Ti
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Titik Leleh
0
C
1668
1890
1875
1244
1537
1493
1453
1083
Sifat
Keras,
tahan
Keras,
tahan
Rapuh,
tahan
Putih,
rapuh
Mengilap
reaktip
Keras,
korosi
korosi
korosi
reaktip
Berat jenis
g cm-3
4,51
Kelarutan
dalam asam
Sangat
mudah
tahan
a
8,91
ditemp
7,87
korosi
8,90
-0,24
+0,34
tahan
6,11
7,19
7,18
-1,19
-0,91
-1,18
-0,44
-0,28
HCl
HNO3,
panas,
HF,
H2SO4(p)
HCl
encer
H2SO4
HCl
encer
H2SO4
HCl
HF
HCl
encer,
H2SO4
E0 volt
Lunak
encer
HCl
encer
H2SO4
8,94
HNO3
H2SO4
2
3
4
d2
d1
d0
0
1
2
3
4
5
Cr
d5
d4
d3
d2
d1
d0
0
1
2
3
4
5
6
Mn
d6
d5
d4
d3
d2
d1
d0
0
1
2
3
4
5
6
7
Fe
d7
d6
d5
d4
d3
d2
d1
d0
0
1
2
3
4
5
6
Co
d8
d7
d6
d5
d4
d3
d2
0
1
2
3
4
5
Ni
d9
d8
d7
d6
d3
d2
0
1
2
3
4
Cu
d10
d9
d8
d7
d6
1
2
3
d10
d9
d8
*
LUMO
HOMO
2p
2s
2s
C
CO
Kebanyakan kompleks M3+ yang bersifat anion, kation dan netral membentuk
oktahedral.
Halida MX3 berlaku sebagai asam Lewis
Hal khusus mengenai ion M3+ ialah pembentukan karboksilat basa, dimana
ion karboksilat bertindak sebagai jembatan anion.
R
C
O
LM
ML
O
M
L
d. Tingkat oksidasi 4
Beberapa contoh senyawaannya antara lain : TiO2, TiCl4, VCl4,
VO2+(Vanadil) dapat berperilaku seperti M2+.
Logam-logam dengan tingkat oksidasi 4 dapat membentuk senyawaan
kompleks yang bersifat kation, netral dan anion tergantung ligannya.
Diluar unsur Ti dan V, umumnya dikenal sebagai komplek fluoro, dan anion
okso.
Beberapa kompleks tetrahedral dapat dibentuk dengan ligan : - OR, - NR 2,
- CR3, seperti : Cr(OCMe3)4
e. Tingkat oksidasi 5,
Dikenal untuk unsur-unsur V, Cr, Mn, dan Fe dalam kompleks flouro, amin
okso, misal : CrF5, KmnO4, dan K2FeO4 dan semuanya merupakan zat
pengoksidasi yang kuat.
TITANIUM (Ti)
Titanium memiliki 4 (empat) elektron valensi 3d 2 4s2. Tingkat oksidasi dari
titanium -1, 0, 2, 3, dan 4. Tingkat oksidasi 4 yang paling stabil, untuk tingkat oksidasi
rendah akan teroksidasi oleh : udara, air atau pereaksi-pereaksi yang lainnya.
Tabel 1. Tingkat Oksidasi Dan Stereokimia Dari Unsur Titanium.
