Anda di halaman 1dari 56

BIOKIMIA DASAR

METABOLISE KARBOHIDRAT

Oleh:

1. Pino Rinando
2. Muhammad Faisal Iskandar
3. Nadyah Agustina Siregar
4. Chika Faradillah
5. Laila Maya Sari Hasibuan
6. Dewi Rahmawati
7. Ucok Jhon Royagus Tamba
8. Maharani
9. Listi Marsia Siregar
10. Monica Chrisdayanti Tamba
11. Marina Elisabet Siahaan
12. Cristin Melda Lumban Tobing
13. Muhammad Hafis Alhijri Chaniago

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini yang berjudul “
Metabolisme Karbohidrat“ dapat kami selesaikan.Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia Dasar pada semester III pada
tahun pembelajaran 2014. Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang
telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak
dapat kami sebutkan satu-persatu. Oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami tersebut baik yang secara
langsung maupun tidak langsung.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kami pun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena
kami hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu, kami
menerima dan akan menghimpun kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.

Medan , 8 Oktober 2014

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 4
1.3 Mamfaat Penulisan 4

BAB II Pengertian Karbohidrat dan Klasifikasi Karbohidrat 5

2.2 Pengertian Karbohidrat 5

2.2 Klasifikasi Karbohidrat 6

2.3 Fungsi Karbohidrat 16

2.4 Reaksi-reaksi yang berkenaan dengan karbohidrat 17

BAB III Metode Penulisan 19

BAB IV Analisis dan Sintesis 20

4.1 Pengertian Metabolisme Karbohidrat 20


4.2 Glikolisis 21
4.3 Pembentukan Asetil Koenzim A 29
4.4 Siklus Kerbs 30
4.5 Transpor Elektron 37
4.6 Anabolisme Karbohidrat 40

BAB V Ikhtisar 48

DAFTAR PUSTAKA 52
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Struktur molekul karbohidrat.

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan


sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah.
Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui fotosintesis, klorofil
tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat
yang dihasilkan adalah klarbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan
oksigen (O2) yang lepas di udara.

Sinar matahari

klorofil

6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2


Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang
mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan
energi. Sebagian dari gula sederhana inmi kemudian mengalami polimerisasi dan
membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati
dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa
yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C
nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hiodroksil atom nomor 4 pada
molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Polisakarida nonpati membentuk
struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip
pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia, seperti beras, gandum, dan
jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida
nonpati merupakan komponen utama serat makanan.(Fessenden dan Fessenden,
1992)

Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan


berasal dari karbohidrat. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan
Eropa Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%.

Gambar 2. Makanan yang kaya akan kandungan karbohidrat.

(www.makanan kaya karbohidrat.com )

Golongan karbohidrat merupakan salah satu golongan utama bahan


organiKyang terdapat di alam, terdapat pada semua tumbuhan dan hewan yang
penting bagi kehidupan. Meskipun karbohidrat merupakan senyawa biologis yang
banyak dijumpai di muka bumi, karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1% saja dari
keseluruhan tubuh manusia. Tata nama karbohidrat cukup rumit. Senyawa ini
dapat digolong-golongkan menurut dapat atau tidaknya dihidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang lebih kecil , menurut jumlah atom C, menurut arah
putaran bidang cahaya terkutub, dan dengan hubungan rumus bangun dengan
gliseraldehida.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen dengan


rumus Cn(H2On). Banyak karbohidrat yang mempunyai rumus empiris CH2O,
misalnyarumus molekul glukosa ialah C6H12O6 ( enam kali CH2O ). Senyawa ini
pernah disangka” hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Gagasan ini
merupakan gagasan yang salah , sebenarnya karbohidrat merupakan polihidroksi
aldehid dan polihidroksi keton atau turunannya.

Menurut strukturnya karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida,


oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana atau tidak
dapat dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana. Monosakarida dapat
diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer, dan akhirnya
polimer. Dimer-dimer disebut disakarida. Sukrosa adalah suatu disakarida yang
dapat dihidrolisis menjadi satu satuan satuan glukosa dan satu satuan fruktosa.
Monosakarida dan disakarida dapat larut dalam air dan umumnnya manis.
Oligosakarida mengandung paling sedikit sampai delapan satuan monosakarida
yang saling berhubungan. Polisakarida mengandung lebih dari delapan satuan
monosakarida, dan apabila dihidrolisis akan dihasilkan satuan-satuan
monosakarida. Karbohidrat-karbohidrat tersebut dapat didefinisikan berdasarkan
reaksi kimia, uji demikian setiap kali memberikan reaksi yang spesifik.

Dalam bidang farmasi pembahasan tentang karbohidart sangatlah penting


untuk dipelajari. Hal ini berkaitan dengan bagaimana nantinya senyawa obat
dapat bereaksi dengan karbohidrat.( Ir Respati, 1980)
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

 Bagaimanakah klasifikasi dari karbohidrat ?


 Bagaimanakah proses terjadinya biosinteis karbohidrat?
 Bagaimanakah proses glikolisis, asam piruvat, siklus kerbs, dan transpor
elektron terjadi pada biosintesis karbohidrat ?

1.3 Manfaat Penulisan

 Mengetahui proses katabolisme karbohidrat.


 Mengetahui klasifikasi karbohidrat.
 Mengetahui proses glikolisis, asam piruvat, siklus kerb, dan transpor
elektron pada biosintesis karbohidrat.
BAB II

DEFENISI, KLASIFIKASI, FUNGSI DAN REAKSI –REAKSI YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KARBOHIDRAT.

2.1 Defenisi Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-


tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering
dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji,
buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang
melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun
merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan
molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur
hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung
magnesium : hemoglobin mengandung besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat
dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari
udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi sederhana yang
memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh fotosintesis dalam
tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut :

6CO2 + 6H2O + 673 cal —-> C6H12O6 + 6 O2

(Antony C Wilbraham, dan Matta Michael S, 1992)

Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organic biomakromolekul


alam yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup. Pada tanaman karbohidrat
dibentuk melelui reaksi antara karbondioksida dan molekul air dengan bantuan
sinar matahari dalam proses fotosintesis pada sel tanaman yang berklorofil.
Reaksi fotosintesis:

n CO2 + n H2O ( CH2O ) + n O2


Gula dan produk pati yang didapat dari bahan tumbuh-tumbuhan berperan
utama dalam nutrisi dan industri bahan makanan sejenis. Pati adalah bentuk utama
penyimpanan karbohidrat yang digunakan untuk sumber makanan atau
energi.Pada hewan tingkat tinggi, glukosa adalah komponen yang paling penting
dan juga merupakan bagian penting dalamm koenzim, antibiotika, tulang rawan,
kerang, dan dinding sel bakteri. .( Penuntun Praktikum Kimia Organik I, 2005)

Defenisi lain tentang Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1
atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan
binatang yang berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui proses
fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga
tergantung tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi,
yang melalui proses metabolisme. Banyak sekali makanan yang kita makan
sehari hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi/beras, singkong, umbi-umbian,
gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya, dll. Rumus
umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)m, sedangkan yang paling banyak kita kenal
yaitu glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa : (C6H10O5).

