Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1778 ahli kimia terkenal Swedia, C.W.Scheele berhasil
membuat suatu oksida unsur baru dari mineral dari molibdenit, MoS 2, dengan
demikian membedakan mineral ini dengan grafit yang ada pada waktu itu diduga
identik. Logam molybdenum berhasil diisolasi 3-4 tahun kemudian oleh P.J.Hjelm
dari pemanasan oksida ini dengan batubara. Nama ini berasal dari kata Yunani
molibdos yang artinya mengandung makna kebingungan menghadapi mineralmineral lunak hitam yang dapat dipakai untuk menulis, yaitu grafit yang
disebutnya timbel hitam atau plumbako.
Pada tahun 1781 Shceele dan juga T.Bergmann mengisolasi oksida baru
yang lain dari mineral yang kemudian disebut skelit, CaWO 4. Hasilnya disebut
tungsten yang artinya batu berat. Dua tahun kemudian dua bersaudara, J.J. dan
F.dElhuyar dari Spanyol menunjukkan bahwa oksida yang sama merupakan
konstituen dari mineral wolframit, dan pemanasan dengan batubara berhasil
mereduksi oksida ini menjadi logam yang kemudian diberi nama wolfram dengan
symbol W yang direkomendasikan oleh IUPAC, namun komunikasi bahasa
Inggris memilih memakai nama tungsten.
Akhirnya pada tahun 1797, L.N.Vauquelin dari Perancis menemukan
oksida unsure baru dalam suatu mineral dari Siberia yaitu krokoit (crocoite) yang
kemudian dikenal sebagai PbCrO4. Satu tahun kemudian unsur logam baru ini
dapat diisolasi melalui reduksi dengan batubara atau charcoal, dan diberi nama
dengan bahasa Yunani kroma (chroma) yang artinya warna, karena banyaknya
macam warna dalam senyawaannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat fisikokimia unsur golongan IV B
2. Bagaimana senyawa yang terbentuk dari unsur golongan IV B
3. Apa saja manfaat unsur golongan IV B
4. Bagaimana pengolahan unsur golongan IV B

C. Tujuan
1. Mengetahui sifat fisikokimia unsur golongan IV B

2. Bagaimana senyawa yang terbentuk dari unsur golongan IV B


3. Mengetahui manfaat unsur golongan IV B
4. Bagaimana pengolahan unsur golongan IV B

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kromium (Cr)
1. Sifat fisikokimia logam kromium (Cr)
Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan
titik leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat
tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3
yang bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari
reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama
kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium
juga menghasilkan warna yang mengkilat sehingga memeberikan manfaat
tambahan yaitu sebagai fungsi yang dekoratif.
Tabel 1. Karakteristik unsur 24Cr
Karakteristik
Kelimpahan/ppm
Densitas/gr cm-3
Titikleleh/oC
Titikdidih/oC
Jari-jariatomik/pm

Cr
122
7,14
1900
2690
128
24

(bilangankoordinasi = 12)
Jari-jariionik/pm
M6+ ; M5+ ; M4+ ; M3+ ; M2+ 44 ; 49 ; 55 ; 61,5 ; 73 (1.s) ; 80 (h.s)
(bilangan koordinasi 6)
Konfigurasielektronik
elektronegativitas

[18Ar] 3d5 4s1


1,6

Tabel 2. Karakteristik oksida dan beberapa ion kromium


Tingkat

Oksida

oksidasi
+2

(a)
CrO

+3

Cr2O3
Hijau

hidroksida
sifat
ion
Gambar Logam Kromium
Cr(OH)2
Cr(OH)3(c)

Cr2+ (b)

basa

3+

amfoterik Cr atau
[Cr(H2O)6]3

nama

Warna ion

KromoKromium

Biru muda

(II)
Kromi
Atau

Violet

+6

CrO3
Merah tua

CrO2(OH)2

[Cr(OH)4]- kromium (III)

(d)
CrO42Cr2O72-

asam

Cr2O5(OH)2

Kromat
dikromat

Hijau
Kuning
Oranye

2. Sumber dan ekstraksi logam kromium (Cr)


Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya
diduga kira-kira hanya 0,0122% atau 122 ppm, lebih rendah daripada
vanadium (136 ppm) dan klorin (126 ppm). Sumber kromium yang terpenting
dalam perdagangan yaitu bijih kromit (chromite), FeCr 2O4 yang etrdapat
banyak di Rusia, Afrika Selatan kira-kira 96% cadangan dan Filipina. Sumber
lain yang lebih sedikit jumlahnya yaitu krokoit (crocoite), PbCrO 4, dan oker
kroma (chrome), Cr2O3. Batu-batu permata yang berwarna merah mengandung
kelumit kromium sebagai pengotor.
Pada dasarnya terdapat dua macam cara ekstraksi krokmium
berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan
sebagai logam murni kromium. Sebagai paduan, ferokrom dibuat dari reduksi
kromit dengan batubara coke dalam tanur listrik. Ferokrom dengan kandungan
karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit dengan menggunakan
ferosilikon sebagai ganti batubara coke. Hasil paduan Cr-Fe ini dapat
digunakan langsung sebagai bahan aditif baja kromium stainless. Persamaan
reaksinya yaitu :
FeCr2O4 + C
2Cr + Fe + 4CO(g)
Sebagai logamnya,
kromium murni dapat diperoleh melalui tahap
tahap berikut. Pertama, bijih
kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi
ferokrom
dalam udara untuk memperoleh natrium kromat, Na 2CrO4. Kedua, peluluhan
dan pelarutan Na2CrO4 dalam air yang dilanjutkan penegndapan sebagai
dikromat, Na2CrO7. Ketiga, reduksi dikromat ini dengan karbon menjadi
oksidanya, Cr2O3. Keempat, reduksi Cr2O3 dengan aluminium melalui proses
alumino termik atau dengan silikon persamaan reaksi yang terlibat yaitu :
FeCr2O4 + 2 Na2CO3 + O2(g)
2 Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s)
2 Na2CrO4(aq) + H2O
Na2Cr2O7(s) + 2 NaOH

Na2Cr2O7 + 2 C
Cr2O3 + Na2CO3 + CO(g)

Cr2O3 + 2 Al
2 Cr(l) + Al2O3(s)

