Anda di halaman 1dari 24

SKEMA ANALISIS PROXIMATE

HENNEBERG & STOHMANN (1860)


PENENTUAN KADAR AIR
Kadar air ditentukan sebagai persen kehilangan
bobot sampel pakan setelah dikeringkan dalam
oven sampai bobotnya konstan

• Menimbang sampel pakan sebanyak 1-2 g dalam wadah


yang telah diketahui beratnya
• Kemudian keringkan dlm oven suhu 105ºc selama 3–5 jam
hingga bobotnya konstan. kemudian didinginkan dalam
desikator dan ditimbang
• Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam
bahan pakan
PENENTUAN KADAR AIR

KELEMAHANNYA:
1. Asam-asam organik yang mudah menguap menjadi
hilang
2. Air asal dekomposisi senyawa organik ikut menguap

Berat awal bahan - Berat akhir bahan


sebelum dioven (g) setelah dioven (g)
AIR (%) = ---------------------------------------------------------------- X 100
Berat awal bahan sebelum dioven (g)

100% - % KADAR AIR = % BAHAN KERING (Dry Matter)


PENENTUAN KADAR ABU (MINERAL)
PRINSIP KERJA:
MEMBAKAR BAHAN DALAM TUNGKU (FURNACE) SUHU 500 - 600oC,
SEHINGGGA SELURUH SENYAWA ORGANIK HABIS TERBAKAR, SISANYA
ADALAH ABU YANG MERUPAKAN KUMPULAN DARI BERBAGAI MINERAL

PROSEDUR KERJA:
TIMBANG 2-10 g SAMPEL PAKAN dlm CAWAN CRUSSIBLE KERING
yang TELAH DIKETAHUI BERATNYA, KEMUDIAN DIBAKAR
DALAM OVEN 500 - 600°C SELAMA 6 – 8 JAM. SETELAH ITU
DIMASUKKAN KE DALAM CRUSSIBLE BERISI ABU KE DESIKATOR
DAN TIMBANG SETELAH DINGIN

Berat Abu (g)


KADAR ABU (%) = ------------------------------------------------------------------ x 100
Berat awal bahan sebelum dibakar (g)

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) digunakan


untuk menentukan kandungan mineral tertentu
ANALISIS PROTEIN KASAR
• PRINSIP
Penetapan nilai protein kasar (PK) suatu bahan pakan
dilakukan secara tidak langsung, karena didasarkan pada
penentuan total kandungan NITROGEN yang terdapat di
dalam bahan pakan.
Kandungan NITROGEN yang diperoleh dikalikan dengan
6,25 sebagai angka konversi nilai nitrogen menjadi nilai
protein.
Nilai 6,25 diperoleh dari asumsi bahwa protein mengandung
16 % nitrogen (protein : nitrogen = 100 :16 = 6,25 : 1)

Analisis PROTEIN KASAR


PENENTUAN NITROGEN MELALUI 3 TAHAP ANALISIS
1. Destruksi/Digesti: penghancuran bahan pakan menjadi
komponen sederhana, shg Nitrogen dalam bahan pakan
terpisah dari ikatan organiknya. Kemudian Nitrogen tsb diikat
oleh H2SO4 menjadi (NH4)2SO4
2. Destilasi: tahap pemisahan
Pengikatan komponen organik tidak hanya pada Nitrogen, tapi
juga thd komponen lain, shg Nitrogen harus dipisah. untuk
melepas Nitrogen dalam larutan (NH4)2SO4 menjadi NH3
dengan pemberian NaOH jenuh. Agar perubahan terjadi
sempurna, maka dilakukan pemanasan. Gas NH3 yang
terbentuk selanjutnya dikondensasi, NH3 diikat oleh Asam
Borat (H3BO3) membentuk (NH4)3BO3
3. Titrasi: tahap penetapan nilai nitrogen.
Nitrogen dlm (NH4)3BO3 ditentukan jumlahnya melalui
titrasi dengan HCl.
PROSEDUR KERJA
•Timbang 1 g bahan yang telah dihaluskan, lalu masukkan
ke dlm labu Kjeldahl. Tambahkan 7,5 g K2SO4 dan 0,35 g
HgO, selanjutnya tambah 15 ml H2SO4 pekat.
•Panaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl pada lemari
asam sampai berhenti berasap. Teruskan pemanasan
sampai mendidih dan cairan menjadi jernih. Teruskan pe-
manasan tambahan lebih kurang 1 jam. Matikan api
pemanas dan biarkan menjadi dingin
• Tambahkan 100 ml aquades dan beberapa lempeng Zn
ke dalam labu. Tambahkan juga 15 ml K2SO4 4% dan
akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50%
sebanyak 50 ml.
• Pasangkan labu pada alat destilasi, panaskan perlahan-
lahan sampai dua lapisan cairan tercampur, kemudian
panaskan dengan cepat sampai mendidih
• Destilat ditampung dlm Erlenmeyer yang telah diisi 50
ml larutan standar HCl 0.1 n dan 5 tetes indikator Metil
Red. Lakukan destilat sampai destilat tertampung
sebanyak 75 ml

Analisis PROTEIN KASAR


• Lakukan titrasi destilat yang diperoleh, dengan
standar NaOH 0.1N sampai berwarna kuning
• Buat juga larutan blanko dgn mengganti bahan
dengan aquades, lakukan destruksi, destilasi,
dan titrasi, nilai Nitrogen akan diperoleh.

% PROTEIN = % N X 6.25

Analisis PROTEIN KASAR


ml HCl X N HCl X 6,25 X 14 X 0,001
PK (%) = ------------------------------------------------------- X 100
Berat awal bahan (g)

Keterangan:
PK = protein kasar
ml HCl = volume hcl yang digunakan untuk titrasi (ml)
N HCl = nilai normalitas larutan HCl
6,25 = angka konversi nitrogen ke protein kasar
14 = Berat Atom NITROGEN
0,001 = konversi satuan mili liter ke liter

Analisis PROTEIN KASAR


KONVERSI KADAR NITROGEN

N BAHAN FAKTOR
O. KONVERSI
1. BIR, SIRUP, BIJI-BIJIAN, RAGI, MAKANAN 6.25
TERNAK, BUAH-BUAHAN, TEH, ANGGUR
2. BERAS 5.95
3. ROTI, GANDUM, MAKARONI, BAKMI 5.70
4. KACANG TANAH 5.46
5. KEDELEI 5.75
6. KENARI 5.18
7. SUSU KENTAL MANIS 6.38
ALAT DESTRUKSI KJELDAHL
Rangkaian proses analisa PK
ANALISIS FRAKSI LEMAK

• PRINSIP
Melarutkan (ekstraksi) lemak yang terdapat dalam bahan
dengan pelarut lemak selama beberapa waktu (3-8 jam).
Ekstraksi menggunakan Alat Sokhlet. Lemak yang
terlarut akan terakumulasi dalam labu Sokhlet.
Kemudian dipisah dari pelarutnya dengan cara
dipanaskan dalam oven suhu 105oC. Pelarut akan
menguap sedangkan lemak tertinggal dlm wadah. Lemak
dalam wadah ditimbang beratnya.
Analisis LEMAK
Prosedur analisa lemak

• Timbang 2 g bahan yang telah dihaluskan,


kemudian masukkan ke dlm tabung ekstraksi
dan pasang pada alat distilasi Soxhlet dengan
pelarut petroleum ether selama 4 jam.
• Setelah residu dalam tabung ekstraksi diaduk,
ekstraksi dilanjutkan lagi selama 2 jam dengan
pelarut yang sama
Prosedur analisa lemak
• Petroleum Ether yg telah mengandung ekstrak lemak
dipindahkan ke dalam botol timbang yang bersih dan
diketahui beratnya, kmd diuapkan dgn penangas air
sampai agak pekat.
• Teruskan pengeringan dalam oven 100º C sampai
beratnya konstan
• Berat residu dalam botol timbang dinyatakan sebagai
berat lemak
• KOMPONEN FRAKSI
Lemak, Minyak, Malam (Lilin), Pigmen, Asam Organik,
Klorofil, Sterol, Vitamin A D E K, Curcumin, Karoten.

• RUMUS
Berat Lemak (g)
Lemak (%) = -------------------------------- X 100
Berat Awal Bahan (g)

Analisis LEMAK
ANALISIS FRAKSI
SERAT KASAR
• PRINSIP
Komponen bahan yang tidak larut dlm perebusan
dgn asam encer dan basa encer selama 30 menit,
adalah serat kasar dan abu.
Untuk mendapatkan nilai serat kasar, maka bagian
yang tidak larut (residu) dibakar sesuai prosedur
analisis abu. Selisih residu dengan abu adalah serat
kasar.
Analisis SERAT KASAR
PROSEDUR PENENTUAN SERAT KASAR
• Serat kasar merupakan residu bahan makanan
setelah direbus dengan asam dan basa mendidih.
terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan
pentosa
• SAMPEL dimasukkan ke dalam ERLENMEYER
600 mL + 200 mL H2SO4 MENDIDIH dan TUTUP
serta DIDIHKAN selama 30 menit
• Saring dengan kertas saring kemudian residu
dalam erlenmeyer dicuci dgn aquades mendidih.
PROSEDUR PENENTUAN SERAT KASAR
• Pindahkan residu dari kertas saring ke dalam labu
Erlenmeyer, sisanya dicuci dengan NaOH mendidih
sebanyak 200 ml sampai semua residu masuk ke
dalam erlenmeyer.
• Didihkan dan kadang-kadang digoyang selama 30
menit
• Serat kasar merupakan residu bahan makanan
setelah direbus dengan asam dan basa mendidih,
terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan
pentosa
PROSEDUR PENENTUAN SERAT KASAR

• SAMPEL dimasukkan ke dalam ERLENMEYER


600 mL + 200 mL H2SO4 MENDIDIH dan TUTUP
dan DIDIHKAN selama 30 menit
• Saring dengan kertas saring yang telah diketahui
beratnya sambil dicuci dengan larutan K 2SO4 10 %.
• Cuci lagi residu dgn aquades mendidih, kemudian
dicuci dengan 15 ml alkohol 95%
PROSEDUR PENENTUAN SERAT KASAR

• Keringkan kertas saring (suhu 110ºc) sampai


berat konstan, lalu dinginkan dalam desikator
dan timbang
• BERAT RESIDU = BERAT SERAT KASAR

Berat Residu (g) – Berat Abu (g)


SK (%) = ---------------------------------------------- X 100
Berat Awal Bahan (g)

Anda mungkin juga menyukai