2.2 Klasifikasi Karbohidrat

1. Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana terdiri dari:

1.1.Monosakarida
Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. berikut
macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C
berbeda-beda : triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
 Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
 Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa
 Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
 Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
 Heptosa : Sedoheptulosa
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-
rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai
atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis
heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukods, fruktosa, dan galaktosa.
Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan jumlah atom yang sama,
yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya
terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-
atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan
dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.
Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk
isomer dekstro (D).
1. Glukosa
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena
memutar bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula
darah, menyusun 0,065- 0,11% darah kita. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis
pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita
menggunakannya langsung untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi
oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut
sebagai gula pereduksi. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai
dekstrosa atau juga gula anggur. Di alam, glukosa banyak terkandung di dalam
buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung.
β-D-glukosa α-D-glukosa
D-glukosa

Gambar 3.D-glukosa

(www.monosakarida.htm)

2. Galaktosa

Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas


di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula
yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika
dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa,
galaktosa juga merupakan gula pereduksi. Galaktosa merupakan karbohidrat hasil
(www.monosakarida.htm)

proses pencernaan laktosa sehingga tidak terdapat di alam secara bebas.


Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga akan berfungsi sebagai
molekul dasar bagi pembentukan senyawa karbohidrat kompleks pati (starch) atau
selulosa.
β-D-galaktosa α-D-galaktosa
D-galaktosa

Gambar 4. D-galaktosa

3. Fruktosa

Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar


bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di
alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan
bersama glukosa. Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang
disebut sukrosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.
Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang
paling manis. Di alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama
dengan glukosa), dan juga terkandung diberbagai macam buah-buahan.

(b)
(a)

Gambar 5. Struktur fruktosa: (a) struktur terbuka (b) struktur siklis


(www.monosakarida.htm)
4. Ribosa
Ribosa merupakan senyawa organik diklasifikasikan sebagai
monosakarida, atau gula sederhana. Ribosa terdiri dari lima atom karbon, sepuluh
atom hidrogen, dan lima atom oksigen yang telah terikat bersama. Ribosa adalah
gula pentosa. Ini berarti bahwa lima karbon yang membentuk mayoritas struktur
memberikan molekul bentuk segi lima.

Gambar 5.Ribosa (www.monosakarida/ribosa.htm)

5. Arabinosa

Arabinosa (arabinosa), juga dikenal sebagai gula arabinosa pektin, sering


dikaitkan dengan monosakarida lain untuk heteropolisakarida hadir dalam bentuk
pulp tanaman, koloid, hemiselulosa, asam pectic, pohon konifer, kayu batang,
polisakarida bakteri, dan Beberapa glikosida. Ada delapan isomer arabinosa,
seperti β-D-arabinosa, β-L-arabinosa.

Gambar 6 D-Arabinosa. (www.monosakarida/arabinosa.htm)


6. Xilosa

Xilosa atau gula kayu adalah suatu gula pentosa, monosakarida dengan
lima atom karbon dan memiliki gugus aldehida. Gula ini diperoleh dengan
menguraikan jerami atau serat nabati lainnya dengan cara memasaknya dengan
asam sulfat.

Gambar 7. D-Xylosa

(www.monosakarida/xilosa.htm)

1.2 Disakarida
Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis
atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga
terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
hidrolisis : terdiri dari 2 monosakarida
 sukrosa : glukosa + fruktosa (C 1-2)
 maltosa : 2 glukosa (C 1-4)
 trehalosa 2 glukosa (C1-1)
 Laktosa : glukosa + galaktosa (C1-4)

Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan
trehaltosa. Trehaltosa tidak begitu penting dalam milmu gizi, oleh karena itu akan
dibahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat
satu sama lain melalui reaksi kondensasi. kedua monosakarida saling mengikat
berupa ikatan glikosidik melalui satu atom oksigen (O). ikatan glikosidik ini
biasanya terjadi antara atom C nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk
ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul air. hanya karbohidrat yang unit
monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan. Disakarida
dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi
hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida; monosakarida lainnya
adalah fruktosa dan galaktosa.

 Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara
komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda
macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan
kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia dibuat dari
tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna.
Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-
hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul
glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase
menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis
daripada sukrosa.

Jika kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik


(karbon karbonil dalam monosakarida) dari
glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak
digunakan untuk berikatan sehingga keduanya
tidak memiliki gugus hemiasetal.

Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam


Struktur sukrosa
kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton
sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi.

Gambar 8. Struktur sukrosa

(http://wikipedia.sukrosa.com)
Gambar 9. Sayuran yang mengandung sukrosa.
(www.wikipediasayur-sayursukrosa)
 Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada
setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila
benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada
pencernaan pati. Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari
hidrolisis parsial tepung (amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-
glukosa dan β-D-glukosa.

Gambar 10. Struktur maltosa

(http://strukturmaltosa.com )

Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung


antarunit yaitu menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-
D-glukosa. Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena
maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul maltosa
terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
 Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit
glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan
ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat
diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi
jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung,
kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak
terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak
manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada
disakarida lain. Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air
susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan
α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β.

Struktur laktosa

Gambar 11. Laktosa

(www.sukrosa.com)

Hidrolisis dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang


dihasilkan dari pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama
dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa. Apabila enzim ini kurang atau
terganggu, bayi tidak dapat mencernakan susu. Keadaan ini dikenal
dengan penyakit galaktosemia yang biasa menyerang bayi.
 Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal
sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas
trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.

1.3 Oligosakarida
Oligosakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida
yang banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida,misalnya maltotriosa.
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
 Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas
unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini
terdapat du dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan serta tidak
dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.
 Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas
beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan
terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus.
Fruktan tidak dicernakan secara berarti. Sebagian ebsar di dalam usus
besar difermentasi.

1.4 Polisakarida
Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul
monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi
banyak molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang
terdiri dari lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.
Macam-macam polisarida :

1.amilum /tepung
rantai a-glikosidik (glukosa)n : glukosan/glukan Amilosa (15 – 20%) : helix, tidak
bercabang
Amilopektin (80 – 85%) : bercabang
Terdiri dari 24 – 30 residu glukosa,
Simpanan karbohidrat pada tumbuhan,
Tes Iod : biru
ikatan C1-4 : lurus
ikatan C1-6 : titik percabangan

2.3 Fungsi Karbohidrat


1. Fungsi utamanya sebagai sumber energi ( 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori ) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian
dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh, dan
sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Ada
beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit hanya dapat
menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
2. Melindungi protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi.
3. Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama, bila
karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi
tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan
menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan
demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus-menerus, maka
keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
4. Membantu metabolisme lemak dan protein, dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
5. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
6. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh.
Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa
merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.
7. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, seperti
selulosa, pektin dan lignin.
2.4 Reaksi-reaksi yang berkenaan dengan karbohidrat.
a) Menguji senyawa-senyawa monosakarida dengan uji Fehling, Uji cermin
perak, Uji Tolens, Uji Saliwanoff, dan uji Benedict dengan melihat
perubahan warna dan endapan yang terbentuk.
b) Menguji senyawa-senyawa disakarida dengan uji Tolens, Uji Benedict dan
Uji Fehling.
c) Menguji senya-senyawa polisakarida dengan uji reaksi amilum, dengan
iodium, hidrolisa amilum, dan reaksi tromer, dengan melihat perubahan
warna dan endapan.yang terbentuk.