2 Cr2O3 + 3 Si
4 Cr(l) + 3 SiO2(s)

3. Senyawa logam kromium (Cr)


Oksida Kromium
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2, oksida kromium bersamasama ionnya yang penting yaitu Cr2O3 (hijau) dan CrO3 (merah tua). Kromium
(IV) oksida, CrO2 (coklat kehitaman), juga dikenal dan sangat bermanfaat
karena sifatnya feromagnetik yang sangat baik untuk bahan pembuat pita
rekaman magnetic seperti pita kaset atau video, namun hanya sedikit senyawa
kromium (IV) yang dikenal.
Seperti halnya vanadium, sifat basa oksida-hidroksida kromium
menurun aau sifat asam naik dengan naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu,
Cr2O3 demikian juga Cr(OH)3 bersifat amfoterik seperti halnya oksida dan
hidroksida aluminium, sedangkan CrO3 bersifat asam. Hal ini dapat dipahami
bahwa Cr(VI) mempunyai jari-jari ionic pendek dan rapatan muatan tinggi
sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih besar sebagai akseptor
electron, dan dengan demikian bersifat asam.
Kromium (III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi termal
ammonium dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
(NH4)2Cr2O7(s)
Cr2O3(s) + N2(g) + 4 H2O(g)

Kromium (III) oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil


mengadopsi struktur corundum dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini
bersifat semikonduktor dan antiferomagnetik dibawah 35oC.
Kromium (IV) oksida, CrO2 , dapat diperoleh dari reduksi CrO3 secara
hidrotermal menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
CrO3(s) + H2(g)

CrO2(s) + H2O(g)

Kromium (VI) oksida, CrO3, dapat diperoleh dari penambahan asam


sulfat pada larutan pekat alkali dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
K2Cr2O7(aq) + H2SO4(aq)

2 CrO3(s) + K2SO4(aq) + H2O(l)


merah

Kromium (VI) oksida mengadopsi struktur rantai unit-unit tetrahedral


CrO4 yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya.
Kromium trioksida bersifat sangat asam

dan

dengan

basa

menghasilkan kromat, CrO42-. Penurunan pH, dengan penambahan asam ke


dalam larutan kromat, pada mulanya mengakibatkan kondensasi unit-unit

tetrahedron CrO4 menjadi ion dikromat, Cr2O72-,dan kondensasi lanjut


menghasilkan endapan CrO3. Persamaan reaksi keseimbangan kromat
(kuning) dikromat (merah oranye) yaitusebagai berikut :
2 CrO42-(aq) + 2 H3O+(aq)
Cr2O72-(aq) + 3 H2O(l)
Garam kromium
Kromium (II) oksida demikian juga hidroksidanya tidak banyak
dikenal. Tetapi garamnya, kromium (II) kromo, seperti halida, dan sulfat,
dalam larutan air dikenal sebagai ion [Cr(H 2O)6]2+ yang berwarna biru, namun
sangat mudah teroksidasi menjadi Cr3+ sebagaimana dinyatakan dengan nilai
potensial reduksinya yaitu 0,41 V :
Cr3+(aq) + e
Cr2+(aq) Eo = 0,41 V
Sifat mudah teroksidasi ini dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan
adanya kelumit gas O2 berdasarkan reaksi yang sangat mudah berlangsung
menurut besarnya nilai potensial elektroda yaitu :
4 Cr2+(aq) + O2(g) + 4 H3O+(aq)
4 Cr3+(aq) + 6 H2O(l)
Eosel = +1,64 V
Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr (II) dalam larutannya maupun
menyimpannya harus diusahakan terlindung dari udara dan dilakukan dalam
perlindungan atmosfer nitrogen. Senyawa-senyawa yang telah berhasil
diisolasi misalnya CrSO4.5H2O, CrCl2.4H2O, Cr(ClO4)2.6H2O, dan senyawa
binuklir [Cr(CH3COO)2]2.2H2O yang berwarna merah ; yang terakhir ini sukar
larut dalam air.
Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan
asam non oksidator, seperti HCl/H2SO4 (encer) :
Cr(s) + 2 HCl(aq)
Cr2+(aq) + H2(g)
Garam kromium (III) kromi, dalam larutannya biasanya dinyatakan
sebagai ion [Cr(H2O)6]3+ - violet. Beberapa senyawa garam yang terkenal yaitu
CrCl3.6H2O dan Cr2(SO4)3.18H2O. Untuk CrCl3.6H2O sebgai senyawa
kompleks terdapat tiga macam isomer hidrat yang masing-masing mempunyai
warna yang khas, yaitu sebagai (1) anhidrat-violet [Cr(H 2O)6][Cl3], (2)
monohidrat-hijau pucat, [Cr(H2O)5Cl][Cl].H2O, dan (3) dihidrat-hijau tua,
[Cr(H2O)4Cl2][Cl].2H2O, masing-masing mempunyai bilangan koordinasi
enam.
Kromium (VI) turunan dari CrO3, dapat dijumpai dalam bentuk dua
macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat-kuning, CrO 42-, dengan
struktur tetrahedron dan dikromat-merah oranye, Cr2O72-, dengan struktur dua

tetrahedron yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O). pada
molekul dikromat jarak Cr O pada Cr O Cr peghubung sedikit lebih
panjang daripada jarak Cr O yang lain.
Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa CrO3 bersifat asam.
Oleh karena itu, dalam kondisi basa, kira-kira pH = 6, oksida ini membentuk
anionik kromat yang berwarna kuning, CrO 42- menurut persamaan reaksi
berikut ini :
CrO3(s) + 2 OH-(aq)

CrO42-(aq) + H2O(l)

kuning
Selanjutnya dalam suasana asam, pH = 2-6, terjadi keseimbangan
dengan bentuk dikromat sebagai berikut :
2 CrO42-(aq) + 2 H3O+(aq)

