Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Sintetik Kimia Anorganik dengan judul


“Kristal Tunggal Besar KAl(SO4).12H2O” disususn oleh:
Nama : A. Ade Agsa
Nim : 091314019
Kelas/Kelompok : B/III
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten dan
dinyatakan diterima.

Makassar, 1 juni 2012


Koordinator Asisten Asisten

(Kurnia Ramadhani, S.Si) (Hardin, S.Si)

Dosen Penanggung Jawab

(Dra. Hj. Melati Masri, M.Si)


A. Judul Percobaan
Sintesis Kristal Tunggal Besar KAl(SO4).12H2O

B. Latar Belakang
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara
umum, zat cair membentuk Kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada
kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam
padatannya terpasang pada kisi atau struktur Kristal yang sama, tapi secara umum,
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan
polikristalin. Mislanya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari meripakan
polikristal. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari
zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeny atau larutan, sehinga terbentuk
kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat
cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian
produk hingga 100%.
Pembentukan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama
adalah nukleasi primer atau pembentukan inti, yaitu tahap dimana krital-kristal
mulai tumbuh namun belum mengendap. Tahap ini memerlukan keadaan super
jenuh dari zat terlarut. Tahap kedua setelah nukleasi primer adalah nukleasi
sekunder. Pada tahap ini pembentukan kristal, yang ditandai dengan saling
menempelnya inti-inti menjadi kristal padat. Terdapat dua metode untuk
pertumbuhan kristal tunggal dari larutan jenuhnya, yaitu pertama kristal akan
tumbuh apabila suhu dari larutan jenuh diturunkan sampai mencapai keadaan
lewat jenuh. Metode kedua, kristal akan tumbuh apabila larutan jenuh dibiarkan
menyerap pada suhu yang tetap. Pada kedua metode tersebut untuk pertama kali
perlu dilakukan preparasi larutan jenuh untuk mendapatkan kristal tunggal. Kristal
tunggal yang dimaksud adalah KAl(SO4).12H2O.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu:
1. Bagaimana cara mensintesis Kristal tunggal besar KAl(SO4).12H2O ?
2. Bagaimana warna dan bentuk dari Kristal tunggal besar KAl(SO4).12H2O?

D. Tujuan Percobaan
Tujaun dari percobaan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui cara mensintesis Kristal tunggal besar KAl(SO4).12H2O
2. Untuk mengetahui warna dan bentuk dari Kristal tunggal besar
KAl(SO4).12H2O.

