Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Organik II dengan judul percobaan


“Reaksi Karbohidrat” disusun oleh
Nama : Ali
NIM : 1313140002
Kelas/ Kelompok : B/ I
Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten atau Koordinator Asisten dan
dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2015


Koordinator Asisten Asisten

Ita Hasmila Ita Marwati


NIM. 1113140035 NIM. 101314036

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Iwan Dini S.Si.,M.Si.


Nip. 19781205 200604 1 002
A. Judul Percobaan
“Reaksi Karbohidrat”

B. Tujuan Percobaan
Sebelum melakukan percobaan mahasiswa harus memahami struktur
glukosa, fruktosa, sukrosa, dan laktosa. Setelah melakukan percobaan ini dengan
menggunakan pereaksi yang ada, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Membedakan antara gula pereduksi gula bukan pereduksi.
2. Membedakan antara disakarida yang mempunyai kumpulan aldehid
(Hemiasetal) dan keton (Hemiketal) bebas dan tidak bebas.

C. Landasan Teori
Aktivitas manusia yang dilakukan setiap hari, baik itu aktivitas yang
disadari maupun aktivitas yang tidak disadari akan memerlukan energi. Energi
yang diperlukan dini deproleh dari bahan mekanan yang dimakan oleh manusia.
Pada umumnya bahan makanan yang dikonsumsi oleh manusia mengandung tiga
kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid
yang dapat diurai menjadi energi (Poedjiadi,2012: 8).
Menurut pramono (2013: 233), salah satu sumber energi yang penting
dalam tubuh yaitu kerbohidrat, protein, lemak sehingga untuk dapat menjalankan
aktivitas tubuh dengan baik, maka karbohidrat, protein, lemak harus dapat
terpenuhi jumlahnya yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat melkukan aktivitas.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Karbohidrat memiliki rumus empiris yaitu CH 2O.
Karbohidrat juga merupakan polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton atau
turunan mereka berdasarkan jumlahnya, karbohidrat dibagi menjadi beberapa
macam. Monosakarida (gula sederhana) adalah satuan dari karbohidrat yang
tersederhana, monosakarida tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil lagi. Disakarida adalah karbohidrat yang mengikat
dan sampai delapan monosakarida. Dan polisakarida adalah senyawa karbohidrat
yang mengikat delapan monosakarida. Disakarida maupun polisakarida dapat
dihidrolisis menjadi satuan monosakarida (Fessenden, 1986: 318).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh
penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang.
Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat yang
hanya 4 kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan
sumber kalori yang murah. Selain itu beberapa golongan karbohidrat
menghasilkan serat-serat (dietary feber) yang berguna bagi pencernaan.
Karbohidrat juga memiliki peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecah protein tubuh
yang kelebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein (Winarno, 2004 : 15).
Ada beberapa macam monosakarida yang lazim ditemukan didalam alam
yaitu glukosa dan fruktosa. Glukosa, monosakarida yang terpenting dan biasa
disebut sebagai gula darah. Hewan mamalia dapat mengubah sukrosa laktosa
(Gula susu), maltosa, dan pati menjadi glukosa yang kemudian dapat digunakan
sebagai sumber energi atau dapat disimpan menjadi glikogen. Karbohidrat yang
berlebih dapat diubah menjadi lemak, steroid seperti kolestrol, dan juga protein.
Glukosa juga merupakan golongan karbohidrat aldosa yaitu monosakarida yang
memiliki gugus aldehid dengan rumus molekul C6H12O6dan struktur yaitu

H OH
OH
H OH
O O H
HO H H
H
H OH OH H
H HO OH
H OH
CH 2OH

fisher haworth

Glukosa juga merupakan cincin hemiasetal dengan bentuk cincin enam-anggota


hingga disebut cincin piran sedangkan untuk fruktosa merupakan gula yang manis
yang biasa ada pada madu, buah-buahan dan sukrosa. Fruktosa merupakan
karbohidrat golongan katosa yang memiliki gugus keton didalamnya dengan
rumus struktur yaitu

HOH 2C OH HO
HO H O O OH
H OH H HO
H OH H
H OH
OH H
H
fisher haworth

Fruktosa merupakan sebuah cincin hemiketal dengan sebuah bentuk cincin lima
anggota hingga fruktosa dikenal sebagai monosakarida furanosa atau juga biasa
dikenal dengan furan (Fessenden, 1986: 321-326).
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung unsur C, H dan
O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya gugus
karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki banyak
gugus hidroksil. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu polihidroksi keton atau
turunan senyawa-senyawa tersebut. Senyawa karbohidrat yang memiliki tiga
sampai sembilan atom disebut monosakarida. Gabungan senyawa monosakarida
akan membentuk senyawa karbohidrat yang lebih besar. Ikatan penghubung
antara dua buah monosakarida disebut ikatan glikosida (Ngili, 2013 : 69).
Sukrosa ialah gula yang banyak terdapat dalam tebu maupun dari bit,
bahkan dapat ditemukan dalam nanas maupun wortel. Sukrosa dapat dipecah
dengan dihidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa. Dengan rumus struktur
yaitu:
OH
HO
H OH O OH
H
OH H H HO
HO O
OH
H OH OH H
Molekul Struktur terdapat ikatan antara glukosa dengan fruktosa yaitu
antara karbon 1 pada glukosa dengan karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom
oksigen. Kedua atom tersebut (atom karbon), tidak memiliki gugus aldehida atau
gugus keton yang bebas atau tidak direduksi oleh Cu++ dan Ag+ maupun tidak
membentuk ozason. Laktosa dapat dipecah dengan dihidrolisis menghasilkan D-
galaktosa dan D-glukosa. Ikatan antara glukosa dengan galaktosa terjadi antara
atom C4 glukosa dengan atom C1 galaktosa dengan rumus struktur :
OH OH

HO O O H O OH
H H
OH H H
OH
H H H
H OH H OH

karenanya molekul laktosa masih memiliki gugus –OH glikosidik dengan


demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa
mengkristal dalam bentuk α . Laktosa terdapat dalam susu sehingga laktosa sering
disebut sebagai gula susu (Poedjiaji, 2012: 30-32).
Identifikasi senyawa karbohidrat dapat dilakukan dengan beberapa
pereaksi benedict. Pereaksi benedict adalah larutan yang mengandung tembaga
(II) sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat – glukosa dapat mereduksi ion Cu ++
menjadi ion Cu+ yang akan mengendap sebagai CuO. endapan yang terbentuk
dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata, tergantung konsentrasi karbohidrat
yang diuji. Pereaksi molisch terdiri dari larutan α-naftol dalam pelarut alkohol.
Jika pereaksi ini ditambahkan dalam glukosa, kemudian ditambahkan asam sulfat
pekat secara berhati-hati, maka akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas
antara kedua lapisan itu terbentuk cincin warna ungu akibat kondensasi antara α-
naftol dan furfural (akibat dari dehidrasi glukosa dalam asam pekat yang panas).
Pereaksi ini digunakan untuk dapat mengidentifikasi karbohidrat dalam sampel
(Sunarya,2010: 552).
Semua karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebeas akan
membentuk osazon jika dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Ozason yang
terbentuk memiliki yang khas untuk masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat
penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan
merupakan salah satu cara membedakan beberapa
monosakarida (Poedjiadi,2012:42).
Hidrolisa pati terjadi antara suatu reaktan pati denagan suatu reaktan air.
Reaksi hidrolasi pati banyak diaplikasikan secara komersial untuk memproduksi
glukosa, sirup glukosa dan metodekstrin. Proses hidrolisa pati dapat dijalankan
dengan menggunakan katalisator bisa berupa enzim atau asam. Katalisator yang
sering diaplikasikan dalam proses hidrolisa adalah katalisator asam. Jenis asam
yang sering digunakan yaitu asam klorida, asam sulfat, asam nitrat. Proses
hidrolisa dapat berjalan dengan baik apabila menggunakan data kinetika yang
dapat untuk mengendalikan produk yang dihasilkan. Sehingga diperlukan
penelitian tentang kinetika reaksi hidrolisa pati menjadi glukosa. Peningkatan
kadar glukosa untuk konsentrasi asam yang semakin tinggi (dari pH 5 ke pH 4)
sampai dengan 0,51623 g/l. Namun pada pH 3 dan pH 2 dengan waktu hidrolisa
yang sama, kadar glukosa kembali menurun. Hal ini dapat disebabkan karena
adanya kerusakan atau degradasi pada senyawa glukosa selama proses hidrolisa.
Presentase hasil hidrolisis akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya
konsentrasi katalisator dan akan mencapai titik maksimum pada konsentrasi
katalis yang optimum, semakin besar katalis maka reaksi akan semakin cepat.
Namum konsentrasi katalis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya
degradasi pemutusan rantai pembentukan glukosa (Dinasari, 2013 : 253-256).

