Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
5.
Proses analisis Kimia merupakan kerja seorang ilmuwan. Bila ilmuwan
melakukan kerja untuk menghasilkan sesuatu kebenaran ilmiah, maka mereka
akan melakukan langkah-langkah sistematis yang dikenal sebagai metode ilmiah.
Kebenaran ilmiah yang digali dengan metode ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, karena memiliki reprodusibilitas yang
tinggi, sehingga dapat dibuktikan oleh setiap pemeran hati keilmuan. Langkah-
langkah pokok dalam metode ilmiah dapat dijelaskan secara ringkas sebagai
berikut: (1) menetapkan masalah;(2) melakukan kajian teoritik dan menarik
hipotesa;(3) melakukan eksperimen atau observasi;(4) mengolah hasil observasi
(5) menarik kesimpulan (Ibnu, dkk, 2004: 3).
4. Uji Klorida
No Aktivitas Hasil Pengamatan
1. Pengendapan Perak Klorida
1 tetes HCl + 1 tetes oksin Bening
+ 1 tetes H2O2 Bening
+ 1 tetes HNO3 Bening kekuningan
2. + dipanaskan Bening
+ AgNO3 Terbentuk endapan putih
Dengan volatilisasi asam klorida
3 tetes HNO3 + ½ sendok NaCl Kuning bening
+ batang pengaduk yang dibasahi
AgNO3
+ dipanaskan Terdapat endapan putih pada
batang pengaduk
2. Uji Arsen
a. Dengan Perak Nitrat
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji adanya arsen pada
sampel dengan menggunakan perak nitrat. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan As2O3 sebagai larutan yang akan diuji kandungan arsennya. Pada
saat penambahan As2O3 kemudian dipanaskan dan menghasilkan larutan berwarna
bening. Setelah itu As2O3 direaksikan dengan amonia dan H2O2 dan menghasilkan
warna bening. Larutan NH4 berfungsi sebagai larutan yang akan mengubah arsen
menjadi arsenat, sama halnya dengan penambahan H2O2 akan mengubah arsen
menjadi arsenat. Larutan asam asetat ini berfungsi sebagai pemberi suasana asam
utuk mempercepat reaksi, dimana arsen tidak larut dalam asam asetat. Kemudian
ditambah asam asetat dan warnanya tetap bening. Kemudian ditambahkan AgNO 3
dan terdapat endapan cokelat. Larutan AgNO3 berfungsi sebagai penyumbang ion
Ag+ yang akan berekasi dengan As membentuk perak arsenat yang berwarna
cokelat berbentuk endapan. Hal ini sesuai dengan terori bahwa larutan perak nitrat
membentuk endapan kecokelatan.
AsO33-(aq) + 3Ag+(aq) Ag3AsO3(s)
(endapan cokelat)
(Svehla, 1990: 239).
3. Uji kobalt
a. Dengan Amonium Tiosianat
Percobaan uji kobalt dengan amonium tiosanat ini dilakukan dengan
tujuan untuk menguji adanya kobalt dalam Co(NO 3)2 dengan menggunakan
larutan NH4SCN. Co(NO3)2 direaksikan dengan NH4SCN dan akan menghasilkan
warna biru. Yang mana NH4SCN berfungsi sebagai larutan yang akan berekasi
dengan ion kobalt (II) membentuk ion tetratiosanato. Hal ini sesuai dengan teori
yaitu penambahan NH4SCN akan memberikan warna hijau sampai biru yang
intens karena terbentuknya kompleks tiosianat (Tim Dosen , 2018: 20).
Co(NO3)2(aq)+4NH4SCN(aq) Co(SCN)4(NH4)2(s) + 2NH4NO3
(kobalt Nitrat) (amonium sianat) (amonium kobaltsianat) (amonium nitrat)
b. Dengan adanya besi
Percobaan uji kobalt dengan adanya besi ini bertujuan untuk menguji
adanya kobalt dalam larutan uji dengan adanya besi. Percobaan ini menggunakan
larutan Co(NO3)2 sebagai larutan uji yang akan diuji kandungan kobalt
didalamnya. Pertama Co(NO3)2 ini direaksikan dengan NH4F dan menghasilkan
hijau. Yang mana larutan NH4F berfungsi sebagai penyumbang ion Flor yang
akan mengubah besi menjadi kompleks [FeF6]3+. Kemudian ditambahkan
NH4SCN yang berfungsi sebagai larutan yang akan berekasi dengan kobalt
membentuk ion kobalt tetratiosanato kobalt (II). Hal ini sesuai dengan teori yaitu
Penambahan larutan ion tiosulfat dalam keadaan dingin menghasilkan warna
violet gelap dengan reaksi:
[Fe(H2O)6]3+(aq) + 2[S2O3]3+ (aq) [Fe(S2O3)2]-(aq) + 6H2O(l)
(diarsen trioksida)
Jika larutan dihangatkan hingga temepratur kamar akan terjadi reaksi oksidasi:
Fe3+(aq) + [Fe(S2O3)2]-(aq) Fe2+ + [S4O6]2-
Ion heksasianoferat (III) berwarna agak kemerahan dan daapt dipreparasi oleh
oksidasi heksasianoferat (II) misalnya Cl2 (Sugiyarto, 2003). Dimana reaksinya:
Co(NO3)2 + 6NH4F(s) + Fe3+ →[FeF6]3- + [Co(NH4)6]2+ + 2 NO3 + 6H+
(merah) (tak berwarna) (biru)
[FeF6]3+ + 3SCN → Fe(SCN)3(s) + 6F-
(endapan biru)
4. Uji Klorida
a. Dengan pengendapan sebagai perak klorida dengan adanya halida-halida lain
Percobaan uji klorida pengendapan sebagai perak klorida dengan adanya
halida-halida lain dengan ini bertujuan untuk menguji adanya klorida dengan
menggunakan cara pengendapan. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan
HCl dan Oksin dan larutan berwarna bening. Larutan oksin berfungsi untuk
menghalogenasi senyawa fenotik oleh halogen bebas tersebut. Kemudian
ditambahkan H2O2 dan larutan berwarna bening. Yang mana larutan H2O2 sebagai
pengoksidasi bromida dan iodida menjadi brom dan iod. Kemudian ditambahkan
HNO3 dan larutannya berwarna bening kekuningan. HNO3 berfungsi sebagai
pemberi suasana asam pada larutan. Kemudian dipanaskan dan larutannya
berwarna bening. Fungsi dari pemanasan yaitu untuk mempercepat terjadinya
reaksi. Setelah itu ditambahkan AgNO3 yang berfungsi sebagai penyumbang ion
Ag+ yang akan bereaksi dengan Cl- membentuk endapaan putih. Berdasarkan hasil
percobaan diperoleh endapan putih. Hal ini sesuai dengan teori yaitu Senyawa
perak (I) agak sulit larut dalam air meliputi nitrit, asetat, sulfat, dan halida. Reaksi
pengendapan:
Ag+ + Cl- AgCl
Endapan Putih
(Svehla, 1985: 346)
b. Pengujian dengan volatilitasi asam klorida
Percobaan uji klorida dengan volatilitasi asam klorida ini dilakukan
dengan tujuan untuk menguji adanya klorida dalam sampel dengan menggunakan
cara volatilitasi. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan HCl dengan HNO3
dan menghasilkan larutan yang berwarna kuning bening. Yang mana HCl ini
digunakan sebagailarutan uji kandungan kloridan di dalamnya dan HNO3
berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan. Kemudian batang
pengaduk yang telah dibasahi dengan AgNO3 diujikan dalam larutan dengan cara
memasukkannya pada tabung tanpa menyentuh larutan yang berada di dalam
tabung sambil memanaskannya dan diperoleh hasil terdapat endapan putih pada
batang pengaduk. Pemanasan batang pengaduk untuk mempercepat reaksi pada
larutan dan akan bereaksi dengan Cl- membentuk endapan putih. Hal ini sesaui
dengan teori yaitu Senyawa perak (I) agak sulit larut dalam air meliputi nitrit,
asetat, sulfat, dan halida. Reaksi pengendapan:
Endapan Putih
H. Penutup
1. Kesimpulan
a. Uji Raksa dengan Cu (II) iodida, uji positif adanya raksa pada larutan uji
ditandai dengan terbentuknya larutan yang berwarna orange. Berdasarkan
hasil percobaan diperoleh karutan yang berwarna orange.
b. Uji arsen dengan perak nitrat memiliki uji positif yaitu terbentuk endapan
cokelat. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh endapan.
c. Uji kobalt dengan ammonium tiosianat, uji positif adanya kobalt yaitu ditandai
dengan terbentuknya larutan yang berwarna biru. Berdasarkan hasil percobaan
diperoleh larutan yang berwarna biru. Sedangkan dengan adanya besi
memiliki uji positif yaitu terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas bening dan
lapisan bawah hijau. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh larutan yang
berwarna hijau.
d. Uji klorida dengan cara pengendapan sebaal, uji positif adanya klorida yang
ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Berdasarkan hasil percobaan
diperoleh larutan yang berwarna kekuningan. Sedangkan dengan cara
memiliki uji positif yaitu terdapat endapan putih di ujung batang pengaduk.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh terdapat endapan putih pada batang
pengaduk.
e. Uji sulfat dengan barium karbonat dan PP, uji positif adanya sulfat yang
ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah pada saat penambahan
PP. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh merah pada saat penambahan pp
2. Saran
Praktikan seharusnya berhati-hati dalam mengukur larutan yang akan
digunakan dalam praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam hasil yang akan di
dapatkan nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.