BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
Logam ini barangkali memang sulit dijumpai secara langsung di sekeliling kita,
logam ini mempunyai kenampakan bersianar cemerlang, cukup lunak sehingga
mudah untuk dibentuk seperti pembuluh, mempunyai titik leleh 1915C dan titik
didih 3350C serta tahan terhadap korosi. Vanadium dapat bergabung dengan
karbon di dalam baja, membentuk senyawa V4C3 yang merupakan butiran
butiran halus terdispersi dan membuat baja menjadi lebih tahan lama dan tahan
sobekan bahkan pada temperatur tinggi, sehingga lebih baik daripada baja besi.
Penambahan karbon kira-kira 10% mengakibatkan kenaikan titik leleh yang
sangat menyolok, menjadi kira-kiara 2700C.
Dengan sifat semacam ini produksi vanadium sebagian besar (-80%) digunakan
sebagai logam aditif pada baja khususnya untuk keperluan baja yang tahan
goncangan pada kecepatan tinggi, disamping itu dipakai sebagai paduan dengan
logam alumunium dengan presentase sekitar 10%berat.
Kandungan vanadium dalam batu-batuan pada kerak bumi diduga sekitar 136
ppm yang merupakan unsur transisi terbanyak kelima setelah besi (Fe),
titanium(Ti) mangan(Mn), dan Zirkon (Zr) logam ini terdapat dalam kira-kira 60
macam mineral bersama-sama dengan logam-logam lain. Mineral yang penting
sebagai sumber logam vanadium yaitu patronit VS yang merupakan suatu
polisufida. Karena mudah bergabung dengan oksigen, logam ini juga terdapat
pada berbagai mineral vanadat seperti pada :
Vanadiat yaitu timbal (II)n klorida vanadat, PbCl2.3Pb3(VO4)2
Karnoit yaitu kalium uranil vanadat, K(UO2)(VO4).1,5 H2O dan
Vanadinit yaitu Pb5(VO4)3Cl.
Dengan konfigurasi elektronik [18Ar] 3d3, 4s2, atom vanadium dapat ,melepaskan
2 sampai 5 elektron menghasilkan tingkat oksidasi +2, +3, +4 atau +5.
Kemudahan melepaskan elektron tentu saja berkaitan dengan kedudukan
vanadium sebagai awal anggota deret transisi dimana tarikan inti terhadap
elektron elektron d masih relatif lemah , demikian juga berkaitan dengan
atom-atom yang berikatan yaitu yang bersifat sangat elektronegatif seperti
oksigen, dan senyawanya menjadi bersifat kovalen atau dalam bentuk senyawa
kompleks. Vanadium dengan tingkat oksidasi tertinggi (V +5) ini tentu saja bersifat
sebagai oksidator yang baik, dan dapat dipakai sebgai kataloisator pada industri
asam sulfat.[1]
2.
Kecendrungan Kromium
Kromium adalah logam yang kuat dan bercahaya serta sangat tahan terhadap
korosi. Karena itu, logam ini dipakai untuk pelindung besi dari proses korosi.
Lapisan kromium pada besi dapat dibuat dengan elektrolisis (penyepuhan).
Kromium terdapat dalam baja anti karat (stainless steel) yang biasa
mengandung 19% kromium, 9% nikel, dan yang lainnya besi.[2]
Disamping itu kromium merupakan logam masif, berwarna putih perak, dan
lembek jika muerni dengan titik leleh kira-kira 1900C dan titik didih kira-kira
2690C. Logam ini sangat tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara
menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat tidak berpori sehingga mampu
melindungi logam yang terlapisi dari serangan reaksi lebih lanjut.
Kromium bereaksi dengan asam (non oksidator) menghasilkan Cr (II), tetapi
dengan asam oksidator reaksi menjadi terhambat dengan terbentuknya lapisan
krom(II) oksida.
Atom kromium dengan konfigurasi elektronik terluar 3d 5, 4s1 (setengah
penuh)mempunayi tiga macam tingkat oksidasi yang utama yaitu +2, +3 (paling
stabil) dan +6. Dengan demikian kromium sangat banyak terdapat sebagai
senyawanya.[3]
Biloks +2 merupakan ion Cr2+ yang berwarna biru dalam larutan dan sangat
mudah dioksidasi menjadi +3 yang merupakan biloks yang sangat stabil.
Senyawa krom(III) yang sangat penting adalah senyawa oksidanya, Cr 2O3 yang
merupakan zat warna hijau yang sangat stabil. Zat ini dapat digunakan untuk
mewarnai cat, bahan atap dari scrap, semen dan plaster.
Ion krom(III) membentuk banyak ion kompleks yang stabil dan dalam air berada
dalam bentuk ion kompleks yang berwarna violet Cr (H 2O)63+. Ion ini membentuk
garam krom(III) yang berwarna violet.
Reaksinya :
Cr(H2O)63+(aq) + 3OH-(aq) Cr(H2O)3(OH)3(s) + 3H2O
Krom yang biloks +6 membentuk oksida CrO3 yang merupakan oksidator kuat
dan merupakan anhidrida asam dari asam kromat H 2CrO4. Dalam larutan yang
sangat asam H2CrO4merupakan zat yang penting. Apabila pH nya naik akan
terbentuk dua macam zat salah satu zat berupa ion kromat yang berwarna
kuning CrO42-dan ion dikromat Cr2O72- yang berwarna merah orange. Keduanya
adalah oksidator kuat dan keduanya berada dalam bentuk kesetimbangan
2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O
Menurut prinsip Le Chartetier Cr2O72- lebih menonjol pada pH rendah dan
CrO42- merupakan zat yang menonjol pada pH tinggi.[4]
Ion dikromat bersifat isoelektronik dengan managan (VII) oksida, yaitu cairan
merah yang eksplosit. Spesies yang mengandung kromium yang isoelektronik
dengan MnO4- ialah ion kromat CrO42-.[5]
Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya diduga kirakira hanya 0,0122% atau 122ppm, lebih rendah daripada Vanadium.
B.
1.
Vanadium
V
Nomor atom
23
Kategori Unsur
Logam Transisi
5, 4, d
Warna
Logam biru-abu-abu-keperakan
Massa Atom
50.9415(1) gmol1
Konfigurasi Elektron
[Ar]3d3 4s2
Sifat-Sifat Fisis
Fasa
Padat
Massa Jenis
6.11 g/cm3
Titik leleh
Titik Didih
Kalor pembentukan
21.5 kJmol1
Kalor Penguapan
459 kJmol1
24.89 Jmol1K1
Titik Lebur
Titik Didih
Entalpi Peleburan
20,5 kJ mol
Panas Penguapan
339 kJ mol
-1
Entalpi Atomisasi
397 kJ mol
-1
2.
-1
23,25 J/mol.K
Konduktivitas Termal
94 W m
-1
-1
4,9 x 10 -6 K
-1
Kepadatan
7,140 kg m
-3
Volum Molar
7,23 cm
12,7 10
-8
Sifat Kimia
VIB
Vanadium (V)
Cromium (Cr)
+2, +3, +6
Jadi, dapat dikatakan bahwa vanadium dan cromium memiliki bilangan oksidasi
yang lebih dari satu, pada umumnya, hal ini disebabkan oleh elektron yang tidak
hanya keluar dari subkulit s, tetapi juga dari subkulit d yang ada di
b.
V dan Cr memiliki tingkat oksidasi tertinggi jika berikatan dengan unsur
yang sangat elektronegatif, seperti O dan F.
c.
Pada tingkat oksidasi yang tinggi (+4 ke atas), V dan Cr tidak lagi
.[8]
VIB
Cr
[Ar]
[Ar]
Dalam upaya mencapai konfigurasi gas mulia, V dan Cr akan melepas elektronelektron di subkulit s dan d-nya. Karena jumlah elektron di subkulit d yang
tergolong banyak, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepas
elektron-elektron tersebut.[9]
Dalam pengisian orbital ternyata ada beberapa penyimpangan, yaitu:
Cr [Ar]
seharusnya
[Ar]
Penyimpangan itu terjadi akibat tingkat energi elektron tersebut lebih rendah
dari yang seharusnya. Menurut hasil spektroskopi: penyimpangan pada Cr
adalah dimana konfigurasi inilah yang paling stabil. Konfigurasi elektron
cenderung stabil apabila d atau s-nya terisi penuh atau setengah
penuh
Sifat fisika dan kimia unsur V dan Cr ditentukan oleh konfigurasi elektronnya.
Tingkat energi orbital d dan s kulit terluarnya hampir sama, sehingga terjadi
kombinasi orbital d dan s dalam konfigurasi elektronnya. Bila unsur ini
melepaskan elektron, maka yang pertama keluar adalah elektron pada orbital s,
karena yang terlemah, dan kemudian diikuti oleh orbital d. Akibatnya, unsur ini
dapat melepaskan satu, dua, tiga elektron.[10]
Unsur
Jumlah e
di
subkulitd
orbital
4s
3d
4s
3d
23
24
Cr
Dapat dikatakan bahwa V dan Cr adalah termasuk paramagnetik, yaitu sifat zat
yang dimiliki zat yang mempunyai setidaknya 1 elektron tidak berpasangan ().
[11]
C.
: putih perak
1.
a.
Vanadium Pentoksida
2NH4VO3
Padatan V2O5 hasil ini mempunyai titik leleh kira- kira 650
. Membeku pada
pendinginan dengan membentuk kristal- kristal yang berbentuk jarum. Oksida ini
juga dapat diperoleh dengtan penambahan larutan asam encer kedalam larutan
amonium vanadat:
2NH4VO3 + H2SO4
Kelarutan oksida ini dalam air sangat kecil (kira- kira 0,007 gr/L), dan V 2O5 lebih
bersifat amfoterik, oleh karena itu larut dalam basakuat, misalnya natrium
hidroksida, dengan menghasilkan ion panadat (yang tak bewarna). Jika kedalam
larutan ini kemudian ditambahkan asam hingga kira- kira pH 6,5, larutan menjadi
oranye cemerlang dan jika penambahan asam diteruskan hingga kira- kira pH 2,
ternyata diperoleh endapan bewarna coklat(V2O5), tetapi endapan ini larut
kembali pada penambahan asam lebih lanjut dengan membentuk ion kompleks
dioksida vanadium.
b.
Vanadium Dioksida
VO2 bewarna biru tua diperoleh dari reduksi moderat V 2O5. Bersifat amfoterik
seperti halnya V2O5 larut dalam kelarutan yang sama banyak baik dalam asam
maupun basa. Dalam basa kuat larut dengan membentuk iopn vanadat (IV),
namun rumusan ionnya kurang begitu jelas.
c.
Vanadium Trioksida
V2O3 bewarna hitam, dapat diperoleh dari reduksi V2O5 dengan H2 atau CO.
Bersifat basa oleh karena itu dengan asam bereaksi menghasilkan ion V 3+ yang
bewarna hijau.
V2O3 + H3O+
d.
2 V3+ + 9 H2O
Vanadium Oksida
VO juga bewarna hitam, dapat diperoleh dari reduksi V 2O3 dengan logamnya, V.
Bersifat basa seperti halnya V2O3, larut dalamm asam membentuk ion V2+ yang
bewarna violet.
2.
a.
Cr2O3 bewarna hijau dan dapat diperoleh dari dekomposisi termal amonium
dikromat, reaksi:
(NH4)2CrO7
Cr2O3 + N2 + 4H2O
b.
Kromium Trioksida
CrO3 bewarna merah tua. Kromium trioksida sangat mudah larut dalam air
menghasilkan ion kromat , namun ion kromat ini mengalami perubahan struktur
menjadi ion dikromat. Reaksi:
CrO3 + 3H2O
c.
[CrO4] 2- + H3O+
CrO2 + H2O
Dapat diperoleh dengan penambahan asam sulfat pada alkali dikromat, reaksi:
K2Cr2O7 + H2SO4
D.
1.
Langkah pertama ekstraksi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk oksidanya
V2O5 dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya
ditemuh prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat
diremukkan atau diresidu vanadium dengan garam NaCl atau N 2CO3 pada
temperatur kira-kira 850C. Tahap ini akan menghasilkan natrium
vanadat, Na3VO4 yang kemudian diluluhkan dengan air. Pengasaman dengan
asam sulfat hingga pH =2-3 akan menghasilkan padatan roti
merah polivanadat, dan pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira
700C akan menghasilkan padatan hitam V2O5.
Langkah selanjutnyayaitu proses reduksi yang pada garis besarnya dibedakan
dalam dua perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki hasilnya untuk
keperluan zat adiktif pada baja, mka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan
penambahan biji besi, silikon, dan kapur, CaO; hasilnya
V + e + 5 CaSiO3
Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja, ferovanadium dapat langsung
dipakai tanpa pemurnian lebih lanjut.
Jika diinh=ginkan logam vanadium murni, reduksi V2O5 dapat dilakukan dengan
kalsium dimana lelehan logam vanadium dapat dipisahkan dari kerak CaO.
V2O5 + 5Ca
2V(l) + 5CaO(s)
2.
Ekstraksi Kromium
2Cr + Fe + 4CO(g)
2.
Kromium murni dapat diperoleh melalui tahap-tahap berikut. Pertama bijih
kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam udara untuk memperoleh
natrium kromat, Na2CrO4. Kedua peluluhan dan pelarutan Na2CrO4. Ketiga reduksi
Cr2O3dengan alumunium (proses alumino termit) dengan silikon. Persamaan
reaksinya yaitu:
FeCr2O4 + 2Na2CO3 + O2(g)
Na2Cr2O7 + 2C
Cr2O3 + 2Al
2Cr2O3 + 3Si
2Cr(l) + Al2O3(s)
4Cr(l) + 3SiO2(s)[14]
E.
1.
Vanadium
c.
Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam
sulfat dengan proses kontak.
2.
Kromium
f.
Kromium (VI) dan kromium (III) digunakan untuk menyepuh logam
(electroplating).electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam,
dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna
memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapisi
g.
Pengawet Kayu.
Zat Warna
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Vanadium Pentoksida
b.
Vanadium Dioksida
c.
Vanadium Trioksida
d.
Vanadium Oksida
b.
Kromium Trioksida
c.
d.
Ekstraksi logam vanadium dalam bentuk oksidanya V2O5 dari bijihnya melalui
berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya ditemuh prosedur umum
dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau
diresidu vanadium dengan garam NaCl atau N2CO3 pada temperatur kira-kira
850C. Pada dasarnya terdapat dua macam cara ekstraksi kromium berdasarkan
penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom(Cr-Fe) dan sebagai logam murni
Cr.
B.
Saran
Kita sebagai mahasiswa harus banyak membaca agar pengetahuan kita luas
terutama dibidang yang kita pilih. Kita sebagai mahasiswa kimia haruslah
menguasai ilmu-ilmu kimia, oleh karena itu diharapkan dengan adanya makalah
ini dapat membantu mahasiswa kimia dalam mendalami ilmu kimia.
DAFTAR PUSTAKA