D. Alat Dan Bahan


1. Alat
a) Tabung reaksi besar 2 buah
b) Tabung reaksi kecil 20 buah
c) Gelas kimia 4 buah
d) Corong biasa 1 buah
e) Neraca analitik 1 buah
f) Pipet tetes 5 buah
g) Pembakar spiritus 1 buah
h) Klem 2 buah
i) Kaki tiga 1 buah
j) Kasa asbes 1 buah
k) Gelas ukur 2 buah
l) Rak tabung reaksi 2 buah
m)Botol semprot 1 buah
n) Pipa kapiler 1 buah

2. Bahan
a) Larutan alfa naftol 1,5 M (C10H7OH)
b) Asam asetat (CH3COOH)
c) Larutan perak nitrat 5% (AgNO3)
d) Larutan natrium hidroksida (NaOH)
e) Larutan ammonium hidroksida (NH4OH)
f) Glukosa (C6H12O6)
g) Fruktosa (C6H12O6)
h) Sukrosa (C12H22O11)
i) Laktosa ( C12H22O11)
j) Pereaksi benedict
k) Fenilhidrazin (C6H5NHNH2)
l) Kapas
m) Asam klorida (HCl)
n) Kertas saring
o) Tissue

E. PROSEDUR KERJA
1. Uji molisch
a) Memasukkan 2ml larutan gula (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, dan
sampel x) ke dalam lima tabung reaksi yang berbeda dan menambahkan
2 tetes larutan alfa-naftol 1,5 M ke dalam masing-masing larutan gula
tersebut.
b) Memasukkan 2 ml H2SO4pekat ke dalam lima tabung reaksi yang
berbeda.
c) Menuangkan larutan gula kedalam larutan H2SO4 pekat melalui dinding
tabung reaksi secara hati-hati hingga larutan tidak tercampur.
d) Mengamati perubahan yang terjadi pada batas kedua larutan
2. Uji Tollens
a) Menyiapkan dua tabung reaksi terlebih dahulu, kemudian diisi pereaksi
tollens ke dalam masing-masing tabung reaksi.
b) Menambahkan 10 tetes larutan gula glukosa pada tabung reaksi 1 dan 10
tetes sukrosa pada tabung reaksi 2.
c) Mengamati terbentuknya cermin perak.
3. Uji benedict
a) Memasukkan 5 mL larutan benedict ke dalam lima tabung reaksi yang
berbeda.
b) Menambahkan 10 tetes larutan glukosa pada tabung reaksi pertama,
fruktosa pada tabung reaksi kedua, sukrosa pada tabung reaksi ketiga,
dan laktosa pada tabung reaksi keempat dan sampel x pada tabung reaksi
kelima.
c) Merendam masing-masing tabung reaksi dalam air mendidih selama 15
menit. Mencatat perubahan yang terjadi.
4. Uji osazon
a) Menempatkan 5 mL larutan gula (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa dan
sampel x) pada lima tabung reaksi yang berbeda, tabung reaksi pertama
berisi glukosa, tabung reaksi kedua berisi fruktosa, tabung reaksi ketiga
berisi sukrosa, dan tabung reaksi keempat berisi laktosa dan tabung
reaksi kelima berisi sampel x.
b) Menambahkan 2 mL fenilhidrazin pada masing-masing tabung yang
berisi larutan gula.
c) Campuran diaduk dengan baik.
d) Munyumbat masing-masing tabung reaksi dengan kapas.
e) Memanaskan masing-masing tabung reaksi kedalam air mendidih selama
30 menit
f) Mencatat perubahan yang terjadi pada tabung reaksi sampai terbentuk
endapan osazon.
g) Mendinginkan larutan dengan es batu.
h) Menyaring endapan osazon yang terbentuk dengan menggunakan corong
biasa dan mengeringkannya.
i) Menentukan titik leleh masing-masing osazon.
5. Hidrolisis sukrosa oleh asam
a) Menambahkan 10 mL larutan HCl 10% kedalam masing-masing tabung
reaksi yang berisi 10 mL larutan sukrosa. Kemudian uji pH dengan kertas
lakmus biru.
b) Memanaskan larutan dalam air mendidih selama 50 menit.
c) Mendinginkan larutan sampai suhu kamar.
d) Menetralkan larutan dengan menambahkan NaOH 10% dan mengujinya
dengan kertas lakmus.
e) Melakukan pengujian benedict terhadap campuran dan
membandingkannya dengan percobaan benedict untuk larutan diatas.

