Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Kimia Analisa Makanan dan Minuman-II

“UJI FEHLING PADA KARBOHIDRAT”

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Alvioni Rajagukguk (P07534020082) 6. Ayu Lestari (P07534020088)

2. Amelia Putri (P07534020083) 7. Bintang Kasih Br Simatupang (P07534020089)

3. Anggi Rahmadhani (P07534020085) 8. Citra Halimatussyadiah (P07534020090)

4. Anita Ade Putri Pohan (P07534020086) 9. Debora Melani Br Bangun (P07534020091)

5. Awalia Rizky Nurfadillah (P07534020087) 10. Dinda Ayumi (P07534020092)

JurusanTeknologi Laboratorium Medis


Politeknik Kesehatan Medan
2022

Lembar Pengesahan:
Laporan Praktikum Kimia Analisa Makanan dan Minuman-II dengan judul “Uji Fehling
Pada Karbohidrat” yang disusun oleh:
1. Alvioni Rajagukguk (P07534020082)
2. Amelia Putri (P07534020083)
3. Anggi Rahmadhani (P07534020085)
4. Anita Ade Putri Pohan (P07534020086)
5. Awalia Rizky Nurfadillah (P07534020087)
6. Ayu Lestari (P07534020088)
7. Bintang Kasih Br Simatupang (P07534020089)
8. Citra Halimatussyadiah (P07534020090)
9. Debora Melani Br Bangun (P07534020091)
10. Dinda Ayumi (P07534020092)

Kelompok : 1 (SATU)
Kelas : TLM -2C

Medan, 19 April 2022

Dosen Pembimbing Praktikum:

1. Musthari, S.Si, M.Biomed ( )


2. Halimah Fitriani Pane, SKM, M.Kes ( )
3. Dian Pratiwi, S.Pd, M.Si ( )
4. Digna Renny Panduwati, S.Si, M.Sc ( )
Praktikum I
“UJI FEHLING”

I. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi adanya gula pereduksi dalam glukosa, sukrosa, laktosa,
dan pati dengan uji fehling
2. Membuktikan adanya gula reduksi dalam beberapa larutan menggunakan
larutan fehling A dan B
3. Untuk mengetahui adanya karbohidrat yang bereaksi positif terhadap
pereaksi fehling

II. Dasar Teori


1. Karbohidrat
Menurut Irawan (2007), karbohidrat merupakan senyawa yang
terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu
jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam
tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi
sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini
kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.

Karbohidrat berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi


dengan rumus (CH2O)n. Tetapi pengertian ini sebenarnya sudah tidak tepat
lagi karena banyak senyawa karbohidrat yang tidak mengandung atom
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1, misalnya gula deoksiribosa
yang mempunyai rumus C5H10O4. Disamping itu banyak pula karbohidrat
yang mengandung atom lain seperti nitrogen, sulfur dan lain-lain yang
menunjukkan tidak sesuainya dengan rumus karbohidrat tersebut. Walaupun
demikian, nama karbohidrat ini sampai sekarang masih terus dipergunakan
(Girindra, 1990).

A. Monosakarida
Glukosa adalah monosakarida yang paling banyak terdapat di alam
sebagai produk dari proses fotosintasis. Dalam bentuk bebas terdapat dalam
buah-buahan, tumbuh-tumbuhan, madu, darah dan cairan tubuh binatang.
Dalam bentuk ikatan terdapat sebagai glikosida dalam tubuh binatang,
sebagai disakarida-disakarida, dan polisakarida-polisakarida di dalam tubuh
tumbuh-tumbuhan. Glukosa juga dapat dihasilkan melalui hidrolisis
polisakarida atau disakarida, baik dengan asam maupun dengan enzim.
Sebagai aldoheksosa, glukosa memiliki 6 atom karbon di dalam rantai
molekulnya. Salah satu ujung rantai tersebut merupakan gugus aldehida.
Atom-atom karbon nomor 2 hingga nomor 5 di dalam rantai adalah gugus
chiral. Dengan demikian terdapat 24 atau 16 kemungkinan konfigurasi
isomer tersebut telah dikenal. Sebagian terdapat bebas di alam, sebagian
yang lain harus dibuat secara sintetis. Oleh karena itu salah satu ujung rantai
glukosa merupakan gugus aldehida, maka glukosa memiliki sifat-sifat
aldehida. Misalnya senyawa ini dapat membentuk oksima dan sianohidrin.
Dengan cara hidrogenasi dapat direduksi menjadi sorbitol (heksa hidroksi
heksana). Oksidasi dengan brom menghasilkan asam glukonat, dan oksidasi
lebih lanjut menghasilkan asam D-glukonat. Glukosa juga dapat mereduksi
larutan Fehling (CuII – CuI) maupun larutan Tollens (AgI – Ago). oleh
karena itu glukosa dinamakan juga gula pereduksi. Sifat mereduksi larutan
Fehling atau larutan Tollens tersebut dimanfaatkan di dalam penentuan kadar
dekstrosa (DE). Umumnya gula-gula pereduksi mempunyai struktur
hemiasetal atau hemiketal, sedangkan gula-gula nonpereduksi termasuk ke
dalam ketal atau asetal.

