Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

BAHAN DAN PRODUKSI INDUSTRI KIMIA

I. JUDUL : Analisis Gula Pasir

II. TUJUAN PERCOBAAN


 Percobaan 1 : mengetahui kandungan bahan asing dalam gula pasir dan
menentukan kadar bahan asing yang terkandung dalam
sampel gula pasir
 Percobaan 2 : Menetapkan pH gula pasir
 Percobaan 3 : Menetapkan kandungan air dalam gula pasir
 Percobaan 4 : Menetapkan kadar Kalsium Karbonat dalam gula pasir

III. Prinsip Percobaan


 Percobaan 1 :
Pengujian bahan asing ini dilakukan dengan melarutkan sampel gula pasir
dengan air suling kemudian dilakukan proses filtrasi atau penyaringan.
Partikel-partikel yang tertahan pada saat proses filtrasi disebut sebagai bahan
asing. Residu yang didapatkan dipanaskan dengan oven bersuhu 105˚ C. Kadar
bahan asing atau partikel yang tertahan pada kertas saring diketahui dari selisih
bobot penimbangan sebelum dan sesudah pemanasan.

 Percobaan 2:
Pada pengukuran pH, dilakukan pengukuran pH pada sampel dengan
menggunakan alat pH meter, karena adanya interaksi antara electron dalam
larutan dengan larutan eletrolit lemah pada batang pH meter.
 Percobaan 3:
Penetapan kadar air pada sampel gula pasir berdasarkan pada pengeringan
sampel gula pasir menggunakan oven dengan suhu 105˚ C. Sehingga kadar air
dalam sampel dapat menguap. Selisih bobot sebelum dan sesudah pengeringan
merupakan kadar air dalam sampel.
 Percobaan 4:
Kadar CaCO3 dalam sampel gula pasir ditetapkan dengan metode titrasi
kompleksiometri. Sampel dititar dengan EDTA dengan menggunkan indicator
Erioblack-T (EBT). Kadar kalsium karbonat diperoleh dari volume EDTA
yang digunakan untuk menitar sampel sehingga mgrek EDTA sama dengan
mgrek CaCO3 dimana titik akhir ditandai dengan warna biru yang
mengindikasikan CaCO3 telah habis bereaksi.

IV. Reaksi
 Sebelum Titrasi

Ca2+(aq) + HIn2-(aq) CaIn-(aq) + 2 H+(aq) (Ikatan dengan Ind. Lemah)


(Merah)

Mg2+(aq) + HIn2-(aq) MgIn-(aq) + 2 H+(aq) (Ikatan dengan Ind. Kuat)


(Merah)

 Saat Titrasi

Ca2+(aq) + H2Y2-(aq) CaY2-(aq) + 2 H+(aq)

 Setelah Titrasi

Mg2+(aq) + H2Y2-(aq) MgY2-(aq) + HIn-(aq) + H+(aq)


(Biru)

V. Dasar Teori
Menurut Wahyudi (2013) gula adalah suatu karbohidra sederhana yang
menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula adalah suatu
karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida,
polimer dengan derajat polimerisasi +/10 dan biasanya bersifat larut dalam air
yang terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa. Gula paling banyak
diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Secara umum, gula dibedakan
menjadi dua, yaitu:
 Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu
molekul gula. Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa,
galaktosa.
 Disakarida
Berbeda dengan monosakarida, disakarida berarti terbentuk dari dua molekul
gula. Yang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan
fruktosa), laktosa (gabungan dari glukosa dan galaktosa) dan maltosa
(gabungan dari dua glukosa).
Pada praktikum ini dilakukan pengujian terhadap produk gula pasir yang
beredar di masyarakat. Dilakukan pengujian untuk beberapa parameter seperti
beda asing, pH, kadar air dan kadar CaCO3 yang telah diatur didalam SNI 01-
3140-2001 yang digunakan sebagai standar acuan untuk gula pasir.

Analisa prameter tersebut dapat dilakukan dengan metode konvensional


seperti gravimetri dan titrimetri

VI. CARA KERJA


 Percobaan 1 Uji Bahan Asing

Sampel gula Ditambahkan 100 ml


ditimbang 50 g Dipanaskan hingga
aquades akuades
dalam piala larut sempurna
gelas

Didapat larutan gula


50% + residu
Kertas saring
Kertas Saring Larutan gula 50%
Lintine ditimbang disaring, residu di oven 105 oC,
(a) dicuci akuades selama 1 jam

Proses pemanasan Ditimbang, dicatat Didinginkan ke


dan penimbangan bobot (b) dalam desikator
kertas saring
diulangi hingga
mendapat bobot
tetap
 Percobaan 2 Pengukuran pH
Sampel yang telah
Dikalibrasi pH Nilai pH di catat,
disaring diukur
meter dengan dilakukan duplo
pHnya dengan pH
larutan buffer pH 4,
meter
7, dan 10

 Percobaan 3 Penetapan Kadar Air

Sampel gula Dimasukkan ke Cawan porselen di


pasir ditimbang 5 cawan porselen oven 105 oC, selama
gram (a) yang sudah 2 jam
diketahui bobot
tetap
Proses pemanasan
dan penimbangan
kertas saring Ditimbang, dicatat Didinginkan ke
diulangi hingga bobot tetap dalam desikator
mendapat bobot
tetap
 Percobaan 4 Penetapan Kadar CaCO3

Dipipet 10 mL Ditambahkan 50 mL
larutan gula 50% Ditambahkan
akuades dan 2 mL
kedalam indikator EBT
versenate buffer
erlenmeyer

Catatan : Dilakukan penetapan blanko dengan cara kerja


yang sama tanpa menambahkan sampel Dititar larutan
 Standarisasi EDTA 0,01 M EDTA 0,01 M yang
Dilarutkan dengan
telahHCl 4
distandarisasi
Ditimbang 0,01 gram N, lalu dimasukkan ke labu
CaCO3 takar 100 mL
Dipipet 25 mL, Diencerkan aquadest
dimasukkan ke hingga tanda tera,
erlenmeyer dihomogenkan

(+) 10 mL buffer pH 10 Dititar larutan EDTA 0,01 M,


dicatat jumlah EDTA yang
(+) 1 mL Mg EDTA dibutuhkan, standarisasi
(+) Indikator Erio-T dilakukan duplo

VII. Data Pengamatan


 Percobaan 1 : Uji Bahan Asing

Uraian Bobot 1 (g) Bobot 2 (g)


Bobot gula 50,0005 50,0008
Bobot kertas saring + alas awal (a) 50,5833 50,3262
Bobot kertas saring + alas akhir (b) 50,6358 50,3773

 Percobaan 2 : Pengukuran pH

Ulangan Nilai pH
1 6,3
2 6,2

 Percobaan 3 : Penetapan Kadar Air

Uraian Bobot 1 (g) Bobot 2


(g)
Bobot sampel (a) 5,0005 5,0009
Bobot sampel + contoh sebelum pengeringan (b) 61,6743 58,9684
Bobot sampel + contoh setelah pengeringan (c) 61,6693 58,9639

 Percobaan 4 : Penetapan Kadar CaCO3


Standardisasi EDTA

Bobot CaCO3 V. EDTA


0,0103 g 10,25
0,0100 g 10,07

 Sampel

Sampel Vol EDTA Vol blanko


I 1,405 mL 0,585
II 1,435 mL 0,585

VIII. Perhitungan
 Percobaan 1 Uji Bahan Asing
W 1–W 2
%Bahan Asing = x 100%
w 3( g)
Keterangan:
W1 = Bobot wadah + kertas saring + sampel (setelah pengeringan) (g)
W2 = Bobot wadah + kertas saring (sebelum pengeringan) (g)
W3 = Bobot sampel (gula pasir) (g)
(50,6358−50,5833) g
Gula (1) = x 100%
50,0005 g
= 0,1049 %( b/b)
= 0,10 %(b/b)
(50,3773−50,3262)g
Gula (2) = x 100%
50,0008 g
= 0,1022%(b/b)
= 0,10 % (b/b)
Selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
0,1049 %−0,1022 %
= x 100%
0,1036
= 2,6062 % = 2,61 %
 Percobaan 2 Pengukuran pH
Nilai pH ke−1+ Nilai pH ke−2
Rata-rata nilai pH =
2
6,3+6,2
=
2
= 6,2
selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
6,3−6,2
= x 100%
6,2
= 1,6 %
 Percobaan 3 Penetapan Kadar Air
bobot air yang hilang
% Kadar = x 100%
bobot sampel
(61,6743−61,6693)g
Gula (1) = x 100 %
5,0005 g
= 0,10 % (b/b)
( 58,9684−58,9639 ) g
Gula (2) = x 100 %
5,0009 g
= 0,09% (b/b)
selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
( 0,10−0,09 ) %
= x 100%
0,095 %
= 10,53%
 Percobaan 3 Penetapan Kadar CaCO3
Standarisasi EDTA
a) Bobot CaCO3 yang harus ditimbang
mg CaCO3 = V (EDTA) x M (EDTA) x BM CaCO3
= 10 mL x 0,01 mmol/mL x 100 mg/mmol
=10 mg

b) Perhitungan Molaritas
mg CaCO 3
MEDTA =
BM CaCO 3 x V . EDTA
10,3 mg
M EDTA (1) = mg
100 x 10,25mL
mmol
= 0,0100 mmol/mL
10,0 mg
M EDTA (1) = mg
100 x 10,07 mL
mmol
= 0,0099 mmol/mL
10,3 mg
Rata-rata M = mg
100 x 10,25mL
mmol
= 0,0100 mmol/mL
Perhitungan Kadar CaCO3
a) Kadar CaCO3 (mg/100 g) =

M ( EDTA) x BM CaCO 3 x V ( EDTA)xFP x 100


g Sampel
mmol mg
0,0100 x 100 x ( 1,405−0,585 ) ml
Gula (1) = mL mmol x 100/10 x 100
50,0005 gram
= 16,3998 mg/100 g
= 16,40 mg/100 g
mmol mg
0,0100 x 100 x ( 1,935−0,585 ) ml
Gula (2) = mL mmol x 100/10 x 100
50,0008 gram
= 16,9997 mg/100g
= 17,00 mg/100 g
b) %RPD dari kadar CaCO3
selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
( 16,9997−16,3998 ) mg/100 g
= x 100%
16,6998 mg/100 g
= 3,59 %
IX. PEMBAHASAN

Pada percobaan analisis gula pasir ini dilakukan pengujian terhadap beberapa

parameter, yaitu : kadar air, pH, bahan asing dan Kadar CaCO3. Pengukuran

parameter ini mengacu pada SNI 3140-3-2010 tentang gula pasir.


