Kadar Air
Kadar Protein
Kadar Lemak
Kadar Abu
AIR
Hitung
Kadar air dalam DB dan WB serta total
padatannya
METODE OVEN VAKUM
Digunakan untuk produk yang
mengandung komponen yang dapat
terdekomposisi pada 100oC atau relatif
banyak mengandung senyawa volatil
Prinsip : mengeringkan produk yang
mudah terdekomposisi pada 100oC pada
suatu tempat yang dikurangi tekanan
udaranya atau di”vakumkan” sehingga
proses pengeringan dapat berlangsung
pada suhu atau tekanan rendah
Prinsip perhitungan : idem oven biasa
METODE DESTILASI
Untuk bahan yang banyak mengandung
lemak dan komponen yang mudah
menguap selain air (sifat bahan mirip oven
vakum).
Prinsip pengukuran : menguapkan air
bahan dengan cara destilasi menggunakan
pelarut “immicible”, kemudian ditampung
dalam suatu tabung bervolume.
Syarat pelarut : titik didih lebih besar dari
air tetapi bj lebih kecil (ex : toluen,
xylene, dan benzena)
METODE DESTILASI
Prosedur
Memberikan pelarut sebanyak ± 75-100 ml pada sampel
yang diperkirakan mengandung air 2-5 ml. Campuran
kemudian dipanaskan hingga mendidih. Uap air dan
pelarut diembunkan dan ditampung di dalam tabung. Air
dan pelarut saling terpisah (air di bagian bawah) dan dapat
ditentukan volumenya
Keuntungan metode destilasi:
- dapat digunakan untuk bahan dengan KA relatif kecil
- Waktu relatif singkat, ± 1 jam
- Oksidasi lipid dan dekomposisi gula dapat dihindari,
sehingga lebih akurat
METODE KIMIAWI
Metode titrasi Karl Fischer
- Metode Kjeldahl
- Metode Biuret
- Metode Lowry
- dan metode pengikatan zat warna
METODE KJELDAHL
Prinsip metode kjeldahl adalah penentuan jumlah
protein secara empiris berdasarkan jumlah N di
dalam bahan. Setelah bahan didestruksi, amonia
(hasil konversi senyawa N) bereaksi dengan
asam menjadi amonium sulfat. Dalam kondisi
basa, amonia diuapkan dan kemudian ditangkap
dengan larutan asam. Jumlah N ditentukan
dengan titrasi NaOH (penentuan tidak langsung)
Tahapan metode kjeldahl : destruksi, destilasi,
titrasi
TAHAP DESTRUKSI
Sampel dipanaskan dalam asam sulfat
pekat sehingga bahan terdestruksi
menjadi senyawa-senyawa sederhana.
Hasil akhir : terbentuknya amonium
sulfat.
Untuk mepercepat reaksi ditambahkan
katalisator (ex : K2SO4 atau CuSO4)
Reaksi destruksi
(CHON) + On + H2SO4 CO2 + H2O + (NH4)2SO4
TAHAP DESTILASI
Amonium sulfat hasil destruksi dipecah
menjadi amonia (NH3) dengan cara
penambahan NaOH dan pemanasan.
