(KUANTITATIF)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Afif Zhafir Zidane (P21331119002)
2. Aliffio Azhar Ariqa (P21331119004)
3. Alivia Anis Bhasila (P21331119005)
4. Aliyya Nur Azizs (P21331119006)
5. Amalia Nurul Izzah (P21331119008)
6. Angger Ayulia R. (P21331119010)
7. Dhemara Nursalim B. (P21331119021)
8. Maulida Nugrah P. (P21331119037)
9. Muthmainnah (P21331119039)
A. TUJUAN
Titrasi reduksi oksidasi yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
reduktor dalam suasana asam kuat dengan menggunakan larutan baku KMnO4. Larutan
KMnO4 merupakan larutan yang berwarna sehingga dapat sekaligus digunakan sebagai
indikator.
D. PROSEDUR
Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat 0,1 N
1. Ditimbang dengan teliti 0,6500 g asam oksalat dehidrasi
2. Larutkan dengan 25 ml aquades dalam gelas kimia
3. Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 ml
Pembuatan Larutan Kalium Permanganat dengan Larutan Asam Oksalat 0,1 N
1. Dimasukkan larutan kalium permanganat ke dalam buret 50 ml
2. Dipipet 10 ml larutan asam oksalat 0,1 N
3. Ditambahkan 10 ml asam sulfat 4 N
4. Dipanaskan hingga suhu 40-60 derajat celsius
5. Dititrasi larutan yang telah dipanaskan dengan larutan kalium permanganat sampai
berwarna merah lembayung
6. Dilakukan secara duplo
A. TUJUAN
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti perak. Jadi
argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi
argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar
garam perak nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan
dapat ditentukan. (Underwood, 1992)
Argentometri adalah suatu cara titrasi yang berdasarkan pembentukan endapan, sehingga
titrasi ini dapat juga disebut dengan titrasi presipimetri. Tetapi karena perak nitrat yang
digunakan sebagai larutan standard, maka titrasi ini lebih dikenal dengan argentometri. (Tim
Kimia Analitik, 2014)
D. PROSEDUR
METODE MOHR
1. Masukkan larutan AgNO3 ke dalam buret sebanyak 50 ml
2. Pipet 10 ml larutan NaCl 2% menggunakan pipet ukur dan masukkan ke dalam
Erlenmeyer
3. Tambahkan 2-3 tetes indicator K2CrO4 dan kocok hingga rata
4. Mulailah titrasi hingga terjadi perubahan warna menjadi endapan agak kemerahan
5. Setelah terjadi endapan, catat pengurangan larutan di buret yang dititrasi.
METODE VOLHARD
Pembakuan AgNO3 dengan NaCl2
1. Masukkan AgNO3 ke dalam buret sebanyak 50 ml dengan menggunakan corong
2. Pipet sampel NaCl sebanyak 10.00 ml
3. Masukkan ke dalam Erlenmeyer
4. Tambahkan indicator K2CrO4 sebanyak 1 ml = 20 tetes
5. Titrasi dengan AgNO3 sampai larutan menjadi berwarna merah bata.
Pembakuan CNS
1. Masukkan larutan KCNS sebanyak 50 ml ke dalam buret dengan menggunakan corong
2. Lalu, pipet 10.00 ml larutan AgNO3, dan masukkan ke dalam Erlenmeyer
3. Tambahkan 5 ml larutan HNO3 6N
4. Tambahkan indicator Ferri Allum sebanyak 1 ml = 20 tetes
5. Homogenkan dan titrasi dengan larutan KCNS, sampai berwarna merah kecoklatan.
Penetapan Kadar Cl
1. Pipet larutan sampel NaCl yang telah dilarutkan sebanyak 10.00 ml
2. Masukkan ke dalam Erlenmeyer
3. Tambahkan HNO3 sebanyak 5 ml, dan tambahkan 10.00 ml AgNO3 dengan pipet
volumetrik
4. Panaskan dalam suhu 60 derajat sampai terbentuk endapan putih, kemudian endapan
yang terbentuk disaring.
5. Lalu, cuci dengan larutan HNO3 encer sampai air cucian tidak mengandung ion
garam.