Cr2O72-(aq) + 3 H2O(l)
merah oranye

atau
2 CrO42-(aq) +H2O(l)
Cr2O72-(aq) + 2 OH-(aq)
Kuning
merah oranye
Jika ke dalam larutan demikian ini ditambahkan asam, maka akan
mengakibatkan keseimbangan bergeser ke kanan hingga diperoleh warna
larutan merah oranye, dan terjadi sebaliknya jika ditambahkan basa yaitu
warna kuning.
Jadi dalam kondisi asam, Cr2O72- lebih dominan, sebaliknya dalam
suasana basa CrO42- menjadi lebih dominan. Hal ini sungguh sangat penting
berkaitan dengan aspek berikut ini.
(1) Metode pengendapan atau kristalisasi garam yang bersangkutan; garam
dikromat dapat dikristalkan dalam kondisi sedikit asam atau netral, tetapi
kristalisasi garam kromat terjadi dalam kondisi basa
(2) Fungsi oksidator, bagi dikromat harus berada dalam suasana asam dan
sebalikya bagi kromat harus dalam suasana basa
Oleh karena itu, baik kromat maupun dikromat, dapat dibuat dengan
bahan dasar yang sama yaitu dengan melarutkan oksida CrO 3 dalam air
dimana ion kromat agak sedikit lebih mendominasi. Jika kemudian
ditambahkan basa alkali, misalnya NaOH, maka berdasarkan reaksi
keseimbagan kromat

dikromat tersebut diatas, Na 2CrO4 dapat

dikristalkan; tetapi, jika ditambahkan Na2SO4 maka yang terjadi yaitu


pengendapan Na2Cr2O7.

Untuk peran oksidator, ternyata dikromat merupakan oksidator kuat


pada penambahan asam, tetapi dikromat bukan oksidator yang baik dalam
suasana basa sebagaimana ditunjukkan oleh perubahan nilai tingkat oksidasi
serta nilai potensial reduksinya berikut ini :
Cr2O72-(aq) + 14 H3O+(aq) + 6e

2 Cr3+(aq) + 21 H2O(l)

CrO42-(aq) + 4 H2O(l) + 3e

Eo = +133 V

Cr(OH)3(s) + 5 OH-(aq) Eo = - 0,13 V

Ion kromat dalam larutannya diendapkan oleh ion-ion Ag+, Pb+, dan
Ba2+ sebagai garam kromat yang berwarna kuning menurut persamaan reaksi
berikut :
Ag+(aq) + CrO42-(aq)

Ag2CrO4(s)
Kuning

Kromil Klorida
Reaksi antara CrO3 dengan asam klorida membentuk senyawa okso
halida, yaitu kromil klorida, CrO2Cl2, yang berupa cairan merah tua dengan
titik didih 117oC, menurut persamaan reaksi berikut ini :
CrO3(s) + 2 HCl(aq)

CrO2Cl2(l) + H2O(l)

Kromil klorida juga dapat langsung diperoleh dari kalium dikromat


yang dicampur dengan natrium klorida kemudian mereaksikan campuran ini
dengan asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi :
K2Cr2O7(s) + 4 NaCl(s) + 6 H2SO4(l)
2 CrO2Cl(l) + 2 KHSO4(s) + 4 NaHSO4(s) + H2O(l)
Reaksi tersebut sekaligus dapat dipakai untuk menguji adanya ion
klorida karena bromide dan iodida tidak membentuk senyawa analog. Pada
pemanasan perlahan dan hati-hati, uap merah tua kromil klorida yang beracun
dapat dipisahkan, ditampung kemudian akan terkondendasi sebagai cairan
merah gelap. Jika cairan ini ditambahkan ke dalam larutan basa akan
terhidrolisis menjadi kromat kuning :
CrO2Cl2(l) + 4 OH-(aq)

CrO42-(aq) + 2 Cl-(aq) + 2 H2O(l)

Molekul kromilklorida mengadopsi bangun tetrahedron dengan


karakteristik ikatan rangkap Cr = O yang cukup kuat.

4. Manfaat logam kromium (Cr)


a. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan
untuk membentuk paduan
b. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan
keras, serta untuk mencegah korosi
c. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud
d. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalamanalisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
e. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
f. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants
g. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu
bata dan bentuk, karenamemiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi
termal, dan stabil struktur Kristal
h. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme
glukosa
i. Digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk
mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah
j. Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa
PrCrO4
k. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warnanya
kerap digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal
aluminium oksida yang kedalamnya dimasukkan kromium
l. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amoniumdikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa
tiosianat (HgCNS).
5. Dampak logam kromium (Cr)
Efek Kesehatan Krom
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang
bersifat toksik, dalamtubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan
sebagai ion Cr3+. Krom dapat menyebabkankanker paru-paru, kerusakan hati
(liver) dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasidan jika
tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang
dilakukan untukmengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan
melalui kombinasi proses biologi,fisika dan kimia. Pada proses fisika,
dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalambak penampung

yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan
untukmengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan
lumpur. Pada proseskimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan
kimia untuk mengendapkan zat pencemarmisalnya persenyawaan karbonat.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat
menyebabkan kondisijantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi
terlalu banyak penyerapan kromium (III)dapat menyebabkan efek kesehatan
juga, misalnya ruam kulit.
Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi
orang-orang yangbekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok
tembakau juga memiliki kesempatanyang lebih tinggi terpapar kromium.
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan.
sebuah senyawa dalamproduk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti
ruam kulit. Pada saat bernapas ada krom(VI) dapat menyebabkan iritasi dan
hidung mimisan. Masalah kesehatan lainnya yangdisebabkan oleh kromium
(VI) adalah:
Kulit ruam
Sakit perut dan bisul
Masalah pernapasan
Sistem kekebalan yang lemah
Ginjal dan kerusakan hati
Perubahan materi genetic
Kanker paru-paru
Kematian
Bahaya kesehatan yang berkaitan dengan kromium bergantung pada
keadaan oksidasi.Bentuk logam (krom sebagaimana yang ada dalam produk
ini) adalah toksisitas rendah. Bentukyang hexavalent beracun. Efek samping
dari bentuk hexavalent pada kulit mungkin termasukdermatitis, dan reaksi
alergi kulit. Gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan hidunggatal.
Dampak Lingkungan
Ada beberapa jenis kromium yang berbeda dalam efek pada
organisme. Kromiummemasuki udara, air dan tanah di krom (III) dan
kromium (VI) bentuk melalui proses-prosesalam dan aktivitas manusia.
kegiatan utama manusia yang meningkatkan konsentrasi kromium(III) yang

10

meracuni kulit dan manufaktur tekstil. Kegiatan utama manusia yang


meningkatkankromium (VI) konsentrasi kimia, kulit dan manufaktur tekstil,
elektro lukisan dan kromium (VI)aplikasi dalam industri. Aplikasi ini terutama
akan meningkatkan konsentrasi kromium dalamair. Melalui kromium
pembakaran

batubara

juga

akan

berakhir

di

udara

dan

melalui

pembuanganlimbah kromium akan berakhir di tanah.


Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan
berakhir di perairanatau tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada
partikel tanah dan sebagai hasilnya tidakakan bergerak menuju tanah.
Kromium

dalam

air

akan

menyerap

pada

endapan

dan

menjadi

takbergerak.Hanya sebagian kecil dari kromium yang berakhir di air pada


akhirnya akan larut.Kromium (III) merupakan unsur penting untuk organisme
yang dapat mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan kondisi hati,
ketika dosis harian terlalu rendah.Kromium (VI) adalah terutama racun bagi
organisme.Dapat mengubah bahan genetik danmenyebabkan kanker.
Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus
cukup rendah tidakmenimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam
tanah meningkat, hal ini masih dapatmengarah pada konsentrasi yang lebih
tinggi dalam tanaman. Peningkatan keasaman tanah jugadapat mempengaruhi
pengambilan

kromium

oleh

tanaman.

Tanaman

biasanya

hanya

menyerapkromium (III). Ini mungkin merupakan jenis penting kromium,


tetapi ketika konsentrasi melebihinilai tertentu, efek negatif masih dapat
terjadi.
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi
konsentrasi tinggikromium, karena pembuangan produk-produk logam di
permukaan air, dapat merusak insangikan yang berenang di dekat titik
pembuangan. Pada hewan, kromium dapat menyebabkanmasalah pernapasan,
kemampuan yang lebih rendah untuk melawan penyakit, cacat lahir,infertilitas
dan pembentukan tumor.

B. Molibdenum (Mo)

11

Molibdenum adalah salah satu logam pertama yang ditemukan oleh para
ahli kimia modern. Ditemukan pada tahun 1778 oleh kimiawan Swedia Carl
Wilhelm Scheele. Molibdenum adalah logam transisi, sehingga menempatkannya
di tengah-tengah tabel periodik, dengan nomor atom 42. Tabel periodik itu sendiri
adalah suatu bagan yang menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia yang terkait
antara satu dengan yang lain. Molibdenum bersifat keras, seperti logam perak
dengan titik leleh sangat tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi
campuran dengan logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari
unsur logam yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja
untuk meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan
korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja.
Struktur Atom Molibdenum

No. Atom
: 42
Jari jari atom
: 2.01
Volume Atom
: 9.4cm3/mol
Konfigurasi Elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5
Elektron/Tingkat Energi : 2,8,18,13,1
Jumlah Elektron
: 42
Jumlah Neutron
: 54
Jumlah Proton
: 42

1. Sifat fisikokimia molibdenum


Molybdenum tidak larut dalam reagen kimia yang paling umum. Reagen
kimia adalah suatu zat yang digunakan untuk mempelajari bahan-bahan lain,
seperti asam atau alkali. Sebagai contoh, molybdenum tidak larut dalam asam
klorida, asam fluorida, amonia, sodium hidroksida, atau asam sulfat encer.
Reagen Zat kimia ini sering digunakan untuk menguji bagaimana suatu zat
reaktif. Molybdenum tidak larut dalam panas sulfat atau asam nitrat, Logam ini
tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu kamar,dan juga tidak bereaksi dengan
oksigen pada temperatur tinggi.
* Kesetimbangan Elektrokimia

: 0.8949g/amp-h

* Elektron Fungsi Kerja

: 4.6 eV

* Elektronegativitas

: 2.16 (Pauling); 1.3

12

(Rochow Allrod)

* Energi Ionisasi
Pertama

: 7,099

Kedua

: 16,461

Ketiga

: 27,16

* Potensi Elektron Valensi (-eV)

: 88,6

Molybdenum merupakan unsur yang solid, memiliki penampilan metalik


putih keperakan. Lebih sering terlihat seperti abu-abu gelap atau hitam bubuk.
Titik lelehnya sekitar 2.610 C (sekitar 4.700 F) dan titik didih adalah 4.800
untuk 5.560 C (8.600 hingga 10.000 F). Densitasnya adalah 10,28 gram per
kubik sentimeter.
Warna
: Putih perak
Fasa
: Solid
Massa Atom Rata-rata
: 95,94
Koefisien lineal termal expansion/K-1: 5.43E-6
Konduktivitas
- Listrik
: 0,187 106/cm
- Thermal
: 1,38 W / cmK
- Kepadatan : 10.22g/cc @ 300K
Modulus elastik
- Massal
: 261.2/Gpa
- Kekakuan : 125.6/Gpa
- Youngs
: 324.8/Gpa
Entalpi atomisasi
: 653 kJ / mol @ 25 C
- Entalpi Fusion
: 27,61 kJ / mol
- Entalpi Penguapan
: 594,1 kJ / mol

Skala Kekerasan
o Brinell
: 1500 m MN-2
o Mohs
: 5,5
o Vickers
: 1530 MN m-2
Panas Penguapan
: 598kJ/mol
Titik Leleh
: 2890K 2617 C 4743 F
Molar Volume
: 9,41 cm3/mole
Bentuk (pada 20C & 1 atm) : Solid
Spesifik Panas
: 0.25J/gK
Tekanan Uap
: 3.47Pa @ 2617 C

2. Reaksi kimia molibdenum

13

o Reaksi dengan air


Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan
o Reaksi dengan oksigen
Tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu ruangan/normal. Pada
temperature tinggi membentuk Molibdenum (VI) trioxide. Reaksi :
2Mo(s) + 3O2(g) 2MoO3(S)
o Reaksi dengan halogen
Pada temperatur ruangan Mo breaksi dengan fluorine membentuk
Molibdenum (VI) fluoride.
Reaksi :
Mo(s) + 3F2(g) MoF6(l)
3. Sumber logam molibdenum
Molibdenum dapat ditemui di alam bebas. Sebaliknya, walaupun ia masih
menjadi bagian dari suatu senyawa. Selain molybdenite, biasanya Molibdenum
terjadi sebagai mineral wulfenite (PbMoO4) dan Powellite (CaMoO4). Dapat
ditemukan di kerak bumi yang diperkirakan sekitar 1 hingga 1,5 bagian per
juta. Sekitar dua-pertiga dari semua Molibdenum di dunia berasal dari Kanada,
Chili, Cina, dan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, bijih Molibdenum
ditemukan terutama di Alaska, Colorado, Idaho, Nevada, New Mexico, dan
Utah.
4. Ekstraksi logam molibdenum
Logam Molibdenum murni dapat diperoleh dari Molibdenum trioksida
(MoO3) dalam berbagai cara. Molibdenit ini pertama dipanaskan sampai suhu
700 C (1292 F) dan sulfida yang teroksidasi menjadi oksida (VI)
molibdenum melalui udara :
2MoS2 + 7O2 2MoO3 + 4SO2
Bijih teroksidasi kemudian dipanaskan sampai 1.100 C (2010 F) untuk
menghaluskan oksida, atau pencucian dengan amonia yang kemudian bereaksi
dengan oksida (VI) molibdenum untuk membentuk molybdate yang larut
dalam air :
MoO3 NH4OH + 2(NH4) 2(MoO4) + H2O

