Pengujian Kimia
Tingkat Kesulitan 2
Dini Mulyani
OUTLINE
Teori Dasar pH
• Derajat keasaman atau pH digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman
atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu zat atau larutan.
pH = - log [H+]
Alat Pengukur pH
• Umumnya indikator sederhana yang digunakan
adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah
bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya Kertas Lakmus
rendah (basa) atau kertas indikator universal dengan
perubahan warna pada level pH yang bervariasi.
• Pengukuran pH yang lebih akurat dilakukan dengan
menggunakan pH meter yang bekerja berdasarkan
prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan atau
tegangan listrik yang dihasilkan oleh elektroda.
• Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada pH indikator universal
sensor probe berupa elektroda kaca (glass electrode)
dengan cara mengukur jumlah ion H3O+ atau
aktivitas ion hidrogen (H+) di dalam larutan.
• Material dari komponen elektroda tersebut kini telah
dikembangkan hingga bermacam-macam bentuk dan
tipenya karena disesuaikan peruntukkannya
terhadap sifat larutan sampel yang akan diukur.
pH meter
Kalibrasi pH meter
• Guna menjamin hasil pengukuran yang presisi dan tepat, pH meter harus
dikalibrasi setiap kali sebelum melakukan pengujian sampel. Kalibrasi harus
dilakukan setidaknya dengan dua macam larutan standar buffer yang
sesuai dengan rentang nilai pH dari sampel yang akan diukur.
• Misalnya pengukuran sampel dilakukan pada pH 5, maka paling tidak
kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan buffer pH 4 dan pH 7.
Untuk penggunaan umum, larutan buffer pH 4 dan pH 10 diperbolehkan.
• Setiap pH meter memiliki instruction manual tersendiri dalam melakukan
kalibrasi alat sebelum pengukuran pH sampel dilakukan.
• Setiap pH meter mempunyai persyaratan keberterimaan slope yang
biasanya disebutkan di dalam manual book dari masing-masing alat. Nilai
slope yang tidak memenuhi syarat keberterimaan akan mengakibatkan hasil
pengukuran dari pH meter menjadi tidak akurat.
Pengaruh pH pada Produk Makanan dan Minuman
2. Metode Babcock
Analisis kadar lemak dengan metode Babcock
digunakan untuk menentukan kadar lemak pada
sampel susu, pasta, sampel cair atau semisolid lainnya.
Lemak pada susu berada dalam bentuk emulsi o/w
(lemak dalam air) yang dapat dipecah menggunakan
asam kuat seperti H2SO4 dengan kombinasi
sentrifugasi dan pemanasan. Sifat non-polar dari
lemak susu akan memisahkannya dari komponen susu
lainnya yang bersifat polar. Lemak susu yang
mempunyai densitas lebih rendah akan berada di
bagian atas permukaan. Sedangkan komponen polar Botol Babcock
sampel susu yang mempunyai densitas lebih tinggi
akan berada di bagian bawah. Lemak yang terpisah
tersebut kemudian ditentukan volumenya
menggunakan botol Babcock yang telah dikalibrasi.
Metode Analisis Lemak/Minyak
3. Metode Majonnier
Prinsip dari penetapan kadar lemak metode
Mojonnier adalah sampel yang dimasukkan ke
dalam tabung Mojonnier dilarutkan dengan
etanol dan dihidrolisis dengan amonium
hidroksida membentuk asam lemak bebas yang
selanjutnya diekstrak dengan menggunakan
pelarut organik dietil eter dan petroleum eter.
Hasil ekstraksi kemudian diuapkan pelarutnya
dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC Labu Majonnier
sampai diperoleh bobot tetap (secara gravimetri).
Berat residu dinyatakan sebagai berat lemak
dalam sampel.
Prosedur Pengujian Lemak/Minyak