6. Tambahkan indicator Ferri Allum sebanyak 1 ml = 20 tetes.
7. Lalu di titrasi sampai larutan berwarna cokelat.
E. HASIL TITRASI
Ada 3 hasil erlenmeyer:
-hasil pembakuan AgNO3 dengan NaCl : larutan berwarna merah bata
-hasil pembakuan Thiosianat (CNS) : larutan berwarna merah kecoklatan
-hasil penetapan sampel Klorida (Cl) : larutan berwarna cokelat
PRAKTIKUM KIMIA PANGAN
PENENTUAN KADAR AIR
A. TUJUAN
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah untuk menentukan kadar air beberapa bahan
pangan dengan menggunakan metode pengeringan oven
D. PROSEDUR
1. Panaskan Oven 105° C (oven vacuum 60° C),masukan petri dish kosong ke
oven selama 30 menit pemanasan.Keluarkan dan masukkan petri dish ke
desikator selama 15 menit sampai mencapai suhu kamar.Timbang petri dish
secara kunatitatif (gunakan penjepit)
2. Timbang bahan 10.00 gr ke dalam petri dish,dan di masukkan petri dish
tersebut ke oven dan panaskan selama 2 jam (suhu oven harus dijaga,agar
bahan tidak hangus)dengan tidak membuka-buka ovem,lalu di pindahkan ke
desikator dan di dinginkan selama 15 menit sampai suhu ruang dan tumbang
kembali secara kuantitatif
3. Timbang petri dish berisi bahan sampai didapatkan berat yang constant
Perhitungan :
(Berat bahan + petri dish) awal – (Berat bahan + petri dish ) akhir X 100%
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah membuat larutan Na2CO3 yang akan
digunakan untuk praktikkum berikutnya atau dikemudian hari.
A. TUJUAN
Kadar Abu adalah komponen campuran anorganik atau mineral pada bahan
pangan. Penentuan kadar abu bertujuan untuk menentukan baik atau tidaknya suatu
pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, serta sebagai parameter gizi
suatu bahan makanan.
D. PROSEDUR
(Metode Kering / Dry Ashing)
1. Beri tanda (nomor) pada porselen crusibel dan tutupnya dengan pensil lilin
tahan panas lalu masukkan ke dalam muffle furnace dan panaskan hingga suhu
5500C selama 12 jam
2. Setelah 12 jam, angkat menggunakan penjepit lalu masukkan ke desikator.
Diamkan hingga suhunya turun.