14

Tembaga merupakan pengotor yang kurang larut dalam amonia sehingga


digunakan hidrogen sulfida untuk mengendapkannya.
5. Penggunaan molibdenum
Molibdenum terutama banyak digunakan di industri, diantaranya adalah:
o Baja,
o Pesawat,
o Rudal,
o Filamen di pemanas listrik,
o Pelumas,
o Lapisan pelindung pelat boiler,
o Pigmen,
o dan katalis.
Sekitar 75 persen dari Molibdenum yang digunakan di Amerika Serikat
pada tahun 1996 dijadikan campuran untuk baja dan besi. Hampir setengah dari
campuran ini digunakan untuk membuat stainless dan baja tahan panas.
Hasilnya dapat digunakan dalam pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, dan
rudal bagian. Penggunaan penting lainnya adalah campuran Molibdenum
dalam produksi alat-alat khusus, seperti: busi, shaft baling-baling, senapan
barel, peralatan listrik digunakan pada temperatur tinggi, dan boiler pelat.
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis Molibdenum. Katalis
adalah zat yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu
reaksi kimia. Katalis tidak mengalami perubahan wujud selama reaksi. Katalis
Molibdenum digunakan dalam berbagai operasi kimia, dalam industri minyak
bumi, dan dalam produksi polimer dan plastik.
Molibdenum digunakan pada alloy tertentu yang berbasis nikel, seperti
Hastelloy, yang mana tahan panas dan tahan korosi bahan kimia. Molibdenum
mengoksidasi pada suhu yang meningkat. Penerapan terbaru molibdenum
adalah sebagai elektroda untuk tungku pembakaran kaca yang dipanaskan
dengan listrik. Molibdenum juga digunakan dalam nuklir, dan dalam
pembuatan suku cadang rudal dan pesawat terbang. Molibdenum merupakan
katalis penting dalam pemurnian minyak bumi. Juga diterapkan sebagai bahan

15

filamen dalam dunia elektronik. Molibdenum adalah unsur esensial dalam


jumlah sedikit yang dibutuhkan oleh tanaman; beberapa daerah tandus karena
kekurangan unsur ini dalam tanah. Molibdenum sulfida adalah pelumas yang
sangat berguna, khususnya pada suhu tinggi di mana oli mudah terurai. Hampir
semua baja yang sangat kuat, dengan minimum daya tampung 300.000 psi
mengandung molibdenum sejumlah

0.25 hingga 8%. Secara biologis,

molibdenum sebagai unsur penting dalam pengikatan nitrogen dan proses


metabolisme lainnya.
a. TZM (Mo (~ 99%), Ti (~ 0,5%), Zr (~ 0,08%) dan beberapa C)
- Tahan terhadap korosi
- molibdenum superalloy tahan garam fluorida cair pada suhu diatas
13000C
- memiliki sekitar dua kali kekuatan Mo murni
- lebih ulet
b. MoW (Molibdenum-Tungsten)
- ketahanan korosi lebih baik
- kekuatan lebih tinggi
- Aplikasi : komponen untuk pengolahan seng, misalnya pompa
komponen, nozel, sarung termokopel, pengaduk untuk industri kaca
c. Molybdenum disulfide (MoS2)
- Digunakan sebagai pelumas yang tahan tekanan-tinggi suhu tinggi
(HPHT)
d. Molybdenum disilicide (MoSi2)
- Penggunaan primer di elemen pemanas beroperasi pada suhu di atas
1500 C dalam udara.
e. Molybdenum trioksida (MoO3)
- Sebagai perekat
f. Lead molibdat (wulfenite)
- Diendapkan dengan kromat timah dan timbal sulfat merupakan pigmen
terang-oranye digunakan untuk industri keramik dan plastik.
g. Heptamolybdate Amonium (digunakan dalam prosedur pewarnaan biologi)
Molibdenum Dalam Tubuh Manusia
Pada manusia, molybdenum dikenal berfungsi sebagai kofaktor untuk tiga
enzim:
* Sulfit oksidase mengkatalisis transformasi sulfit ke sulfat, reaksi yang
diperlukan untuk metabolisme kandungan asam amino (metionin dan sistein).

16

*Xanthine oksidase mengkatalisis pemecahan nukleotida (prekursor untuk


DNA dan RNA) untuk membentuk asam urat, yang berkontribusi terhadap
kapasitas antioksidan plasma darah.
* Oksidase Aldehyde dan xanthine oksidase mengkatalisis reaksi hidroksilasi
yang melibatkan beberapa molekul yang berbeda dengan struktur kimia yang
sama. oksidase Xanthine dan oksidase aldehida juga berperan dalam metabolisme
obat dan racun.
Nilai ambang batas Mo dalam tubuh manusia

Anak-anak 1-3 tahun 300 g / hari


Anak-anak 4-8 tahun 600 g / hari
Anak-anak 9-13 tahun 1.100 g / hari (1,1 mg / hari)
Remaja 14-18 tahun 1.700 g / hari (1,7 mg / hari)
Dewasa 19 tahun dan lebih tua 2.000 (2,0 mg / hari)

Molibdenum diperlukan untuk oksidasi belerang, suatu komponen dari protein.


Molibdenum terdapat dalam susu, buncis, roti dan gandum.
Dampak Terhadap Makhluk hidup
Molybdenum relatif aman bagi manusia dan hewan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa Moblydenum merupakan zat yang tidak beracun. Bahkan,
Moblydenum digunakan untuk pertumbuhan tanaman sebagai nutrisi, walaupun
intensitas kebutuhannya masih sangat kecil.
Kekurangan Molibdenum
Kekurangan molibdenum yang disebabkan karena asupan yang tidak
memadai pada orang yang sehat, belum pernah diteliti. Tetapi kekurangan
molibdenum terjadi pada keadaan tertentu misalnya jika seorang malnutrisi yang
menderita penyakit Chron mendapatkan makanan parenteral dalam waktu yang
lama tanpa tambahan molibdenum.
Gejalanya berupa:
- denyut jantung yang cepat
- sesak nafas
- mual
- muntah
- disorientasi

17

- koma
Penyembuhan total bisa diperoleh dengan pemberian molybdenum.
Kelebihan Molibdenum
Orang yang mengkonsumsi molibdenum dalam jumlah besar dapat
mengalami gejala yang menyerupai penyakit gout, termasuk peningkatan kadar
asam urat dalam darah dan nyeri sendi.
Penambang yang terpapar debu molibdenum bisa mengalami gejala-gejala
yang tidak spesifik.
C. Wolfram (W)
Wolfram adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang W dan nomor atom 74. Nama unsur ini diambil dari bahasa Latin
wolframium dan sering juga disebut wolfram. Logam transisi yang sangat keras
dan berwarna kelabu sampai putih ini ditemukan pada mineral seperti wolframit
dan schelit. Wolfram memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan zat nonaloy lainnya. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat
elektronik. Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal, yang
paling dikenal adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan superaloy.
Wolfram murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu
seperti baja. Wolfram yang sangat murni dapat dipotong dengan gergaji besi dan
bisa dibentuk dengan mudah. Dalam keadaan tidak murni, wolfram rapuh dan
sukar untuk membentuknya. Wolfram memiliki kekuatan regang tertinggi.
Wolfram teroksidasi di udara dan harus dilindungi bila disimpan pada suhu yang
meningkat. Pemuaian akibat panasnya hampir sama dengan kaca borosilikat, yang
membuatnya berguna untuk segel dari kaca ke logam.
Dari semua logam dalam bentuk murni, wolfram memiliki titik lebur
tertinggi (3422 C, 6192 F ), tekanan uap terendah (pada suhu di atas 1.650 C,
3000 F ) dan memiliki kekuatan regang tertinggi. Wolfram memiliki koefisien
ekspansi termal terendah dari setiap logam murni. Ekspansi termal yang rendah
dan titik lebur yang tinggi dan kekuatan dari wolfram adalah karena kuatnya
ikatan kovalen yang terbentuk antara atom wolfram oleh orbital elektron 5d.

18

Karena kekuatan ini, pemaduan jumlah kecil wolfram dengan baja sangat
meningkatkan ketangguhan.
Bilangan oksidasi dari wolfram adalah +2 dan +6,. Wolfram bersenyawa
dengan oksigen membentuk oksida tungstic berwarna kuning , WO3, yang larut
dalam air dan larutan alkali untuk membentuk ion tungstat. W2C tahan terhadap
serangan kimia, meskipun bereaksi kuat dengan klorin untuk membentuk
hexachloride wolfram.
Wolfram trioksida dapat membentuk interkalasi senyawa dengan logam
alkali. Ini dikenal sebagai perunggu; contoh adalah natrium perunggu wolfram.
1. Sumber wolfram
Beberapamineral sumber utama wolfram (W) antara lain :

Scheelite (CaWO4) dan wolframite [Fe(Mn)WO4]


Ferberite (FeWO4)
Hubnerite (MnWO4)

Nuklida
Massa atom
Kelimpahan
Waktu paruh

180 W
179,9
0,1 %
Stabil

182 W
181,9
26,3 %
Stabil

183 W
183
14,3 %
Stabil

184 W
184
30,7 %
Stabil

185 W
186
0%
75 hari

2. Ekstraksi wolfram
Wolfram diambil secara pemanasan langsung hingga meleleh dari
campuranbijihnya dengan alkali kemudian diendapkan dalam air sebagai WO 3
dengan penambahan asam. Reduksi dengan H 2 pada ~ 850oC terhadap oksida
ini akan menghasilkan serbuk logam abu-abu. Pengubahan serbuk logam baik
Mo maupun W menjadi padatan massif dapat dilakukan dengan kompresi
tinggi dengan gas H2.
3. Sifat fisikokimia wolfram
Tahan terhadap asam
Tahan terhadap panas, 34100C

19

186 W
28,6 %
stabil

Tahan terhadap oksigen


Reaktif dengan flourin membentuk heksaflourida
Sifat fisika
Simbol
Nomor atom
Konfigurasi elektron
Massa atom
Golongan
Periode
Bentuk
Warna
Klasifikasi
Titik didih
Titik lebur
Densitas
Afinitas elektron
Radius atom
Volume atom
Radius kovalensi
Struktur kristal
Elektronegatifitas
Potensial ionisasi
Bilangan oksidasi
Entalpi penguapan
Entalpi pembentukan

W
74
[Xe] 4f14 5d4 6s2 (keadaandasar)
183,84 gr/mol
VI B (golongan transisi)
6
Padat pada 298 K
Putih keabu-abuan dan berkilauan
Logam
5828K atau 5555C
3695K atau 3422C
19,25 gr/cm3
-119 kJ/mol
1,41
9,53 cm3/mol
1,3
Bcc
1,7
7,98 V
+6, +5, +4, +3, dan +2
422,58 kJ/mol
35,4 kj/mol

Pada susunan kubus berpusat badan (bcc) setiap logam


bersinggungan dengan 8 atom sejenis. Dalam susunan ini bilangan
koordinasi untuk setiap atom logam adalah 8. Pada sel satuan kubus
berpusat badan atom-atom terletak pada pojok-pojok dan pusat kubus.
Volume sel satuan kubus berpusat badan yang ditempati oleh atom logam
adalah sebesar 68,02%.
4. Senyawa logam wolfram
Reaksi dan Persenyawaan
Wolfram diperoleh kembali setelah peleburan dengan alkali dan dilarutkan
kembali dalam air dengan pengendapan WO3 oleh asam. Oksida direduksi

