Percobaan 2:
Pada pengukuran pH, dilakukan pengukuran pH pada sampel dengan
menggunakan alat pH meter, karena adanya interaksi antara electron dalam
larutan dengan larutan eletrolit lemah pada batang pH meter.
Percobaan 3:
Penetapan kadar air pada sampel gula pasir berdasarkan pada pengeringan
sampel gula pasir menggunakan oven dengan suhu 105˚ C. Sehingga kadar air
dalam sampel dapat menguap. Selisih bobot sebelum dan sesudah pengeringan
merupakan kadar air dalam sampel.
Percobaan 4:
Kadar CaCO3 dalam sampel gula pasir ditetapkan dengan metode titrasi
kompleksiometri. Sampel dititar dengan EDTA dengan menggunkan indicator
Erioblack-T (EBT). Kadar kalsium karbonat diperoleh dari volume EDTA
yang digunakan untuk menitar sampel sehingga mgrek EDTA sama dengan
mgrek CaCO3 dimana titik akhir ditandai dengan warna biru yang
mengindikasikan CaCO3 telah habis bereaksi.
IV. Reaksi
Sebelum Titrasi
Saat Titrasi
Setelah Titrasi
V. Dasar Teori
Menurut Wahyudi (2013) gula adalah suatu karbohidra sederhana yang
menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula adalah suatu
karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan oligosakarida,
polimer dengan derajat polimerisasi +/10 dan biasanya bersifat larut dalam air
yang terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa. Gula paling banyak
diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Secara umum, gula dibedakan
menjadi dua, yaitu:
Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu
molekul gula. Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa,
galaktosa.
Disakarida
Berbeda dengan monosakarida, disakarida berarti terbentuk dari dua molekul
gula. Yang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan
fruktosa), laktosa (gabungan dari glukosa dan galaktosa) dan maltosa
(gabungan dari dua glukosa).
Pada praktikum ini dilakukan pengujian terhadap produk gula pasir yang
beredar di masyarakat. Dilakukan pengujian untuk beberapa parameter seperti
beda asing, pH, kadar air dan kadar CaCO3 yang telah diatur didalam SNI 01-
3140-2001 yang digunakan sebagai standar acuan untuk gula pasir.
Dipipet 10 mL Ditambahkan 50 mL
larutan gula 50% Ditambahkan
akuades dan 2 mL
kedalam indikator EBT
versenate buffer
erlenmeyer
Percobaan 2 : Pengukuran pH
Ulangan Nilai pH
1 6,3
2 6,2
Sampel
VIII. Perhitungan
Percobaan 1 Uji Bahan Asing
W 1–W 2
%Bahan Asing = x 100%
w 3( g)
Keterangan:
W1 = Bobot wadah + kertas saring + sampel (setelah pengeringan) (g)
W2 = Bobot wadah + kertas saring (sebelum pengeringan) (g)
W3 = Bobot sampel (gula pasir) (g)
(50,6358−50,5833) g
Gula (1) = x 100%
50,0005 g
= 0,1049 %( b/b)
= 0,10 %(b/b)
(50,3773−50,3262)g
Gula (2) = x 100%
50,0008 g
= 0,1022%(b/b)
= 0,10 % (b/b)
Selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
0,1049 %−0,1022 %
= x 100%
0,1036
= 2,6062 % = 2,61 %
Percobaan 2 Pengukuran pH
Nilai pH ke−1+ Nilai pH ke−2
Rata-rata nilai pH =
2
6,3+6,2
=
2
= 6,2
selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
6,3−6,2
= x 100%
6,2
= 1,6 %
Percobaan 3 Penetapan Kadar Air
bobot air yang hilang
% Kadar = x 100%
bobot sampel
(61,6743−61,6693)g
Gula (1) = x 100 %
5,0005 g