E. Landasan Teori
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi
(Wikipedia,2012). Susunan atom, molekul, atau ion dalam padatan Kristal adalah
sedemikian rupa sehingga gaya tarik menarik antara molekul pada keadaan
maksimumnya. Gaya yang menyebabkan kestabilan kristal dapat berupa gaya ion,
ikatan kovalen, gaya van der wals, ikatan hydrogen, atau kombinasi gaya-gaya ini
(Chang, 2003: 378).
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada
bahan kimianya, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambient. Proses
terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi (Wikipedia, 2012).
Kristalisasi adalah sebuah teknik dasar yang harus dipelajari seorang
kimiawan untuk memurnikan suatu materi/ senyawa padat. Prinsip dari kristalisasi
adalah senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan
dengan pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa larutan tersebut
dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan, senyawa terlarut
akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk Kristal yang
murni dan bebas dari pengotor (Rismaka, 2009).
Kristal dapat terbentuk karena pada suatu larutan dalam keadaan atau
kondisi lewat jenuh. Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak
mampu melarutkan zat terlarutnya, sudah melebihi kapasitas pelarutnya. Sehingga
kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah
pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan
pelarut dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu: penguapan, pendinginan,
penambahan senyawa lain, dan reaksi kimia (Zulpikar, 2011).
Pembentukan kristal itu sendiri terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah
nukleasi primer atau pembentukan inti, yaitu tahap dimana krital-kristal mulai
tumbuh namun belum mengendap. Tahap ini memerlukan keadaan super jenuh
dari zat terlarut. Saat larutan didinginkan, pelarut tidak dapat menahan semua zat-
zat terlarut akibatnya molekul-molekul yang lepas dari pelarut saling menempel,
dan mulai tumbuh menjadi inti Kristal dan semakin banyak inti-inti yang
bergabung, maka akan semakin cepat pula pertumbuhan Kristal tersebut. Tahap
kedua setelah nukleasi primer adalah nukleasi sekunder. Pada tahap ini
pembentukan kristal, yang ditandai dengan saling menempelnya inti-inti menjadi
kristal padat (Rismaka, 2009).
Aluminium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya
berwarna abu-abu. Ia melebur pada suhu 659C. Bila terkena udara, objek-objek
aluminium teroksidasi pada permukaannya tetapi lapisan oksidasi ini melindungi
objek dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan
logam ini, pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer: atau asam nitrat encer:
2 Al + 6 H+ 2 Al 3+ + 3 H2
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit
merkurium(II)Klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga melarutkan
aluminium:
3 Al + 6 HCl 2 Al 3+ + 3 H2 + 6 Cl-
Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang
dioksida:
2 Al + 6 H2SO4 2 Al 3+ + 3 SO42- + 3 SO2 + 6 H2O
Aluminium adalah tervalen dalam senyawa-senyawanya. Ion-ion aluminium
membentuk garam-garam yang tak berwarna dengan anion-anion yang tak
berwarna. Halida, nitrat dan sulfatnya dalam air; larutan ini memperlihatkan
reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfide dapat dibuat hanya dalam
keadaan padat saja, dalam larutan air ia terhidrolisis dan terbentuk aluminiom
hidroksida, Al(OH)3. Aluminium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan
sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk-bentuk kristal yang menarik,
yang disebut tawas (Svehla, 1985: 266).
Alum mempunyai kegunaan yang sama dengan garam pembentuknya. Suatu
kegunaan penting dari patas alum adalah sebagai pewarna. Tekstil yang akan
diwarnai (dicelup) direndam dalam larutan alum dan dipanaskan dengan uap.
Hidrolisis dari [Al(H2O)6]3+ mengendapkan Al(OH)3 ke arah serat tekstil dan zat
warna kemudian diserap oleh Al(OH)3 (Petrucci, 1985: 115).
Dalam proses penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur,
Ca(OH)2 dan persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
Al3+ (aq) + SO42- (aq) + Ca2+ (aq) Al(OH)3 (s) + CaSO4 (s)
Hasil endapan tersebut berupa gelatin yang mampu menyerap kotoran dan juga
bakteri untuk dibawa mengendap ke dasar tempat air sehingga diperoleh air yang
jernih (Sugiyarto, 2001).

F. Metode Praktikum
1. Alat
a. Labu Erlenmeyer 250 mL, 1 buah
b. Labu Erlenmeyre 100 mL, 1 buah
c. Gelas kimia 250 mL, 2 buah
d. Batang pengaduk, 1 buah
e. Termometer 100C, 1 buah
f. Kasa asbes, 1 buah
g. Kaki tiga, 1 buah
h. Pembakar spirtus, 1 buah
i. Corong biasa, 1 buah
j. Neraca analitik, 1 buah
k. Botol semprot, 1 buah
l. Lap halus dan kasar @ 1 buah
2. Bahan
a. KAl(SO4).12H2O (kalium aluminium sulfat dodekahidrat)
b. Aquades
c. Kertas saring
d. Tissu
e. Benang
3. Prosedur Kerja
a. Disiapkan sebuah Erlenmeyer 250 mL untuk membuat larutan jenuh dari
kalium aluminium sulfat dodekahidrat.
b. 100 mL air dipanaskan pada suhu 50C dalam Erlenmeyer tersebut.
c. Kristal kalium aluminium sulfat dodekahidrat dihaluskan, kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi air panas tersebut.
d. Ditimbang 50 gram KAl(SO4).12H2O , memasukkan sedikit-sedikit ke
dalam Erlenmeyer berisi air.
e. Diaduk secara sempurna kemudian mendinginkan smapi suhu kamar.
f. Diaduk lagi selama 15 menit dan membiarkan Kristal berada dalam
larutan selama satu malam.
g. Melakukan dekantasi dan memisahkan kristalnya diats secarik kertas
saring.
h. Dipilih Kristal yang panjang kurang lebih 3 mm lalu diikat dengan
benang, menggunting ujung benang yang tidak diperlukan.
i. Dipanaskan lagi sampai suhu 50C. Jika perlu menambahkan 5 sampai
10 gram KAl(SO4).12H2O.
j. Menyaring segera larutan jenuhnya dan memasukkan kedalam gelas
kimia yang bersih.
k. Mendinginkan dan sekitar 5C sebelum mencapai suhu kamar,
dimasukkan Kristal yang tunggal yang telah diikat dengan benang dan
diletakkan di tengah arutan.
l. Mentup rapat gelas piala dan mengatur agar suhu di sekitar gelas piala
tidak berubah.
m. Mengamati Kristal yang digantung dengan benang. Jika larut
mengulangi dari awal.
n. Jika Kristal sudah tumbuh dengan besar, dipisahkan dari larutan
jenuhnya dan dikeringkan di atas secarik kertas saring.
o. Mencatat waktu yang diperlukan, juga dicatat ukuran dan bentuk Kristal
serta ditimbang bobot Kristal yang tumbuh.