2.5 Pembentukan Karbohidrat

a) Pembuatan Metil Eter


Pembentukan Ester dapat dilakukan dengan beberapa proses yaitu:Proses
Pembentukan Metil Ester Sulfonat (MES)
 Proses Sulfonasi
Proses sulfonasi merupakan proses dengan menggunakan pereaksi kimia
yang mengandung gugus sulfat atau sulfit. Dimana pada proses pembentukan
metil ester sulfonat, metil ester dapat direaksikan dengan gas SO3, óleum atau
asam sulfat. Dimana bahan-bahan tersebut mengandung gugus sulfata tau sulfit.
Dalam hal ini H2SO4 tidak dapat digunakan apabila proses penguraian H2SO4
menghasilkan ion H+ dan SO42-, karena ion SO42- tidak dapat mensulfonasi metil
ester. Proses sulfonasi metil ester terjadi ketika bahan baku mengalami kontak
langsung dengan gas sulfonat, dimana reaksi pertama adalah masuknya SO3 ke
dalam gugus alkoksy sehingga membentuk SO3-mono-adduct dimana selanjutnya
bereaksi kembali dengan SO3 membentuk SO3-di-adduct.
 Proses Eliminasi SO3
Proses ini dilakukan dengan penambahan alkohol,. Dilakukan untuk
menghilangkan SO3 pada gugus alkoxy sehingga terbentuk a-sulfofatty acid alkyl
ester.
 Proses Penetralan
Proses penetralan dilakukan untuk menstabilkan produk dan menetralkan
pH (diharapkan pH MES mendekati 7).

b) Pembentukan Glikosida
Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian senyawa,
yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan
berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida,
adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-
glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan
gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat
maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
 Pembentukan Glikosida
Pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil
dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak sebagai
katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase (a) dan telah dapat diisolasi
dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa,
heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang
digunakan adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer)
gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan membentuk
glikosida
U T P + Gula-l-fosfat UDP – gula + PP1
UDP – Gula + akseptor Akseptor – gula + UDP
Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja
untuk memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga terbentuk
bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang mengandung
glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan tetrasakarida dari
glikosidanya dengan reaksi yang sama.
BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Objek penulisan

Objek penulisan mencakup defenisi, klasifikasi, fungsi ,reaksi identifikasi,


serta biosintesisi kimia dari karbohidrat berupa glikolisis, asam sitrat,siklus kerbs
dan transper elektron.

3.2 Dasar Pemilihan Objek

Objek yang penulis pilih adalah mengenai biosisitesis karbohidrat, karena


karbohidrat merupakan salah satu komponen nutrisi yang sangat penting bagi
kelangsungan kehidupan. Semua makhluk hidup terutama manusia dan hewan
sanagat bergantung akan keberadaan sumber dan asupan karbohidrat sebagai
sumber energi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan


tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku
atau dari sumber media internet yang terkait dengan biosintesis karbohidrat.

3.4 Metode Analisis


Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu
dengan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,
menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya,
serta mencari alternatif pemecahan masalah.
BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

4.1 Pengertian Metabolisme Karbohidrat

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa


bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang
peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya
memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar
otak dan sistem saraf.

Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah


menuju ke seluruh sel tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami
glikolisis yaitu peristiwa pemecahan gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua
jalur glikolisis yaitu jalur biasa untuk aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal)
dengan hasil ATP terbatas, dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur
embden meyer-hoff untuk menyediakan ATP cepat pada aktivitas/kegiatan kerja
keras, misalnya lari cepat. Jalur cepat ini memberi hasil asam laktat yang bila
terus bertambah dapat menyebabkan terjadinya asidosisi. Asidosis ini dapat
berakibat fatal terutama bagi orang yang tidak terbiasa (terlatih) beraktivitas keras.
Hasil oksidasi glukosa melalui glikolisis akan dilanjutkan dalam siklus kreb yang
terjadi di bagian matriks mitokondria. Selanjutnya hasil siklus Kreb akan
digunakan dalam system cuple (fosforilasi oksidatif) dengan menggunakan
sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan Oksigen sebagai penangkap ion H.
Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan system sitokrom di-blokir oleh
senyawa racun sehingga reaksi reduksi-oksidasi dalam system couple, terutama
oleh Oksigen, tidak dapat berjalan. Selanjutnya disarankan membaca materi
biokimia enzim, oksidasi biologi, dan glukoneogenesis pada situs ini juga.
4.2. Katabolisme Karbohidrat
4.2.2 Proses Glikolisis
Metabolisme merupakan total reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh
makhluk hidup untuk kelangsungan kehidupannya. Secara keseluruhan reaksi-
reaksi tersebut bertanggungjawab untuk menjaga availabilitas organisme. Reaksi-
reaksi tersebut secara sendiri-sendiri mungkin tidak penting, tetapi secara
keseluruhan dalan jejaring akan membentuk puzzle yang sangat dibutuhkan untuk
keseimbangan fungsi biokimia. Adanya gangguan pada salah satu reaksi akan
menyebabkan abnormalitas metabolisme. Reaksi-reaksi metabolisme dapat dibagi
menjadi dua sesuai dengan tujuan reaksinya, yaitu katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme merupakan reaksi peluruhan (degradasi) yang menghasilkan energi,
sedang anabolisme merupakan reaksi sintesis yang memerlukan energi.
Keduanya berjalan secara seimbang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan
hidup organisme. Glukosa merupada senyawa golongan karbohidrat yang
merupakan sumber energi utama bagi makhluk hidup karena glukosa berasal dari
proses fotosintesis yang mengkonversi energi matahari menjadi energi kimia.
Energi yang terkandung dalam senyawa glukosa selanjutnya akan ditransformasi
melalui serangkaian reaksi katabolisme yang dinamakan glikolisis. Glikolisis
terjadi di dalam sitosol di dalam sel yang menghasilkan senyawa luruhan dan
energi konversi dalam bentuk senyawa kimia yang lain (ATP).
Tahap-tahap glikolisis
Tahap I: Investasi energi
1. Glikolisis diawali dengan reaksi pembentukan senyawa glukosa 6-fosfat dari
glukosa. Reaksi tersebut merupakan reaksi yang membutuhkan energi yang
diambil dari pemutusan ikatan fosfat dari ATP.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim heksokinase atau glukokinase
Gambar 12 reaksi pembentukan senyawa glukosa 6-fosfat dari
glukosa
Heksokinase dapat ditemukan dalam semua sel organisme. Enzi mini
memiliki spesifitas katalitik yang rendah. Hampir semua monosakarida dapat
difosforilasi. Aktivitasnya dapat dihambat oleh produknya, yaitu glukosa-6-fosfat.
Glukokinase diitemukan di lever, memiliki spesifitas katalitik yang tinggi dan
tidak dapat dihambat oleh glukosa-6-fosfat.. Enzi mini aktif bila kadar glukosa
tinggi di dalam darah.

2. Isomerisasi glukosa 6-fosfat. Reaksi yang kedua adalah pembentukan isomer


fruktosa 6-fosfat dari glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh
fosfoglukoisomerase.

Gambar 13. glucose-6-P (aldose) fructose-6-P (ketose)


3. Fosforilasi kedua. Reaksi fosforilasi fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-
bisfosfat oleh enzim fosfofruktokinase. Reaksi ini berjalan spontan dan

merupakan rate limiting step pada proses glikolisis. Pada reaksi ini dibutuhkan 1
mol ATP dan diregulasi secara ketat. Fosfofruktokinase dapat dihambat oleh ATP.
Gambar 14. fructose-6-P + ATP fructose-1,6-bisP + ADP

4. Reaksi pemutusan menjadi 2 triosafosfat.


Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aldolase dan terjadi pemutusan aldol yang
merupakan kebalikan dari reaksi kondensasi aldol membentuk membentuk 2
molekul gliseraldehid 3-fosfat yang selanjutnya mengalami isomerisasi
membentuk dihidroksiasetonfosfat. Reaksi isomerisasi ini dikatalisis oleh enzim
triosefosfat\ isomerase.

Gambar 15 Reaksi pemutusan menjadi 2 triosafosfat.

5. Isomerisasi triosafosfat
Hanya gliseraldehid-3-fosfat yang akan diteruskan dalam proses glikolisis
sehingga dengan adanya reaksi isoerisasi ini memungkinkan proses glikolisis
berjalan sempurna. Pada akhir tahap I glikolisis ini menghasilkan 2 molekul
gliseraldehid-3-fosfat dan membutuhkan 2 molekul ATP untuk setiap 1 molekul
glukosa.

Gambar 15 Isomerisasi triosafosfat


Tahap II
6. Oksidasi gliseraldehid-3-fosfat Reaksi ini dikatalisis oleh enzim gliseraldehid-
3-fosfat dehidrogenase dengan NAD+ sebagai koenzimnya.

Gambar 16. Oksidasi gliseraldehid-3-fosfat


Glyceraldehyde-3-P + NAD+ + Pi 1,3-bisphosphoglycerate + NADH + H+
Reaksi oksidasi ini terjadi addisi gugus fosfat dan menghasilkan NADH. Pada
tahap ini terbentuk pertama kali senyawa yang mengandung energi tinggi.

Gambar 17. Glyceraldehyde-3-P + NAD+ + Pi 1,3-bisphosphoglycerate +


NADH + H+
 NAD+: Nukotinamid Adenin dinuklotida, bentuk teroksidasi
 NADH: Nukotinamid Adenin dinuklotida, bentuk tereduksi
7. Transfer fosfat untuk membentuk ATP
Senyawa 1,3 bisfosfogliserat merupakan senyawa berenergi tinggi yang
selanjutnya gugus fosfat tersebut ditransfer untuk membentuk ATP yang
dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase dengan ko-faktor Mg2+. Enzi mini mirip
dengan heksokinase yang mengalami prubahan konformasi yang diinduksi oleh
substrat. Reaksi ini bersifat reversible.

Gambar 18. 1,3-bisphosphoglycerate + ADP 3-phosphoglycerate + ATP


8. Perpindahan posisi gugus fosfat
Pada tahap ini terjadi reaksi perpindahan gugus fosfat pada 3-fosfogliserat
yang berada pada posisi C-3 berpindah ke OH posisi C-2 yang dikatalisis oleh
enzim fosfogliserat mutase. Reaksi ini menghasilkan 2-fosfogliserat.

Gambar 19. 3-phosphoglycerate 2-phosphoglycerate.


Pada katalisis ini residu histidin berperan penting pada transfer fosfat ion
dengan memberikan dan menerima gugus fosfta.

9. Pembentukan senyawa berenergi tinggi kedua.


Pembentukan senyawa ini dilakukan dengan dehidrasi yang dikatalisis
olehenzim enolase yang memiliki ko-faktor Mg2+. Reaksi ini dapat dihambat oleh
fluorida
Gambar 19. Pembentukan senyawa berenergi tinggi kedua.
10. Pembentukan ATP akhir
Reaksi ini berjalan spontan dan terjadi transfer gugus fosfat dari fosfoenolpirufat
ke ADP membentuk ATP. Pelepasan fosfat ion menyebabkan terjadinya ikatan
enol yang tidak stabil sehingga akan terkonversi ke bentuk keto dan menjadi
piruvat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim piruvat kinase. Ensim ini memerlukan
Mg+ sebagai ko-faktor. Piruvat merupakan hasil akhir glikolisis.

Gambar 20. phosphoenolpyruvate + ADP pyruvate + ATP.


Resume glikolisis tahap I dan tahap II (kali dua)

Gambar 21. glikolisis tahap I dan tahap II


(http://glikolisis proces Biology.com )
4.2.3 Proses glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah Perubahan asam laktat menjadi glukosa. Asam


Laktat (dan piruvat) terbentuk dari oksidasi yang tidak sempurna dari glukosa.
Salah satu cara menghilangkan asam laktat adalah dengan mengoksidasinya
menjadi CO2 dan H2O. Proses oksidasi asam laktat terjadi dalam jaringan otot
lurik, jantung, dan otak. Asam laktat merupakan senyawa yang dapat berubah
menjadi asam piruvat dan sebaliknya. Perubahan itu terjadi dalam peristiwa
GLIKOLISIS (Peristiwa pemecahan gula yang terjadi di sitoplasma sel)

COO-

C2 H12O2 2 HO — C — H + 2 H+

Glukosa ∣ Pembentukan laktat ini menghasilkan


CH2 ATP.
2 H+ akan menaikkan ADP menjadi
ATP
L-laktat

Reaksi-reaksinya sebagai berikut :

Ini adalah reaksi dari pemecahan glukosa tanpa menggunakan O2.


Pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan H+ digunakan sebagai pengganti
pembakaran sempurna glukosa menjadi CO2 dan H2O. Terbentuknya asam laktat
ini menghasilkan ATP tanpa menggunakan O2. Hal ini dapat terjadi karena
adanya enzim laktat dehidrogenase yang mengubah menjadi asam piruvat secara
bolak balik.

Peristiwa pemecahan glukosa menjadi asam laktat dan piruvat dalam


keadaan tanpa Oksigen dan menghasilkan ATP ini merupakan jalur cepat
penghasil energi untuk keperluan kontraksi otot pada keadaan kerja berat.
Peristiwa demikian disebut Glikolisis Jalur embden meyerf. Reaksi perubahan
piruvat menjadi asam laktat dan sebaliknya dapat dilihat sebagai berikut :

COO- COO-
∣ Laktat ∣
DEHIDROGENASE
2 HO — C — H + NAD+ C =O + NADH + H+

∣ ∣
CH2 CH3
L-laktat Piruvat
Catatan : Laktat dehidrogenase adalah suatu oksidoreduktase

Asam laktat yang terbentuk dari glikolisis yang terjadi di sitoplasma sel
sebagian akan dibawa oleh darah menuju jaringan lain untuk dioksidasi. Sebagian
besar sisanya akan diubah kembali menjadi gugusan glukosa atau bila persediaan
glukosa masih cukup maka akan diubah menjadi lemak.