Bilangan Bilangan
Struktur
Contoh
oksidasi Koordinasi
Geometri
Ti-1
6
Oktahedral
Tibipy30
Ti
6
Oktahedral
Tibipy3, Ti(CO)6
Ti2+
4
Tetrahedral
(-C5H5)2Ti(CO)2
3+
Ti
3
Planar
Ti(N(SiMe3)2)3
5
Trigonal Bipiramid TiBr3(NMe3)2
(TBP)
Ti4+
4
Tetrahedral
TiCl4
5
Tetrahedral
K2Ti2O5
6
Oktahedral
TiF62-
Kelimpahan
Unsur titanium relatip melimpah pada kulit bumi 0,6%
Mineral utama sumber titanium :
1. FeTiO3 (Ilmenite)
Rumus Kimia : FeTiO3, Iron Titanium Oxide
Kelas
: Oxides and Hydroxides
Kelompok
: Hematite
Sub Kelompok : Ilmenite
Kegunaan
: Sebagian besar digunakan sebagai sumber bijih Titanium,
sebagian kecil untuk bijih besi, sebagai bahan furnace, penghalus dan sebagai
mineral specimen.
2. TiO2 (rutil)
Senyawaan Titanium
(III)
Senyawa Biner
Titanium klorida memiliki bentuk -(ungu) dan -(coklat) dibuat dengan
mereduksi uap TiCl4 dengan gas H2 pada temperatur 500 - 12000C. Untuk bentuk
dengan pereduksi aktip aluminium.
Kompleks Titanium, contoh : [Ti(H 2O)]3+ dan [TiCl(H2O)5]2+ diperoleh melalui
reduksi larutan Ti(IV) dengan Zn.
VANADIUM (V)
Maksimum bilangan oksidasi dari unsur vanadium adalah (V) sedikit memiliki
kemiripan sifat dengan unsur-unsur golongan pospor. Beberapa spesies kationik yang
dikenal dengan baik antara lain : [V(II)(H2O)6]2+, [V(III)(H2O)6]3+, V(IV)O22+(aq),
V(V)O2+(aq). Beberapa contoh tingkat oksidasi dan stereokimia dari unsur vanadium dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1. Tingkat Oksidasi Dan Stereokimia Dari Unsur Vanadium
Biloks
V-1
Bilangan
Struktur Geometri
Koordinasi
6
Oktahedral
V(CO)6-,
Contoh
Li(V(bipy)3).4C4H8O
V0
Oktahedral
V(CO)6, V(bipy)3
V1
Oktahedral
[V(bipy)3]+
V2+
Oktahedral
[V(H2O)6]2+, [V(CN)6]4+
Oktahedral
Trigonal Bipiramid
(TBP)
Tetrahedral
Planar
[V(NH3)6]3+
5
V
3+
4
3
6
V4+
V5+
5
4
6
5
4
Oktahedral
Tetragonal Piramidal
(TP)
Tetrahedral
Oktahedral
Trigonal Bipiramid
(TBP)
Tetrahedral
Kelimpahan :
Vanadium melimpah dialam 0,02%
Mineral sumber utama unsur vanadium :
1. Patronite (kompleks sulfida)
Rumus Molekul
Sistem Kristal
: VS 4
: Monoclinic
VCl3(NMe3)2
[VCl4]V(N(SiMe3)2)3
VO2(rutile),
PCl4+, VCl5VCl4
VF6-, V2O5
VF5
VOCl3
K2VCl6
2. Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl]
Rumus Kimia :Pb5(VO4)3Cl, Timbal klorovanadate
Kelas Mineral : Phospat
Kelompok
: Apatite
Kegunaan
: Bijih mineral Timbal dan spesimen
mineral.
Informasi lebih lanjut di : www.galleries.com/minerals/phosphat/vanadini
3. Carnotite [K(VO2)VO43/4H2O]
Rumus Kimia : K2(UO2)2(VO4)2- 1-3H2O, Kalium Uranil
Vanadate Hidrat
Kelas
: Phospat
Kelompok
: Vanadium garam oksi
Kegunaan
: Sebagai sumber bijih dari uranium dan
vanadium sebagai mineral spesimen
Informasi lebih lanjut : www.galleries.com/minerals/phosphat/carnotit/carnotit.htm
4. Bijih Uranium
Unsur vanadium murni sangat jarang dialam karena sangat reaktip terhadap
oksigen, nitrogen, dan karbon. Untuk memperoleh logam murni vanadium dapat
disintesis melalui metoda de Boer Van Arkel lihat sintesis titanium (Ti).
Beberapa sifat dari logam vanadium
1. Keras, tahan terhadap korosi
2. Pada keadaan massive tahan terhadap udara, air, basa, asam non oksidator.
3. Larut dalam asam nitrat dan aquaregia.
4. Pada kondisi temperatur terkontrol dapat bereaksi dengan oksigen (V2O5) dan
nitrogen
nitrida (VN)
Senyawaan
Vanadium
Senyawa Biner
i. Halida, halida dengan tingkat oksidasi +5 VF5 (merupakan cairan tak berwarna
(titik leleh 480C). VCl4 diperoleh dengan mereaksikan logam vanadium dengan gas
klor (Cl2), pada kondisi penyimpanan dapat kehilangan Cl.
VCl4(Merah)
VCl3(ungu)
VCl2(hijau pucat)
ii. Vanadium Oksida (V2O5) diperoleh melalui penambahan H 2SO4 encer dalam
larutan amonium vanadat.
2NH4VO3
V2O5 + 2 NH3 + H2O
iii. Vanadat dibuat dengan melarutkan vanadium pentoksida pada larutan NaOH
V2O5 + NaOH
VO43- + Na+
iv. Vanadium oxo halida :
H2 + HF
150
VF4
VF3
VF2
hijau muda
kuning
1150
Biru
subl > 1500
kehijauan
HF
250
dalam
6000C HF(g)
6000C
HF(g)
CClF3 Cl2
>4500
VCl4
VCl3
VCl2
refluk
Merah
Violet
hijau pucat
Kecoklatan
Bp 1540C
>-230
VBr4
Megenta
Br2
>1800
VBr3
hitam
VBr2
merah kecoklatan
>2800
VI4(g)
VI3
Brown
VI2
Dark Violet
KROMIUM (Cr)
Bilangan oksidasi kromium tertinggi sama dengan jumlah elektron pada orbital 3d
dan 4s, yaitu enam (6). Kromium (VI) hanya didapatkan sebagai spesies okso seperti
CrO3, CrO42-, dan CrO2F2 dan merupakan reagen pengoksidasi yang kuat.
Beberapa tingkat oksidasi dan stereokimia dari krom terlihat pada tabel dibawah :
Tabel 1. Tingkat Oksidasi Dan Stereokimia Dari Krom
Biloks
Bilangan
Koordinasi
Struktur Geometri
Cr2Cr
Contoh
Na2[Cr(CO)5]
Oktahedral
Na2[Cr(CO)10]
Oktahedral
Cr(CO)6,
Cr1+
Oktahedral
[Cr(bipy)3]+
Cr2+
4
6
Tetrahedral
CrCl2(MeCN)2,
Oktahedral
CrF2, CrCl2
3
4
5
Planar
Cr(NPr2)3
PCl4+CrCl4-
1-
Cr
Cr3+
6
Cr4+
Cr5+
Cr6+
Tetrahedral
Trigonal Bipiramid
(TBP)
Oktahedral
[CrCO5I]CrI2(OPPh3)3
CrCl3(NMe3)2
[Cr(NH3)6]3+
4
6
Tetrahedral
Ba2CrO4
Oktahedral
K2CrF6
4
5
6
Tetrahedral
CrO43-
Oktahedral
K2[CrOCl5]
Tetrahedral
CrO42-, CrO3
CrF5
Kelimpahan
Kelimpahan unsur kromium didapat sebagai mineral Chromite (FeCr2O4).
Rumus Kimia
: Fe Cr2O4, Besi Kromium Oksida
Klas
: Oksida dan Hidroksida
Kelompok
: Spinel
Kegunaan
: Utamanya sebagai bijih dari kromium,
Komponen refraktori, sebagai pewarna, dan
sebagai mineral spesimen.