G. Hasil Pengamatan
100 mL aquadest 50C 100 mL aquadest + 50 g KAl(SO4).12H2O
(putih)
Larutan tidak berwarna, Kristal diaduk larutan keruh, Kristal
putih didinginkan larutan tidak berwarna, Kristal putih
Dibiarkan selama 4 malam larutan tidak berwarna, Kristal putih
Dekantasi Kristal putih, filtrat tidak berwarna dipisahkan kristalnya

Kristal putih (3 mm) diikat benang Kristal putih yang terikat benang.
Larutan jenuh tak berwarna larutan tak berwarna + 5 gram

KAl(SO4).12H2O dilakukan 4 kali larutan tidak berwarna, Kristal putih


disaring Larutan tak berwarna didinginkan suhu kamar larutan tak
berwarna, Kristal putih dimasukkan Kristal yang diikat benang
larutan tak berwarna, Kristal putih dan Kristal tergantung
Erlenmeyer ditutup rapat larutan tak berwarna, Kristal putih dan Kristal
tergantung disimpan 10 hari Kristal yang besar dipisahkan dari larutan jenuh

Kristal tunggal besar (putih) dikeringkan Kristal tunggal besar (putih)


Ditimbang 1,7 gram Kristal tunggal besar (putih), KAl(SO4).12H2O
(diameter 1 cm).

H. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara mensintesis Kristal tunggal


besar KAl(SO4).12H2O dari KAl(SO4).12H2O dengan cara mengikat Kristal
tungga dengan benang lalu digantung di tengah larutan lewat jenuh, serta untuk
mengetahui warna, bentuk, dan ukuran dari Kristal tunggal besar
KAl(SO4).12H2O yang diperoleh.
Perlakuan pertama yang dilakukan yaitu memanaskan 100 ml aquadest
pada suhu 50°C. digunakannya suhu ini karena merupakan suhu optimum dari
kelarutan KAl(SO4).12H2O. Apabila di bawah suhu tersebut maka
KAl(SO4).12H2O akan sulit untuk larut. Sedangkan apabila di atas suhu tersebut
maka pembentukan kristal KAl(SO4).12H2O mulai dari setelah penyaringan
sampai pada penyimpanan selama semalam akan berlangsung cepat dan
meyebabkan bentuk dari krisal tersebut menjadi tidak teratur.
Langkah selanjutnya yaitu menghaluskan Kristal KAl(SO4).12H2O untuk
memperkecil bentuk dari Kristal tersebut sehingga mempermudah proses
pelarutan. Kemudian ditimbang lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi
air panas. Setelah itu diaduk untuk mempercepat proses pelarutan dan agar larutan
tersebut bercampur secara merata. Larutan tersebut disaring dalam keadaan panas
untuk mempermudah proses penyaringan karena keadaan panas pori-pori dari
kertas saring membesar sehingga larutan dengan mudahnya tersaring tanpa
memerlukan waktu yang lama. Setelah larutan tersebut disaring maka akan
terbentuk secara perlahan-lahan Kristal KAl(SO4).12H2O dan dibiarkan Kristal
tersebut tetap berada dalam larutan selama empat malam agar diperoleh Kristal
yang cukup besar dengan panjang 3 mm, sehingga mudah diikat dengan benang.
Setelah dilakukan dekantasi untuk memisahkan antara Kristal dengan
larutannya. Kristal yang diperoleh dikeringkan di atas secarik kertas saring agar
larutan yang berada di permukaan kristal dapat diserap. Kemudian dipilih Kristal
yang panjangnya 3 mm agar mudah diikat dan sebaiknya dipilih yang tunggal dan
bentuknya octahedral agar pada saat krital tesebut tumbuh akan selaras dengan
bentuk awalnya. Tujuan dari Kristal tersebut diikat yaitu sebagai pemancing untuk
memperoleh Kristal tunggal besar.
Selanjutnya larutan jenuhnya dipanaskan lagi sampai suhu 50°C dan
ditambahkan KAl(SO4).12H2O agar diperoleh larutan yang jenuh kembali.
Larutan jenuh tersebut disaring untuk memisahkannya dari Kristal
KAl(SO4).12H2O yang tidak larut dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
Kemudian larutan tersebut didinginkan pada suhu kamar agar diperoleh larutan
dalam keadaan lewat jenuh. Kondisi tersebut terjadi karena pada saat suhunya
berkurang dan sebagian akan mengkristal. Serta masih ada molekul-molekul dari
KAl(SO4).12H2O yang tidak terikat dengan pelarut. Kristal tunggal yang telah
dikat dengan benang dan diletakkan di tengah larutan karena molekul-molekul
dari KAl(SO4).12H2O yang tidak terikat dengan molekul air akan bergerak ke
segala arah, dari atas, bawah maupun samping kiri dan kanan. Oleh karena itu
Kristal tunggal yang diikat diletakkan di tengah larutan dan setelah beberapa hari
Kristal tunggal tersebut akan membesar.
Erlenmeyer yang digunakan ditutup rapat agar terhindar dari pengaruh lain
dari luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Kristal. Kemudian diatur agar
suhu di sekitar Erlenmeyer tidak berubah sehingga suhu larutan hanya
terkonsentrasi pada suhu di dalam erlemeyer tersebut. Proses penjenuhan
dilakukan sebanyak beberapa kali agar Kristal tunggal tersebut cepat membesar
karena selalu digunakan larutan jenuh yang baru, sehingga molekul-molekul dari
KAl(SO4).12H2O dalam larutan dengan kondisi lewat jenuh selalu ada dan tidak
habis untuk berikatan dengan Kristal tunggal dan semakin membesar. Kristal yang
telah tumbuh sampai besar, dipisahkan dari larutan jenuhnya dan dikeringkan di
atas secarik kertas saring agar larutan yang berada di permukaan Kristal dapat
terserap. Sehingga diperoleh Kristal dengan berat 1,7 gram, diameter 1 cm.
berbentuk octahedral dengan waktu yang diperlukan untuk membesar yaitu 10
hari, berwarna putih dan bentuk geometrinya oktahedral.