Perubahan glukosa menjadi asam Laktat melalui jalur EMBDEN-MEYERHOF


bersifatirrevesible (tak dapat bolak balik). Oleh karena itu harus ada jalur lain untuk
mengubah kembali LAKTAT menjadi glukosa.

Dalam jalur Embden-Meyerhof 2 ATP diperlukan untuk mengubah


glukosa menjadi dua triofosfat :

(1) GLUKOSA + 2 ATP ~~~ 2 TRIOFOSFAT + 2 ADP

Perubahan selanjutnya dari triofasfat menjadi laktat menghasilkan 4 ATP.


Sedangkan jumlah hasil ATP untuk tiap perubahan glukosa menjadi laktat adalah
2 ATP.

(2) 2 TRIOFOSFAT + 4 ADP + 2 Pi ~~~~ 2 LAKTAT + 4 ATP


Jumlah : GLUKOSA + 2 ATP + 2 Pi ~~~~~ 2 LAKTAT + 2 ATP

Reaksi glikolisis keseluruhan bersifat Irreversibel, berarti glukosa tidak


dapat dibentuk dari laktat. Berarti harus ada cara yang memerlukan energi tinggi
lebih banyak (FOSFAT) untuk membentuk glukosa dari laktat, yaitu berupa
modifikasi dari jalur Embden-Meyerhof.

4.2.2 Pembentukan Asetil Koenzim A


Sebelum memasuki siklus Kreb, piruvat yang terhasil dari proses glikolisis
harus dioksidasikan terlebih dahulu di dalam mitokondria menjadi asetil koenzim
A dan karbon dioksida. Setelah piruvat memasuki mitokondria, enzim piruvat
dehidrogenase akan menukarkan piruvat kepada acetyl group dengan melepaskan
karbon dioksida. Semasa proses ini juga, terjadi reduksi pada NAD+ menjadi
NADH dengan mengambil H+ yang dilepaskan oleh piruvat. Acetyl group akan
berikatan dengan koenzim A, maka terhasil asetil koenzim A (asetil-KoA)
(Tortora and Derrickson, 2009).

Gambar 22. Proses pembentukan asetil koenzim A


(http:// wikipedia /asampiruvat.com )

4.2.3 Siklus Kerbs


Siklus Krebs terjadi di dalam mitokondria dan membutuhkan oksigen agar
dapat berlangsung. Asam piruvat yang berasal dari glikolisis, begitu masuk
kedalam mitokondria diubah menjadi asetilkoenzim A. Kemudian bersamaan
dengan berlangsungnya proses oksidasi dalam siklus Krebs, pasangan-pasangan
atom hidrogen (2H) dilepaskan bersama dengan CO2. Atom-atom hydrogen
tersebut menyajikan ion H+ atau proton dan elektron yang kemudian masuk
kedalam sistem transport electron mitokondria. Ion hydrogen dan electron
ditangkap oleh molekul NAD+ (nikotinamidadenindinukleotid), mereduksi NAD+
menjadi NADH. NADH merupakan pengantar siklus Krebs dan enzim dalam
membrane dalam mitokondria yang akan mengangkut electron melalui system
sitokrom dari rantai respirasi.
NADH memindahkan proton dan electron dan terbentuklah FMN
(flavinmononukleotida). Kemudian menurut teori kemiosmotik, FMN mengambil
proton dari bagian dalam membran, hingga tereduksi menjadi FMNH2. Kemudian
dua atom H-nyadi lepaskan dan ditransfer kemembran mitokondria eksterior dan
dilepas berupa proton (H+). Pada saat yang sama, dua electron itu menggabung
kemolekul ubikuinon atau koenzim Q, yang kemudian mengambil atom-atom H.
Kemudian dilepaskanlah satu electron kesitokrom C1dan lainnya
kesitokrom dari membrane mitokondria. Elektron-elektron kemudian ditransfer
kesitokrom a dan a3, dar isinilah electron bergabung dengan atom oksigen dan
dua proton untuk membentuk molekul air. Dalam urutan oksidasi reduksi yang
terjadi di dalam membrane serta melintas membrane mitokondria, tiap dua proton
yang melintas membrane dan masuk, akan menyebabkan fosfat anorganik
melekatpada ADP karena adanya perbedaan potensiallistrik, lalu terbentuklah
ATP. Kecepatan reaksi ini akan meningkat oleh adanya system enzim.
Secara lebih terperinci, tahap-tahap reaksi pada siklus Krebs dapat
diuraikan pada bagian berikut ini. Pada tahap pertama, enzim sitratsintetase
mengkatalisis reaksi kondensasi antara asetilkoenzim A denganoksaloasetat
menghasilkansitrat. Reaksi ini merupakan suatu reaksi kondensasi aldol antara
gugus metal dari asetil koenzim A dan gugus karbonil dari oksalo asetat di mana
terjadi hidrolisisi katantioester dan pembentukan senyawa koenzim A
bebas(Gambar 2.13).

Gambar 23. reaksi antara sitrat sintase mengkatalisis reaksi kondensasi


antara asetil koenzim A dengan oksaloasetat yang menghhasilkan sitrat.
Tahap reaksi kedua merupakan pembentukan isositrat dari sitrat melalui
cis-akonitat yang dikatalisis secara reversibel (dapat balik) oleh enzim akonitase.
Enzim ini mengkatalisis reaksi reversible penambahan H2O pada ikatan rangkap
cis-akonitat dalam dua arah, yang satu kepembentukan sitrat dan yang lain
kepembentukan isositrat (Gambar 2.14).

Gambar 24 : reaksi pembentukan isositrat melalui cis-akonitrat.


Reaksi tahap ketiga adalah oksidasi isositrat menjadi α-ketoglutarat yang
berlangsung melalui pembentukan senyawa antara oksalosuksinat yang berikatan
dengan enzim isositrat dehidrogenase dengan NAD berperan sebagai
koenzimnya(Gambar 2.15).

Gambar 25: reaksi oksidasi isositrat menjadi alpha ketoglutarat.


Tahap reaksi keempat adalah oksidasiα-ketoglutarat menjadi suksinat
melalui pembentukan suksinil koenzim A. Pembentukan suksinil koenzim A
dariα-ketoglutarat adalah reaksi yang irreversible dan dikatalisis oleh enzim
kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase. Reaksi ini berlangsung dengan
melibatkan koenzimpirofosfat, asamlipoat, koenzim A, FAD dan NAD+ (Gambar
2.16).

gambar 26 reaksi oksidasi alpha ketoglutarat menjadi suksinat


Suksinil koenzim A adalah suatu senyawa tioester berenergi tinggi.
Selanjutnya suksinil koenzim A melepaskan koenzim A-nya, dirangkaikan dengan
reaksi pembentukan energi, GTP (guanosintrifosfat) dari GDP (guanosindifosfat)
dan fosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim suksinil koenzim A sintetase yang
khas untuk GDP. Selanjutnya GTP yang terbentuk dari reaksi ini digunakan untuk
sintesis ATP dari ADP dengan enzim nukleotidedifosfat kinase (Gambar2.17).

gambar 27. reaksi pembentukan suksinat dari suksinil koenzim A


Pada reaksi tahap kelima, suksinat dioksidasi menjadi fumarat oleh enzim
suksinat dehidrogenase yang berikatan dengan FAD sebagai koenzimnya. Enzim
ini terikat kuat pada membrane dalam mitokondria. Dalam reaksi ini FAD
berperan sebagai gugus penerima hidrogen (Gambar 2.18).

gambar 28 reaksi suksinat dioksidasi menjadi fumarat.


Reaksi tahap keenam merupakan reaksi reversibel penambahan satu
molekul H2O keikatan rangkap fumarat yang menghasilkan L-malat dengan
dikatalisis oleh enzim fumarase tanpa koenzim. Enzim ini bersifat stereospesifik,
bertindak hanya terhadap bentuk L-stereoisomer dari malat. Dalam reaksi ini
fumarase mengkatalisis proses penambahan trans atom H dan gugus OH keikatan
rangkap fumarat (Gambar 2.19).

Gambar 29 reaksi fumarat yang menghasilkan L-malat.


Reaksi tahap ketujuh atau terakhir adalah L-malat dioksidasi menjadi
oksaloasetat oleh enzim L-malatdehidrogenase yang berikatan dengan NAD.
Reaksi ini adalah endergonik tetapi laju reaksinya berjalan lancer kekanan. Hal ini
dimungkinkan karena reaksi berikutnya, yaitu reaksi kondensasioksaloasetat
dengan asetil koenzim A adalah reaksi eksergonik yang irreversibel. Malat
dehidrogenase adalah enzim yang bersifat stereo spesifik untuk bentuk L
stereoisomer dari malat (Gambar 2.20).

Gambar 30 reaksi L_malat dioksidasi menjadi oksaloasetat


Hasil neto dari siklus Krebs serta system transport sitokrom adalah untuk
menghasilkan tiga ATP dari ADP untuk tiap pasang atom H yang dilepaskan
selama siklus tersebut, dan hal ini terjadi melalui fosforilasi oksidatif. Di sini juga
dihasilkan tiga molekul CO2 dan tiga molekul H2O. Karena ada dua molekul
piruvat yang terbentuk dari tiap molekul glukosa, siklus Krebs bekerja dua kali
untuk tiap molekul glukosa yang dipecahkan. Oleh karenaitu, pada dasarnya akan
diperoleh empat pasang atom hydrogen untuk tiap siklus. Dua siklus akan
menghasilkan 8 x 3 = 24 ATP, dan dua ATP neto dari glikolisis, ditambah empat
ATP lagi dari pembentuk FAD yang tereduksi selama siklus Krebs.
Di samping itu juga dua lagi ATP dari fosforilasi oksidatif pada tingkat
substrat, yang kesemuanya menjadi 32 ATP, enam lagi masih mungkin dari
generasi glikolitik dari NADH. Jadi dapat dinyatakan 38 molekul ATP dihasilkan
dari degradasi satu molekul glukosa. ATP yang terbentuk itu merupakan sumber
energi yang siap untuk tiap kegiatan biologi termasuk kontraksi otot, sekresi
kelenjar, konduksi saraf, transport aktif dan transport membran. Secara
keseluruhan siklus Krebs dapat dilihat padaGambar 2.21.
Piruvat, dengan adanya NADH, H+ dan enzim laktat dehidrogenase,
membentuk laktat dan NAD. Dengan pengubahan yang bersifat enzimatis, laktat
kemudian dikonversikan kembali menjadi piruvat yang kemudian masuk siklus
Krebs untuk oksidasi lengkap seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Hasi
lakhirnya selalu CO2, H2O dan energi yang siap digunakan dalam bentuk ATP.
Secara keseluruhan metabolism karbohidrat dapat dilihat pada Gambar 2.22.
Sebagian dari glukosa yang masuk kedalam sel tidak mengalami
katabolisme menjadi piruvat oleh glikolisis, tetapi membentuk glikogen secara
anabolis melalui proses yang disebut glikogenesis, sehingga glukosa untuk
sementara dapat disimpan dalam hati. Proses ini kemudian diikuti oleh proses
kebalikannya, yaitu glikogenolisis yang merupakan pemecahan cadangan
glikogen menjadi glukosa-6-fosfat pada beberapa sel (misalnyaotot), atau
langsung menjadi gluko saseperti yang terjadi di hati.
Gambar 31. Siklus Krebs
Glukosa tidaklah harus selalu masuk kesel dari kapiler darah. Beberapa sel
terutama sel hati, dapat menghasilkan glukosa dari substrat yang bukan
karbohidrat. Hal ini adalah pembentukan glukosa dari sel-sel lemak atau protein di
dalam hati, yang kemudian masuk kedalam aliran darah, yang disebut dengan
proses glukoneogenesis. Hal ini pada dasarnya terjadi ketika konsentrasi glukosa
darah menurun, atau ketika jumlah glukosa yang masuk kedalam sel tidak
mencukupi dan cadangan glikogen terpakai habis.
Gambar 32 metabolisme karbohidrat.

4.2.4 Transpor Elektron


Gambar 33 Transpor Elektron

( www.biologi-sel.com )

Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir


setelah elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor
terakhir, membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP.
Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan
molekul-molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa
sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3.
Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke
FMN (Flavine Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan
A3, lalu berikatan dengan H yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai
terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O. Jadi hasil akhir proses ini
terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi. Produk
sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada tumbuhan
melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi.
Fosforilasi oksidatif

Gambar 34 Fosforilasi oksidatif


.( www.klikpdpi.com)
Fosforilasi oksidatif adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi
yang dilepaskan oleh oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi
gas oksigen menjadi air.
Walaupun banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis
nutrien, hampir semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
ATP. Lintasan ini sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk
mendapatkan energi, dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya
seperti glikolisis anaerobik. Dalam proses fosforilasi oksidatif, elektron yang
dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan ditransfer ke senyawa NAD+ yang berada
di dalam matriks mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+ akan bereaksi
menjadi NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai
transpor elektron kompleks I dan FAD yang berada di dalam rantai transpor
elektron kompleks II. FAD akan menerima dua elektron, kemudian bereaksi
menjadi FADH2 melalui reaksi redoks.
Reaksi redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk
ATP. Pada eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks
protein di dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini
berada di membran dalam sel. Enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai
rantai transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein utama terlibat
dalam proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim
berbeda yang terlibat.
Elektron yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam
membran mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi
luar, disebut kopling kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu
difusi ion H+ melalui ATP sintase ke dalam mitokondria yang berlawanan dengan
arah gradien pH, dari area dengan energi potensial elektrokimiawi lebih rendah
menuju matriks dengan energi potensial lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik
menghasilkan kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran
ini yang disebut gaya gerak proton. Energi gaya gerak proton digunakan untuk
menghasilkan ATP melalui reaksi fosforilasi ADP.
(www.biologi-sel.com)
4.2 Anabolisme Karbohidrat

Dalam proses anabolisme telah dijelaskan bahwa proses ini merupakan


reaksi pembentukan senyawa kompleks dari senyawa-senyawa sederhana dan
membutuhkan energi. Bertolak dari pengertian anabiliisme, maka proses
fotosintesis merupakan anabolisme karbohidrat.

Proses fotosintesis hanya dapat terjadi pada organisme hidup yang


memiliki pigmen fotosintetik (klorofil) baik prokariot amupun eukariot seperti
protozoa, bakteri fotosintetik, ganggang, lumut, paku dan tumbuhan tingkat tinggi.
Pigmen fotosintetik pada organisme prokariot terdapat di dalam membran sel,
sedangkan pada organisme eukariot terdapat di dalam organel sel yang disebut
kloroplas.

Gambar 34 fotosintesis

Peranan klorofil dalam proses fotosintesis adalah menangkap energi


cahaya matahari dari cahaya tampak. Energi cahaya matahari yang ditangkap oleh
pigmen pelengkap terlebih dahulu harus dipindahkan ke molekul klorofil sebelum
digunakan untuk proses fotosintesis.
Proses fotosintesis secara singkat dapat ditulis sebagai berikut :

Sinar Matahari
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Klorofil

Proses fotosintesis dapat dibagi atas dua tahap reaksi yaitu reaksi
terang ( fotolisis ) dan reaksi gelap ( fikasasi CO2 )

( Dr.rer.nat. Binari Manurung, 2013)

4.3.1. Reaksi terang

Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi


NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya Matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.

Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu
fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti
bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm,
sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap
cahaya pada panjang gelombang 680 nm.

Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II


menyerap cahaya Matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan
menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II
akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya. Molekul air
akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini
akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid.

Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi


plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon
yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan
mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f
kompleks. Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:

2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 + 2PQH2

Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II ke


PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil yang sangat mudah
bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian
ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid.
Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f kompleks adalah :

2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ (lumen)

Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh fotosistem I.


Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi mengandung
kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal dari H2O melalui
kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang bergantung pada cahaya,
PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan memindahkan elektron ke
protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:

Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)

Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir


pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi
ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya
adalah:

4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH

Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke


dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan ATP
dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid. Masuknya H+
pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja mengubah ADP dan fosfat
anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang
adalah sebagai berikut :

Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH + 3H+ + O2

Gambar 35. Reaksi terang

(http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis#Pigmen)

4.2.2 Reaksi Gelap

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus
Calvin-Benson dan jalur Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan
mengubah senyawa ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP, senyawa dengan lima atom C)
dan molekul karbondioksida menjadi dua senyawa 3-fosfogliserat (PGA). Oleh
karena PGA memiliki tiga atom karbon tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap
melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C3. Penambatan CO2 sebagai sumber
karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim Rubisco, yang merupakan enzim
alami yang paling melimpah di bumi. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti
jalur Hatch-Slack disebut tumbuhan C4 karena senyawa pertama yang terbentuk
setelah penambatan CO2 adalah asam oksaloasetat yang memiliki empat atom
karbon. Enzim yang berperan adalah fosfoenolpiruvat karboksilase.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis#Pigmen)

4.3.2.1 Siklus Calvin-Benson

Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu
reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson. Reaksi gelap merupakan reaksi
lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis yang merupakan reaksi
pembentukan gula dari bahan dasar CO2 dan energi. Salah satu substansi penting
dalam proses ini adalah senyawa gula beratom karbon lima yang terfosforilasi
yaitu ribulosa fosfat. Reaksi ini tidak tergantung secara langsung pada cahaya
matahari sehingga reaksi ini dapat berlangsung saat malam hari. Namun demikian,
reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap.

Reaksi gelap berlangsung pada bagian kloroplas yang disebut dengan


stroma. Reaksi ini melalui 3 tahapan, yaitu:

 Fiksasi CO2 oleh RuBP (ribulosa 1,5-bifosfat)


 Reduksi APG (3-asam fosfogliserat) menjadi PGAL (1,3
fosfogliseraldehida) oleh NADPH2
 Regenerasi RuBP (ribulosa 1,5-bifosfat) dari DAHP (dihiroksiaseton
fosfat).

Gambar 36. Siklus


Calvin-Benson
(http://wulanpbiologi.blogspot.com/2012/05/reaksi-terang-siklus-calvin-
benson.html)

Dalam siklus ini meliputi tiga fase utama yaitu:


a) Fase Fiksasi Karbon
Pada fase ini molekul CO2 dari udara difiksasi atau ditautkan pada
Ribulosa 1,5-Bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim RuBP karboksilase
(Rubisco) dan menggunakan energi dari ATP serta NADH yang dihasilkan dari
reaksi terang. Reaksi ini menghasilkan senyawa intermediet berkarbon enam yang
tidak stabil, sehingga dengan tepat terurai menjadi dua molekul 3-fosfogliserat
(untuk setiap CO2).
b) Fase Reduksi
Pada reaksi ini suatu enzim mentransfer gugus fosfat dari ATP ke setiap
molekul 3-fosfogliserat sehingga membentuk 1,3-bifosfogliserat. Selanjutnya
sepasang elektron sumbangan dari NADPH mereduksi 1,3-bifosfogliserat menjadi
G3P (gliseraldehid-3-fosfat). Khususnya, electron dari NADPH mereduksi gugus
karboksil 3-fosfogliserat menjadi gugus karbonil yang berupa G3P, yang
menyimpan banyak energi potensial.
Dalam fase ini untuk setiap tiga molekul CO2, terdapat enam molekul
G3P. Tetapi hanya satu molekul dari gula berkarbon tiga ini dapat dihitung dari
selisih perolehan karbohidrat. Siklus ini dimulai dengan nilai 15 karbon dari
karbohidrat dalam bentuk tiga molekul berkarbon lima dalam RiBPO. Untuk
selanjutnya terdapat nilai 18 karbon karbohidrat dalam bentuk enam molekul
G3P. Satu molekul keluar siklus untuk digunakan tetapi lima molekul lainnya
harus didaur ulang untuk meregenerasi tiga molekul RuBP.
c) Fase regenerasi akseptor CO2 (Ribulosa bifosfat RuBp)
Rangka karbon yang terdiri dari lima molekul G3P disusun kembali oleh
langkah terakhir siklus calvin menjadi RuBP. Siklus ini memerlukan tiga molekul
ATP. Akhirnya RuBP terbentuk dan siap menerima CO2 kembali, dan siklus
berlanjut. Untuk selisih molekul G3P, siklus calvin secara keseluruhan
menggunakan 9 molekul ATP dan 6 molekul NADPH. G3P yang tersingkir akan
menjadi materi awal untuk jalur metabolime yang mensintesis senyawa organic
lainnya, termasuk glukosa dan karbohidrat lainnya.

(http://wulanpbiologi.blogspot.com/2012/05/reaksi-terang-siklus-calvin-
benson.html)

4.3.2.2 Jalur Metabolisme Hatch-Slack (Daur Tumbuhan C4)

Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat dibedakan menjadi


tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal dari
daerah subtropis. Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan pengolahan CO2
melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2.

Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa. Namun,


ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa. Hal ini dapat terjadi
jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi
menambat O2. Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di
daerah tropis. Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2
menjadi glukosa.

Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan


mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat
akan diubah menjadi malat. Malat akan terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2.
Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus
Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP. Proses
ini dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil. Dalam keseluruhan
proses ini, digunakan 5 ATP.
Gambar 37 Jalur Metabolisme Hatch-Slack (Daur Tumbuhan C4)
BAB V

IKHTISAR

Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-


tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering
dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji,
buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang
melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun
merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan
molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur
hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan.

Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:

 Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. berikut macam-
macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-
beda : triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
 Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau
tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai
menjadi 2 molekul monosakarida.
 Oligosakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang
banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida,misalnya maltotriosa. Oligosakarida
terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
 Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul
monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi
banyak molekul monosakarida
Reaksi-reaksi yang berkenaan dengan karbohidrat adalah sebagai berikut :

a) Menguji senyawa-senyawa monosakarida dengan uji Fehling, Uji cermin perak,


Uji Tolens, Uji Saliwanoff, dan uji Benedict dengan melihat perubahan warna dan
endapan yang terbentuk.
b) Menguji senyawa-senyawa disakarida dengan uji Tolens, Uji Benedict dan Uji
Fehling.
c) Menguji senya-senyawa polisakarida dengan uji reaksi amilum, dengan iodium,
hidrolisa amilum, dan reaksi tromer, dengan melihat perubahan warna dan
endapan.yang terbentuk.

Pembentukan Karbohidrat adalah sebagai berikut :


a) Pembuatan Metil Eter
Pembentukan Ester dapat dilakukan dengan beberapa proses yaitu:Proses
Pembentukan Metil Ester Sulfonat (MES)

 Proses Sulfonasi

Proses sulfonasi merupakan proses dengan menggunakan pereaksi kimia yang


mengandung gugus sulfat atau sulfit. Dimana pada proses pembentukan metil
ester sulfonat, metil ester dapat direaksikan dengan gas SO3, óleum atau asam
sulfat. Proses sulfonasi metil ester terjadi ketika bahan baku mengalami kontak
langsung dengan gas sulfonat, dimana reaksi pertama adalah masuknya SO3 ke
dalam gugus alkoksy sehingga membentuk SO3-mono-adduct dimana selanjutnya
bereaksi kembali dengan SO3 membentuk SO3-di-adduct.

 Proses Eliminasi SO3


Proses ini dilakukan dengan penambahan alkohol,. Dilakukan
untuk menghilangkan SO3 pada gugus alkoxy sehingga terbentuk a-
sulfofatty acid alkyl ester.
 Proses Penetralan
Proses penetralan dilakukan untuk menstabilkan produk dan
menetralkan pH (diharapkan pH MES mendekati 7).

b) Pembentukan Glikosida
Pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil
dari uridin trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak sebagai
katalisator pada reaksi ini adalah uridilil transferase (a) dan telah dapat diisolasi
dari binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa,
heksosa dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang
digunakan adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer)
gula dari uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan membentuk
glikosida
U T P + Gula-l-fosfat UDP – gula + PP1
UDP – Gula + akseptor Akseptor – gula + UDP
Biosintesis karbohidrat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
 Glikolisis : Proses ini berfungsi untuk menukarkan glukosa menjadi
piruvat dan akan menghasilkan ATP tanpa menggunakan oksigen
 Pembentukan asetil koenzim A : piruvat yang berhasil dari proses
glikolisis harus dioksidasikan terlebih dahulu di dalam mitokondria
menjadi asetil koenzim A dan karbon dioksida. Setelah piruvat memasuki
mitokondria, enzim piruvat dehidrogenase akan menukarkan piruvat
kepada acetyl group dengan melepaskan karbon dioksida.
 Siklus kerbs: Dalam proses metabolisme energi dari glukosa, siklus Kreb
merupakan tahapan yang terakhir. Proses ini berlaku di dalam mitokondria
dan berlangsung secara aerobik. Molekul asetil-KoA yang merupakan
produk akhir dari proses konversi piruvat kemudian akan masuk ke dalam
siklus Kreb. Perubahan yang terjadi dalam siklus ini adalah mengubah 2
atom karbon yang terikat didalam molekul asetil-KoA menjadi 2 molekul
karbon dioksida (CO2), membebaskan koenzim A serta memindahkan
energi dari siklus ini ke dalam senyawa NADH, FADH2 dan GTP.
 Transfer elektron : Proses ini juga dikenal sebagai proses fosforilasi
oksidatif. Di dalam proses ini, NADH dan FADH2 yang mengandung
elektron akan melepaskan elektron tersebut ke dalam akseptor utama yaitu
oksigen. Pada akhir dari proses ini, akan terhasil 3 molekul ATP dari 1
molekul NADH dan 2 molekul ATP dihasilkan dari 1 molekul FADH2.

Proses anabolisme merupakan reaksi pembentukan senyawa kompleks


dari senyawa-senyawa sederhana dan membutuhkan energi. Bertolak dari
pengertian anabiliisme, maka proses fotosintesis merupakan anabolisme
karbohidrat.

Proses fotosintesis dapat dibagi atas dua tahap reaksi yaitu reaksi terang (
fotolisis) dan reaksi gelap ( fiksasi CO2). Reaksi terang adalah proses untuk
menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan
cahaya Matahari. Sedangkan Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya
Matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung
atom karbon menjadi molekul gula.

Fungsi Karbohidrat adalah sebagai berikut :


 Fungsi utamanya sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel jaringan
tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk
aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati
dan otot.
 Melindungi protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi.
 Membantu metabolisme lemak dan protein, dengan demikian dapat
mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
 Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.
 Sebagai sumber cadangan makanan, bahan bakar tubuh dan materi
pembangun sel tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden dan Fessenden, 1992, Kimia Organik, Edisi ketiga, Erlangga : Jakarta

Fotosintesis. ( id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis#Pigmen ) diakses tanggal 18


Oktober 2014

Katabolisme, http://www.biologi-sel.com/2012/11/anabolisme-dan-katabolisme-
part2.html, diakses tanggal 26 september 2014

K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Manurung, Binari, dkk. 2013. Biologi Umum I. Medan : FMIPA Unimed

Martini, Tri. 2014. “Diktat biokimia”, Biomolekul Enzim hormon.

Meyanto,Edy.jurnal Proses glikolisis. Universitas sumatra


utara.(http://jurnalglikolisis-proses.html ) diakses tanggal 9 september
2014.

Monosakarida, http://www.monosakarida-com/2012/12pembagian
karbohidrat.html,diakses 25 september

Pengertian arbinosa, http://www.arbinosa/monosakarida.com. diakses tanggal 25


september 2014.

Peranan Ubiquinone Pada PPOK, http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-07-


07/dr.agus.htm, diakses tanggal 26 september 2014.

Respati, Ir., 1980, Pengantar Kimia Organik, Aksara Baru : Jakarta.

Tim dosen, Penuntun Praktikum Kimia Organik I, 2005, Universitas negeri


medan: Medan. S

Wilbraham, Antony C. dan Michael S. Matta, 1992, PengantarKimia Organik dan


Hayati
Wirahadikusumah, muhamad.1985.Biokimia:katabolisme energi, karbohidrat,dan
lipid.ITB.Bandung
Xilosa, http://www.Xilosa/means.html, diakses tanggal 25 september 2014.

Anda mungkin juga menyukai