Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA UNSUR GOLONGAN UTAMA

PEMURNIAN GARAM DAPUR SECARA KRISTALISASI

KELOMPOK 6

ANGGOTA :

1. INDRI YUNITA (06101381722050)

2. TASYA BELINA (06101381722058)

3. MELLY TRI RAHMI (06101381722062)

4. RENDA OKLANDARI (06101381722066)

DOSEN PEMBIMBING :

MAEFA EKA HARYANI.,S.PD.,M.PD.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
Percobaan ke-7
I. Judul Percobaan : Pemurnian Garam Dapur Secara Kristalisasi
II. Tanggal Percobaan : 19 Maret 2019
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari pemurnian garam dapur secara
kristalisasi melalui penguapan dan pengendapan
IV. Dasar Teori
Jika kita gunakan definisi konvensional yang menyatakan bahwa hablur
atau kristal adalah padatan homogen yang dibatasi oleh bidang muka rata yang
terbentuk secara alamiah, maka adalah benar bahwa kebanyakan padatan yang
kita jumpai dalam hidup sehari-hari tidak nampak sebagai kristal. Hal ini pada
umumnya disebabkan oleh salah satu dari dua hal berikut: pada satu pihak,
banyak padatan merupakan campuran dari berbagai senyawa yang biasanya terdiri
dari banyak molekul besar dengan berbagai ukuran. Tetapi kalau bahan tersebut
dipisah-pisahkan untuk menghasilkan senyawa murni, maka cenderung terjadi
struktur kristal. Misalnya, beberapa jenis protein dan selulosa, yang keduanya
adalah bahan penyusun padatan yang terjadi secara alamiah telah diperoleh dalam
tahanan kristal, walaupun kedua zat tersebut tidak ditemukan di alam dalam
tahanan kristal.
Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar.
Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk
yang jelas simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun
molekul zat padat ini juga tersusun secara simetris. Kita tak boleh menyimpulkan
begitu saja penataan partikel dalam sebuah kristal besar, semata-mata dari
penampilan luarnya. Bila suatu zat dalam keadaan cair atau larutan mengkristal,
kristal dapat terbentuk dengan tumbuh lebih ke satu arah daripada ke lain arah.
Sebagaimana sebuah kubus kecil dapat berkembang menjadi salah satu dari tiga
bentuk yang mungkin sebuah kubs besar, sebuah lempeng datar atau struktur
panjang mirip jarum. Ketiga zat padat ini mempunyai struktur kristal kubik yang
sama, namun bentuk keseluruhannya berbeda. Struktur kristal ditentukan oleh
gaya antar atom dan ukuran atom yang terdapat dalam kristal. Cara penyusunan
bola dalam kristal tidak dapat sesederhana pada kristal logam, karena kristal ionic
terdiri dari ion-ion yang bermuatan dan memiliki jenis yang berbeda.
Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian
besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran
kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang terbentuk selamaberlangsungnya
pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali (meski tak
harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi
akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang
sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum sangat menguntungkan,
karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih
kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan
cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan
endapan yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih
kecil kemungkinannya bisa tercapai.
Peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi pengendapan. Endapan
merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya.
Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya. Selama pengendapan ukuran
kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor penting yaitu laju
pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan
inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan yang
terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat
lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah
kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan
inti.
Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih
yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat
dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCl nyaris tak dapat larut dalam
alkohol , tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya
sangat kecil dengan suhu. Garam normal, suatu garam yang tak mengandung
hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari
garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Dalam
larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan
mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang
menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan. Natrium klorida adalah garam
dapur yang sudah menjadi salah satu bagian penting dalam makanan manusia.
Garam adalah pengawet utama dalam makanan yang memungkinkan manusia
dapat melakukan perjalanan dan perdagangan jauh. Garam sangat dibutuhkan
untuk menambah cita rasa makanan. Hampir semua makanan yang dibuat di dunia
ini pasti menggunakan garam. Pembuatan garam dapat dilakukan dengan
beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaClnya sebagai unsur
utama garam.
Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti baik sekali, baik,
dan sedang. Dikatakan baik sekali jika mengandung kadar NaCl > 95%,
dikategorikan baik jika kadar NaCl 90-95%, dan kategori sedang 80-90%. Untuk
memperoleh NaCl yang berkualitas baik maka diperlukan proses pemurnian.
Dalam garam-garam NaCl tradisional terdapat banyak zat-zat pengotor ataupun
garam-garam klorida lainnya yang bersifat mengurangi mutu garam natrium
klorida, sehingga perlu dimurnikan untuk memisahkan natrium klorida dari zat
pengotornya. Untuk memahami pemurnian NaCl secara rekristalisasi, maka
dilakukanlah percobaan ini. Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang
melebur pada 97.5°C. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembap,
maka harus dsimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam
ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium hidroksidan dan hidrogen.
Dalam garam-garamnya, natrium klorida sebagai kation monovalen Na+. Garam-
garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut
dalam air. Kebanyakan klorida larut dalam air, merkurium (I) klorida, HgCl2,
perak klorida, AgCl, timbal klorida, PbCl2 (yang ini sangatt sedikit dalam air
dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga (I) klorida, CuCl,
bismuth oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium (II)
oksiklorida, HgOCl2 tidak larut dalam air.
Rekristalisasi dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat cair dan
zat padat yang saling larut. Pada rekristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga
zat terlarut mengkristal. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhunya
diturunkan. Apabila larutan tidak cukup peka, dapat dipekatkan terlebih dahulu,
kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui rekristalisasi, diperoleh zat
padat yang lebih murni karena komposisi larutan yang lainnya yang kadarnya
lebih kecil tidak ikut mengkristal. Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian
berbagai macam zat dilakukan dengan kristalisasi. Pemurnian garam dapur dapat
dilakukan dengan rekristalisasi. Dalam hal ini garam dilarutkan ke dalam air
bersih kemudian disaring lalu filtratnya dikristalkan. Suatu zat yang tampil
sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur yang berkembang biak disebut
amorf (tanpa bentuk). Rekristalisasi merupakan teknik pemisahan berdasarkan
perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar dan sebaiknya
komponen yang akan dipisah berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu
kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan.
Air garam apabila dipanaskan perlahan dalam bejana terbuka, maka air kana
menguap sedikit demi sedikit. Pemanasan dilakukan saat larutan tepat jenuh, jika
dibiarkan akhirnya terbentuk kristal garam secara perlahan. Setelah pengkristalan
sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring.
Ada dua cara mendapatkan NaCl murni dari garam dapur kasar, yaitu
metode rekristalisasi melalui penguapan dan pengendapan. Metode pengendapan
didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang akan dimurnikan dengan
kotoran dalam pelarut tertentu. Dalam pemurnian dengan cara penguapannya
umumnya dilakukan didasarkan pada kelarutan ion-ion dalam suatu garam dalam
pelarut tertentu ataupun campuran pelarut dalam bentuknya yang sederhana.
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi
merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian
suatu padatan yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang).
Metode ini pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang
akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika
mungkin dalam pelarut tambahan yang lain, yang hanya melarutkan zat-zat
pengotor saja. Pemurnian demikian banyak dilakukan untuk meningkatkan
kualitas zat yang bersangkutan.
V. Alat dan Bahan