Selanjutnya NH3 ditangkap dengan
larutan asam, sampai destilat tidak
bereaksi basa. Larutan asam standar yang
digunakan umumnya adalah HCl atau
asam borat 4%
TAHAP TITRASI
Apabila digunakan HCl sebagai
penampung destilat, maka sisa HCl yang
tidak bereaksi dengan NH3 dititrasi
dengan NaOH 0,1 N
Persentase N dapat dihitung dengan
rumus
% N = ml NaOH (blanko –sampel) X A
berat sampel (g) x 1000
KH yang ditentukan
- Pati, RM = (C6H10O5)n
- Sukrosa, RM = C12H22011
- Gula pereduksi, RM = C6H12O6
(Glukosa atau Fruktosa)
KELUARGA KARBOHIDRAT
Monosakarida
1 gugus sakarida/glukosa: glukosa, fruktosa,
galaktosa
Disakarida
2 gugus sakarida/glukosa: maltosa, sukrosa,
laktosa
Oligosakarida
>2 gugus sakarida/glukosa: maltotriosa,
maltodekstrin,
dekstrin
Pati
homopolimer glukosa (> 1000)
PRINSIP UMUM
METODE LUFF SCHOORL
Yang ditentukan sebenarnya hanya gula
pereduksi (baik pati maupun sukrosa)
Pati dihidrolisis terlebih dahulu menggunakan HCl
pekat menjadi gula pereduksi, dan selanjutnya
dianalisis seperti halnya gula pereduksi
Sukrosa dihidrolisis/diinversi menggunakan HCl
pekat menjadi gula pereduksi dan selanjutnya
dianalisis seperti halnya gula pereduksi (gula
pereduksi setelah inversi: jangan lupa tentukan
juga gula pereduksi sebelum inversi )
GULA PEREDUKSI
Ada/tidaknya sifat pereduksi suatu
molekul gula ditentukan oleh ada/tidaknya
gugus hidroksil (OH) yang bebas reaktif
(aldosa dan ketosa)
Gula pereduksi adalah monosakarida :
glukosa dan fruktosa; tetapi tidak untuk
galaktosa
Sukrosa bukan gula pereduksi, tapi jika
dihidrolisis akan menjadi gula pereduksi
(inversi)
PRINSIP UTAMA ANALISIS GULA
PEREDUKSI METODE LUFF SCHOORL
Gula-gula pereduksi (gugus aldosa dan
ketosa bebas) dapat mereduksi Cu (II)
menjadi Cu (I). Kelebihan Cu (II) dapat
dititer secara iodometri. Jumlah Cu (II)
yang bereaksi dapat dihitung dari selisih
titrasi blanko dan titrasi sampel.
Berdasarkan jumlah titer tio dapat
dihitung mg gula pereduksi berdasarkan
tabel luff schoorl
PRINSIP UTAMA ANALISIS GULA
PEREDUKSI METODE LUFF SCHOORL
Reaksi
BM 162 BM 180
BM 342 BM 180 x 2
Metode Babcock
Untuk sampel cair
Pemecahan emulsi lemak menggunakan
asam sulfat pekat
METODE SOXHLET
Bahan/sampel yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam thimble dan
diletakkan dalam tabung penyangga yang
bagian bawahnya berlubang
Pelarut yang digunakan ditempatkan
dalam beakerglass di bawah tabung
penyangga
Bila beakerglass dipanaskan uap pelarut
akan naik dan didinginkan oleh kondensor
sehingga akan mengembun dan menetes
terus menerus mengenai sampel
METODE SOXHLET
Lemak pada sampel akan terekstraksi dan
selanjutnya akan tertampung pada
beakerglass
Proses ekstraksi 3-4 jam, dan pelarut
dapat digunakan kembali (daur ulang)
Residu pada beakerglass dikeringkan
dalam oven hingga beratnya konstan.
Berat residu akhir adalah minyak/lemak
pada bahan
METODE BABCOCK
Sampel yang telah ditimbang teliti
dimasukkan ke dalam botol babcock
Pada leher botol babcock telah dilengkapi
dengan skala ukuran volume
Sampel yang dianalisa ditambah asam
sulfat pekat (95%) untuk memecah emulsi
lemak
Lemak akan terkumpul menjadi satu pada
bagian atas cairan
METODE BABCOCK
Asam sulfat akan merusak lapisan film yang
menyelimuti globula lemak yang umumnya
adalah senyawa protein
Dengan rusaknya protein (denaturasi ataupun
koagulasi) maka memungkinkan globula lemak
yang satu akan bergabung dengan globula lemak
yang lain dan akhirnya menjadi kumpulan lemak
yang lebih besar dan akan mengapung di atas
cairan
Setelah disentrifugasi lemak akan semakin jelas
terpisah dengan cairannya
Agar mudah terbaca maka ke dalam botol
babcock ditambahkan aquades panas sampai
lemak atau minyak tepat berada pada skala
bagian atas
TUGAS
Membuat power point bahan pengajaran
analisis kadar abu
Membuat power point bahan pengajaran
analisis kadar vitamin C (asam askorbat)