F. Hasil Pengamatan
1. Uji molisch
No Aktivitas Pengamatan
 2 ml larutan glukosa + 2 tetes Larutan tak berwarna dan
alfa-naftol (Cokelat) terdapat endapan cokelat.
1.
 2 ml H2SO4(tak berwarna) + Terbentuk cincin ungu.
larutan glukosa
 2 ml larutan fruktosa + 2 tetes Larutan tak berwarna dan
alfa-naftol (Cokelat) terdapat endapan cokelat.
2.
 2 ml H2SO4(tak berwarna) + Terbentuk cincin ungu.
larutan glukosa
 2 ml larutan laktosa + 2 tetes alfa- Larutan tak berwarna dan
naftol (Cokelat) terdapat endapan cokelat.
3.
 2 ml H2SO4 (tak berwarna) + Terbentuk cincin ungu.
larutan glukosa
 2 ml larutan sukrosa + 2 tetes Larutan tak berwarna dan
alfa-naftol (Cokelat) terdapat endapan cokelat.
4.
 2 ml H2SO4 (tak berwarna) + Terbentuk cincin ungu.
larutan glukosa
 2 ml larutan sampel x + 2 tetes Larutan tak berwarna dan
alfa-naftol (Cokelat) terdapat endapan cokelat.
5.
 2 ml H2SO4 (tak berwarna) + Terbentuk cincin ungu.
larutan glukosa
2. Uji tollens
No Aktivitas Pengamatan
Membuat pereaksi tollens.
1. 2 ml AgNO3(Tak berwarna) + 5 ml Larutan Keruh
NH4(OH)2(Tak berwarna)
Larutan keruh + glukosa (Tak
2. Larutan Keruh
berwarna) (Tabung 2)
Larutan keruh + Sukrosa (Tak
3. Larutan Keruh
berwarna) (Tabung 1)
Kedua tabung dipanaskan sampai  Tabung 1 tidak terbentuk
terbentuk cermin perak cermin perak
4.
 Tabung 2 terbentuk cermin
perak

