Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berisi penjelasan umum mengenai asam sitrat dan Aspergillus niger.

1.2 Rumusan Masalah


Berisi penjelasan masalah yang mendasari dilakukannya praktikum asam sitrat.

1.3 Tujuan Percobaan


1. Untuk membuat asam sitrat dari karbohidrat dengan cara fermentasi
2. Untuk mempelajari pengaruh perbedaan variabel terhadap asam sitrat
yang dihasilkan
3. Untuk mempelajari pengaruh waktu terhadap pH

1.4 Manfaat Percobaan


Menyesuaikan dengan tujuan percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asam Sitrat


Asam sitrat merupakan senyawa intermediet dari asam organik yang
berbentuk kristal atau serbuk. Pemecahan karbohidrat dengan cara fermentasi
dapat menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya adalah asam
sitrat. Dengan enzim amylase, glukoamilase, atau amiloglukosidase, senyawa
karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan
diubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus TCA
akan diubah menjadi menjadi asam sitrat. Kapang (mold) Aspergillus Niger
adalah kapang yang dapat menghasilkan enzim yang dapat mengubah
karbohidrat menjadi asam sitrat. Penggunaan asam sitrat untuk industri misalnya
makanan, minuman, dan farmasi (Sasmitaloka, 2017).

(Ditambahkan penjelasan mengenai asam sitrat secara lebih lanjut)

2.2 Teori Aspergillus niger


Kondisi spora licin, tidak berwarna atau kuning kecoklatan, lemak atau
merupakan campuran tiga warna atau lebih, konidia berkepala hitam coklat/ungu
coklat besar dan berbentuk bola. Dalam kepala yang besar terdapat bubuk bola
yang mengembang. Serbuk pada seluruh permukaan kepalanya kering, menyusut
menyerupai kubah dari konidia spora pendek. Konidia spora terlihat bertangan
besar dan berwarna coklat hitam (Wangge et al, 2012).

(Ditambahkan penjelasan mengenai Aspergillus niger secara lebih lanjut)


2.3 Reaksi Pembuatan Asam Sitrat dan Permuniannya
a. Reaksi Pembentukan
(C6H10O5)n(s) + n(H2O)(l) → (C12H22O11)(s)
Karbohidrat Air Sukrosa
(C12H22O11)(s) + (H2O)(l) → (C6H12O6)(s) + (C6H12O5)(s)
Sukrosa Air Glukosa Fruktosa
(C6H12O6)(s) + O2(g) → (C6H8O7)(s) + 2(H2O)(l)
Glukosa Oksigen As.Sitrat Air

b. Reaksi Pemurnian
(C6H8O7)(s) + 3(Ca(OH)2)(l) → (Ca3(C6H5O7)2)(s) + 6(H2O)(l)
As.Sitrat Ca. Hidroksida Ca. Sitrat Air
(Ca3(C6H5O7)2)(s) + 3(H2SO4)(l) → 3(CaSO4)(s) + 2(C6H8O7)(s)
Ca. Sitrat As. Sulfat Ca. Sulfat As. Sitrat
(C6H8O7)(s) + 3(NaOH)(l) → (Na3(C6H8O7))(s) + 3(H2O)(l)
As. Sitrat Na. Hidroksida Na. Sitrat Air
(Syamsuriputra et al, 2006)

2.4 Hal-Hal yang Berpengaruh


Berisi penjelasan mengenai hubungan hasil asam sitrat dengan faktor-faktor
berikut:
a. Waktu
b. Mikroba
c. Konsentrasi gula awal
d. pH
e. Pemberian Oksigen
f. Suhu
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Rancangan Praktikum


3.1.1 Skema Rancangan Percobaan
Berisi diagram skematis praktikum sesuai dengan prosedur.
3.1.2 Variabel Operasi
Berisi tabel variabel operasi untuk praktikum.

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1 Bahan
1. Sumber karbohidrat 7. Aspergillus niger
2. Bekatul 8. Ca(OH)2
3. Sekam padi 9. H2SO4
4. Urea 10. NaOH
5. KH2PO4 11. HCl
6. MgSO4.7H2O 12. Aquadest
3.2.2 Alat
1. Petridish 6. Pipet
2. Beaker glass 7. Inkubator untuk fase semi padat
3. Erlenmeyer 8. Inkubator untuk fase cair
4. Gelas ukur 9. Oven
5. Buret, statif, dan klem

3.3 Gambar Alat


Gambar alat-alat yang digunakan pada praktikum dalam tabel

3.4 Prosedur Praktikum


1. Sterilisasi Alat
a. Cuci erlenmeyer sampai bersih dan keringkan
b. Bungkus erlenmeyer dengan kertas koran dan sterilisiasi alat pada
suhu 120-121oC menggunakan autoclave selama ± 15 menit

2. Penyiapan Media
Pada percobaan ini dilakukan fermentasi pada dua media :
1) Fermentasi pada media semi padat
a. Siapkan sumber karbohidrat yang akan digunakan. Bila sumber
karbohidrat berupa buah, kupas dan haluskan terlebih dahulu lalu
airnya dibuang/dituang dengan cara diperas sampai sedikit kering.
b. Setelah agak kering, timbang sumber karbohidrat sesuai variabel dan
kedalamnya ditambahkan nutrient – nutrient (urea, sekam padi,
bekatul, MgSO4.7H2O, dan KH2PO4) sesuai variabel. Aduk sampai
homogen di dalam erlenmeyer.
c. Tambahkan aquadest hingga media menjadi lembab (sampai becek).
d. Atur pH sesuai variabel.
e. Tutup menggunakan alumunium foil dan panaskan hingga mencapai
suhu 70oC
f. Biarkan dingin pada suhu kamar. Setelah dingin tanami media
dengan suspensi spora di dalam ruang aseptik. Aduk dengan baik
agar suspensi spora dapat tersebar merata dalam media, lalu tutup
kembali alam aluminium foil.
g. Cara penanaman suspensi spora :
 Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl
 Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan
diamkan selama ± 1 menit. Lalu bisa dilakukan penanaman
suspensi spora.
 Penanaman suspensi spora dilakukan dengan cara mensterilkan
kawat osse: Panaskan kawat osse menggunakan bunsen,
kemudian memasukkan ke larutan HCl, kemudian panaskan
kawat osse lagi.
 Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni
yang telah disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang sudah
di autoclave, lalu siap diinkubasikan.
h. Inkubasikan selama x hari pada 28 – 30oC (dalam inkubator untuk
media semi padat).
i. Setelah selesai inkubasi, tambahkan aquadest ke dalam erlenmeyer
sedikit demi sedikit dan lumat semua isi erlenmeyer hingga
tercampur merata. Volume aquadest yang ditambahkan maksimal 50
mL.
j. Saring dengan kertas saring atau pompa vakum dan filtratnya ditest
untuk analisis asam sitratnya.
2) Fermentasi pada media cair
a. Siapkan sumber karbohidrat yang akan digunakan, timbang sumber
karbohidrat sesuai variabel lalu tambahkan nutrient – nutrient dan
aqudest hingga volume menjadi 100 mL dalam erlenmeyer lalu atur
pH
b. Tutup menggunakan alumunium foil dan panaskan hingga mencapai
suhu 70oC. Biarkan dingin pada suhu kamar.
c. Setelah dingin, tanami dengan suspensi Aspergillus niger secara
aseptik di ruang aseptik.
d. Cara penanaman suspensi spora
 Menyiapkan kawat osse, bunsen, alkohol, dan HCl
 Semprot ruang aseptik dengan menggunakan alkohol dan
diamkan selama ± 1 menit. Lalu bisa dilakukan penanaman
suspensi spora.
 Penanaman suspensi spora dilakukan dengan cara mensterilkan
kawat osse : Panaskan kawat osse menggunakan bunsen,
kemudian memasukkan ke larutan HCl, kemudian panaskan
kawat osse lagi.
 Ambil beberapa kawat osse Aspergillus niger dari biakan murni
yang telah disediakan dan masukkan ke dalam sampel yang sudah
di autoclave, lalu siap di inkubasikan.
e. Inkubasikan selama 7 hari sesuai variabel pada 28 - 30oC (dalam
inkubator goyang).
f. Setelah selesai inkubasi, saring dengan kertas saring atau pompa
vakum dan filtratnya ditest untuk asam sitratnya.

3. Analisa Hasil
a. Panaskan filtrat yang diperoleh dari percobaan di atas sampai 70 oC.
Tambahkan larutan Ca(OH)2 sebanyak 10 mL. Buat larutan Ca(OH)2
dengan melarutkan 5gr Ca(OH)2 dengan aquadest sampai 50 mL (jaga
temperature konstan).
b. Endapan yang timbul cepat-cepat disaring (dalam keadaan panas 70oC),
kemudian dicuci dengan air panas 70oC. Endapan tersebut adalah
kalsium sitrat.
c. Keringkan endapan di oven kemudian timbang beratnya.Catat beratnya.
d. Endapan tersebut dilarutkan dengan H2SO4 encer, sesuai perhitungan,
saring dengan kertas saring. Filtratnya merupakan asam sitrat dan
endapannya adalah kalsium sulfat.
e. Untuk mengetahui berat asam sitrat yang diperoleh pada percobaan,
encerkan 1 mL filtrat menjadi 10 mL dengan aquadest, lalu titrasi
dengan NaOH 0,1 N. Catat kebutuhan titran.

*Menghitung Kebutuhan NaOH encer


Ca3(C6H3O7)2 (s)+ 3H2SO4 (l) → 3CaSO4 (s)↓ + 2C6H8O7 (s)
𝑋𝑔𝑟
= 𝐴 𝑚𝑜𝑙 3𝐴 𝑚𝑜𝑙
𝐵𝑀𝐶𝑎𝑆𝑖𝑡𝑟𝑎𝑡
Buat larutan H2SO4 dengan melarutkan 5 mL H2SO4 pekat menjadi
100 mL.
gr H2SO4 = vol H2SO4 . ρ H2SO4 . kadar H2SO4
= 5 mL. 1,84 gr/cm3 . 100/98
= 9,016 gr
𝑚𝑜𝑙 𝑔𝑟/𝐵𝑀
Molar H2SO4 = =
𝑉 𝑉
9.016𝑔𝑟
98 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 0.1 𝐿

= 0.92 M
Molar H2SO4
3𝐴 𝑚𝑜𝑙
0.92 M = 𝑉

V= L= ml

Anda mungkin juga menyukai