= 0,10 % (b/b)
( 58,9684−58,9639 ) g
Gula (2) = x 100 %
5,0009 g
= 0,09% (b/b)
selisih
%RPD = x 100%
Rata−rata
( 0,10−0,09 ) %
= x 100%
0,095 %
= 10,53%
Percobaan 3 Penetapan Kadar CaCO3
Standarisasi EDTA
a) Bobot CaCO3 yang harus ditimbang
mg CaCO3 = V (EDTA) x M (EDTA) x BM CaCO3
= 10 mL x 0,01 mmol/mL x 100 mg/mmol
=10 mg
b) Perhitungan Molaritas
mg CaCO 3
MEDTA =
BM CaCO 3 x V . EDTA
10,3 mg
M EDTA (1) = mg
100 x 10,25mL
mmol
= 0,0100 mmol/mL
10,0 mg
M EDTA (1) = mg
100 x 10,07 mL
mmol
= 0,0099 mmol/mL
10,3 mg
Rata-rata M = mg
100 x 10,25mL
mmol
= 0,0100 mmol/mL
Perhitungan Kadar CaCO3
a) Kadar CaCO3 (mg/100 g) =
Pada percobaan analisis gula pasir ini dilakukan pengujian terhadap beberapa
parameter, yaitu : kadar air, pH, bahan asing dan Kadar CaCO3. Pengukuran
Pengujian yang pertama adalah uji bahan asing, uji ini dilakukan untuk
menentukan adanya bahan asing di dalam gula pasir. Bahan asing sendiri
kerupakan benda selain sampel yang ada bersama sampel tetapi dapat dipisahkan
karena dikhawatirkan dapat membahayakan apabila bahan pangan tersebut
dikonsumsi dan mengurangi kualitas bahan pangan tersebut. Bahan asing juga
bisa disebut sebagai padatan tidak larut atau partikel yang lebih besar dari pori-
pori kertas saring. Kadar bahan asing dalam sampel yang diuji adalah 0,10 %
(b/b)untuk kedua sampel gula. Kadar bahan asing dalam sampel gula pasir dalam
percobaan ini lebih kecil dari syarat nilai mutu uji bahan asing yaitu maksimal 0,2
%(b/b). Maka dari itu, sampel gula pasir ini lulus parameter uji kadar bahan
asing.
Pada pengujian pH, digunakan larutan gula 50% yang diukur dengan pH meter
yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH 4,7 dan 10. Hasil yang didapatkan
adalah 6,3 dan 6,2, lebih besar dari syarat mutu uji yaitu minimal 5,5. pH pada
gula pasit tidak boleh dibawah 5,5 , karena ketika terlalu asam akan merubah
senyawaan gula dan juga ketika gula terllau asam kemudian dikonsumsi akan
mengganggu kerja lambung.
Pada penetapan kadar air, dilakukan untuk menentukan kadar air dalam suatu
sampel gula pasir. Kadar air ini menentukan keawetan dari suatu bahan pangan.
Dimana semaiin tinggi kadar airnya, maka akan semakin cepat rusak atau
membusuk. Karena semakin tinggi kadar airnya maka bahan pangan tersebut
akan semakin lembab yang menyebabkan rentan terhadap serangan mikroba.
Pada percobaan ini, didapatkan nilai kadar air pada sampel gula pasir adalah 0,10
%(b/b) dan 0,09% (b/b). Hasil yang didapatkan sesuai dengan syarat mutu uji
kadar air. Namun pada kadar air didapatkan %RPD 10,53% yang melebihi dari
syarat keberterimaan yaitu >5%. Maka dapat dikatakan bahwa data pengujian
pada kadar air ini dibutuhkan pengujian ulang atau data tidak dapat digunakan
karena tidak memenuhi syarat keberterimaan.
Berdasarkan hasil percobaan dengan parameter kadar bahan asing, pH, Kadar
air, dan kadar CaCO3 dapat disimpulkan bahwa sampel gula pasir yang
digunakan memenuhi syarat mutu uji pada SNI 3140-3-2010 pada ke empat
parameter tersebut. Namun pada kadar air, % RPD nya tidak memenuhi syarat
keberterimaan.
X. KESIMPULAN
Percobaan 2 : Pengukuran Ph
Gula 1 = 6,3
Gula 2 = 6,2