Al2O3(s) + 2Cr(s)
Mn + 2Fe + 5CO
4Co(s) + 3CO2(g)
9.
golongan
utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks.
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu:
1.
Skandium (Sc)
Skandium bernomor atom 21. Skandium adalah unsur yang jarang
terdapat di alam. Walaupun ada, umumnya terdapat dalam bentuk senyawa
dengan biloks +3. Misalnya, ScCl3, Sc2O3, dan Sc2(SO4)3. Sifat-sifat senyawa
skandium semuanya mirip, tidak berwarna dan bersifat diamagnetik. Hal ini
disebabkan dalam semua senyawanya skandium memiliki konfigurasi elektron
ion Sc3+, sedangkan sifat warna dan kemagnetan ditentukan oleh konfigurasi
elektron dalam orbital d. Logam skandium dibuat melalui elektrolisis lelehan
ScCl3. Dalam jumlah kecil, scandium digunakan sebagai filamen lampu yang
memiliki intensitas tinggi. Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di
matahari dan beberapa bintang lainnya dibandingkan di bumi.
2.
Titanium (Ti)
Titanium bernomor atom 22. Titanium merupakan unsur yang tersebar
luas dalam kulit bumi (sekitar 0,6% massa kulit bumi). Titanium merupakan
logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air laut
dan chlorine) dengan warna putih-metalik-keperakan. Kerapatan titanium relatif
rendah, bermassa ringan, keras, tahan terhadap cuaca dan stabil pada suhu
tinggi. Umumnya, senyawa titanium digunakan sebagai pigmen warna putih.
3.
Vanadium (V)
Vanadium bernomor atom 23. Vanadium tersebar di kulit bumi sekitar
0,02% massa kulit bumi. Vanadium umumnya digunakan untuk paduan dengan
logam besi dan titanium. Vanadium(V) oksida digunakan sebagai katalis pada
pembuatan asam sulfat. Logam vanadium murni diperoleh melalui reduksi
elektrolitik leburan garam VCl2. Logam vanadium menyerupai baja berwarna abuabu dan bersifat keras serta tahan korosi. Untuk membuat paduan tidak perlu
logam murninya.
4.
Kromium (Cr)
Kromium bernomor atom 24. Kromium trivalen (Cr (III), atau Cr3+)
diperlukan
dalam
jumlah
kecil
dalam
metabolisme
gula
pada
manusia.
Mangan (Mn)
Mangan bernomor atom 25. Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit
bumi). Salah satu sumber mangan adalah batuan yang terdapat di dasar lautan
dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang mengandung campuran mangan dan
oksida besi.
6.
Besi (Fe)
Besi bernombor atom 26. Besi merupakan logam yang cukup melimpah
dalam kulit bumi (4,7%). Besi murni berwarna putih kusam yang tidak begitu
keras dan sangat reaktif terhadap zat oksidator sehingga besi dalam udara
lembap teroksidasi oleh oksigen dengan cepat membentuk karat. Besi adalah
logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur
bebas. Untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain mesti disingkir melalui
pengurangan kimia.
7.
Kobal (Co)
Kobal bernomor atom 27. Kobal bersifat rapuh, logam keras, menyerupai
penampakan besi dan nikel. Kobal memiliki permeabilitas logam sekitar dua
pertiga daripada besi. Kobal terdapat dalam meteorit.
8.
Nikel (Ni)
Nikel bernomor atom 28. Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada
peringkat ke-24, terdapat dalam bijih bersama-sama dengan arsen, antimon, dan
belerang. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel
bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya,
dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah
dan gedung, serta komponen industri.
9.
Tembaga (Cu)
Tembaga bernombor atom 29. Tembaga adalah logam kemerahan, dengan
kekonduksian elektrik yang tahan terhadap cuaca dan korosi. Walaupun tembaga
tidak begitu reaktif, tetapi dapat juga terkorosi. Warna kemerah-merahan dari
tembaga
berubah
menjadi
kehijau-hijauan
akibat
terkorosi
oleh
udara
1.
pada
tahun
1937
oleh
Fischer,
Brunger
dan
Grienelaus
yang
mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu
700 dan 800 derajat Celcius.
2.
3.
5.
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO 2 dan panas.
Gas CO2 yang naik C menjadi gas CO.
C + O2 CO2
CO2 + C 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2
Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi
(1.5000C)
Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada
di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar
dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn.
Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk
membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 1,6 %
Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur
campuran yang lain. Ada 3 cara :
1.
Proses Bessemer
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah
dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar
2.
gas. Setelah beberapa waktu kira-kira jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi
(besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan
3.
oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
Dengan dapur listrik
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur
listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C
yang tertentu.
CoAs
(s)
Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl
2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g)
PbO(s) + H2S(g)
PbS(s) +
(s)
H2O(l)
dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe
=>
2 CO(s) + 3 H2O
(g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al,
Ni, dan Co.
8.
14000C
FeSiO3 (l)
(l)
sebagai berikut:
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g)
2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s)
3 Cu2S(l) + 3 O2
6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni.
Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga
blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO 2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister
dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4
(aq)
negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode)
adalah tembaga blister.
Unsur
transisi
periode
keempat
mempunyai
sifat-sifat
khas
yang
Sifat Logam
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam, baik dalam sifat kimia
maupun dalam sifat fisis. Harga energi ionisasi yang relative rendah (kecuali
seng yang agak tinggi), sehingga, mudah membentuk ion positif. Demikian pula,
harga titik didih dan titik lelehnya relative tinggi (kecuali Zn yang membentuk TD
dan TL relative rendah). Hal ini disebabkan orbital subkulit d pada unsure transisi
banyak orbital yang kosong atau tersisi tidak penuh. Adanya orbital yang kosong
memungkinkan
atom-atom
membentuk
ikatan
kovalen
(tidak
permanen)
disamping ikatan logam. Orbital subkulit 3d pada seng terisi penuh sehingga titik
lelehnya rendah. Bandingkan dengan unsure utama yang titik didih dan titik
lelehnya juga relative rendah.
2.
Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron
yang
tidak
berpasangan
pada
sub
kulit
3.
4.
a.
Konfigurasi Elektron
Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik
intinya, Sehingga jarak elektron pada kulit terluar ke inti semakin kecil.
b.
Energi Ionisasi
Perubahan senergi ionisasi dari Sc sampai ke Zn tidak terlalu besar seperti
halnya pada unsur-unsur golongan utama. Kecilnya perubahan tersebut juga
disebabkan oleh konfigurasi elektronnya, yaitu bahwa penambahan electron dari
Sc sampai ke Zn masuk pada kulit ketiga.
5.
Bilangan Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa
tingkat oksidasi. Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini
disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi
ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil
dibanding unsur golongan utama.
Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan
dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron
yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain
elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi elektron
(n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d 5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan
konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3.
Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah
logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan zink Zn lebih
rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n1)d dan
ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin
tinggi bilangan oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang
lebih besar.
6.
7.
1)
a.
b.
Logam anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran -o.
Contoh
F = fluoro CN = siano
Cl = kloro OH = hidrokso
Br = bromo CO32 = karbonato
CH3COO = asetato C2O42 = oksalato
c.
d.
2)
3)
Nama atom pusat diikuti bilangan oksidasinya yang ditulis dengan angka
romawi.
4)
Untuk kompleks berupa kation atau molekul netral maka nama atom pusat
tidak berubah. Adapun senyawa berupa anion kompleks negatif maka nama
atom pusat diakhiri dengan -at).
Contoh
Kompleks kation:
[Cu(NH3)4]2+ = ion tetraamin tembaga (II)
[Ag(NH3)2]+ = ion diamin perak (I)
[Co(NH3)4Cl2]+ = ion tertraamin diklorokobalt (III)
Kompleks netral:
[Co(NH3)4(H2O)CN]Cl2 = tetraamin aquasianokobalt (II) klorida
[Co(NH3)5CO3]Cl = pentaamin karbonatokobalt (II) Klorida
8.
Keaktifan Katalik
Salah satu sifat penting unsur transisi dan senyawanya, yaitu kemampuannya
untuk menjadi katalis-katalis reaksi-reaksi dalam tubuh. Kemampuan unsure
transisi
mengkatalisasi
suatu
reaksi
diperkirakan
karena
unsur
transisi
C.
1. Kegunaan skandium
sebagai komponen pada lampu listrik yang berintensitas tinggi.
2. Kegunaan Titanium
Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
3. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri, yaitu:
Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
4. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang
bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap.
Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak
kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat
yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
5. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk
penggunaan vitamin B1.
6. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti,
cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya.
7. Kegunaan kobalt
Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga
dalam system peramalan cuaca
8.
Kegunaan Nikel
Pembuatan electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis
9. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
10. Kegunaan Zink
Bahan cat putih
Pelapis lampu TL
Layar TV dan monitor computer
Campuran logam dengan metal lain