Anda di halaman 1dari 2

A.

DEFINISI SURFAKTAN
Surfaktan atau surface active agent merupakan suatu molekul dengan rantai
hidrokarbon panjang dengan gugus ujung bersifat polar atau ionik. Bagian rantai hidrokarbon
dari molekul ini bersifat hidrofobik dan larut dalam cairan non polar, sedangkan gugus ujung
polar/ionik bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Dalam kehidupan sehari-hari, surfaktan
dapat bertindak seperti deterjen, bahan pembasah, pengemulsi, bahan pembusa, dan bahan
pendispersi.

B. STRUKTUR SURFAKTAN
Surfaktan sendiri terbagi atas 2 bagian, yaitu kepala dan ekor. Gugus hidrofilik berada
dibagian kepala (polar) dan lipofilik dibagian ekor (non polar). Bagian polar molekul
surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Pada umumnya bagian non-polar
(lipofilik) adalah merupakan rantai alkil yang panjang, sementara bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil. Adapun contoh struktur surfaktan sebagai berikut:

C. KLASIFIKASI SURFAKTAN
Berdasarkan muatan yang dimiliki, surfaktan digolongkan kedalam 4 golongan yakni:
Anionik, Kationik, Non-ionik, dan Amfoter.
1. Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu anion.
Karakteristiknya yang hidrofilik disebabkan karena adanya gugus ionik yang cukup besar,
yang biasanya berupa gugus sulfat atau sulfonate. Contohnya surfaktan anionik
diantaranya linier alkilbenzen sulfonate (LAS), alkohol sulfat (AS), alkohol ester sulfat
(AES), alfa olein sulfonat (AOS), parafin (secondary alkane sulfonat, SAS) dan metil ester
sulfonat (MES).
2. Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada suatu kation.
Surfaktan jenis ini memecah dalam media cair, dengan bagian kepala surfaktan kationik
bertindak sebagai pembawa sifat aktif permukaan. Contohnya garam alkil trimethil
ammonium, garam dialkil dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil
ammonium.
3. Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak bermuatan. Contohnya ester
gliserol asam lemak, ester sorbitan asam lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil
amina, glukamina, alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil
amina oksida.
4. Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai muatan positif dan
negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung asam amino, betain, fosfobetain

D. MEKANISME KERJA SURFAKTAN


Surfaktan biasa digunakan pada beberapa sediaan seperti emulsi yang terdiri dari fase
air dan fase minyak yang sukar bercampur. Untuk mencampurkan kedua fase tersebut, maka
tegangan permukaan antara fase air dan fase minyak harus diturunkan. Turunnya tegangan
permukaan terjadi karena masuknya surfaktan ke dalam fase air dan fase minyak. Surfaktan
memiliki bagian kepala yang bersifat menyukai air atau hidrofilik sehingga bagian kepala
tersebut masuk ke fase air, surfaktan juga memiliki bagian ekor yang bersifat tidak menyukai
air atau hidrofobik sehingga bagian ekor tersebut masuk ke fase minyak. Interaksi kepala dan
ekor surfaktan dengan dua fase tersebut menyebabkan penurunan tegangan permukaan antar
fase. Ketika bagian-bagian dari surfaktan masuk ke dalam fase air dan fase minyak sesuai
ketertarikannya maka molekul surfaktan akan diserap atau diadsorpsi lebih kuat oleh air
dibandingkan dengan minyak apabila bagian kepala yang lebih menyukai fase air lebih
dominan. Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga dapat
menyebar dengan lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai