Anda di halaman 1dari 44

Presentasi tentang

unsur Golongan VI B
Kelompok 2 :
Dwi Agustini Angraini (06101381722045)
M. Raihan Firdaus (06101381722046)
M. Agung Satriya (06101381722049)
Yunika Marsyah Putri (06101381722060)
Ayu Milinea (06101381722061)
Unsur Golongan VI B
Kromium(Cr)

Molibdenum(Mo)

Wolfram(W)

SEABORGIUM (Sg)
KROMIUM (Cr)
Sejarah Cr
O Kromium sebagai unsur logam pertama kali ditemukan dua
ratus tahun yang lalu, pada 1797. Namun sejarah kromium
benar-benar dimulai beberapa dekade sebelum ini.
Kromium ditemukan pada tahun 1797 oleh Louis-Nicholas
Vauquelin seorang profesor kimia dan analis di School of
Mines di Paris, yang menerima beberapa sampel bijih
crocoites untuk dianalisis sehingga ia mengungkapkan
adanya unsur baru yang ia sebut Kromium.
O Nama Kromium berasal dari kata Yunani “kroma”
yang berarti “warna”, dinamakan demikian
karena banyaknya macam warna dalam
senyawanya.
Gambar Cr
Sumber Cr
O Logam kromium relatif jarang ditemukan dan kandungannya
dalam kerak bumi diperkirakan hanya 0,0122 % atau 122
ppm, lebih rendah daripada vanadium (136 ppm) dan klorin
(126 ppm).
O Sumber kromium yang terpenting dalam perdagangan adalah
bijih kromit (chromite), FeCrO4, yang banyak terdapat di Rusia
dan Afrika Selatan (kira-kira 96 % cadangan kromium dunia),
Pilipina, Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania. kromium juga
dapat ditemukan di matahari, meteorit, kerak batu dan air
laut. Sumber kromium lainnya yang lebih sedikit jumlahnya
adalah krokoit (crocoites), PbCrO4, dan oker kroma (chrome),
Cr2O3. Batu-batuan permata seperti zamrud (emerald) yang
berwarna hijau dan merah ruby yang mengandung sekelumit
kromium sebagai pengotor.
Senyawa Cr
Reaksi dan senyawa kromium yang penting hanya
menyangkut kromium dengan bilangan oksidasi +2, +3, dan
+6.
Tingkat Oksida (a) Hidroksid Sifat Ion Nama Warna Ion
Oksidasi a
+2 CrO Cr(OH)2 Basa Cr2+ (b) Kromo atau Biru muda
kromium
(II)
+3 Cr2O3 hijau Cr(OH)3 (c) amfoterik Cr3+ atau Kromi atau Violet hijau
[Cr(H2O)6]3 kromium
+ (III)
[Cr(OH)4]-
(d)
+6 CrO3 merah CrO2(OH)2 Asam CrO42- Kromat Kuning
tua Cr2O5(OH) Cr2O72- atau oranye

2 dikromat
Sifat Fisika Kimia Cr
Nama, Lambang, Nomor atom Kromium, Cr, 24

Deret kimia Logam transisi

Golongan, Periode, blok VIB, 4, d

Penampilan Perak metalik

Massa atom 51,9961 (6) g/mol

Konfigurasi electron [Ar] 3d5 4s1

Jumlah elektron tiap kulit 2,8,13,1


O Sifat Fisika :

Massa Jenis 7,15 g/cm3 (250C)

Titik Lebur 2180 K, 19070C, 3465 ° F

Titik Didih 2944 K, 26710C, 4840 ° F

Entalpi Peleburan 20,5 kJ mol -1

Panas Penguapan 339 kJ mol -1

Entalpi Atomisasi 397 kJ mol -1

Kapasitas Kalor (250C) 23,25 J/mol.K

Konduktivitas Termal 94 W m -1 K -1

Koefisien ekspansi termal linier 4,9 x 10 -6 K -1

Kepadatan 7,140 kg m -3

Volum Molar 7,23 cm 3

Sifat Resistivitas listrik 12,7 10 -8 Ω m


O Sifat Kimia :
Struktur Kristal Cubic body centered

Bilangan oksidasi +2, +3, +4, +6 (oksida asam kuat)

Elektronegativitas 1,66 (skala Pauling)

Afinitas electron 64,3 kJ / mol -1

Energy Ionisasi E1: 652,9 kJ/mol


E2: 1590,6 kJ/mol
E3: 2987 kJ/mol
Jari-jari atom 128 pm

Jari-jari atom (terhitung) 166 pm

Jari-jari kovalen 127 pm

Ikatan energi dalam gas 142,9 ± 5,4 kJ / mol -1.

Panjang Ikatan Cr-Cr 249 pm

Senyawa beracun dan mudah terbakar


Proses Pembuatan Cr
O Logam krom dapat dibuat melalui proses
Goldshmidt yaitu menggunakan bijih
chromite (Cr2O3.FeO), direduksi oleh C.
Kemudian mereduksi Cr2O3 dengan
aluminium (proses aluminothermy)
O Reaksi kromium dengan halogen
a. Fluorida
b. Klorida
c. Bromida
d. Iodida
O Reaksi kromium dengan asam
a. Oksida
b. Sulfida
c. Nitrida
d. Karbonil
Kegunaan Cr
O Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan
stainless steel, dan untuk membentuk paduan
O Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan
yang indah dan keras, serta untuk mencegah korosi
O Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud
O Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan
agen oksidasi dan digunakan dalamanalisis kuantitatif dan
juga dalam penyamakan kulit
O Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
Efek Kesehatan Kromium
O Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan
kekurangan dapat menyebabkan kondisijantung,
gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi
terlalu banyak penyerapan kromium (III)dapat
menyebabkan efek kesehatan juga, misalnya ruam
kulit.
O Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan
manusia, terutama bagi orang-orang yangbekerja
di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok
tembakau juga memiliki kesempatanyang lebih
tinggi terpapar kromium.
Reaksi-reaksi yang Terjadi
pada Kromium
O Reaksi kromium dengan udara
Logam kromium tidak bereaksi dengan
udara atau oksigen pada suhu kamar.
O Reaksi kromium dengan air
Logam kromium tidak bereaksi dengan air
pada suhu kamar.
Molibdenum(Mo)
Sejarah Mo
O Pada tahun 1778 seorang ahli kimia terkenal Swedia,
C. W. Scheele telah berhasil membuat suatu oksida
unsur baru dari mineral molibdenit, MoS2, dengan
demikian ia mampu membedakan mineral ini
dengan grafit yang pada waktu itu diduga identik.
Kemudian setelah 3 tahun kemudian, P.J. Helm
berhasil mengisolasi molibdenum dari pemanasan
molibdenit dengan batubara. Nama molibdenum
berasal dari bahasa Yunani, molibdos, yang artinya
mengandung makna kebingungan ketika
menghadapi mineral-mineral lunak hitam yang dapat
dipakai untuk menulis, yaitu grafit yang disebut
timbel hitam dan plumbako.
Gambar Mo
Sifat fisika dan kimia
Nama, Lambang, Nomor atom Molibdenum, Mo, 42

Deret Kimia Logam transisi

Golongan, periode, Blok VIB, 5, d

Penampilan abu-abu

Massa atom 95,94(2) g/mol

Konfigurasi Elektron [Kr] 4d5 5s1

Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 13, 1


Sumber Mo
O Sumber molibdenum yang terpenting adalah
molibdenit sulfida, MoS2, dan yang lainnya
adalah bijih wulfenit, PbMoO4, dan powelit,
Ca(Mo,W)O4 (Sugiyarto dan Suyani, 2010).
Reaksi-reaksi yang Terjadi
pada Molibdenum
O Molibdenum tidak dapat bereaksi dengan air pada
suhu kamar. Molibdenum juga tidak dapat bereaksi
dengan udara atau oksigen pada suhu kamar, akan
tetapi pada suhu tinggi (di atas suhu 790 oC) akan
membentuk molibdenum(VI) trioksida:
2Mo (s) + 3O2 (g) 2MoO3 (s)
O Reaksi dengan halogen akan membentuk
molibdenum halida, misalnya jika molibdenum
direaksikan dengan fluorin, maka akan membentuk
molibdenum(VI) fluorida.
Mo (s) + 3F2 (g) MoF6 (l)
Senyawa MO
O Oksida molibdenum banyak yang sudah
dikenal, yaitu MoO3, Mo2O5, dan MoO2.
Oksida MoO2 berupa padatan coklat violet,
tidak larut dalam asam nitrat pekat dan
terjadi oksidasi lebih lanjut menjadi Mo(VI).
MoO2 mengadopsi struktur rutil (TiO2).
O Sifat fisika

Fase Padat

Massa jenis (sekitar suhu kamar) 10,28 g/cm3

Titik lebur 2896 K, 2623 oC, 4753 oF

Titik didih 4912 K, 4639 oC, 8382 oF

Kalor peleburan 37,48 kJ/mol

Kalor penguapan 617 kJ/mol

Kapasitas kalor (25 oC) 24,06 J/(mol.K)

Resistivitas listrik (20 °C) 53.4 nΩ·m

Konduktivitas termal (300 K) 138 W/(m·K)

Ekspansi termal (25 °C) 4.8 µm/(m·K)


O Sifat kimia
Struktur Kristal Cubic body centered

Bilangan oksidasi +3, +4, +5, +6 (oksida asam kuat)

Elektronegativitas 1,8 (skala Pauling)

Energi Ionisasi E1: 684,3 kJ/mol


E2: 1560 kJ/mol
E3: 2618 kJ/mol
Jari-jari atom 139 pm

Jari-jari atom (terhitung) 190 pm

Jari-jari kovalen 145 pm


Pembuatan Mo
O Logam Molibdenum murni dapat diperoleh dari Molibdenum
trioksida (Mo0 3) dalam berbagai cara. Molibdenit ini
pertama dipanaskan sampai suhu 700 ° C (1292 ° F) dan
sulfida yang teroksidasi menjadi oksida (VI) molibdenum
melalui udara:
2MoS2 + 7O2 → 2MoO3 + 4SO2
O Bijih teroksidasi kemudian dipanaskan sampai 1.100 ° C
(2010 ° F) untuk menghaluskan oksida, atau pencucian
dengan amonia yang kemudian bereaksi dengan oksida (VI)
molibdenum untuk membentuk molybdate yang larut dalam
air:
MoO3 → NH4OH + 2(NH4) 2(MoO4) + H2O
O Tembaga merupakan pengotor yang kurang larut dalam
amonia sehingga digunakan hidrogen sulfida untuk
mengendapkannya.
Kegunaan Mo
O Sekitar 75 persen dari molibdenum yang
digunakan di Amerika Serikat pada tahun
1996 dijadikan campuran untuk baja dan
besi. Hampir setengah dari campuran ini
digunakan untuk membuat stainless dan
baja tahan panas.
O Penggunaan penting lainnya adalah sebagai
katalis molibdenum
Efek kesehatan Mo
O Pada manusia, molybdenum dikenal berfungsi sebagai
kofaktor untuk tiga enzim:
O Sulfit oksidase mengkatalisis transformasi sulfit ke sulfat,
reaksi yang diperlukan untuk metabolisme kandungan asam
amino (metionin dan sistein).
O Xanthine oksidase mengkatalisis pemecahan nukleotida
(prekursor untuk DNA dan RNA) untuk membentuk asam
urat, yang berkontribusi terhadap kapasitas antioksidan
plasma darah.
O Oksidase Aldehyde dan xanthine oksidase mengkatalisis
reaksi hidroksilasi yang melibatkan beberapa molekul yang
berbeda dengan struktur kimia yang sama. oksidase
Xanthine dan oksidase aldehida juga berperan dalam
metabolisme obat dan racun.
Wolfram(W)
Sejarah W
O Wolfram atau Tungsten ditemukan oleh Juan Jose dan
Fausto de Elhuyar pada tahun 1783 di negara Spain.
Dalam bahasa Swedia, Tungsten memiliki arti batu berat.
Nama lain dari Tungsten adalah Wolfram yang berasal
dari bahasa Jerman dengan simbol W.
O Pada tahun 1779, Peter Woulfe menguji mineral
tungstenit dan menyimpulkan adanya zat baru dalam
mineral tersebut. Pada tahun 1758, Scheele menemukan
bahwa asam yang baru dapat dibuat dari tungsten.
Scheele dann Bergman mengusulkan adanya
kemungkinan mendapatkan logam yang baru dengan
mereduksi logam ini. De Elhuyar menemukan bahwa
asam dalam tungstenit sama dengan asam tungsten.
Gambar W
Sumber W
O Beberapa mineral sumber utama wolfram
(W) antara lain :
O Scheelite (CaWO4) dan wolframite
[Fe(Mn)WO4]
O Ferberite (FeWO4)
O Hubnerite (MnWO4)
Sifat kimia dan fisika W
Sifat Kimia
O Tahan terhadap asam
O Tahan terhadap panas, 34100C
O Tahan terhadap oksigen
O Reaktif dengan flourin membentuk
heksaflourida
Sifat Fisika:
Simbol W
Nomor atom 74
Konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d4 6s2 (keadaan
dasar)
Massa atom 183,84 gr/mol
Golongan VI B (golongan transisi)
Periode 6
Bentuk Padat pada 298 K
Warna Putih keabu-abuan dan
berkilauan
Klasifikasi Logam
Titik didih 5828 K atau 5555ᴼC
Titik lebur 3695 K atau 3422ᴼC

Densitas 19,25 gr/cm3

Afinitas elektron -119 kJ/mol

Radius atom 1,41 Å

Volume atom 9,53 cm3/mol

Radius kovalensi 1,3 Å

Struktur kristal Bcc

Elektronegatifitas 1,7

Potensial ionisasi 7,98 V

Bilangan oksidasi +6, +5, +4, +3, dan +2

Entalpi penguapan 422,58 kJ/mol

Entalpi pembentukan 35,4 kj/mol


Senyawa W
O Beberapa oksida yang umum adalah WO3
(kuning) dan WO2. Trioksida dibuat dengan
memanaskan logam wolfram dengan senyawa
lain seperti sulfida dalam oksigen. Oksida
tersebut tidak bereaksi dengan asam tetapi
larut dalam basa membentuk larutan
wolframat. WO3 merupakan padatan kuning
lemon dengan titik leleh ~1200 0C. Dioksida
(WO2) dibuat dengan mereduksi trioksida
dengan hidrogen atau NH3 pada suhu kurang
lebih 4700C.
Reaksi –reaksi W
Berikut ini adalah reaksi wolfram :
O Reaksi dengan air
O Pada suhu ruangan, tungsten tidak bereaksi dengan air.
O Reaksi dengan udara
O Pada suhu ruangan, tungsten dapat bereaksi dengan udara atau O2. Pada suhu
yang meningkat, trioksida tungsten(VI) oksida terbentuk. Persamaan reaksinya
sebagai berikut : 2 W (s) + 3 O2 2 WO3 (s)
O Reaksi dengan halogen
O Pada suhu ruangan, tungsten beraksi langsung dengan fluorin membentuk
tungsten(VI) fluoride. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
W(s) + 3F2(g) 3F6(g)
O Tungsten bereaksi secara langsung dengan klorin atau bromine (pada 250ᴼC)
masing-masing membentuk tungsten(VI) klorida atau tungsten(VI) bromide.
Persamaan reaksinya sebagai berikut :
W(s) + 3Cl2(g) WCl6(s)
W(s) + 3Br2(g) WBr6(s)
O Pada kondisi terkontrol, tungsten(V) klorida
terbentuk dari reaksi antara logam tungsten dan
klorin, persamaan reaksinya sebagai berikut:
O 2W(s) + 5Cl2(g) 2WCl5(s)
O Reaksi dengan asam
O Secara umum, logam tungsten tidak terpengaruh
oleh kebanyakan asam. Menurut Cotton dan
Wilkinson (1989) wolfram tidak diserang oleh
asam selain HF.
O Reaksi dengan basa
O Logam tungsten tidak bereaksi dengan larutan
basa lemah.
Kegunaan W
O Beberapa oksida yang umum adalah WO3
(kuning) dan WO2. Trioksida dibuat dengan
memanaskan logam wolfram dengan senyawa
lain seperti sulfida dalam oksigen. Oksida
tersebut tidak bereaksi dengan asam tetapi larut
dalam basa membentuk larutan wolframat. WO3
merupakan padatan kuning lemon dengan titik
leleh ~1200 0C. Dioksida (WO2) dibuat dengan
mereduksi trioksida dengan hidrogen atau NH3
pada suhu kurang lebih 4700C.
Efek kesehatan W
O Tungsten dapat terbakar dan dapat
bertindak sebagai iritan pernapasan
Seaborgium(Sg)
Sejarah Sg
O Pada tahun 1974, anggota Institut Joint
untuk Penelitian Nuklir di Dubna, Rusia,
melaporkan penemuan unsur 106, yang
juga telah bisa disintesis. Glenn Seaborg
adalah bagian dari grup ini dan unsur ini
dinamakan demikian untuk
menghormatinya.
Sifat-sifat Sg
Sifat Fisik :
O Sebuah logam radioaktif yang tidak terjadi secara alami
dan hanya untuk kepentingan penelitian saja. Hanya
beberapa atom yang pernah dibuat dan bentuk kimia
menyerupai tungsten. Seaborgium adalah unsur yang
sangat tidak stabil, dengan setengah kehidupan para
isotop yang diukur dalam detik. Ketidakstabilan ini
membuat seaborgium mustahil untuk ditemukan di
alam, tetapi harus disintesis di laboratorium oleh para
peneliti yang akan mempelajarinya. Seperti elemen
berat sintetis lain, seaborgium tidak memiliki komersial
karena sangat mahal untuk memproduksi dan hidup
terlalu pendek untuk menjadi sangat produktif.
Sifat Kimia :
O Sifat kimia Seaborgium mirip dengan
Wolfram. Dikarenakan unsur ini memiliki
nomor atom lebih tinggi daripada Uranium,
sehingga Seaborgium memiliki sejumlah
sifat kimia yaitu ketidakstabilan dan
radioaktivitas.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai