Anda di halaman 1dari 36

UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10
1. CRISTY SUSI MARIATY N
(1605122935)
2. LA LAUMA DOSEN PENGAMPU :
Dra. Herdini, M.Si
(1605115156) Dr. H. Rajawali Usman Rery, M.Pd

KELAS : 6B KIMIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
Unsur transisi periode keempat umumnya
memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang
belum terisi penuh. Hal ini menyebabkan unsur
transisi periode keempat memiliki beberapa sifat
khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur golongan utama
Sifat-Sifat Unsur Transisi
Periode Keempat
1. KONFIGURASI ELEKTRON

Semua unsur transisi periode keempat mempunyai susunan


elektron pada kulit terluar 4s2, kecuali unsur Cr dan Cu. Menurut
aturan Aufbau dan aturan Hund, seharusnya Cr mempunyai
konfigurasi 4s2 3d4 menjadi 4s1 3d5 dan pada atom Cu yang
seharusnya 4s2 3d9 menjadi 4s2 3d10. Penyimpangan konfigurasi
tersebut terjadi untuk mencapai keadaan yang lebih stabil.
2. Bilangan Oksidasi Unsur Transisi

Unsur-unsur transisi periode keempat umumnya mempunyai


bilangan oksidasi lebih dari satu tingkat, kecuali Sc dan Zn.
Bervariasinya bilangan oksidasi dari unsur transisi disebabkan
oleh adanya subkulit 3d yang belum terisi penuh.

3. Warna Unsur Transisi

Warna yang terjadi pada senyawa unsur transisi berhubungan


dengan bilangan oksidasinya.
Warna senyawa unsur transisi dengan bilangan oksidasi
4. Keaktifan katalik

Kemampuan unsur transisi sebagai katalis suatu reaksi


diperkirakan karena unsur transisi mempunyai beberapa bilangan
oksidasi.
5. Sifat Kemagnetan

Sifat kemagnetan dibedakan menjadi dua, yaitu sifat


paramagnetik dan diamagnetik. Sifat paramagnetik terjadi jika
pada orbital d terdapat elektron yang belum berpasangan.
Semakin banyak elektron yang belum berpasangan, semakin kuat
sifat paramagnetiknya.
Ion Kompleks
ION KOMPLEKS

Sifat unsur transisi yang paling penting


adalah kemampuannya membentuk ion
kompleks. Ion kompleks tersusun dari ion
logam sebagai ion pusat yang dikelilingi oleh
beberapa ligan (dapat berupa ion positif
maupun molekul netral).
Penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC
mengikuti aturan sebagai berikut :

• Nama kation (ion positif) disebut lebih dahulu, kemudian diikuti dengan
nama anion (ion negatif), seperti pada penamaan senyawa ion.
• Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah :
• Jumlah ligan-ligan, nama ligan, nama atom pusat (bilangan oksidasi atom
pusat).
• Jumlah ligan disebut dengan bahasa latin :
1 = mono , 2 = di , 3 = tri , 4 = tetra , 5 = penta , 6 = heksa , dll.
• Nama ligan ditambahkan dengan akhiran –o dengan cara :
1). Ligan-ligan yang berakhiran –ida diganti dengan –o
2). Ligan-ligan yang berakhiran –it atau –at diganti dengan –ito dan –ato
3). Ligan-ligan netral diberi nama sesuai dengan nama molekulnya (dalam
bahasa latin)
• Jika ligannya lebih dari satu macam, urutan penyebutannya dimulai sesuai dengan urutan
abad nama depan dari ligan tersebut.
• Nama atom atau ion pusat :
1) Jika ion kompleksnya bermuatan negatif, nama atom pusat diberi akhiran –at.
2) Jika ion kompleksnya tidak bermuatan atau bermuatan positif, tidak diitambahkan
akhiran.
• Bilangan oksidasi atom pusat ditulis dengan angka romawi dalam kurung setelah nama
atom pusat.
Contohnya :
• [Co(H2O)6]3+ : ion heksaaquokobalt(III)
• [Ag(S2O3)2]3- : Ion ditiosulfatoargentat(I)
Struktur Ion Kompleks

Ion kompleks terbentuk karena adanya ikatan koordinasi antara

atom-atom pusat dengan ligan. Menurut Wagner, ikatan

terbentuk melalui pembentukan orbital gabungan dari atom

pusat. Orbital gabungan ini disebut dengan orbital bastar atau

hibridisasi.
Jumlah orbital kosong yang disediakan melalui
hibridisasi bergantung bergantung pada jumlah dan jenis
ligan (monodentat atau polidentat). Geometri (bentuk)
ion kompleks bergantung pada bilangan koordinasi.
Contoh : [Ni(CN)4]2-

• Hibridisasi atom pusat

Maka bentuk geometri dari ion kompleks


tersebut adalah segiempat datar atau segiempat
planar dan bersifat diamagnetik.
Ionisasi Ion Kompleks

Apabila senyawa kompleks mengalami ionisasi


dalam air, maka akan dihasilkan ion kompleks
dan ion sederhana atau ion kompleks kedua-
duanya.

Contoh :
1. K4 [Fe(CN)6 ] (aq)  4K+(aq) + [Fe(CN)6]4- (aq)

2. [Cr(NH3)6]Cl3 (aq)  [Cr(NH3 )6]3+(aq) + 3Cl-(aq)


SKANDIUM (Sc)
Skandium merupakan logam mengkilap tetapi mudah
memudar jika terkena udara, mudah terbakar, dan mudah
bereaksi dengan air. Skandium mirip alumunium,
merupakan logam yang ringan dengan massa jenis 2,99
g/mL. campuran logam scandium dan alumunium
dimanfaatkan untuk pembuatan kerangka pesawat
TITANIUM (Ti)

• Titanium merupakan logam yang mengkilap, keras, kuat, tetapi ringan.


• Titanium banyak digunakan sebagai logam paduan dengan alumunium,
molibdenum, dan besi sebagai bahan rangka pesawat ruang angkasa
karena tahan terhadap suhu yang tinggi.
• Titanium merupakan logam yang tahan korosi, termasuk terhadap air laut
sehingga banyak digunakan pada peralatan mesin kapal.

Your Text Here


• Pada bidang kesehatan, logam titanium digunakan sebagai penyambung patah tulang
(pen) dan implant gigi.
• Titanium (IV) oksida (TiO2) merupakan bahan campuran pada tabir surya (sunblock)
untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet.
• Dalam jumlah besar, TiO2 digunakan untuk pigmen cat warna putih dan reflector radiasi
inframerah.

Titanium diproduksi dengan cara mereduksi TiCl4 dengan reduktor logam magnesium.
Senyawa TiCl4 diekstraksi dari TiO2 yang diperoleh dari mineral ilmenite (FeTiO3)
VANADIUM (V)

• Vanadium merupakan logam mengkilap, keras, dan tahan korosi. Oleh


karena sifatnya yang keras dan kuat, baja vanadium dimanfaatkan
untuk membuat roda gigi (gir) dan perangkat mesin (mekanik).
• Senyawa vanadium yang banyak dimanfaatkan adalah vanadium
pentaoksida (V2O5) yang dimanfaatkan sebagai katalis pada industri
asam sulfat dengan proses kontak.
KROMIUM (Cr)
• Kromium merupakan logam yang mengkilap, keras, dan berwarna agak kebiruan. lapisan oksida
tipis yang kuat melindungi kromium dari proses korosi sehingga menjadikan kromium sebagai
logam yang tahan korosi.
• Kromium digunakan sebagai electroplating dan aliase (campuran/paduan logam), misalnya
nikrom (15% Cr, 60% Ni, dan 25% Fe). Aliase ini banyak digunakan untuk tahanan kawat pada
alat-alat pemanas dan tidak termakan oleh asam dan udara. Stainless steel mengandung baja agar
ulet dan kuat. Kromiun sering digunakan sebagai pelapis logam untuk melindungi terjadinya
korosi dan memberikan tampilan yang berkilau.
• Kromium sebagai dikromat (Cr2O72-) atau kromat (CrO42-) digunakan secara luas sebagai
oksidator. Garam kalium dikromat (K2Cr2O7) digunakan dalam analisis volumetric sebagai standar
primer (tidak digunakan garam natriumnya, Na2Cr2O7, karena bersifat higroskopis, sedangkan
K2Cr2O7 tidak higroskopis).
Logam kromium dapat bersenyawa dengan oksigen, klorin, dan ion sulfat, berturut-
turut membentuk CrO, CrCl3, dan Cr2(SO4)3.
• Kromium(II) Oksida (CrO)
Senyawa ini banyak digunakan sebagai pewarna dalam percetakan, industri
tekstil, dan keramik.
• Kromium (III) Klorida (CrCl3)
Senyawa ini digunakan sebagai zat pewarna hijau dalam pembuatan keramik.
• Kromium (III) Sulfat (Cr2(SO4)3)
Diigunakan untuk keperluan pelapisan atau penyepuhan logam. Misalnya,
penyepuhan logam untuk rangka atau mesin kendaraan bermotor. Senyawa ini juga
digunakan sebagai pewarna dalam industri tekstil dan keramik.
Logam kromium dapat diperoleh dengan cara mereaksikan bijih
kromit (FeOCr2O3) dengan kalsium karbonat dan natrium karbonat
sehingga terbentuk Na2Cr2O7.
4 FeCr2O4 + 8 Na2CO3 + 7O2 → 8 Na2CrO4 + 2Fe2O3 + 8CO2
2 Na2CrO4 + H2SO4 → Na2Cr2O7 + Na2SO4 + H2O
Selanjutnya, Na2Cr2O7 dipanaskan dengan kokas untuk
menghasilkan Cr2O3. Oksida kromium yang dihasilkan direduksi
dengan serbuk alumunium melalui reaksi termit.
Na2Cr2O7 + 2C → Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2 Al → Al2O3 + 2 Cr
MANGAN (Mn)
• Mangan merupakan logam mengkilap yang sangat keras, tetapi rapuh. Oleh karena itu,
logam mangan jarang digunakan dalam bentuk murni, tetapi dipadukan dengan logam
lain, misalnya besi atau kromium yang akan memberi sifat sangat kuat.
• Baja mangan merupakan besi baja yang mengandung 8-15% mangan dan digunakan
sebagai rel kereta. Baja mangan juga tahan peluru sehingga dimanfaatkan sebagai topi
baja bagi tentara.
• Logam mangan diperoleh melalui reduksi terhadap bijih pirolusit melalui proses tanur
tinggi dengan reduktor karbon atau karbon monoksida.
MnO2(s) + 2CO(g) → Mn(s) + 2 CO2(g)
BESI (Fe)

• Besi yang paling banyak mengandung besi adalah hematit (Fe2O3) atau
magnetit (Fe3O4).
• Proses pengolahan besi dengan tanur tiup terjadi melalui proses-proses
berikut:
Proses : Tanur tiup (blast furnace)
Bahan : Bauksit (Fe2O3 + pengotor) sebagai sumber Fe, kokas (C)
sebagai reduktor, dan batu kapur (CaCO3) untuk memisahkan
pengotor.
Reaksi terbentuknya Fe:
1. Dari bagian paling atas: bijih bauksit, kokas, dan batu kapur dimasukkan kedalam tanur, terjadi
reaksi:
250°C : 3Fe2O3(s) + CO(g) → 2Fe3O4(s) + CO2(g), CO: reduktor
600°C : Fe3O4(s) + CO(g) → 3FeO(s) + CO2(g)
1000°C : FeO(s) + CO(g) → Fe(l) + CO2(g)
1300°C : CO2(g) + C(g) → 2CO(g)

2. Dalam dasar tanur:


2000°C : C(s) + O2(g) → CO2(g) + panas

Your Text Here


3. Reaksi pemisahan pengotor SiO2 dan P2O5
800°C-900°C : CaCO3(S) → CaO(s) + CO2(g)
1200°C : CaO(s) + SiO2 → CaSiO3(l)
1200°C : CaO(s) + P2O5 → Ca3(PO4)2(l)

Besi yang diperoleh memiliki kadar 95%, sisanya adalah karbon (3-4%) dan Si, Mn dan S.

Untuk pembuatan baja:


Kadar C diturunkan menjadi 0-1,5%
Pengotor Si, Mn dan P dihilangkan
Ditambahkan logam lain, seperti Ni dan Cr, tergantung dari jenis baja yang
dibuat.
KOBALT (Co)

• Kobalt merupakan logam yang mengkilap, berwarna kebiru-biruan, dan mempunyai


sifat kemagnetan yang kuat. Paduan logam Al, Ni, Co dikenal sebagai alnico yang
digunakan sebagai bahan untuk membuat magnet.
• Logam kobalt merupakan logam yang tahan korosi karena oksidanya melekat kuat
pada logamnya sehingga dapat menjadi pelindung. Logam kobalt juga tahan pada
suhu tinggi sehingga digunakan sebagai bahan pembuat mesin turbin pesawat.
Logam kobalt dapat diperoleh dari bijih kobaltit (CoAsS) melalui dua tahapan
proses berikut.
Oksidasi untuk mendapatkan CaO
4CoAsS(s) + 9O2(g) → 4CoO(s) + 2As2O3(s) + 4SO2(g)
Setelah dipisahkan dengan beberapa tahap, CoO direduksi dengan karbon
pada tanur listrik
CoO(s) + C(s) → Co(s) + CO(g)
CoO(s) + CO(g) → Co(s) + CO2(g)
NIKEL (Ni)
• Nikel merupakan logam yang lunak, mengkilap seperti perak, dan tahan korosi walaupun
pada suhu tinggi. Sebagian besar produksi nikel dimanfaatkan sebagai baja stainless steel.
• Selain itu, paduan nikel dengan logam besi dan kromium banyak dimanfaatkan untuk
peralatan dapur (sendok, pisau), serta peralatan rumah tangga lainnya (ornamen rumah
dan teralis).
• Nikel juga digunakan sebagai bahan untuk membuat baterai (sel elektrokimia) nikel-
kadmium (baterai Ni-Cd).
• Proses untuk mendapatkan nikel dari bijih nikel dilakukan dengan mereduksi pentlandit
(Fe,Ni)9S8 melalui proses tanur tinggi.

Your Text Here


• Proses ekstraksi berlangsung dalam dua tahap, yaitu pemanggangan (roasting)
dan reduksi. Proses pemanggangan dilakukan dengan mereaksikan bijih besi
dengan oksigen untuk membentuk oksida-oksidanya.
(Fe,Ni)9S8(s) + 17O2(g) → 9FeO9(s) + 9NiO(s) + 8SO2(g)
Setelah dibersihkan dari oksida besi, NO yang terbentuk direduksi dengan karbon.
NiO(s) + CO(g) → Ni(s) + CO2(g)
TEMBAGA (Cu)
• Tembaga merupakan logam berwarna merah mengkilap dan banyak digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik
karena sifatnya sebagai penghantar listrik yang baik.
• Tembaga diperoleh dari bijih kalkoporot (CuFeS2).
• Proses pemisahan tembaga dari kalkopirit adalah sebagai berikut:
1. Pengapungan (floating) : bijih tembaga dipekatkan dengan menambahkan detergen dan NaOh. Pada proses
ini, zat-zat pengotor (biasanya Al) akan larut dan mengapung.
2. Pemanggangan (roasting) : Pada proses ini, kalkopirit bereaksi dengan oksigen
4CuFeS2(s) + 9O2(g) → 2Cu2S(s) + 6SO2(g)
Dengan menambahkan SiO2, besi akan terpisah sebagai ampas (kerak).
Fe2O3(s) + 3SiO2(s) → Fe2(SiO3)3(s)
Pada proses pemanasan selanjutnya, Cu2S akan teroksidasi
2Cu2S(s) + 3O2(g) → 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
3. Reduksi : Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada dalam proses
sebelumnya.
2Cu2O(s) + Cu2S(s) → 6Cu(s) + SO2(g)
Cu yang diperoleh pada proses ini mempunyai kemurniaan 99,99%.

4. Pemurnian : Proses pemurniaan dilakukan dengan cara elektrolisis larutan CuSO4 dengan
anode yang terbuat dari Cu kotor dan katode dari Cu murni. Reaksi yang terjadi:
Di anode : Cu(s)kotor → Cu2+(aq) + 2e-
Di katode : Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)bersih
SENG (Zn)

• Seng merupakan logam mengkilap, bewarna biru, mudah menjadi buram diudara
terbuka karena membentuk ZnO dan ZnCO3.
• Unsur ini dikenal sebagai atap seng galvanis karena digunakan untuk melapisi besi
melalui elektroplating dan banyak dimanfaatkan untuk atap rumah.
• Seng juga digunakan sebagai logam paduan, misalnya kuningan (campran Zn dan Cu)
yang digunakan untuk pembuatan alat musik dann hiasan.
• Dalam jumlah besar, seng digunakan untuk melapisi besi agar tercegah dari perkaratan
dan untuk aliase (brass merupakan aliase Cu-Zn mengandung 20%-50% Zn).
• Seng juga digunakan sebagai elektrode negatif pada sel Leclance, sel merkurium, dan
sel alkali.
• ZnO kadang-kadang digunakan sebagai bahan pewarna putih pada cat.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai