Anda di halaman 1dari 39

- Ema Pitriani (31116113)

- Iif Syaifulloh (31116121)


- Muhamad Zulfan F (31116127)
- Novi Nurbaety (31116130)
- Siti Zahra Fauzia (31116142)
- Yola Lokavia (31116149)
Metode Kjeldahl

Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk
penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa
yang mengandung nitrogen.
TUJUAN DAN FUNGSI

Tujuan 
- Dapat melakukan analisa kadar protein dalam suatu
bahan pangan
- Dapat mengetahui kadar protein dalam bahan

Fungsi

Untuk penetapan nitrogen total pada asam amino,


protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan :

-

Metode Kjeldahl digunakan secara luas di seluruh dunia dan masih
merupakan metode standar dibanding metode lain.
- Sifatnya yang universal, presisi tinggi dan reprodusibilitas baik membuat
metode ini banyak digunakan untuk penetapan kadar protein.

Kerugian :

- Metode ini tidak memberikan pengukuran protein sesungguhnya,


karena tidak semua nitrogen dalam makanan bersumber dari protein.
- Protein yang berbeda memerlukan faktor koreksi yang berbeda karena
susunan residu asam amino yang berbeda.
- Penggunaan asam sulfat pada suhu tinggi berbahaya, demikian juga
beberapa katalis
- Teknik ini membutuhkan waktu yang lama.
PRINSIP KERJA
Digesti

• Tahap dekomposisi nitrogen dalam sampel menggunakan asam pekat
• Reaksi : 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝐻2 𝑆𝑂4 → 𝑁𝐻4 2𝑆𝑂4 + 𝐶𝑂2 + 𝑆𝑂2 + 𝐻2 𝑂

• Tahap penambahan basa berlebih ke dalam larutan digesi


• Pembebasan Amonia oleh Sodium Hydrat :
• 𝑁𝐻4 2𝑆𝑂4 + 2𝑁𝑎𝑂𝐻 → 𝑁𝑎2 𝑆𝑂4 + 2𝐻2 𝑂 + 2𝑁𝐻3
Distilasi • Pengikatan amonia oleh asam borik
• 𝐵(𝑂𝐻)3 + 𝐻2 𝑂 + 𝑁𝐻3 → 𝑁𝐻4+ + 𝐵(𝑂𝐻)4−

• Bertujuan untuk mengetahui jumlah amoniak dalam larutan penerima


• Reaksi titrasi
Titrasi • 𝐵(𝑂𝐻)3 + 𝐻2 𝑂 + 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 → 𝑁𝑎𝐻𝐶𝑂3 + 𝑁𝑎𝐵(𝑂𝐻)4 + 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂
PROSEDUR
Preparasi Sampel
- Jika sampel padat, digiling
 Digesti
Destilasi
Campuran ditambahkan
Melepaskan ikatan nitrogen Sodium hydrat untuk
dahulu dengan besaran dalam protein menjadi menetralkan H2SO4
mesh <1 mm (NH4)2SO4 dengan cara sehingga ammonium akan
- Jika sampel cairan atau penambahan H2SO4 dan berubah menjadi amonia
semi solid, diaduk hingga katalis. Campuran tersebut bebas (NH3) kemudian
sampel homogen kemudian dipanaskan dikondensasikan dengan
penambahan asam borik

Kalkulasi Titrasi
Kadar nitrogen diambil dari Kadar ammonia ditentukan
hasil titrasi dan dihitung dengan cara titrasi asam
dengan rumus % TKN x basa dengan menggunakan
bilangan faktor pembentuk Na2CO3
protein

Automatic Digestion
Automatic Destilation
REVIEW JURNAL


PENDAHULUAN

Makanan adalah bahan yang sangat penting untuk
menjaga kelangsungan hidup manusia, karena
tubuh manusia memerlukan energi yang digunakan
untuk aktifitas sehari-hari. Bahan makanan
umumnya terdiri dari zat-zat kimia yang terbentuk
secara alami atau sintesis dalam beragam kombinasi
dan berperan sama pentingnya bagi kehidupan
(Almatsier, 2001).

Pada umumnya kerang remis (Corbiculla moltkiana
Prime) dikonsumsi oleh masyarakat setelah
mengalami proses pengolahan dengan cara
perebusan atau penggorengan. Cara ini digunakan
untuk meningkatkan rasa, menonaktifkan
mikroorganisme dan meningkatkan mutu makanan
agar lebih tahan lama (Salamah, et al, 2012).

Metode Kjeldahl digunakan secara luas di seluruh dunia dan
masih merupakan metode standar yang digunakan untuk
penetapan kadar protein. Sifatnya yang universal, presisi
tinggi dan dibutuhkan sebagai makanan bagi sel-sel tubuh
seperti syaraf, darah, sel-sel otot untuk membentuk tubuh
(Sediaoetama, 2004).

Protein sebagai sumber energi memberikan 4 Kkal per
gramnya. Jumlah total protein tubuh adalah sekitar 19%
dari reprodusibilitas baik membuat metode ini banyak
digunakan untuk penetapan kadar protein. Metode
Kjeldahl memiliki kekurangan yaitu purina, pirimidina,
vitamin-vitamin, asam amino besar, dan kreatina ikut
teranalisis dan terukur sebagai nitrogen. Walaupun
demikian, cara ini masih digunakan dan dianggap cukup
teliti digunakan sebagai penentu kadar protein (Winarno,
2004)
Metodologi Penelitian

Alat Bahan
 Kerang remis (Corbiculla moltkiana
 Labu Kjehdal 100 mL Prime)
 Alat destilasi  Aquades
 Buret  H2SO4 pekat p.a
 Beaker glass 250 mL  NaOH p.a
 Erlenmeyer 100 mL  Selenium p.a
 Labu ukur 100 mL
 Cupri sulfat p.a
 Gelas ukur 100 mL
 Pipet volume 10 mL  Indikator metyl red
 Tabung reaksi  Na2SO4 p.a
 Timbangan analitik  Indikator pp
 Kaca arloji  HCl p.a
 Cawan penguap  HNO3 pekat p.a
 Natrium tetra borat p.a
 Katalisator selenium
Penyiapan Sampel dan
Identifikasi Sampel

Sampel kerang remis (Corbiculla moltkiana Prime)
yang diambil dari Danau Singkarak Kabupaten Solok
Provinsi Sumatera Barat.
Sampel diambil dengan menggunakan jala yang
sudah dimodifikasi kemudian dipisahkan dari kotoran
dan dicuci sampai bersih
kemudian kerang remis diidentifikasi dahulu
sebelum dijadikan sampel.
Penentuan Kadar Air

Cawan
Dinginkan pada
dipanaskan Masukkan 2 gr
desikator,
dalam oven sampel kedalam
kemudian
(100˚C - 105 ˚C) ± cawan penguap
timbang
30 menit

Cara ini diulang pada jarak 1


jam sehingga diperoleh berat
cawan yang konstan
Dinginkan pada Keringkan dalam
desikator, oven denga suhu
kemudian 105 ˚C selama 2
timbang jam
Pengujian Sampel

 Uji Kualitatif
Metode Biuret
1 mL sampel
Buat larutan ditambah 1 mL Warna kemersh-
sampel 2% dalam 10 % NaOH, mershsn-ungu
aquadest kemudian + (positif)
CuSO4 0,1
(kocok)
Metode Ninhidrin
Buat larutan 1 mL sampel ditambah 1
mL pereksi ninhidrin, Warna biru
sampel 2% dalam
kemudian panaskan (positif)
aquadest
sampau mendidih

Metode Xanthoprotein

1 mL sampel
Buat larutan ditambah 1 mL Endapan putih
sampel 2% dalam HNO3 pekar, segera menjadi
aquadest kemudian kuning
panaskan (positif)
Uji Kuantitatif
(Metode Kjehdahl)
Tahap Destruksi

pipet 10 mL
Ditimbang 1 gr Masukkan H2SO4 pekat,
sampel yang kedalam labu masukkan
telah diblender kjehdahl 100 mL kedalam labu
kjehdahl

kemudian labu kjehdahl


Destrusi dapat dipanaskan, dimulai dengan Tambahkan
dihentikan ketika api yang kecil setetlah kataliastor untuk
didapatkan beberapa saat sedikit demi mempercepat
larutan berwana sedikit api dibesarkan destruksi
jernih kehjauan sehingga suhu
menjadi naik
Tahap Destilasi

Hasil destruksi yang



Setelah homogen Tambahkan 10 mL
didapatkan kemudian dan dingin dipipet larutan NaOH 30%
didinginkan, setelah itu sebanyak 5 mL, melalui dinding dalam
diencerkan oleh aquadest masukkan kedalam labu destilasihingga
sampai 100 mL labu destilasi terbentuk lapisan
dibawah larutan asam
Cek hasil
destilasi Diisi Uap dari
dengan dengan 10 cairan yang
kertas mL mendidih Labu destilat
lakmus, jika larutan akan dipasang dan
hasil sudah HCl 0,1 N mengalir dihubungkan dengan
tidak bersifat yang telah melalui kondensor, lalu
basa lagi ditetesi kondensor ujung kondensor
maka indikator menuju dibenamkan dalam
penyulingan methyl erlenmeyer cairan penampung
dihentikan red penampung
Tahap titrasi


Hasil destilasi yang
Titik akhir titrasi
ditampung dalam Titrasi dengan
ditandai dengan warna
erlenmeyer berisi HCl menggunakan
merah muda menjadi
0,1 N ditetesi indikator larutan NaOH 0,1
kuning ( dilakukan
methyl red sebanyak 5 N.
triplo)
tetes
Pengolahan Data

HASIL
Perhitungan untuk memperoleh kadar
protein

Diketahui : V NaOH yang terpakai : 2,86 ml

N HCL

V HCl yang ditambahkan : 10 ml
N NaOH : 0,1 N
: 0,1 N

V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH


V HCl . 0,1 N = 2,86 ml . 0,1 N
V HCl = 2,86 ml

V HCl yang bereaksi dengan sampel = 10 ml - 2,86 ml


= 7, 14 ml


PEMBAHASAN

CO
DESTRUKSI :


CARBON

CO2

(NH4)2
N SO4
Destilasi :

Memecahkan

(NH4)2
SO4

NH
3

NH4CL

TITRASI :

Untuk menentukan kadar nitrogen dengan menggunakan titrasi


asam basa tidak langsung dimana kelebihan HCL atau HCL yang
tidak bereaksi dengan amonia di titrasi dengan menggunakan NaOH
BERITA ACARA

Kandungan Protein
pada Kerang

 Menurut Panjaitan (2018) kerang merupakan bahan makanan sumber protein kadar tinggi
yakni sebesar 76% yang berasal dari laut dengan kandungan asam amino esensial yang
lengkap dan seimbang.
 Menurut Jaya (2017), protein pada kerang memiliki bobot molekul yang bervariasi yakni dari
5000 hingga lebih dari satu juta, serta ada protein yang larut dalam air dan sukar larut dalam
air.
 Menurut Fujii (2000), berdasarkan sifat kelarutannya, protein kerang dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis yaitu :
1. Protein Mioplastik, berkisar antara sepersepuluh hingga seperlima dari total protein, larut
dalam air serta larutan garam berkekuatan ionik rendah pada pH 7,58
2. Protein Miofibril dengan kadar yang tinggi dari mioplastik antara 75- 85% dari total
protein, larut dalam larutan berkekuatan ion yang tinggi tetapi tidak larut dalam air.
3. Protein Miostroma yang yang tersusun dai protein fibrous berupa kolagen dan elastin,
tidak larut dalam air maupun larutan garam.
Titik didih protein

Asam amino penyusun protein memiliki titik lebur
yang tinggi seperti
 Alanin, titik didih 250 ˚C dan titik lebur 297 ˚C
 Valin, titik lebur 315 ˚C
 Histidin, titik lebur 287 ˚C
 Isoleusin, titik lebur 284 ˚C
 Metionin, 281 ˚C
 Triptofan, 289 ˚C
Asam lain selain H2SO4
pekat sebagai pendestruksi

Penggunaan H2SO4 pekat sebagai pendekstruksi untuk
mempercepat terjadinya oksidasi karena H2SO4
merupakan bahan pengoksidasi yang kuat. Selain
H2SO4 pekat juga bisa dengan asam lain seperti:
 Campuran H2SO4 pekat dengan KSO4, akan
mempercepat dekomposisi sampel dimana K2SO4
akan menaikkan titik didih H2SO4 pekat sehingga
dapat mempertinggi suhu destruksi dan proses
destruksi lebih cepat.

 Campuran H2SO4 pekat dan HNO3 pekat,
keduanya merupakan oksidator kuat dengan
penambahan oksidator ini akan menurunkan suhu
destruksi yaitu pada suhu 350 ˚C, dengan begitu
komponen yang akan menguap atau terdekomposisi
pada suhu yang lebih tinggi dapat dipertahankan
dalam abu untuk kemudian penentuan kadar abu.

 Asam perklorat pekat (HClO4), digunakan untuk
bahan yang sulit mengalami oksidasi karena
merupakan oksidator yang sangat kuat.
Kelemahannya yaitu sifatnya yang mudah meledak.
 Aqua Regia (campuran HCl pekat dan HNO3 pekat
3:1).
Pengaruh konsentrasi asam
pekat terhadap destruksi

 Kosentrasi asam pekat berpengaruh pada proses
destruksi. Dimana dalam suatu penelitian Desi(2011) dari
berbagai konsentrasi HNO3 (2,3,4,5 dan 6 M) dalam
destruksi untuk penentuan logam Pb dan Zn, hasil yang
maksimal diperoleh pada menggunaan HNO3 dengan
konsentrasi 5 M.
 Penggunaan asam sulfat sulfat pekat dalam destruksi
basah membutuhkan waktu lama. Maka di gunakan
campuran asam pekat lainnya untuk mempercepat proses
destruksi (Sumardi, 1981). Dengan demikian jika
konsentrasi asam pekat tesebut dibuat dengan
konsentrasi yang lebih rendah maka akan berpengaruh
terhadap lamanya proses destruksi.
Pengaruh katalisator

 Penggunaan selenium sebagai katalisator dapat
mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain
menaikkan titik didih juga mudah mengadakan
perubahan dari valensi tinggi ke rendah atau sebaliknya.
 Penggunaan selenium lebih reaktif dibanding dengan
kupri sulfat dan merkuri, namun kelemahannya karena
sangat cepat oksidasi maka justru nitrogennya mungkin
ikut hilang.
 Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian selenium dalam
jumlah kecil yaitu kurang dari 0,25 g (Legowo dan
Nurwantoro, 2004).

 K2S2O4 dan HgO berfungsi sebagai katalisator untuk
mempercepat proses destruksi dan mempertinggi
titik didih asam sulfat, karena suhu yang digunakan
pada proses destruksi sangat tinggi yaitu bekisar
370°C-410°C. Penamban K2S2O4 juga mencegah
terjadinya ion kompleks antara amonium sulfat
dengan Hg dari katalisator HgO yang membentuk
merkuri amonia, sehingga terbentuk amonium
sulfat kompleks yang memiliki ikatan kuat dan
sukar diuapkan, HgO merupakan senyawa yang
sukar dipecah dan bersifat mudah meledak.

Anda mungkin juga menyukai