20

dengan H2 menghasilkan logamnya sebagai bubuk abu-abu. Ini mudah


diserang hanya dengan campuran HF-HNO 3 atau dengan mengoksidasi
leburan alkali dengan Na2O2, atau KNO3-NaOH (Cotton dan Wilkinson,
1989). WO3 mudah dibuat dengan memanaskan logamnya atau sulfidanya
dalam oksigen. Oksida-oksida ini tidak bereaksi dengan asam, tetapi larut
dalam basa membentuk larutan molibdat atau wolframat. WO3 berupa
padatan kuning lemon dengan titik leleh ~1200 C. Trioksida diperoleh pada
pemanasan logam atau senyawaan lain dalam udara dan WO 3 berwarna
kuning. Wolfram tidak diserang oleh asam selain HF namun larut dalam basa
membentuk wolframat. Garam-garam logam alkali atau NH 4+ yang larut
dalam air mengandung ion tetrahedral WO 42-. Bilamana larutan wolframat
dibuat menjadi asam lemah, terjadi kondensasi menghasilkan polianion yang
rumit. Dalam larutan asam yang lebih kuat, oksida terhidrasi dan WO 3. 2H2O
(putih) terbentuk (Cotton dan Wilkinson, 1989). Interaksi wolfram dengan F2
menghasilkan heksafluorida tidak berwarna WF6 (titik didih 17C) dan
bersifat mudah terhidrolisis. Klorinasi Wolfram panas menghasilkan
monomer biru hitam pekat heksaklorida, WCl6. Ia larut dalam CS2, CCl4,
alcohol, dan eter. Ia bereaksi lambat dengan air dingin, cepat dengan air
panas, menghasilkan asam tungstat. WCl6 adalah bahan pemula yang biasa
untuk

sintesis

berbagai

senyawaan

seperti

dialkilamida,

alkoksida,

organologam dan karbonil (Cotton dan Wilkinson, 1989).


Berikut ini adalah reaksi wolfram:
1. Reaksi dengan air
Pada suhu ruangan, tungsten tidak bereaksi dengan air.
2. Reaksi dengan udara
Pada suhu ruangan, tungsten dapat bereaksi dengan udara atau O2. Pada
suhu yang meningkat, trioksida tungsten(VI) oksida terbentuk. Persamaan
reaksinya sebagai berikut :2 W (s) + 3 O2

21

2 WO3 (s)

3. Reaksi dengan halogen


Pada suhu ruangan, tungsten beraksi langsung dengan fluorin membentuk
tungsten(VI)

fluoride.

W(s) + 3F2(g)

Persamaan

reaksinya

sebagai

berikut

3F6(g)

Tungsten bereaksi secara langsung dengan klorin atau bromine (pada


250C) masing-masing membentuk tungsten(VI) klorida atau tungsten(VI)
bromide. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
W(s) + 3Cl2(g)

WCl6(s)

W(s) + 3Br2(g)

WBr6(s)

Pada kondisi terkontrol, tungsten(V) klorida terbentuk dari reaksi


antara logam tungsten dan klorin, persamaan reaksinya sebagai berikut:
2W(s) + 5Cl2(g)

2WCl5(s)

4. Reaksi dengan asam


Secara umum, logam tungsten tidak terpengaruh oleh kebanyakan
asam. Menurut Cotton dan Wilkinson (1989) wolfram tidak diserang oleh
asam selain HF.

5. Reaksi dengan basa


Logam tungsten tidak bereaksi dengan larutan basa lemah.

Pembentukan Ikatan dan Senyawa Kompleks


WO3 mengadopsi struktur geometri yang dikenal sebagai struktur renium
trioksida (ReO3). Struktur ini dapat dipandang sebagai suatu kubus yang setiap

22

sudutnya ditempati oleh atom W dan pada pertengahan dari setiap sisinya
ditempati oleh atom O. Suatu kubus yang tersusun oleh 8 atom W pada titik-titik
sudutnya akan diselingi oleh 12 atom pada tiap pertengahan sisinya, sehingga
setiap atom W akan mengikat 6 atom Odan pada tiap atom O ini mengikat 2 atom
W untuk menghasilkan formula WO3 (Sugiyarto dan Sugiyani, 2010).
Dihalida W6Cl12 dapat dioksidasi oleh Cl2 pada suhu tinggi. Satuan-satuan
(M6X8)4+ dapat mengkoordinasi enam donor pasangan electron, masing-masing
pada setiap atom logam sepanjang seperempat sumbu octahedron (Cotton dan
Wilkinson, 1989).
Gugus berjembatan dalam satuan M6X84+ dapat melangsungkan reaksi
pertukaran hanya secara lambat, sedangkan keenam ligan luar adalah labil. Dalam
larutan akua satuan M6X84+ adalah tidak stabil terhadap gugus nukleofilik yang
lebih kuat seperti OH-, CN-, atau SH- (Cotton dan Wilkinson, 1989). Wolfram
tidak membentuk beragam kompleks okso yang dapat diperbandingkan, meskipun
sebagian kecil diketahui (Cotton dan Wilkinson, 1989).

Manfaat dan Kegunaan


Kegunaan utama logam Wolfram adalah dalam baja aliasi, meskipun
sejumlah kecil menyebabkan kenaikan yang berarti dalam kekerasan dan
kekuatan. Baja kecepatan tinggi, yang digunakan untuk membuat alat pemotong
yang tetap keras meskipun pada panas merah, mengandung W dan Cr. Wolfram
juga digunakan untuk filament lampu. Unsur ini memberikan senyawa interstisi
yang keras, membias, dan inert secara kimiawi dengan B, C, N, atau Si pada
reaksi langsung dengan suhu tinggi. Wolfram karbida digunakan untuk melapisi
alat pemotong, dan sejenisnya (Cotton dan Wilkinson, 1989). Tungsten dan
alloynya, digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan filamen lampu pijar,
tabung elektron dan televisi, dalam proses penguapan logam, untuk titik kontak

23

listrik pada distributor mobil, target sinar X, unsur windings (proses pencairan
logam dalam tungku listrik) dan pemanas pada tungku listrik, dan dalam peralatan
untuk suhu tinggi dan pesawat luar angkasa. Alloy yang digunakan untuk
peralatan berkecepatan tinggi seperti Hastelloy, Stellite mengandung tungsten.
Tungsten karbida sangat penting digunakan dalam proses penempaan logam,
penambangan logam dan industri minyak bumi. Kalsium dan magnesium
tungstate sangat luas digunakan dalam pencahayaan fluoresen dan garam tungsten
lainnya digunakan dalam industri pewarna dan kimia. Tungsten disulfida adalah
pelumas yang kering, dan mampu stabil pada suhu setinggi 500C. Perunggu
tungsten dan senyawa lainnya digunakan dalam industri cat.
Selain itu, tungsten karbida belum lama ini digunakan dalam mode intan
permata sesuai sifat hypoallergenic-nya, kenyataan bahwa kekerasannya ekstrim
(tinggi), dan berkilau seperti logam gosok lain. Sehingga digunakan sebagai
alternative yang lebih murah selain intan. Tungsten karbida juga digunakan
sebagai bahan anti gores untuk perhiasan termasuk arloji dan cincin perkawinan
(Annonymous, 2001). Diinformasikan pula, bahwa dalam pembuatan bola lampu
OSRAM (didirikan pada tahun 1906 oleh tiga perusahaan Jerman yang
menggabungkan fasilitas produksi lampu mereka). Nama dari bola lampu yang
diproduksi diambil dari unsur penyusunnya yaitu OSmium dan wolfRAM
(tungsten).
Peranan Biologis Wolfram
Wolfram, di nomor atom 74, merupakan unsur terberat diketahui secara
biologis fungsional, dengan yang sedang yodium terberat berikutnya (Z = 53).
Meskipun tidak dalam eukariota , wolfram digunakan oleh beberapa bakteri.
Sebagai contoh, enzimyangdisebut oxidoreductases menggunakan wolfram yang
sama seperti molibdenum dengan menggunakannya dalam-wolfram pterin
kompleks dengan molybdopterin (molybdopterin, meskipun namanya, tidak
mengandung molibdenum, tetapi kompleks molibdenum atau wolfram dapat
dengan baik digunakan oleh organisme hidup). Namun, wolfram oxidoreductases
juga dapat mengkatalisis oksidasi. Enzim wolfram yang pertama ditemukan juga
membutuhkan selenium, dan dalam hal ini pasangan wolfram-selenium dapat

24

berfungsi analogi ke-molybdenum sulfur pasangan dari beberapa molibdenum


kofaktor yang membutuhkan enzim. Salah satu bakteri yang memiliki enzim
dalam keluarga oksidoreduktase yang kadang-kadang menggunakan wolfram
adalah bakteri formate dehidrogenase H. Meskipun mengandung xantin
dehidrogenase-wolfram dari bakteri telah ditemukan mengandung wolframmolydopterin

dan

juga-protein

terikat

nonselenium,

sebuah

selenium

molybdopterin kompleks-wolfram belum pasti dijelaskan.


Wolfram Memecah Ikatan Yang Kuat
Suatu ikatan aromatik karbon-karbon yang kuat dapat dipecah dengan
mudah oleh komplek wolfram yang dimasukkan dalam metal antara dua atom
karbon. Mekanisme dari pemecahan ikatan yang tidak biasa ini, yang diteliti pada
quinoxaline dibawah kondisi yang ringan, dapat diperluas pada sistem lainnya,
kata

penulis

laporan

ini,

dengan

membuka

suatu

jalan

baru

bagi

pengfungsionalisasian molekul aromatik.


Aaron Sattler dan Gerard Parkin menemukan bahwa kemampuan
pemecahan dari komplek wolfram ini saat mencari suatu persenyawaan yang
dapat memecahkan ikatan aromatik CN. Mereka telah bekerja dengan kompleks
molybdenum namun memutuskan untuk mengubahnya dengan wolfram, yang
mana merupakan metal yang lebih agresif. Sattler dan Parkin terkejut untuk
menemukan bahwa pada keberadaan N-heterocyclic molekul quinoxaline,
komplek wolfram memecah ikatan aromatik CC yang dikaitkan pada ikatan
aromatik CN, meskipun ikatan CN secara tipikal lebih reaktif.
Reaksi pemecahan ikatan karbon-karbon tidaklah umum dan secara tipikal
hanya diteliti saat ikatan CC dipegang pada jarak yang dekat pada pusat metal,
atau pada saat pemecahan ini dibarengi dengan pelepasan tegangan energi atau
formasi suatu sistem aromatik. Aspek yang paling menjanjikan dari studi ini
adalah bahwa tipe pemecahan ini dapat diperluas pada persenyawaan transisi
metal dan substrat lainnya, dan pada akhirnya nanti mengarahkan pada suatu cara
baru pengfungsionalisasian molekul organik. Para peneliti telah meneliti
rekatifitas komplek wolfram dengan beberapa persenyawaan aromatik lain tetapi
belum meneliti pemecahan ikatan CC yang sama.

25

Kerugian pemakaian wolfram pada lampu pijar


Karena temperatur kerja filamen lampu pijar yang sangat tinggi, lambat
laun akan terjadi penguapan pada filamen. Variasi pada resistansi sepanjang
filamen akan menciptakan titik-titik panas pada posisi dengan nilai resistansi
tertinggi. Pada titik-titik panas tersebut filamen wolfram akan menguap lebih
cepat yang mengakibatkan ketebalan filamen akan semakin tidak merata dan nilai
resistansi akan meningkat secara lokal; ini akan menyebabkan filamen pada titik
tersebut meleleh atau menjadi lemah lalu putus. Variasi diameter sebesar 1% akan
menyebabkan penurunan umur lampu pijar hingga 25%.
Selain menyebabkan putusnya lampu, penguapan filamen wolfram juga
menyebabkan penghitaman lampu. Elemen wolfram yang menguap pada lampu
pijar akan mengendap pada dinding kaca bola lampu dan membentuk efek hitam.
Lampu halogen menghambat proses ini dengan proses siklus halogen.

26

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
a. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik leleh
kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat tahan
terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang
bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari reaksi
lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama kromium
yaitu sebagai pelapis logam atau baja.
b. Molibdenum bersifat keras, seperti logam perak dengan titik leleh sangat
tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi campuran dengan
logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari unsur logam
yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja untuk
meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan korosi,
dan kemampuan untuk mengeraskan baja.
c. Wolfram murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu
seperti baja. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat
elektronik. Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal,
yang paling dikenal adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan
superaloy

27

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Kromium. http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium. 12 April 2015.
Anonim. Molibdenum (Mo). http://www.amazine.co/28395/molibdenum-mofakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/. 12 April 2015.
Cotton, F., A., dan Wilkinson, G., 1989. Kimia Anorganik Dasar. UIP. Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai