AIR KRISTAL
5.1 Tujuan :
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat:
1. menganalisis sifat-sifat suatu senyawa ionik secara kualitatif
2. menghitung air kristal dari suatu senyawa ionik (analisis kuantitatif).
5.2 Latar Belakang teori :
5.2.1 Air Kristal
Istilah air kristal muncul karena ada beberapa senyawa ionik yang memiliki kekhasan
sifat, yaitu dapat menarik dan mengikat molekul air dalam jumlah tertentu. Senyawa tersebut
kemudian sering disebut senyawa terhidrat (hidrat = air), sedangkan air yang diikat dinamakan
air hidrasi atau air kristal. Jadi yang dimaksud dengan air kristal adalah air yang terikat di dalam
suatu senyawa ionik. Dinamakan kristal karena sebagian besar senyawa inonik punya bentuk
fisik berupa padatan kristal yang susunan molekulnya rapat. Air tersebut terikat dalam struktur
senyawa ionik dan hanya dapat dipisahkan dengan cara pemanasan. Jika air tersebut telah
terlepas dari senyawa tersebut maka senyawa tersebut kehilangan air (hidrat) yang sering disebut
senyawa anhidrat (an = tidak).
Air kristal yang terdapat pada senyawa ionik, mempunyai jumlah tertentu dan relatif
mudah dihilangkan melalui pemanasan pada suhu di atas titik didih air. Sebagai contoh adalah
hidrat tembaga (II) klorida yang dapat diubah menjadi anhidrat tembaga (II) klorida, melalui
pemanasan pada suhu 1100C. Reaksi penghilangan air kristal pada saat pemanasan :
CuCl2.2H2O CuCl 2 + 2H2O Reaksi
ini dikenal sebagai reaksi dehidrasi.
Istilah-istilah penting dalam mempelajari air kristal adalah sebagai berikut:
• Senyawa Anhidrat adalah senyawa yang telah mengalami kehilangan molekulair,
senyawa ini terbentuk dari penguraian senyawa hidrat yang dipanaskan.
• Senyawa Hidrat adalah senyawa yang mempunyai sejumlah tetap molekul air dalam
setiap molekulnya.
• Persen komposisi adalah perbandingan massa air kristal terhadap massa senyawa hidrat
atau perbandingan massa air yang dibebaskan senyawa dalam persen.
• Air kristal adalah jumlah molekul air yang terdapat dalam senyawa hidrat.
5.2.2 Tatanama senyawa hidrat
Umumnya, senyawa hidrat diberi nama hidrat dan di depannya diawali dengan nomor
Yunani yang menunjukkan banyaknya molekul air yang terikat. Adapun penulisan yang terikat
diletakkan di belakang rumus kimia senyawa tersebut dan dipisahkan menggunakan tanda titik.
Contohnya ada senyawa tembaga (II) sulfat hidrat yang mempunyai rumus molekul
CuSO4.5H2O. Jika dilihat dari rumus kimia tersebut, dapat diketahui banyaknya molekul hidrat
atau air yang terikat berjumlah 5. Nama lengkap dari senyawa tersebut adalah tembaga (II) sulfat
pentahidrat. Contoh lainnya adalah barium klorida dengan rumus kimia BaCl 2.2H2O. Dari rumus
tersebut dapat ditemukan adanya 2 buah molekul air sehingga senyawa tersebut dinamakan
barium klorida dihidrat. 5.2.3 Analisis Kuantitaif Air Kristal
Analisis kuantitatif air Kristal yaitu menghitung jumlah air Kristal dalam suatu senyawa
padat tertentu. Contoh soal: Sebanyak 24,95 gram tembaga (II) sulfat hidrat dipanaskan dalam
cawan penguap sehingga seluruh hidrat menguap yang diketahui melalui identifikasi perubahan
warna kristal biru tua menjadi putih. Kristal tembaga (II) sulfat anhidrat tersisa 15,95 gram.
Tentukan jumlah air kristal dalam senyawa tersebut?
Dimisalkan air kristal yang terdapat dalam senyawa tembaga (II) sulfat tersebut sebanyak a,
maka reaksi pemanasannya dapat digambarkan melalui reaksi berikut: CuSO4.aH2O → CuSO4
+ aH2O . Massa air = massa tembaga (II) sulfat hidrat – massa tembaga(II) sulfat anhidrat.
Massa air = 24,95 – 15,95 = 9 gram. Mol CuSO 4 = massa CuSO4/Mr CuSO4 = 15,95/159,5 = 0,1
mol
Mol H2O = (koefisien H2O/koefisien CuSO4) x mol CuSO4 = a/1 x 0,1 = 0,1 a mol.
Dari mol H2O tersebut dapat ditentukan berapa jumlah mol H2O dalam senyawa hidrat tersebut
5.7 Pertanyaan/Tugas:
1. Jelaskan analisis kualitatif yang dilakukan dalam percobaan ini
2. Jelaskan analisis kuantitatif dalam percobaan ini
3. Apa yang dimaksud dengan air Kristal
4. Berikan 5 contoh senyawa yang mengandung air Kristal
5. Apa yang dimaksud dengan proses reversibel
5.8 Daftar Pustaka:
Team TK. 1987. Petunjuk Praktikum. Laboratorium Kimia PEDC Bandung
Redaksi chem-is-try.org diakses pada 10-07-2009
aA + bB cC ................................ (1)
Zat A dan B bisa berupa atom, molekul atau ion didalam larutan.
Bilanganbilangan a, b, dan c merupakan bilangan bulat dan menunjukkan jumlah
partikel relatif yang terlibat didalam reaksi. Bila mol suatu zat mengandung jumlah
partikel yang sama, baik berupa atom, molekul, atau ion, jumlah a, b, dan c
menunjukkan jumlah mol A dan B yang bereaksi membentuk C.
Ada beberapa reaksi yang mengikuti persamaan (1) termasuk contoh berikut :
2H2(g) + O2(g) 2 H2O(1) ................................ (2)
2+ 3-
3Ca (aq) + 2PO4 (aq) Ca3(PO4)2 (s) ................................ (3)
Reaksi (3) akan terjadi apabila suatu larutan yang mengandung ion Ca 2+
dicampur dengan senyawa yang mengandung ion-ion fosfat (PO43-). Bila reaksi tersebut
benar-benar terjadi secara sempurna, biasanya didalam campuran tersebut akan terdapat
kelebihan salah satu ion yang bereaksi, dan yang satu lagi akan habis terpakai.
Contoh, misalnya suatu larutan yang mengandung ion fosfat (PO 43-)
ditambahkan secara pelan-pelan kedalam larutan yang mengandung ion Ca 2+, maka
segera ion fosfat tersebut akan bereaksi membentuk Ca 3(PO4)2, sehingga hanya sedikit
PO43- yang tertinggal dan terjadilah kelebihan ion Ca 2+. Bila kita melanjutkan
penambahan ion PO43-, akan terbentuk endapan Ca3(PO4)2 dalam jumlah yang lebih
besar sampai akhirnya semua ion Ca2+ yang ada bereaksi. Setelah, penambahan ion
fosfat lebih lanjut (sekarang berlebihan) akan menaikkan konsenterasi ion fosfat
tersebut, sementara konsentrasi ion Ca2+ tetap nol.
Bila reaksi 3 terjadi mengikuti pola yang diterangkan diatas, kita bisa
menghentikan penambahan fosfat bila semua ion Ca2+ telah terkonversi menjadi
Ca3(PO4)2.
Kita dapat membuktikan rumus untuk Ca(PO 4)2 dengan mencatat jumlah mil
Ca2+ relatif yang mula-mula ada didalam larutan dan PO 43- yang ditambahkan. Didalam
hal ini kita memerlukan 2 mol PO43- untuk setiap 3 mol Ca2+ didalam larutan aslinya. Ini
menunjukkan bahwa rumus untuk kalsium fosfat adalah Ca 3(PO4)2. didalam percobaan
ini kita akan menjumpai bahwa rumus kimia untuk garam tidak larut yang mengandung
kation logam dan anion kromat (CrO42-) dengan menggunakan pendekatan ini.
Didalam prosedur ini, pertama kita menimbang sampel garam yang larut yang
mengandung suatu kation yang membentuk kromat tak larut, contohnya adalah
No tabung reaksi 1 2 3 4 5 6
Larurtan Garam (ml) 1 1 1 1 1 1
0,02 M K2CrO4 1 2 3 4 5 6
Air Demineral (ml) 5 4 3 2 1 0
Campuran no. 1 2 3 4 5 6
6.7 Pertanyaan/Tugas:
1. Apa yang dimaksud dengan rumus molekul suatu senyawa kimia
2. Tuliskan rumus senyawa merkuri II nitrat monohidrat