Persyaratan yang tertera dalam standar tersebut diantaranya :

Pengujian yang pertama adalah uji bahan asing, uji ini dilakukan untuk
menentukan adanya bahan asing di dalam gula pasir. Bahan asing sendiri
kerupakan benda selain sampel yang ada bersama sampel tetapi dapat dipisahkan
karena dikhawatirkan dapat membahayakan apabila bahan pangan tersebut
dikonsumsi dan mengurangi kualitas bahan pangan tersebut. Bahan asing juga
bisa disebut sebagai padatan tidak larut atau partikel yang lebih besar dari pori-
pori kertas saring. Kadar bahan asing dalam sampel yang diuji adalah 0,10 %
(b/b)untuk kedua sampel gula. Kadar bahan asing dalam sampel gula pasir dalam
percobaan ini lebih kecil dari syarat nilai mutu uji bahan asing yaitu maksimal 0,2
%(b/b). Maka dari itu, sampel gula pasir ini lulus parameter uji kadar bahan
asing.

Pada pengujian pH, digunakan larutan gula 50% yang diukur dengan pH meter
yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4,7 dan 10. Hasil yang didapatkan
adalah 6,3 dan 6,2, lebih besar dari syarat mutu uji yaitu minimal 5,5. pH pada
gula pasit tidak boleh dibawah 5,5 , karena ketika terlalu asam akan merubah
senyawaan gula dan juga ketika gula terllau asam kemudian dikonsumsi akan
mengganggu kerja lambung.

Pada penetapan kadar air, dilakukan untuk menentukan kadar air dalam suatu
sampel gula pasir. Kadar air ini menentukan keawetan dari suatu bahan pangan.
Dimana semaiin tinggi kadar airnya, maka akan semakin cepat rusak atau
membusuk. Karena semakin tinggi kadar airnya maka bahan pangan tersebut
akan semakin lembab yang menyebabkan rentan terhadap serangan mikroba.
Pada percobaan ini, didapatkan nilai kadar air pada sampel gula pasir adalah 0,10
%(b/b) dan 0,09% (b/b). Hasil yang didapatkan sesuai dengan syarat mutu uji
kadar air. Namun pada kadar air didapatkan %RPD 10,53% yang melebihi dari
syarat keberterimaan yaitu >5%. Maka dapat dikatakan bahwa data pengujian
pada kadar air ini dibutuhkan pengujian ulang atau data tidak dapat digunakan
karena tidak memenuhi syarat keberterimaan.

Pada penetapan kadar CaCO3 dilakukan karena didalam gula terkandung Ca


yang berasal dari prosese pemurnian pada pembuatan gula. Dimana ketika
kandungan Ca nya berlebih bisa merusak rasa dan tampilan gula. Pada oercobaan
ini didapatkan kadar CaCO3 dalam sampel gula pasir adalah 16,40 mg/100g dan
17,00 mg/100g. Hasil yang didaptkan lebih kecil dari syarat mutu uji yaitu
maksimal 30 mg/100g.

Berdasarkan hasil percobaan dengan parameter kadar bahan asing, pH, Kadar
air, dan kadar CaCO3 dapat disimpulkan bahwa sampel gula pasir yang
digunakan memenuhi syarat mutu uji pada SNI 3140-3-2010 pada ke empat
parameter tersebut. Namun pada kadar air, % RPD nya tidak memenuhi syarat
keberterimaan.

X. KESIMPULAN

Percobaan 1 : Uji Bahan Asing

Gula 1 = 0,10 % (b/b)

Gula 2 = 0,10 % (b/b)

% RPD = 2,61 % (memenuhi syarat keberterimaan % RPD yaitu <5%)

Percobaan 2 : Pengukuran Ph

Gula 1 = 6,3

Gula 2 = 6,2

%RPD =1,6 % (memenuhi syarat keberterimaan % RPD yaitu <5%)

Percobaan 3 : Penetapan Kadar Air

Gula 1 = 0,10 %(b/b)

Gula 2 = 0,09 %(b/b)

%RPD = 10,53 % (tidak memenuhi syarat keberterimaan % RPD yaitu <5%)

Percobaan 4 : Penetapan kadar Kalsium Karbonat


Gula 1 = 16,40 mg/100g

Gula 2 = 17,00 mg/100g

%RPD = 3,59 % (memenuhi syarat keberterimaan % RPD yaitu <5%)

XI. DAFTAR PUSTAKA


Badan Strandarisasi Nasional (BSN). Gula Pasir. SNI 3140-3-2010
Underwood, A.L. & R.A. Day, JR. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai