J1A019114
ITP GENAP 2019
Mata kuliah : Analisis Pangan.
Hari / tanggal : Senin . 5 April 2021
Waktu : 90 menit.
Soal.
Jelaskan :
1. Dasar pertimbangan sehingga hasil pertanian segar dan olahan dilakukan komposisi
kimianya.
2. Syarat prosedur analisa yang ideal .
3. Tahapan analisa protein dan cara kerjanya.
4. a). Perbedaan analisa kadar abu cara kering dengan cara basah .
4. b). Prinsip analisa kadar air dan langkah kerjanya.
5. Jenis senyawa yang termasuk senyawa antioksidan dan cara kerja analisa
antioksidan..................( Tugas Saudara ) .
JAWABAN :
1. 1) Menguraikan komponen-kornponen bahan pangan (baik jenis maupun
jumlahnya), sehingga dapat disusun komposisi bahan tersebut.
2) Menentukan suatu komponen bahan untuk menentukan kualitas bahan pangan
tersebut.
3) Menentukan komponen bahan untuk menyusun menu.
4) Menentukan ada/tidaknya bahan ikutan/tambahan dalam makanan
5) Mendeteksi adanya bahan metabolik senyawa beracun dalam makanan
6) Mengikuti terjadinya pengolahan selama penanganan
3. Analisa protein :
METODE KJEHDAL
1. Proses destruksi
-Sampel dicampur dengan H2SO4 pekat (96%) kemudian dipanaskan sehingga
destruksi menjadi unsur – unsur. Elemen karbon, hydrogen teroksodasi menjadi CO,
CO2 dan H2O Nitrogen (N) teroksidasi menjadi (NH4)2 SO4
- Penambahan H2SO4 disesuaikan dengan tafsiran protein yang dikandung oleh bahan.
1 gram protein → 9 gram H2SO4
1 gram lemak → 17,8 gram H2SO4
1 gram karbohidrat → 7,3 gram H2SO4
2. DESTILASI
- Hasil destruksi + H2O (± 200ml)
- Kemudian ditambahkan NaOH 45% sampa icampuran bersifat basis
- Tambahkan Zn → supaya tidak terjadi super heating (percikan cairan) atau timbulnya
gelembung gas
- Untuk menangkap hasil destilasi dipakai HCL 0,1 N atau asam borat 4% → 50 ml
(mikro)
100 ml (makro) destilasi dimulai.
- Pada saat destilasi (NH4)2SO4 → NH3
- NH3 yang terbebaskan (terpecah ditangkap oleh HCL 0,1 N
- Destilasi berakhir setelah volume (destilat)
- Mikro 75 ml
- Makro 150 ml
- Untuk mengetahui perubahan warna ditambahkan PP Za + NaOH → Na2 Zn O2 +
H2
- H2 sebagai penahan letupan yaitu melalui sirkulsi / menimbulkan titik didih →
pemanasan merata
- NH3 + H3BO3 → (NH4)2BO3
- NH3 + HCL → (NH4)2CL
3. TITRASI
- Hasil destilasi, dititrasi denggan NaOH 0,1 N (NaOH standar)
- Akhir titrasi ditandai dengan telah terjadinya perubahanwarna larutan menjadi merah
jambu / muda dan tidak hilang selama 30 detik.
- Buat belangko
- Untuk mengkoreksi N yang bukan dari protein
- Kalkulasi
Selisih jumlah titrasi blangko dan sampel merupakan jumlah ekivalen nitrogen %
protein = % N x factor perkalian = % N x 6,25.
METODE BIURET
Dalam larutan basa cu++ membentuk kompleks dengan
ikatan peptida (CO – NH2) → warna ungu
Cara kerja
Pembuatan sampel kurva standar
1. Masukan kedalam tabung reaksi 0 (blanko), 0,1, 0,2,
0,4, o,6, 0,8 dan 1 ml iat prot standar.
2. Tambahkan air sampai volume total 4 ml
3. Tambahkan 6 ml peraksi biuret kedalam masing –
masing tabung ke kocok hingga campuran merata
4. Simpan tabung reaksi pada suhu 370C selama 10 0
pada suhu kamar selama 30 0 → warna ungu
Ukur asambensi pada 520 nm – 540 nm
PERSIAPAN SAMPEL
1. Hancurkan sampel dengan waring blender
2. Hancuran disaring
3. Diambil supernatanya → masukan kedalam
tabung reaksi
Jika campuran berupa cairan dan tidak keruh→ lakukan pengenceran
Jika sampel keruh atau 1 ml sampel lakukan
pengendapan denganTCA 10% sebanyak 1 ml → prot atau terdiatburasi
Lakukan sentrifugal pada 1000 rpm → 10
protein akan mengendap
Supernatan dibuang
Kedalam endapan tambahkan 2 ml etil eter
Lakukan sentrifugal kembali →TCA akan
hilang
Biarkan pada suhu kamar
Kedalam endapan kering tambahkan 4 ml
NaOH → campuran merata
Tambahan 6 ml reaksi biuret alkali dalam
peraksi akan melarutkan endapan yang
tersisa
LARUTAN BIURET
3 gr CuCO4 + 99 Na K tantrant kedalam 500
ml NaOH O.a.n
Tambahkan 5 gr kj → dicairkan hingga 100 ml
dengan menggunakan NaOH 0,2 N
LARUTAN STANDAR
Laruatan biuret jenuh albumin dalam air
dengan konteamus 5 gr/100 ml
Penetapan sampel
0.1 – 1 ml sampel dimasukkan kedalam tabung
reaksi
Diperlakukan seperti penetapan standar
Perhitungan
Y = ax + d
D = abs sampel
X = abs standar
A = kurva standar
METODE LOWRY
Reaksi antara Cu++ dengan ikatan peptide
dan reduksi as. Fosfomolibda fosfa
tungstat atau tirosin dan triptopan
(merupakan residu prot) → warna biru
Warna yang terbentuk tergantung kadar
tirosin dan triptopan dalam prot.
ML 100 kali lebih sensitive dari biuret
Pembuatan Kurva Standar
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi 0 (blangko)
0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 dan 1,0 ml prot standar
2. Tambahkan air → volume 4 ml
3. Tambahkan 5,5 ml peraksi fosfomolibda +
fosfotungstat (50 ml) campur hingga rata
4. Biarkan 10 – 15 → suhu kamar
5. Tambahkan 0,5 ml preaksi coicatteaou dan
kocok hingga merata
6. Biarkan 30 → warna biru
7. Ukur absorbansi pada 650 nm
8. Buat kurva standar
Persiapan sampel → sama dengan biuret
Penetapan sampel
0,1 – 1 ml sampel → tabung reaksi
Lakukan seperti standar.