a. Pemanas f. Kertas saring


b. Gelas beker g. Larutan CuSO4
c. Garam dapur h. Larutan garam
d. Gelas ukur i. Penjepit
e. Corong

VI. Prosedur Percobaan


1. NaCl
a) Selanjutnya ambil 20 ml larutan NaCl masukkan ke dalam gelas
beker
b) Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih dan kering
c) Dinginkan beberapa saat
d) Amati kristal yang telah terbentuk
2. CuSO4
a) Ambil 20 ml larutan CuSO4 masukkan ke dalam gelas beker
b) Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih dan keringkan
c) Dinginkan beberapa saat
d) Amati kristal yang telah terbentuk

Tugas dan Pertanyaan


Catat hasil amatan dan tarik kesimpulan untuk setiap percobaan dalam
lembar kerja.

No Jenis Larutan Kristal Warna Kristal

1 NaCl Terbentuk Putih

2 CuSO4 Terbentuk Biru


VII. Hasil Pengamatan

No Jenis Larutan Kristal Warna Kristal

1 NaCl Terbentuk Putih

2 CuSO4 Terbentuk Biru

VIII. Persamaan Reaksi


1. NaCl (s) + H2O (l)  NaCl (aq)
NaCl (aq)  NaCl (s)
2. CuSO4 (aq) + H2O (l)  CuSO4 (aq)
CuSO4 (aq)  CuSO4 (s) (putih)
CuSO4 (aq)  CuSO4 . 5 H2O (s) (biru prusia)
IX. Pembahasan
Pada percobaan kali ini membahas tentang pemurnian garam dapur secara
kristalisasi melalui penguapan dan pengendapan. Larutan yang akan dikristralisasi
yaitu NaCl dan CuSO4. Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengamati proses pembentukan kristal dengan menggunakan metode pemanasan.
Prinsip dasar yang dipakai dalam rekristalisasi adalah proses pemurniaan suatu zat
berbentuk kristal dengan memanfaatkan perbedaan kelarutan dalam pelarut suhu
tertentu. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan NaCl dan
larutan CuSO4. Dimana larutan NaCl dan larutan CuSO4 didapatkan dari hasil
pengenceran. Pertama-tama yang dilakukan mengencerkan masing-masing kristal
NaCl dan kristal CuSO4 sebanyak 0,1 M ke dalam 150 ml labu ukur. Setelah
larutan telah jadi baru dilakukan percobaan. Dalam melakukan pemanasan setiap
larutan diambil sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam gelas beker baru
dipanaskan dengan api kecil menggunakan bunsen, yang disanggah dengan
segitiga porselen dan kawat kasah. Tunggu hingga larutan tersebut mendidih dan
kering. Setelah larutan dirasa sudah kering, angkat beker gelas dan lakukan
pemanasan dengan larutan kedua. Pada larutan pertama, yaitu larutan NaCl. Akan
terbentuk sebuah kristal berwarna putih, dimana kristal ini cukup halus. Pada
larutan kedua, yaitu larutan CuSO4. Akan terbentuk sebuah kristal berwarna putih
juga dengan kristal yang cukup halus. Awalnya padatan NaCl berwarna putih dan
CuSO4 juga berwarna putih, namun setelah diencerkan NaCl menjadi larutan putih
keruh dan CuSO4 menjadi larutan berwarna biru prusia. Proses pemanasan itu
adalah untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang terdapat pada larutan NaCl
dan CuSO4. Selain itu tujuan dari proses pemanasan juga untuk mengurangi kadar
air yang ada dan mempercepat proses tumbukan. Dalam pemanasan juga suhu
harus dijaga dan tidak boleh melakukan proses pengadukan agar struktur dari
kristal tersebut tidak rusak. Dari hasil percobaan juga proses pemanasan pada
NaCl jauh lebih lama dibandingkan dengan CuSO4. Hal ini bisa saja disebabkan
karena bentuk ukuran kristal NaCl jauh lebih besar dari pada CuSO4, sehingga
luas permukaan NaCl menghambat pembentukan kristal. sebaliknya pun begitu,
luas permukaan CuSO4 akan mempengaruhi proses pembentukan kristal.
X. Kesimpulan
1. Kedua larutan yang dipanaskan yaitu NaCl dan CuSO4 menghasilkan
kristal yang berwarna putih.
2. Proses pemanasan dilakukan untuk menghilangkan zat pengotor dalam
zat tersebut.
3. Garam yang dihasilkan berbentuk serbuk halus.
4. Proses pemanasan pada NaCl lebih lama daripada CuSO4.
5. Setelah padatan diencerkan NaCl menjadi larutan berwarna putih keruh
sedangkan CuSO4 menjadi larutan berwarna biru prusia.
DAFTAR PUSTAKA

Marthen, Kaningan. 1995. Kimia Umum. Jakarta: Yudhistira.


Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi
Keempat. Erlangga: Jakarta.
Soetopo, C.S., dkk. 1969. Dasar- Dasar Ilmu Kimia. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Sulistyaningsih, T. dkk. 2010. Pemurnian Garam Dapur Melalui Metode
Kristalisasi Air Tua dengan Bahan Pengikat Pengotor Na2C2O4 – NAHCO3
dan Na2C2O4 – NA2CO3. Jurnal Kimia. 8(1): 26-32
Yayan, S dan Agus. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: Setia Purna
Inves.
LAMPIRAN

Gambar 1. Larutan NaCl Gambar 2. Larutan CuSO4


NaCl

Gambar 3. Kristal NaCl Gambar 4. Kristal CuSO4

Anda mungkin juga menyukai