B. Disakarida
Dua molekul gula sederhana atau lebih dapat saling berikatan pada
gugus glikosidanya, membentuk suatu substansi baru yang dinamakan
polisakarida. Jika molekul-molekul gula sederhana yang saling berikatan
tersebut kurang dari 10, substansi yang terbentuk dinamakan juga
oligosakarida. Oligosakarida yang paling sederhana adalah disakarida yang
tersusun atas dua molekul monosakarida. Dari penelitian-penelitian yang
telah dilaksanakan oleh Haworth, diketahui bahwa molekul-molekul gula
sederhana di dalam polisakarida dapat berikatan melalui dua cara :
1. Glukosa pertama dan gula kedua saling berikatan melalui C1 dan C4
pada gugus aglikon-O. disakarida semacam ini masih tetap memilki
sifat-sifat glukosa, karena gugus yang kedua masih memilki gugus
hemiasetal bebas (C1) yang dengan mudah dapat terbuka menjadi bentuk
aldehidanya, misalnya dalam suasan basa lemah dengan hadirnya
oksidator Fehling dan Tollens.
2. Kedua molekul gula sederhana yang saling bergan dengan masing-
masing bertindak sebagai glikosida dan sekaligus juga aglikon (C1-C1).
Oleh karena kedua molekul gula sederhana yang saling berikatan
tersebut bergandengan melalui gugus asetal masing-masing, maka di
dalam molekul disakarida yang terbentuk tidak lagi ada gugus hemiasetal
bebas, sehingga tidak dapat berkelakuan sebagai gula pereduksi. Hanya
setelah dihidrolisis maka sifat-sifat gula pereduksi dari masing-masing
komponen tersebut timbul kembali. Pada umumnya disakarida-
disakarida yang tidak memliki sifat pereduksi tersebut juga tidak dapat
mengalami reaksi-reaksi karbonil seperti pada glukosa, misalnya dalam
pembentukan osason, mutarotasi, dan sebagainya.
Diantara disakarida-disakarida yang terpenting adalah :
a. Sukrosa
Sukrosa dikenal sebagai gula, terdapat dalam tanaman misalnya dalam
sayuran dan buah-buahan.
b. Maltosa
Molekul maltosa dibentuk dari hasil kondensasi dua molekul glukosa.
c. Laktosa
Laktosa dibentuk dengan proses kondensasi glukosa dan galaktosa.

C. Polisakarida
- Pati
Sifat Fisis Pati
Merupakan zat kimia padat berbentuk granular
• Berwarna putih, tidak berasa dan berbau
• Tidak larut dalam air dan pelarut organic
• Tidak termasuk reducting power
• Pati dapat memutar bidang polarisasi cahaya yang besarnya
α20D, tetapi berbeda untuk tiap jenis pati.
• Pada temperature 60oC, larutan pati tidak bereaksi dalam air dan
hanya terjadi proses adsorpsi fisis yang reversible dimana akan
terjadi pengembangan massa sampai konsentrasi 50% larutan.
Pada suhu 60 80oC freaksi amylase larut dalam amilopektin
membentuk gel. Pada suhu ini terjadi peristiwa absorbs chemist
yang irreversible yang disebut glatinization terp.

Sifat Kimia Pati


• Pati dapat mereduksi larutan Fehling
• Pati mengalami reaksi hidrolisa total membentuk glukosa.

Reaksi :
(C6H10O6) (C6H10O5)n + nH2O (n+1)(C6H12O6) (2.1) pati
glukosa

D. Uji Fehling
Prinsip : Gugus aldehida dan keton bebas dalam molekul
karbohidrat dapat mereduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi Fehling
menjadi Cu+ berupa endapan merah Cu2O.
Pereaksi Fehling ditambahkan karbohidrat pereduksi, kemudian
dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru → hijau → kuning
→ kemerah-merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro
oksida bila jumlah karbohidrat pereduksi banyak. Pada reaksi ini,
Karbohidrat pereduksi akan diubah menjadi asam onat yang membentuk
garam karena adanya basa, sedangkan pereaksi fehling akan mengalami
reduksi sehingga Cu2+diubah menjadi Cu+.

E. Larutan Sukrosa
Sukrosa merupakan senyawa heterodisakarida yaitu hasil dari
penggabungan dua buah unit karbon monosakrida yaitu glukosa dan
fruktosa. Sukrosa juga merupakan senyawa non-ionik dalam bentuk
bebas dan mempunyai sifat pengemulsi (emulsifying), pembusaan
(foaming), deterjensi (detergency) dan pelarutan (solubizing) yang sangat
baik.

F. Larutan Glukosa
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang
mempunyai rumus molekul C6H12O6 atau H-(C=O)-(CHOH)5-H,
dengan lima gugus hidroksi tersusun spesifik pada enam atom karbon..
Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu glukus yang berarti
manis, karena memang nyata bahwa glukosa mempunyai rasa manis.
Nama lain dari glukosa antara lain dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah
karena glukosa banyak terdapat pada buah-buahan. Glukosa merupakan
suatu aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan.

III. Metode Percobaan


1. Uji Fehling
• Alat
- Neraca analitik
- Beaker glass
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Botol timbang
- Corong
- Labu ukur
- Tabung reaksi
- Penangas air
• Bahan
- K Na Tartrat
- Tembaga (II) Sulfat
- NaOH
- Larutan Glukosa
- Larutan Laktosa
- Larutan Sukrosa
- Larutan Pati

• Langkah Kerja
A. Pembuatan Reagent Fehling A
- Ditimbang 3,46 gram CuSO4.5H2O
- Dilarutkan dengan aqudes dalam labu 50 ml

B. Pembuatan Reagent Fehling B


- Ditimbang 17,6 g KNa Tartrat
- Ditimbang 7,7 g NaOH
- Dilarutkan KNa Tartrat dengan aquades Kurang lebih 30 ml
- Ditambahkan NaOH lalu diaduk sampai larut
- Dituang ke dalam labu 50 ml, dan ditambahkan aquades
sampai tanda batas dan dihomogenkan

C. Uji Fehling terhadap Karbohidraf


- Masukkan 2 ml larutan Fehling A kemudian dicampur dengan
2 ml larutan Fehling B
- Ditambahkan beberapa tetes larutan contoh karbohidrat
(glukosa, sukrosa, laktosa dan pati)
- Setelah homogen, masukkan tabung-tabung tersebut ke dalam
penangas air yang hangat
- Amati perubahan yang terjadi

IV. Hasil Praktikum

Sampel Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan Hasil


(ditambahkan fehling
A dan B)
Glukosa Berwarna biru Oranye + Endapan Positif
merah bata (+)
Sukrosa Berwarna biru Tidak berubah warna Negatif
(-)
Laktosa Berwarna biru Oranye + Endapan Positif
merah bata (+)
Pati Berwarna biru Tidak berubah warna Negatif
(-)

V. Pembahasan

Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat


dengan adanya karbohidrat pereduksi. Hasil uji menunjukkan bahwa glukosa
dan sukrosa merupakan gula yang dapat mereduksi larutan fehling dan sebagai
karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa golongan karbohidrat
monosakarida dan disakarida positif terhadap kegiatan mereduksi larutan fehling
tersebut. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat kemudian dipanaskan, akan
terbentuk endapan merah bata pada hasil akhir.

Berikut adalah reaksi yang terjadi:


2 Cu2+ + 2 OH → 2 Cu2O + H2O

Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana
basa akan diendapkan menjadi Cu2O. Fehling B berfungsi untuk mencegah
Cu2+ mengendap dalam suasana alkalis.
Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi
fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan fehling B.
Larutan fehling A adalah CuSO4dalam air, sedangkan larutan fehling B adalah
larutan garam KNa-tartrat dan NaOH dalam air. Dalam pereaksi ini Cu2+
direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai
Cu2O.

2Cu+ + 2OH- → Cu2O + H2O

Monosakarida dan kebanyakan disakarida dapat mereduksi senyawa


oksidasi lemah seperti yang berbasis tembaga dalam pereaksi fehling atau biasa
disebut gyla pereduksi. Hanya dapat berfungsi sebagai gula pereduksi suatu
karbohidrat harus mempunyai gugus fungsi aldehida atau gugus fungsi
hemiasetal yang dapat membuka menjadi aldehida. Ketiga bentuk glukosa hanga
bentuk rantai terbuka nyala yaitu bentuk asiklik yang dapat dioksidasi oleh
pereaksi fehling. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa glukosa dan laktosa
menghasilkan hasil positif (+) sedangkan sukrosa dan pati negatih (-). Pada
sukrosa karbon nomor satu unit glukosa dan karbon nomor 2 unit fruktosil
terkunci oleh ikatan glikosidik sehingga tidak dapat berkesetimbangan dengan
bentuk rantai terbuka yang mengandung gugus aldehida. Polisakarida dimana
hanga gugus glukosa ujung rantau saja yang dapat berkesetimbangan dengan
bentuk rantai terbukanya.

VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
1. Pada sampel glukosa dan laktosa setelah ditambahkan fehling A dan B
terjadi endapan berwarna oranye + endapan merah bata yang artinya positif
(+) adanya karbohidrat pereduksi
2. Pada sampel sukrosa dan Pati setelah ditambahkan fehling A dan B tidak
mengalami perubahan warna yang artinya negatif (-) hal ini karena
konsentrasi gula atau kadar gula yang terdapat pada larutan Pati dan
sukrosa sangat rendah sehingga pembongkaran gugus aldehid yang terjadi
sangat kecil dan tidak dapat terlihat.

VII. Daftar Pustaka


Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17.
EGC: Jakarta.
Bahri,syaiful.2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.Palu : unit pelaksana
teknis (upt) laboratorium dasar Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai