Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN KADAR CaO REAKTIF DALAM KAPUR TOHOR

Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida (CaO), adalah hasil
pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO3) pada suhu kurang lebih 90 derajat
Celcius.[5] Jika disiram dengan air, maka kapur tohor akan menghasilkan panas dan berubah
menjadi kapur padam (kalsium hidroksida, CaOH)[6]
Saat kapur tohor disiram dengan air, terjadi reaksi sebagai berikut:
CaO (s) + H2O (l)   Ca(OH)2 (aq) (ΔHr = −63.7 kJ/mol of CaO)

Kapur tohor (CaO), juga disebut kalsium oksida, adalah produk kalsinasi batu kapur dalam
kiln putar, vertikal, atau lainnya yang spesifik pada suhu 1000–1300℃. Senyawa ini
terutama terdiri dari oksida kalsium dan magnesium. Kapur tohor tersedia dalam sejumlah
ukuran, dari kapur gumpalan dan kerikil hingga kapur butiran atau lumat.
Batu kapur memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang umumnya bervariasi. Banyak sifat-sifat fisis
maupun kimia yang telah diselidiki untuk berbagai tujuan dan kepentingan pemanfaatan [Boynton,
1999], beberapa tipikal dari sifat-sifat tersebut antara lain adalah : Sifat-sifat fisika : Porositas
(porosity), kerapatan ruah (bulk density), konduktifitas panas (thermal conductivity), panas jenis
(specific heat), panas pembentukan (heat of formation), kelarutan (solubility). Sifat-sifat kimia :
Kestabilan kimia (chemical stability), bikarbonat (bicarbonates), nilai pH (pH value), reaksi dengan
asam (reaction with acids), dengan klorin (chlorine), dengan senyawa fosfor (phosphorus
compound), dengan amoniak (ammonia), penguraian dengan panas (thermal dissosiation).

Bahan-bahan :
1. Kapur tohor
2. Larutan gula 30-40 brix
3. Aquades
4. Larutan HCl 1 N
5. Indikator P.P
Alat-alat :
1. Mortir porselin
2. Gelas ukur 50ml
3. Corong
4. Kertas saring
5. Gelas kimia
6. Pipet volume 25ml
7. Labu Erlenmeyer 300ml
8. Buret 50ml
9. Gelas arloji
10. Labu takar 250ml
Cara Kerja :
1. Haluskan semua kapur sampel menggunakan mortir porselin.
2. Timbang secara analitis 10 gram kapur yang sudah dihaluskan, lalu masukkan dalam
mortir, tambahkan berturut-turut 30ml aquades dan 150ml larutan gula 30-40 brix
(yang sudah dibuat), gerus/campur homogen.
3. Masukkan secara kuantitatif dalam labu takar 250ml, strip dengan larutan gula (yang
dibuat) sampai garis tanda 250ml.
4. Gojok hingga tercampur, kemudian ditapis.
5. Lakukan titrasi dengan cara ; pipet 25ml filtrat, masukkan dalam Erlenmeyer, lalu
tambahkan 3 tetes indicator P.P hingga warna merah muda. Titrasi menggunakan
larutan HCl 1 N sampai dengan warna merah muda tepat hilang.
Perhitungan :
Kadar CaO rekatif = ml titrasi x N. HCl x 2,8 %

PENENTUAN DISPERSITAS SUSU KAPUR

Bahan-bahan :
1. Kapur tohor
2. Air kran
Alat-alat :
1. Panci almunium
2. Gelas ukur 100ml
3. Alat Penimbang Boume
4. Gelas kimia 1000ml
Cara Kerja :
1. Padamkan kapur tohor dalam panci almunium lalu tambahkan beberapa ml air kran,
sampai menjadi bubur kapur.
2. Ambil beberapa ml bubur kapur, encerkan sampai menjadi susu kapur 15 o boume.
3. Masukkan susu kapur dalam gelas ukur 100ml, lalu diamkan selama 2 jam.
4. Setelah 2 jam, amati volume kapur pada bagian yang keruh.
Pengamatan :
Apabila volume : antara 90-95 kualitas baik
antara 60-90 kualitas cukup
kurang dari 60 kualitas jelek