Kristal tunggal besar KAl(SO4)2.12H2O


Gambar pada mikroskop
3+

K+(SO42-)2.6H2O

Bentuk geometri oktahedral

I. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Kristal tunggal besar KAl(SO4).12H2O dapat disintesis dari KAl(SO4).12H2O
yang ditumbuhkan dengan mengikat Kristal tunggal menggunakan benang lalu
digantungkan di tengah larutan lewat jenuh.
b. Kristal tunggal besar KAl(SO4).12H2O berwarna putih, berat 1,7 gram,
diameter 1 cm dan berbentuk oktahedral.
2. saran
Disarankan kepada praktikan selanjutnya agar selalu menjenuhkan larutan
jenuhnya sehingga dapat diperoleh Kristal tunggal besar dengan waktu yang tidak
terlalu lama.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2003. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Petrucci, R.H. 1985. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. Edisi Keempat
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Rismaka. 2009. Kristalisasi. (online). http://rismakafiles.wordpress.com/2009/


03/18/kristalisasi/. Diakses pada tanggal 21 April 2012.

Sugiyarto, K.H. 2001. Kimia Anorganik II: Dasar-Dasar Kimia Anorganik


Logam. Yoyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY.

Svehla, G. 1985. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Edisi Kelima. Bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media
Pustaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2009. Penuntun Praktikum Sintesis Kimia


Anorganik. Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM.

Wikipedia. 2012. Kristal. (Online). http://id.wikipedia.org/wiki/kristal. Diakses


Pada tanggal 21 April 2012.

Zulfikar. 2011. Kristalisasi. (Online). http://www.chem-is-try.org/materikimia/


kristalisasi/. Diakses pada tanggal 21 April 2012.
Lampiran

1. Apakah yang dimaksud dengan larutan lewat jenuh ?


Jawab:
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung solute (zat terlarut) lebih
banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang
sama.

2. Berapakah kelarutan KAl(SO4).12H2O pada suhu 20, 25, dan 30°C ?


Jawab:
a. Kelarutan KAl(SO4).12H2O pada suhu 20°C yaitu 14 gram per 100 ml air.
b. Kelarutan KAl(SO4).12H2O pada suhu 25°C yaitu 17,8 gram per 100 ml air.
c. Kelarutan KAl(SO4).12H2O pada suhu 30°C yaitu 21,6 gram per 100 ml air.

3. Berikan contoh Kristal lain yang mudah dilakukan untuk pertumbuhan Kristal
tunggal besar !
Jawab:
Kristal tunggal garam Rochelle dan Kristal tunggal Silicon.

Anda mungkin juga menyukai