A. PROTEIN
1. Pengertian Protein
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan
dasar asam amino. Asam amino yang menyusun protein ada 20
macam. Protein terdapat dalam sistem hidup semua organisme
baik yang berada pada tingkat rendah maupun organisme tingkat
tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam
semua proses biologi. Protein berfungsi sebagai katalisator,
sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen,
mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh,
menghasilkan pergerakan
dan
transport
oksigen
dalam
eritrosit
oleh
yakni
sejenis
protein
yang
rnioglobin
berasal dari
organisme lain,
dalam
transmisi
impuls
saraf
pada
sinap
yang
2. Asam Amino
Asam amino adalah struktur pembangun atau monomer
dari senyawa senyawa peptide dan protein. Semua asam amino pembentuk protein ini (kecuali prolin) memiliki gugus
karboksil dan gugus amino yang keduanya terikat pada atom
karbon (C) tetrahedral yang sama, yaitu atom C- (Sinaga.
2012).
Asam amino ialah asam karboksilat yang mempunyai
gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen
protein mempunyai gugus NH 2 pada atom karbon dari posisi
gugus COOH.
Rumus umum untuk asam amino ialah
(Poedjiadi. 2007).
3. Ikatan Peptida
Ikatan peptide terbentuk antara residu residu asam amino
penyusun rantai oligo- atau polipeptida. Ikatan peptide terbentuk
sebagai hasil reaksi antara gugus karboksil suatu asam amino
dengan gugus amino dari asam amino berikutnya. Dari setiap
reaksi penggabungan ini akan dilepaskan satu molekul air. Ikatan
peptide ini secara kimia merupakan suatu ikatan amida.
(Sinaga. 2012).
B. ASAM NUKLEAT
1. Struktur Asam Nukleat
Asam nukleat adalah senyawa senyawa polimer yang
tersusun oleh nukleotida nukleotida sebagai monomernya.
Asam nukleat baik DNA maupun RNA, tersusun oleh monomer
berupa residu nukleotida. Nukleotida adalah senyawa yang
tersusun oleh 3 komponen, yaitu residu gula pentose (ribose atau
deoksiribosa), residu basa nitrogen dan residu fosfat.
(Sinaga. 2012).
2. Asam Deoksiribonukleat (DNA)
Keberadaan DNA di dalam sel adalah berupa dua untaian
panjang nukleotida yang berpasangan sambil berputar sehingga
membentuk struktur double helix. Pada salah satu ujung untaian
DNA itu mengikat gula yang memiliki fosfat pada 5-hydroxyl,
sedangkan pada ujung yang Lainnya gulanya memiliki hydroxyl
bebas
pada
molekul
DNA
yang
memiliki
mlekul
perantara
yang
ribosom
adalah
organel
sel
yang
strukturnya
substrat
mudah
bereaksi.
Dengan
demikian
enzim
dilepaskan
dalam
keadaan
tidak
berubah.
(Noviyanti
. 2012).
3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keja Enzim
a. Pengaruh Suhu
suhu
sebanyak
10C,
menyebabkan
keaktifan
kembali
aktivitasnya
akan
pulih.
Hal
ini
b. Pengaruh pH
Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian
besar enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara
pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa enzim misalnya pepsin(pH optimum = 2).
Ini disesbabkan oleh :
dan enz- akan berkurang, karena itu kecepatan reaksinya juga berkurang.
Seperti pada gambar berikut.
enzim-substrat,
Enzs.
EnzS
ini
akan
dipecah
EnzS Enz + P
Enz + S
Enz + P
reaksi
akan
bertambah,
sesuai
dengan
subtrat,
sehingga
penambahan
tidak
akan
Pada
kecepatan
titik
kecepatan
maksimum.
reaksi
Konsentrasi
tepat
setengah
subtrat
yang
(Indah. 2004).
SUMBER
Indah Mutiara. 2004. Enzim. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Jayanti R., T., 2011. Pengaruh pH, Suhu Hidrolisis Enzim Amilase dan Konsentrasi Ragi Roti Untuk Produksi Etanol
Menggunakan Pati Bekatul. Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahua Alam. USM. Hal. 8.
Kartili A., S., 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen. Jurnal
Pelangi Ilmu. Vol 2 (5). Hal. 19 29.
Lucianus Johan. 2003. Introduksi Genetika Molekular Virus. Jurnal
Kimia. Vol. 3 (1). Hal. 1 6.
Noviyanti Tri, et. Al. 2012. Pengaruh Temperatur Terhadap
Aktivitas
Enzim
Proteae
Dari
Daun
Sansakng