kandungan zat gizi menyeluruh yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lipida, dan kadar karbohidrat • Pada analisis proksimat, karbohidrat biasanya dianalisis secara by difference Analisis Proksimat • Analisis proksimat adalah analisis komponen mayor dalam bahan pangan dan hasil pertanian lainnya yang meliputi analisis kuantitatif kandungan zat-zat : air, abu, lipida, protein, dan karbohidrat. • Hasil analisis biasa disajikan sebagai nilai kadar dalam satuan % (persen) Manfaat Analisis Proksimat • analisis proksimat akan dapat diketahui kandungan zat gizi mayor suatu bahan • Data analisis proksimat juga bermanfaat dalam membandingkan kualitas komoditas sejenis ; apakah potensial sebagai bahan makanan sumber kalori, sumber protein, sumber mineral, dan sebagainya Analisis KH • Biasanya, analisis karbohidrat (KH) tidak dilakukan di laboratorium tetapi dihitung dengan rumus sebagai berikut : • % KH (wb) = 100% - % wb (air+abu+lipida+protein) • % KH (db) = 100% - % db (abu+lipida+protein) • *wb = wet basis (basis basah) • *db = dry basis (basis kering) carbohydrate by difference • Kadar KH yangg dihitung seperti di atas (tidak dianalisis tersendiri) dinamakan ‘carbohydrate by difference’ Analisis Kadar Air Bahan • Data kadar air bahan bisa untuk pertimbangan apakah bahan harus segera diproses atau dapat disimpan lebih dahulu, bagaimana teknik penyimpanan yang sesuai, apakah perlu diturunkan/dikurangi kadar airnya lebih dahulu ? Metode Analisis Kadar Air 1. Metoda pengeringan (thermogravimetri) 2. Metoda destilasi (thermovolumetri) 3. Metoda kimiawi (Fischer method) 4. Metoda fisikawi Metoda Thermogravimetri • Prinsip : Menguapkan air dari bahan dengan pemanasan sampai berat konstan, sampai semua air sudah menguap habis. • Kelemahan : zat yang mudah menguap ikut menguap dan dihitung sebagai air Perhitungan Analisis Kadar Abu dan Mineral • Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. • Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya • Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan Mineral • 96% bahan makanan terdiri dari bahan organic dan air. Sisanya terdiri dari unsur mineral • Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organik dan garam anorganik. – Yang termasuk dalam garam organik misalnya garam- garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat. – Sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat • Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukkan kandungan mineral yang terdapat dalam bahan tersebut, kemurnian, serta kebersihan suatu bahan yang dihasilkan Penentuan konstituen mineral • Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : – Analisis abu : total, soluble & insoluble – Analisis mineral individual • Pengabuan adalah proses pembakaran bahan organik untuk menghasilkan zat abu. • Abu merupakan residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan Metode Pengabuan • Metode Pengabuan basah • Metode Pengabuan kering Pengabuan Basah • Pengabuan ini menggunakan oksidator-oksidator kuat (asam kuat). • Biasanya digunakan untuk penentuan komponen mineral • Pengabuan cara basah ini dilakukan dengan mendestruksi komponen-komponen organik (C, H, dan O) bahan dengan oksidator seperti asam kuat • Prinsip pengabuan cara basah adalah memberi reagen kimia (asam kuat) pada bahan sebelum pengabuan • Reagen tersebut dapat berupa : H2SO4 pekat, campuran H2SO4 dan K2SO4, campuran H2SO4 dan HNO3, serta campuran HNO3 dan HClO4 Cara pengabuan Basah • Menurut Zainal (2008), langkah – langkah penentuan kadar abu dengan cara basah yaitu: • Sampel dengan berat 2−5 g dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer, kemudian ditambahkan campuran HNO3 pekat: HClO4 = 4 : 1 sebanyak 10 ml dan ditutup dengan gelas erlogi (1 malam) • pemanasan sampel di atas hotplate pada suhu 115oC selama 6−8 jam sampai larutan berwarna bening. • Larutan hasil destruksi lalu dimasukkan dalam labu ukur 10 ml dan ditambah HNO3 10% sampai tanda batas • Larutan tersebut siap untuk pengukuran dengan SSA Pengabuan Kering • Pengabuan kering merupakan analisis kadar abu yang dilakukan dengan cara mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi di dalam suatu tanur pengabuan (furnace), tanpa terjadi nyala api, sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan dan berat konstan tercapai • Sebelum diabukan, sampel-sampel basah dan cairan biasanya dikeringkan lebih dahulu di dalam oven pengering • Suhu pengabuan yang dianggap aman dari kehilangan sejumlah mineral karena penguapan adalah 500oC Tujuan pengabuan • untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan • untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan • untuk menentukan atau membedakan fruit vinegar (asli) atau sintetis • sebagai parameter nilai gizi bahan makanan Perhitungan Metode Pengabuan Kering • Kadar abu (wb) = [(bobot abu) : (bobot sampel)]x100%
• Kadar abu (db) = bobot abu x 100%
bobot sampel bebas air
• Kadar abu (db) = kadar abu (wb) x [100 / (100-%air)]
Analisis Protein • Metode Kjeldhal : dapat secara Makro dan Mikro • analisis protein, yang ditera adalah total kadar unsur N dalam sampel, dengan asumsi adanya senyawa bernitrogen selain protein dapat diabaikan. Prinsip Analisis Kjeldhal • Prinsip : bila sampel didigesti dengan cara pendidihan dalam asam sulfat pekat, unsur C dan H akan habis menjadi CO2 dan H2O sedangkan unsur N akan tereduksi menjadi garam (NH4) 2SO4 dalam larutan asam sulfat. Bila cairan hasil destruksi dialkaliskan dengan NaOH, ammonium sulfat akan melepaskan gas ammonia (NH4OH) yang kemudian dapat didestilasi dan ditangkap dengan larutan HCl standar (atau H2SO4) berlebihan. • Kelebihan asam ditera dengan titrasi larutan NaOH standar dengan indikator phenolphthalein (pp) Proses Makro dan Mikro Kjeldhal • Makro : – Destruksi : Senyawa N + H2SO4 à (NH4)2SO4 – Destilasi : (NH4)2SO4 + 2 NaOH à Na2SO4 + 2 NH4OH HCl + NH4OH à NH4Cl + H2O – Titrasi balik : HCl + NaOHstandar à NaCl + H2O • Mikro : – Reaksi distilasi : HBO3 + NH4OH NH4BO3 + H2O – Titrasi balik : HCl + NH4BO3 HBO3 + NH4Cl Perhitungan Metode Kjeldhal
• %N = × N.NaOH × 14,008 × 100%
• %N = × N.HCl × 14,008 × 100 % Perhitungan Metode Kjeldhal • Kadar protein (%) = % N x faktor konversi • Nilai faktor konversi berbeda tergantung sampel • Sereal 5,7 . Roti 5,7 . Sirup 6,25 . Biji-bijian 6,25 . Buah 6,25 . Beras 5,95 . Susu 6,38 . Kelapa 5,20 . Kacang Tanah 5,46 • Apabila faktor konversi tidak diketahui, faktor 6,25 dapat digunakan . • Faktor ini diperoleh dari fakta rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %. • Kadar Protein (%) = N x 100/16 = N x 6,25 Analisis Lipid • Metode : Soxhlet • Penentuan kadar lemak & minyak bahan pangan dapat dilakukan dengan cara extraksi sample bahan kering menggunakan solven/pelarut non polar (proses pelarutan), menguapkan solven dari extrak dan dilanjutkan penimbangan residunya • alat extraksi Soxhlet, alat extraksi Goldfish, dan hasil pengembangannya seperti Soxhlet mikro serta Soxtec Prosedur Metode Soxhlet • Timbang 1-2 g bahan yg sudah kering dan sudah dite- pung (lolos 40 mesh), masukkan dalam tabung extraksi Soxhlet • Pasang tabung extraksi tsb pada alat distilasi Soxhlet mikro dng solven petroleum-ether secukupnya (+ 10 ml), selama 4 jam distilasi • Petroleum-ether yg telah mengandung lemak/minyak dipindahkan ke dalam botol timbang bersih yg telah diketahui bobotnya; kemudian solven diuapkan diatas water-bath; dan selanjutnya dikeringkan dalam oven 100 oC sampai bobot konstan • Bobot residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai bobot lemak / minyak. Perhitungan • Kadar lemak (%wb) = (berat awal – berat akhir) x 100% berat awal • Kadar lemak (%db) = (berat awal – berat akhir) x 100% berat akhir Terimakasih