai Janis logam.
Jenis unsure air lain tidak bersifat konserfativ hingga kadarnya berubah selama
sebagai CaCO3 atau larutan dari dasar sungai), Fe2+ / Fe3+, Mn2+ / Mn4+. Alkalinity,
BOD, (turun karena kegiatan biologis dalam sungai), zat tersuspensi (mengendap,
tersebut: apakah dicari efek keracunan, analisa air yang lengkap atau data untuk
perencanaan? Dalam kasus ketiga, biasanya juga perlu mengadakan analisa tidak hanya
pada sampel yang segar dengan semua zat tersuspensinya, tetapi juga pada sampel yang
telah terendap selama 0,5 sampai 2 jam agar supaya data yang didapatkan lebih sesuai
Akhirnya, hasil analisa dapat diinterpretasikan. Bila jumlah data analisa besar,
diperlukan bantuan ilmu statistic. Namum ilmu statistic yang tidak dikuasai dengan
BAB II – Halaman 20
Aturan umum untuk mencegah terjadinya kekeliruan-kekeliruan atau
penyimpangan besar pada hasil analisa sampel, adalah cukup sederhana dan nyata;
dibawah ini akan diuraikan beberapa anjuran yang dapat digunakan yaitu:
dengan baik ;
Untuk setiap analisa sampel, dibuat duplikat yang hasilnya harus mendekati sama
diperlukan paling sedikit 4 larutan referensi dengan kadar yang berbeda, namun yang
dapat saling dibandingkan sehingga kekeliruan dapat dilihat langsung (awas harus
didasari bahwa ketelitian kadar larutan referensi tergantung pada ketepatan larutan
Semua larutan standard dan larutan referensi harus berlaku, artinya dibuat dengan
teliti, dan tidak boleh tercemar, misalnya karena sudah tua, tidak disimpan dengan
baik, atau karena sebahagian dari larutan tersebut telah diambil lalu dituang kembali
kedalam botol (misalnya sisa dari titrasi); sebenarnya larutan standar, referensi dan
sebagainya yang sudah dikeluarkan dari botolnya, tidak boleh dikembalikan lagi.
Cara kerja diikuti dengan disiplin, namun dengan sikap yang kritis yaitu: apakah
BAB II – Halaman 21