3. Uji Benedict
No Aktivitas Pengamatan
 10 ml larutan benedict (biru) + 5 Larutan berwarna biru
tetes glukosa (Tak berwarna)
1.
 Larutan biru dipanaskan hingga Terbentuk endapan merah bata
terbentuk endapan merah bata
 10 ml larutan benedict (biru) + Larutan berwarna biru
5tetes fruktosa (Tak berwarna)
2.
 Larutan biru dipanaskan hingga Terbentuk endapan merah bata
terbentuk endapan merah bata
3.  10 ml larutan benedict (biru) + 5 Larutan berwarna biru
tetes laktosa (Tak berwarna)
 Larutan biru dipanaskan hingga Terbentuk endapan merah bata
terbentuk endapan merah bata
 10 ml larutan benedict (biru) + 5 Larutan berwarna biru
tetes sukrosa (Tak berwarna)
4.
 Larutan biru dipanaskan hingga Tidak terbentuk endapan merah
terbentuk endapan merah bata bata
 10 ml larutan benedict (biru) + 5 Larutan berwarna biru
tetes sampel x (Tak berwarna)
5.
 Larutan biru dipanaskan hingga Terbentuk endapan merah bata
terbentuk endapan merah bata
4. Uji Ozason
No Aktivitas Pengamatan
 5 ml larutan glukosa (tak berwarna) Terbentuk dua lapisan, lapisan
+ 2 ml Fenilhidrazin bawah (kuning), lapisan atas
1. (Bening)
 10 tetes CH3COOH dipanaskan Larutan berwarna kuning
hingga terbentuk endapan kuning
 5 ml larutan fruktosa (tak Terbentuk dua lapisan, lapisan
berwarna) + 2 ml Fenilhidrazin bawah (kuning), lapisan atas
2. (Bening)
10 tetes CH3COOH dipanaskan Terbentuk endapan kuning
hingga terbentuk endapan kuning
 5 ml larutan sukrosa (tak berwarna) Terbentuk dua lapisan, lapisan
+ 2 ml Fenilhidrazin bawah (kuning), lapisan atas
3. (Bening)
10 tetes CH3COOH dipanaskan Terbentuk endapan kuning
hingga terbentuk endapan kuning
 5 ml larutan laktosa (tak berwarna) Terbentuk dua lapisan, lapisan
+ 2 ml Fenilhidrazin bawah (kuning), lapisan atas
4. 10 tetes CH3COOH dipanaskan (Bening)
hingga terbentuk endapan kuning Terbentuk endapan kuning
5 ml larutan sampel x (tak Terbentuk dua lapisan, lapisan
berwarna) + 2 ml Fenilhidrazin bawah (kuning), lapisan atas
5. (Bening)
10 tetes CH3COOH dipanaskan Terbentuk endapan kuning
hingga terbentuk endapan kuning
Pengujian titik leleh Titik leleh fruktosa = 187-1890C
6. Saat meleleh= 1870C
Meleleh semua = 1890C
5. Hidrolisis sukrosa
No Aktivitas Pengamatan
10 ml sukrosa (Tak berwarna) + 10 Larutan tak berwarna
1.
ml HCl 10% (Tak berwarna)
Larutan tak berwarna dipanaskan Larutan berwarna hitam
2.
selama 50 menit
Larutan berwarna hitam dinetralkan Larutan hitam yang bersifat basa
3.
dengan NaOH 10%
Uji benedict
4. 5 ml benedict (biru) + 10 tetes larutan Larutan berwarna hijau
sukrosa yang telah di hidrolisis
Larutan berwarna hijau dipanaskan Larutan berwarna hijau dan
5. hingga terbentuk endapan terdapat endapan cokelat.

G. PEMBAHASAN
Percobaan reaksi karbohidrat pada umumnya dilakukan untuk dapat
mengetahui pereaksi-pereaksi yang digunakan untuk dapat mengidentifikasi suatu
karbohidrat. Adapun beberapa percobaan yang dilakukan yaitu
1. Uji molisch
Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya senyawa karbohidrat
dalam suatu sampel. Dalam percobaan ini digunakan gula yaitu glukosa, fruktosa,
sukrosa, dan laktosa. Keempat larutan gula membentuk cincin ungu setelah
keempat gula tersebut ditambahkan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Hasil
percobaan telah sesuai dengan teori bahwa bila senyawa karbohidrat direaksikan
dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat akan membentuk cincin ungu. Hasil yang
didapatkan yaitu semua gula yang diujikan positif merupakan karbohidrat. Gula
yang ada dalam karbohidrat akan didehidrasi oleh asam kuat yaitu H2SO4dan
selanjutnya akan membentuk furfural. Furfural ini bereaksi dengan alfa-naftol
membentuk cincin furfural berwarna ungu yang melingkari perbatasan antara dua
larutan. Pencampuran dilakukan dengan hati-hati agar larutan gula tidak ber eaksi
semua dengan asam sulfat sehingga larutan tersebut tidak terbentuk cincin ungu.
Adapun reaksi yang terjadi yaitu
a. Glukosa
OH
H2SO4 / H3O+
H O H
H -3H2O + 2
OH H
HO OH
HOH 2C COOH
H OH O OH
Furfural Alfa-naftol

OH

+ 2

HOH 2C COOH
OH HC
O HOH 2C
O

Senyawa ungu
OH

b. fruktosa
c. sukrosa

d. laktosa
2. Uji tollens
Percobaan ini pada dasarnya digunakan untuk dapat mengidentifikasi
adanya gula pereduksi atau bukan. Gula pereduksi akan membentuk cermin perak
setelah direaksikan dengan pereaksi tollens. Larutan gula yang digunakan yaitu
glukosa dan sukrosa. Hasil yang didapatkan yaitu tabung yang berisi glukosa
terdapat cermin perak sedangkan tabung yang berisi sukrosa tidak terbentuk. Hal
ini tela h sesuai dengan teori bahwa glukosa adalah gula pereduksi yang memiliki
gugus aldehid. Adapun reaksinya :
Pembuatan reagen tollens
2Ag+ + NO3- + 2NH4OH → ↓Ag2O + 2NH4NO3 + H2O
(endapan putih)
Ag2O + 4NH3 + H2O → 2Ag(NH3)+ + OH-
(Pereaksi Tollens)
a. glukosa

b. sukrosa
Sukrosa tidak dapat membentuk cermin perak karena merupakan gula non
pereduksi yang memiliki ikatan antara hemiasetal-hemiketal yang kuat sehingga
ikatannya menjadi tidak bebas dan tidak mudah terurai dan juga susah untuk
tereduk si.
3. Uji benedict
Percobaan yang bertujuan untuk membedakan antara gula pereduksi
dengan gula non pereduksi. Percobaan ini digunakan larutan glukosa, fruktosa,
laktosa, sukrosa dan sampel x . Penambahan pereaksi benedict ke masing-masing
larutan gula yang diuji berfungsi untuk mengidentifikasi gula pereduksi karna
Cu2+ dalam pereaksi benedict akan tereduksi menjadi Cu2O yang berupa endapan
merah bata. Gula yang merupakan gula pereduksi akan menghasilkan endapan
merah bata sedangkan gula non-pereduksi tidak. Semua larutan gula direndam
dalam air mendidih untuk mempercepat reaksi antara gula dengan benedict. Hasil
yang didapatkan yaitu pada larutan glukosa, fruktosa dan laktosa menghasilkan
endapan merah bata, berarti ketiganya merupakan gula pereduksi . Ketiga larutan
tersebut dapat dioksidasi oleh Cu karena pada glukosa mengandung gugus
aldehid, pada fruktosa mengandung gugus keton dan laktosa memiliki ikatan
hemiasetal yang bebas, sehingga dapat dioksidasi oleh endapan benedict (Cu ++)
menjadi CuO2 yang berupa endapan berwarna merah, Sedangkan sukrosa tidak
menghasilkan endapan karena ikatan hemiasetal dan hemiketal tidak bebas
sehingga ikatannya kuat dan sukar untuk dioksidasi oleh Cu++ pada pereaksi
benedict . Adapun reaksi yang dapat terjadi

a. Glukosa
b. Fruktosa

c. Laktosa

d. Sukrosa

4. Uji Osazon
Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi.Dalam
pengujian digunakan larutan gula yaitu glukosa, fruktosa, laktosa, dan sukrosa
yang ditambahkan dengan fenilhidrazin yang akan menyediakan gugus hidrazin
yang mengikat gugus aldehid atau keton pada gula pereduksi. Pada gula
monosakarida (gula pereduksi) dengan penambahan fenilhidrazin berlebih
menghasilkan hablur berwarna kuning dan disakarida yang memiliki hemiasetal
atau hemiketal yang bebas, akan menjalani reaksi sejenis dengan fenilhidrazin
menghasilkan hablur berwarna kuning. Hasil yang didapatkan yaitu yang
membentuk endapan hablur hanya pada larutan fruktosa sedangkan yang lain
tidak terbentuk. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa glukosa, fruktosa dan
laktosa dapat membentuk osazon jika ditambahkan fenilhidrazin berlebih.
Penutupan pada mulut tabung dilakukan untuk mengurangi penguapan agar uap
larutan tidak keluar dari tabung karna pemanasan. Penambahan asam asetat pada
masing-masing larutan gula bertujuan untuk memberikan suasana asam pada
larutan dan sebagai katalis dalam reaksi dan pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi. Hal ini dapat terjadi karena pemanasan yang kurang lama.
Adapun reaksinya
a. Glukosa
O H H N NH
H OH + H2N NH
H OH
H OH
H OH
HO H
HO H
H OH
H OH
H OH
H OH
CH 2OH
CH 2OH
H N NH
N NH
H
H OH
H OH N NH
HO H + H2N NH H OH
H OH HO H
H OH H OH
CH 2OH H OH
b. Fruktosa CH 2OH
c. Laktosa

d. Sukrosa
5. Hidrolisis sukrosa oleh asam
Percobaan ini digunakan untuk menghidrolisis sukrosa menjadi
monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa dengan bantuan asam kuat yaitu
HCl. HCl berfungsi sebagai reagen penghidrolisis yang akan menghidrolisis
sukrosa menjadi monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa. Campuran
dipanaskan untuk mempercepat terjadinya reaksi hidrolisis sukrosa. Setelah
didinginkan larutan dinetralkan dengan NaOH agar tidak terjadi lagi hidrolisis
yang disebabkan oleh larutan asam. Untuk membuktikan larutan telah netral maka
diuji dengan kertas lakmus merah dan biru (tidak terjadi perubahan warna pada
kertas lakmus) . Hasil yang didapatkan yaitu setelah penambahan larutan HCl
maka larutan menjadi berwarna hitam dan ketika ditambahkan pereaksi benedict
menghasilkan larutan berwarna hijau dan ketika direndam dalam air mendidih
terbentuk endapan cokelat. Hal ini telah sesuai dengan teori bahwa sukrosa dapat
terhidrolisis menjadi monosakaridanya yaitu glukosa dan fruktosa, dan endapan
cokelat terbentuk karena konsentrasi gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa
yang terlalu pekat. Adapun reaksinya yaitu

6. Identifikasi gula
Percobaan ini dilakukan dengan mengidentifikasi sampel x yang
merupakan suatu karbohidrat. Hasil yang diperoleh ketika sampel x di uji molisch,
benedict dan osazon, sampel x hanya positif pada pengujian molisch dan benedict
dan osazon hasilnya negatif, maka dapat disimpulkan bahwa sampel x tersebut
merupakan gula pereduksi yang bebas yaitu glukosa.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Glukosa, fruktosa, dan laktosa merupakan gula pereduksi sedangkan
sukrosa bukan gula pereduksi. Identifikasi pengelompokkan ini dapat
dilakukan dengan melakukan uji molisch, uji benedict, uji tollens, dan uji
osazon.
b. Disakarida memiliki kumpulan gugus aldehid atau keton bebas yang
mudah dioksidasi sedangkan yang tidak memiliki gugus aldehid atau keton
tidak bebas, tidak bisa dioksidasi.Identifikasi pengelompokan ini dapat
dilakukan dengan uji osazon.
2. Saran
Diharapkan agar praktikan selalu memperhatikan bahan yang diuji
cobakan agar tidak tertukar dengan bahan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia organik edisi ketiga jilid 4. Jakarta:
Erlangga.

Poedjiadi, A. 2012. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia.

Pramono, A. Dwiningsih. 2013. Perbedaan asupan energi, protein, lemak,


karbohidrat dan status gizi pada remaja yang tinggal diwilayah perkotaan
dan di pedesaan (studi di SMP negeri 3 Semarang dan SMP Negeri 3
Mojogelang). Jurnal of Nutrition Collage. Vol. 2, No. 2.

Sunarya, Y. 2010. Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.


Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia.

Dinasari, Astrina Aurora dan Adhitasari, Alfiani. 2013. Proses Hidrolisa Pati
Talas Sente (Alocasia Macrorrhiza) Menjadi glukosa: Studi Kinetika
Reaksi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.2, No.4, Tahun 2013,
halaman: 253-260.
Ngili, Yohanis. 2013. Biokimia Dasar Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Persamaan reaksi yang dapat menyatakan hasil pengujian tollens terhadap
glukosa yaitu :

2. Persamaan reaksi yang dapat menyatakan hasil pengujian benedict terhadap


laktosa yaitu :

3. Rumus molekul sukrosa adalah C11H22O11. Hasil reduksi antara sukrosa


dengan tollens tidak terbentuk cincin perak pada pengujian benedict juga
tidak terdapat endapan merah bata. Hal ini disebabkan karena pada sukrosa
tidak terdapat gugus aldehid atau gugus keton bebas yang dapat mereduksi
tiap ion anorganik pada pereaksi Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+,
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Begitupun pada
pereaksi tollens, karena ikatan glikosida terbentuk dari hidroksil anomerik
dari kedua satuan monosakarida, sehingga sukrosa tidak menghasilkan cermin
perak.
4. Glukosa dan fruktosa menghasilkan osazon yang sama karena monosakarida
– monosakarida tersebut mempunyai letak gugus H dan OH yang sama yaitu
pada atom karbon 3, 4 dan 5
5. Hidrolisis sukrosa dengan asam, lalu direaksikan dengan fenilhidrazin
berlebih, menghasilkan suatu senyawa saja karena adanya pengaruh asam
atau enzim intervase yang menyebabkan terjadinya pembalikan arah putaran
(inversi) pada bidang polarisasi dari arah putaran kanan (+) menjadi arah
putaran kiri (-). Hal ini karena daya putar ke kiri fruktosa lebih besar daripada
daya putar kanan glukosa. Campuran ini disebut gula invert.
6. Makna kalimat “lima gugus asetil dapat dimasukkan ke dalam molekul
glukosa dan fruktosa” yaitu bahwa dari beberapa gugus asetil yang ada hanya
lima yang masuk ke dalam molekul glukosa dan fruktosa karena kedua gula
tersebut membentuk ikatan rangkap sehingga hanya lima asetil yang dapat
diikat.
7. Maka kalimat “hanya delapan gugus asetil dapat dimasukkan ke dalam
molekul sukrosa” bukan sepuluh yaitu sukrosa memiliki dua cincin flural
yang mana masing – masing cincin mengikat empat gugus asetil, jadi
jumlahnya ada delapan. Dalam satu cincin hanya dapat mengikat empat gugus
asetil karena terdapat satu atom C yang berikatan rangkap dan yang satunya
telah berikatan sehingga hanya tersisa 4 tempat untuk gugus asetil untuk
masing – masing cincin flural.
8. Gula yang terdapat di dalam larutan setelah dilakukan hidrolisis terhadap
sukrosa adalah glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa dapat mereduksi
pereaksi benedict karena glukosa merupakan gula pereduksi yang memiliki
gugus aldehid bebas sedangkan fruktosa memiliki gugus keton bebas

Anda mungkin juga menyukai