3. Setelah dingin, timbang porselen crusibel menggunakan timbangan analitik
4. Masukkan 1 gr bahan ke setiap porselen crucible lalu timbang lagi
menggunakan timbangan analitik
5. Masukkan porselen crusibel yang sudah diisi bahan ke dalam muffle furnace,
panaskan hingga suhu 5500C selama 12-18 jam
6. Setelah 12 jam, tunggu 30 menit sebelum membuka muffle furnace.
7. Buka muffle furnace dan pindahkan porselen crusibel ke desikator secara hati-
hati menggunakan penjepit
8. Setelah suhunya turun, timbang porselen crusibel bersama isinya
menggunakan timbangan analitik
9. Perhatikan warna abu yang terbentuk
10. Perhitungan:
(Berat crusibel +tutup+ba h an) ak h ir −( berat crusibel+tutup+ ba h an ) kosong
Berat ba h an(gr)
x100%
PRAKTIKUM KIMIA PANGAN
B. ALAT
- Botol semprot / Botol aquades
- Kertas saring
- Labu takar 50 mL dan 250 mL
- Pipet tetes
- Pipet volume 5 ML
- Spektofotometer
- Test tube
- Timbangan analitik
C. BAHAN
- Larutan HCL pekat
- Larutan KSCN 40%
- Larutan H2SO4 30%
- Larutan K2S2O7 7%
- 0,7022 gr garam mohr
- Bahan obat murni
- ferrofort®
- Cerebrovit®
D. PROSEDUR
1. Pipet 5.00 ml larutan bahan ke dalam test tube dan tambahkan 1.00 ml H2SO4
30%, 1.00 ml K2S2O7 7%, 1.50 ml KSCN 40% (ditambahkan pada saat akan
dibaca), aquades bebas CO2 sampai volume total 10.00. Kocok hingga
homogen dan dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang
540nnm
2. Buat blanko dan working standar
3. Perhitungan :
OD sampe−OD blanko 1 100 1
× Kadar standar × × × 3 =mg %
OD standar−OD blanko fp berat sample(gr ) 10
PRAKTIKUM KIMIA PANGAN
A. Tujuan
Labu kjeldahl
Spatula
Kaca arloji
Kompor listrik
Neraca analitik
Gelas beaker
Gelas ukur
Pipet sedot
Erlenmeyer
Corong
Buret
Pipet tetes
Alat destilator
Kertas lakmus
Sampel
K2SO4
NAOH 0.02N
NA2S2O3
H2SO4 pekat
HgO
HCL 0.02N
H2C2O4 0.02N
Pp 0.1%
D. Prosedur
Destruksi
1. Timbang 50.00 mg bahan kering atau 0.1 ml bahan cair masukan kedalam labu kjeldahl da
n tambahkan 40 mg K2SO4, 10 mg HgO, dan 1 ml H2SO4 pekat
2. Destruksi sampai jernih lalu dinginkan di suhu ruang, hasil destruksi disebut destoat
Destilasi
1. Pipet 5.00 ml asam borat 4% dan 2-3 tetes indikator mixture atau BCG 0.1% masukkan ke
dalam erlenmeyer 125 ml
2. Letakan erlenmeyer 125 tersebut pada ujung destilator sehingga ujung destilator terendam
dengan asam borat 4%
3. Olesi bibir kjeldahl yang berisi destroat dengan vaselin dan tuang destroat kedalam destilat
or yang sudah diberi vaselin juga. Lalu tambahkan 3 tetes pp 0.1% dan 8-10 ml NAOH-NA2
S2O3 (suasana harus basa) atau NAOH 40%, bilas dengan aquades, tutup destilator dan mula
i destilasi.
4. Destilasi berakhir apabila destilat yang tertampung adalah 20-40 ml (+/- 15 menit). cek lar
utan yang keluar dengan kertas lakmus atau indikator universal yaitu suasana harus netral.
5. Angkat erlenmeyer 125 ml, dinginkan, dan titrasi dengan HCL 0.02N sampai warna kemba
li ke warna semula.
PRAKTIKUM KIMIA PANGAN
A. TUJUAN
Mengetahui kadar Ca dalam CaCO3 secara baik dan sesuai dengan prosedur.
D. PROSEDUR
1. Timbang sampel 150 mg menggunakan kaca arloji pada tiimbangan analitik
2. Taruh sampel pada gelas kimia 200 ml, kemudian sampel ditambahkan HCl 4N 5
ml
3. Panaskan sampel sampai mendidih, setelah mendidih tambahkan aquades sampai
volume larutan 200 ml dan panaskan hingga suhu 900C, kemudian tambahkan
indikator MO sebanyak 2 tetes lalu diamkan sampai mendidih, setelah mendidih
tambahkan amonium oksalat dengan cara ditetes perlahan dengan diaduk
4. Setelah itu tambahkan amoniak sampai berwarna kuning dengan diaduk, jika
sudah berwarna kuning masukkan ke dalam water bath sampai suhu 900C,
kemudian dinginkan
5. Lalu saring sampel tersebut menggunakan erlenmeyer dan corong kaca yang telah
diberi kertas saring, kemudian endapan dicuci dengan CH3COOH + aquades
6. Siapkan buret yang dibilas dengan larutan standar KMnO4, kemudian isi buret
dengan larutan standar KMnO4 0,1 N
7. Taruh sampel endapan pada erlenmeyer dengan cara dilipat menjadi 2
8. Panaskan H2SO4, setelah itu masukkan ke dalam erlenmmeyer yang telah diisi
dengan sampel endapan
9. Kemudian panaskan larutan sampai suhu 700C
10. Titrasi dengan dengan KMnO4 0,1 N sampai larutan berwarna pink
Perhitungan :