PENENTUAN KADAR LENGAS BELERANG

Bahan-bahan :
1. Belerang
Alat-alat :
1. Botol timbang
2. Mortir porselin
3. Neraca analitis
4. Eksikator
5. Oven
Cara Kerja :
1. Botol timbang yang bersih dan kering dimasukkan dalam oven suhu 70 oC selama
30menit. Dinginkan dalam eksikator selama 10-15menit, lalu timbang berat kosong.
2. Haluskan sampel belerang menggunakan mortir porselin.
3. Timbang secara analitis 10 gram belerang yang sudah dihaluskan dalam botol
timbang yang sudah diketahui berat kosongnya.
4. Keringkan dalam oven pada suhu 70oC selama 2 jam.
5. Setelah 2 jam, dinginkan dalam eksikator lalu timbang secara analitis.
Perhitungan :
% lengas = (A : B ) x 100

A : Berat belerang sebelum dikeringkan – Berat belerang sesudah kering


B : Berat belerang sebelum dikeringkan – Berat botol timbang kosong

PENETAPAN NILAI PEMBAKARAN, SISA PEMBAKARAN


DAN KADAR ABU BELERANG

Bahan-bahan :
1. Belerang
Alat-alat :
1. Kurs porselin
2. Lampu spritus
3. Moffel
4. Neraca analitis
5. Eksikator

Cara Kerja :
1. Pijarkan kurs kosong pada lampu spritus, lalu masukkan dalam moffel suhu 550 oC
selama 60menit. Dinginkan dalam eksikator selama 30menit, lalu timbang berat
kosong.
2. Timbang analitis 10 gram sampel belerang dalam kurs yang sudah diketahui berat
kosongnya, lalu panaskan pada lampu spritus sedemikianrupa sampai belerang
terbakar.
3. Setelah belerang terbakar, pindahkan api dan biarkan belerang terbakar tanpa
pemanasan lebih lanjut.
4. Untuk penetapan nilai pembakaran, amati nyala api pada belerang yang mencair :
Biru (baik) ; Biru sedikit merah (cukup) ; merah sedikit biru (buruk) ; merah (buruk
sekali)
5. Apabila semua belerang sudah habis terbakar dan api sudah mati, maka residu / sisa
pembekaran yang tertinggal didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang.
6. Sisa residu yang telah tertimbang dipijarkan dalam moffel suhu 550 oC selama 3 jam.
Setelah didinginkan lalu timbang abu yang diperoleh.
Perhitungan :

% Residu = (berat residu : berat belerang) x 100

% Abu = (berat abu : berat belerang) x 100


ANALISA KADAR GAS SO2 CARA REICH LUNGE

Bahan-bahan :
1. Belerang
2. Aquades
3. Larutan Iodium 0,1 N
4. Indikator Amylum 1%

Alat-alat :
1. Aparat Reich-Lunge
2. Tobong Belerang
3. Gelas ukur 10ml

Cara Kerja :
1. Botol C diisi air sampai ¾ volume, lalu isikan juga ke dalam botol B : 250ml aquades,
10ml larutan Iodium dan 1ml indicator amylum.
2. Buka penuh kran 2, lalu kran 1 dibuka sedikit untuk mengalirkan gas belerang dari
tobong, sedemikian rupa sehingga gas akan melalui larutan Iodium secara perlahan.
3. Selama proses ini air akan mengalir dari botol C ke gelas ukur A. Warna larutan di
botol B akan berubah dari warna biru menjadi tidak berwarna. Pada saat ini (titik
peralihan) kran 1 ditutup dan gelas ukur A diangkat Lalu kran 2 ditutup.
4. Ulangi beberapa kali analisa sampai dengan didapatkan angka-angka yang tepat
sama.
Perhitungan :
10ml larutan Iodium 0,1N mengoksidir ½ mol gas SO 2 yang pada tekanan 760Hg dan
temperatur 30oC akan menempati ruang 12,4ml. Volume air yang tertampung adalah
volume gas yang tidak terserap. Jika volume air yang diukur V, maka volume gas yang
diperiksa = V + 12,4, sehingga :
% gas SO2 = (12,4 : (V + 12,4)) x 100
Atau
Dari table XIX bulletin 11 dapatlah dicari % gas SO 2, yaitu hubungan antara ml air yang
ditampung dengan % gas SO2.

Anda mungkin juga menyukai