Informasi lebih lanjut :
http://www.galleries.com/minerals/oxides/chromite/chromite.htm
FeCr2O4
+ NaOH
O2
NaCr2O7
+ Fe2+ + OH-
Cr(II)
Cr(III)
CrF2
Cl
CrCl2
Br
I
CrBr2
CrI2
2. Oksida
Oksida terpenting dari krom : Cr2O3, CrO2 dan CrO3. Cr2O3 dapat dibuat dengan
membakar logam kromium dalam oksigen, dekomposisi termal dari Cr(IV)
oksida. CrO2 dibuat melalui reduksi hidrotermal dari CrO 3. CrO3 dibuat dengan
jalan mereaksikan antara larutan asam dengan Na/K dikromat.
3. Senyawa biner dari krom yang lain
Senyawaan sulfida Cr2S3.
MANGAN (Mn)
Sama halnya dengan Ti, V, dan Cr tingkat oksidasi paling tinggi dari mangan
merupakan total jumlah elektron pada orbital 3d dan 4s. Tingkat oksidasi VII hanya
terbentuk dalam senyawaan okso MnO4-, Mn2O7, dan MnO3F dan senyawaan ini
menunjukkan beberapa kesemaan dengan senyawaan halogen sejenis, sebagai contoh
dalam hal ketidak stabilan dari oksida. Mn(VII) merupakan pereaksi pengoksidasi kuat,
biasanya akan tereduksi menjadi Mn(II). Tingkat oksidasi menengah juga dapat dijumpai,
tetapi hanya sedikit senyawaan dari MnV yang dapat dikarakterisasi, dikarenakan spesies
MnV sering didapatkan sebagai suatu intermediet dalam reaksi permanganat. Meskipun
MnII merupakan keadaan oksidasi yang paling stabil, MnII teroksidasi lebih cepat dalam
larutan basa. Tingkat oksidasi dan stereokimia dari Mn terlihat pada tabel dibawah :
Biloks
Mn-III
Mn-II
Mn-I
Mn0
MnI
MnII
MnIII
MnIV
MnV
MnVI
MnVII
Bilangan
Koordinasi
4
4 atau 6
5
4/6
6
6
4
4
6
5
7
8
5
6
7
4
6
4
4
3
4
Struktur Geometri
Tetrahedral
Square
TBP
Square
Oktahedral
Oktahedral
Tetrahedral
Square
Oktahedral
TBP
Pentagonal bypiramid
Dodekahedral
SP
Oktahedral
?
Tetrahedral
Oktahedral
Tetrahedral
Tetrahedral
Planar
Tetrahedral
Contoh
Mn(NO)3CO
[Mn(phthalocyanin)]2[Mn(CO)5]-,[Mn(CO)4PR3][Mn(phthalocyanin)]Mn2(CO)10
Mn(CO)5Cl, K5(Mn(CN)6]
MnCl42-,MnBr2(OPR3)2
[Mn(H2O)4]SO4.H2O
[Mn(H2O)6]2+,
[Mn(SCN)6]4[Mn(trenMe6)Br]Br
MnX2(N5 Makrosiklis)
(Ph4As)2Mn(NO3)4
[bipy H2][MnCl5]
Mn(acac)3,[Mn ox3]3-,
Mn(S2CNR2]3
[Mn(EDTA)H2O]Mn(1-norbornil)4
MnO2, Mn(SO4)2, MnCl62MnO43MnO42MnO3+
MnO4-, MnO3F
mangan. Meskipun tersebar secara luas, mangan terdapat dalam sejumlah deposit
terutama dalam bentuk oksida, oksida hidrat, atau karbonat. Mangan juga terdapat dalam
nodule pada dasar laut pasifik bersama-sama dengan Ni, Cu, dan Co. Logam Mn dapat
diperoleh dari oksidanya dengan mereaksikan dengan menggunakan aluminium.
Penggunaan yang luas dari Mn adalah dalam ferromangan untuk baja. Mangan memiliki
kemiripan sifat kimia dan fisika dengan besi, dengan perbedaan utama dalam hal
kekerasan dan lebih rapuh tetapi sedikit lebih tahan panas (mp 1247 0 C). Mangan lebih
elektropositip dan lebih mudah larut dalam larutan encer asam non oksidasi. Mangan
tidak terlalu reaktip terhadap unsur-unsur non logam pada temperatur kamar, tetapi pada
temperatur tinggi mangan bereaksi cepat dengan unsur-unsur non logam. Sehingga bila
mangan dibakar dalam gas klorine akan menghasilkan MnCl2, reaksi mangan dengan gas
flour membentuk MnF2 dan MnF3, pembakaran dalam nitrogen diatas 12000C akan
menghasilkan Mn3N2, dan reaksinya dengan oksigen membentuk Mn3O4 pada temperatur
tinggi. Mangan juga dapat bereaksi langsung dengan boron, karbon, sulfur, silikon, dan
pospor, tetapi tidak dengan hidrogen.
Senyawaan Mangan
Mangan (II)
MnO4-
Mn
3+
-1,18V
Mn
2+
Mn
1,5V
Dalam media basa Mn dapat membentuk hidroksida Mn(OH)2 dan hidroksida ini
dengan mudah dioksidasi oleh udara, seperti ditunjukkan dari harga potensialnya :
-0,1V
MnO2.yH2O
-0,2V
Mn2O3.xH2O
Mn(OH)2
Senyawa Biner
Mangan(II) oksida merupakan bubuk berwarna hijau gelap yang dibuat dari
pemanggangan senyawa karbonat dalam hidrogen atau nitrogen atau dapat juga
dibuat dari pemanasan MnCl2 pada 6000C. Mangan oksida mempunyai struktur
garam batuan dan tak larut dalam air. Mangan (II) hidroksida dapat diendapkan
dari larutan Mn2+ dengan hidroksida dari logam alkali sebagai gel berwarna putih
yang dengan cepat menjadi berwarna hitam karena teroksidasi oleh oksigen
diatmosfer.
Mangan (II) sulfida senyawa berwarna merah muda kenuning-kuningan yang
diperoleh melalui pengendapan dengan larutan sulfida basa. Mangan(II) sulfida
mempunyai harga Ksp yang realtip tinggi (10 -14) dan dapat dilarutkan kembali
dengan mudah dalam asam encer.
Mangan (III)
Senyawa Biner
Oksida merupakan senyawa terpenting, mangan (III)oksida merupakan hasil akhir
dari oksidasi Mn atau MnO pada 470 - 600 0C membentuk Mn2O3. Pada 10000C Mn2O3
terdekomposisi sebagai Mn3O4 yang berwarna hitam. Oksida hidrat berwarna coklat
MnO(OH) dibuat dengan mengoksidasi Mn(OH)2 di udara.
Mangan(III) flourida dibuat dengan flourinasi dari MnCl2 atau senyawa lain dan
membentuk padatan merah anggur yang secara sertamerta terhidrolisis oleh air. Senyawa
triklorida yang berwarna hitam dapat dibuat dengan mereaksikan HCl dan Mn(III) asetat
atau klorinasi dari MnO(OH) dalam CCl4 pada temperatur rendah. Ion Mangan(III) ion
akuo dapat dibuat dengan elektrolitik atau oksidasi peroksosulfat dari larutan Mn 2+ atau
reduksi dari MnO4-. Ion mangan (III) memegang peran utama dalam reaksi redoks dari
larutan mangan dengan tingkat oksidasi yang lebih tinggi. Ion mangan(III) stabil dalam
larutan asam dan sangat cepat terhidrolisis.
Mn3+ + H2O
MnOH2+ + H+
Mangan (Iv)
Senyawa Biner
Senyawa biner terpenting mangan dioksida yang merupakan padatan berwarna abuabu sampai hitam yang dialam terdapat sebagai bijih pyrolusite. Senyawa mangan dioksida
dibuat dengan mereaksikan oksigen pada mangan pada suhu tinggi, mempunyai struktur rutil
dan didapatkan dalam oksida lain MO2 (seperti dengan Ru,Mo,W,Re,Os,Ir dan Rh). Mangan
dioksida umumnya dibuat dengan memanaskan Mn(NO 3)2.6H2O diudara pada
temperatur 5300C. Bentuk hidrat dari mangan (IV) dapat dihasilkan dari reduksi dari larutan
KMnO4 dalam basa.
Mangan dioksida inert terhadap kebanyakan asam kecuali bila dipanaskan, tetapi
MnO2 dalam larutan tidak berbentuk ion Mn(IV) disamping itu MnO 2 berfungsi sebagai
zat pengoksidasi yang cara kerjanya tergantung pada asam. Dengan HCl dilepaskan gas
Cl2.
MnO2 + 4 HCl
MnCl2 + Cl2 + H2O
Tetraflourida MnF4, didapat melalui interaksi langsung merupakan padatan biru yang
tidak stabil secara lambat terdekomposisi menjadi MnF3 dan F2.
Mangan (VI-VII)
Mangan (VI) yang dikenal sebagai ion manganat MnO42- yang berwarna hijau. Ion
ini dibentuk pada oksidasi MnO2 dalam lelehan KOH dengan KNO3, udara atau zat
pengoksidasi lain atau melalui penguapan KMnO 4 dan larutan KOH. Hanya ada dua
garam yang dapat diisolasi dalam bentuk murni yaitu K 2MnO4 dan beberpa bentuk hidrat
Na2MnO4 yang berwarna hijau murni. Ion manganat bersifat stabil dalam larutan yang
sangat basa. Dalam larutan asam, netral atau sedikit basa ion manganat dengan mudah
terdisproporsionasi menurut persamaan :
3MnO42- + 4H+
2MnO4- +
MnO2 + 2H2O
Mangan (VII) Senyawaan yang paling dikenal adalah garam dari ion manganat
MnO4-. Na dan K permanganat dapat dibuat dalam skala besar dengan oksidasi
elektrolitik dari larutan basa MnO 42-. Larutan dari MnO4- tidak stabil, terdekomposisi
lambat tetapi dapat teramati dalam larutan asam.
4MnO4- + 4H+
3O2(g) + 2H2O + 4MnO2(s)
Dalam larutan netral atau sedikit basa dalam tempat gelap, dekomposisi terjadi sangat
lambat. Dekomposisi ion permanganat dikatalis oleh cahaya, jadi larutan standar
permanganat harus disimpan dalam botol gelap.
Dalam larutan basa permanganat berfungsi sebagai zat pengoksidasi kuat.
MnO4- + 2H2O + 3e
MnO2(s) + 4OHE0 = + 1,23V
Dalam larutan basa sangat kuat dan dengan ion permanganat berlebih, dapat membentuk ion
manganat
MnO4- + e
MnO42E0 = + 0,56V
Dalam larutan asam ion permanganat teresuksi menjadi Mn 2+ dengan adanya zat
pereduksi berlebih.
MnO4- + 8H+ + 5e
Mn2+ + 4H2O
E0 = 1,51 V
2+
Tetapi karena MnO4- mengoksidasi Mn maka produk yang terdapat ion permanganat
berlebih adalah MnO2.
2MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O
5MnO2(s) + 4H+
E0 = 0,46 V
Mangan (VII) oksida dengan mereaksikan sedikit KMnO 4 pada asam sulfat pekat
menghasilkan larutan hijau jernih.
KMnO4 + 3H2SO4
K+ + MnO3+ + H3O+ + 3HSO4Dengan penambahan KMnO4 yang lebih besar dalam asam sulfat pekat akan dapat
dipisahkan minyak Mn2O7 yang bersifat eksplosive. Minyak Mn2O7 dapat diekstrak
kedalam CCl4 atau karbon kloro flouro, dimana Mn 2O7 bersifat stabil didalamnya
sehingga aman.
BESI (Fe)
Bilangan oksidasi besi paling tinggi (VI) ini merupakan pengecualian dari unsur
transisi dimana kecenderungan bilangan oksidasi sesuai dengan nomor golongan (VIII).
Senyawaan besi terpenting hanya pada bilangan oksidasi (II) dan (III). Beberapa bilangan
oksidasi dan stereokimia dari unsur besi dapat dilihat pada tabel :
Biloks
Fe2-
Bilangan
Struktur
Geometri Koordinasi
4
Tetrahedral
5
6
4
5
6
Tetrahedral
Square piramid (SP)
Oktahedral
FeCl42-, FeCl2(PPh3)2
3
4
5
Fe[Ni(SiMe3)2]3
FeCl4-
Trigonal
Tetrahedral
Trigonal Bipiramid
(TBP)
Oktahedral
4
6
Tetrahedral
Oktahedral
Fe(l-norbonyl)4
Tetrahedral
FeO42-
Fe
Fe
Fe3+
Fe4+
Fe6+
Fe(CO)42-,Fe(CO)2(NO)2
Trigonal Bipiramid
(TBP)
Oktahedral
2+
Contoh
FeCO5, Fe(PF3)5
FeCO5H+,
FeCO4PPh3H+
[Fe(ClO4)(OasMe3)4]ClO4
[Fe(H2O)6]2+,[Fe(CN)6]4-
Kelimpahan :
Besi merupakan logam yang melimpah nomor dua (2) setelah logam aluminium dan
merupakan unsur melimpah nomor 4 penyusun kulit bumi. Bahkan inti bumi diyakini
mayoritas unsur penyusunnya adalah besi dan nikel.
Mineral sumber utama besi (Fe) :
Hematit (Fe2O3)
Rumus Kimia : Fe2O3, Oksida Besi
Klas
: Oksida dan Hidroksida
Kelompok
: Hematite
Kegunaan
: Sangat penting sebagai bijih besi,
Sebagai pigmen dan sebagai mineral spesimen
Informasi lebih lanjut :
http://www.galleries.com/minerals/oxides/hematite/hematite.htm
Magnetit (Fe3O4)
[O]
Fe(OH)3
coklat
NaOH
2.
3.
4.
5.
1. Halida dari besi tiga dapat dibuat dengan mereaksikan antara unsur halogen
dengan logam besi. Halida dari iodium tidak ditemukan, karena Fe(III) biasanya
bertindak sebagai oksidator yang kuat dan sebaliknya iodida juga bertindak
sebagai reduktor yang baik dan bereaksi cepat sebagai berikut :
Fe3+ + IFe2+ + 1/2I2
2. Halida besi (II)
FeI dan FeBr dibuat dengan mereaksikan langsung antar unsur-unsurnya.
FeF2 dan FeCl2 direaksikan dengan HF dan HCl untuk memperoleh trihalida
yang selanjutnya direduksi dengan hidrogen melalui proses pemanasan.
KOBAL (Co)
Stabilitas dari ion kobal mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan
oksidasi tinggi menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat
oksidasi II relatip lebih tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret
unsur periode pertama, Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi dari
ion kobal adalah V dan sangat sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan ion
kobal (III) banyak dijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion kobal
(I) biasanya dengan ligan-ligan -aseptor. Tingkat oksidasi dan stereokimia dari senyawa
kobal seperti terlihat pada tabel dibawah :
Biloks
Co-1
Co0
Co1
CoII
CoIII
CoIV
CoV
Bilangan
Koordinasi
4
4
4
5
5
6
2
4
5
5
6
8
4
5
6
4
6
4
Struktur Geometri
Tetrahedral
Tetrahedral
Tetrahedral
TBP
SP
Oktahedral
Linier
Tetrahedral
TBP
SP
Oktahedral
Dodekahedral
Tetrahedral
SP
Oktehedral
Tetrahedral
Oktahedral
Tetrahedral
Contoh
[Co(CO)4]-, [Co(CO)3NO]K4[Co(CN)4],
Co(PMe3)4
CoBr(PR3)3
[Co(CO)3(PR3)2]+
[Co(NCPh)5]ClO4
[Co(bipy)3]+
Co(N(SiMe3)2)2
[CoCl4]2[Co(Me6tren)Br]+
[Co(CN)5]3CoCl2, [Co(NH3)6]2+
[Ph4As]2[Co(NO3)4]
Dalam 12-heteropolitungstate
Co(corrole)PPh3
[Coen2Cl2]+, CoF3, [CoF6]3Co(1-norbonyl)4
[CoF6]2K3CoO4
Kelimpahan
Unsur kobal dialam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga dengan
arsenik. Mineral kobal terpenting antara lain Smaltite (CoAs 2) dan kobaltite (CoAsS).
Sumber utama kobal disebut Speisses yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari
Ni, Cu, dan Pb.
Senyawaan Kobal
OKSIDA
Kobal (II) oksida merupakan senyawa berwarna hijau dibuat melalui pemanasan
logam, kobal karbonat, atau nitrat pada suhu 1100 0C. Kobal(II)oksida mempunyai
struktur NaCl. Pada pemanasan 400 - 5000C dalam udara dihasilkan senyawa Co3O4.
beberapa oksida lain yang dikenal antara lain Co 2O3, CoO2 dan oksokobaltat (II)
merah Na10[Co4O9].
HALIDA.
Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk CoF 2
dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl 2. Halida klor berwarna biru
terang. Reaksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada kobal halida pada
temperatur 300 - 4000C menghasilkan kobal(III) flourida yang merupakan senyawa
berwarna coklat gelap yang umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Kobal(III)
flourida dapat direduksi oleh air.
SULFIDA
Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS
berwarna hitam.
GARAM
Bentuk garam kobal(II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua
garam hidrat kobal berwarna merah atau pink dari ion [Co(H 2O)6]2+ yang merupakan ions
terkoordinasi oktahedral. Penambahan ion hidroksida pada larutan Co 2+
menghasilkan kobal(II) hidroksida yang berwarna pink atau biru tergantung
kondisinya. Hanya yang berwarna pink yang merupakan bentuk paling stabil.
Kobal(II) hidroksida bersifat amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida pekat
membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk garam
kobal(III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3.5H2O dan hidrat
sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O dapat dipisahkan pada oksidasi elektrofilik dari
Co2+ dalam larutan 40% HF dan H2SO4 8M.
KOMPLEKS-KOMPLEKS DARI KOBAL(II)
Ion akuo (Co(H2O)6] merupakan kompleks kobal(II) paling sederhana. Struktur dari
komplek kobal(II) yang paling umum adalah oktahedral atau tetrahedral. Hanya
terdapat sedikit perbedaan kestabilan dari kedua jenis ligan yang sama, mungkin
berbeda dalam kesetimbangan.
[Co(H2O)6]2+
[Co(H2O)4]2+ + 2H2O
Penambahan Cl- terlebih pada larutan pink ion akuo akan menghasilkan senyawaan
tetrahedral yang berwarna biru.
[Co(H2O)6]2+ + 4 Cl[CoCl4]2- + 6H2O
SIFAT KIMIA KOBAL(III)
Tanpa adanya ligan lain, oksidasi dari ion Co(H 2O)62+ sangat tidak disukai dan ion Co3+
dapat direduksi oleh air. Meskipun demikian oksidasi elektrolitik atau oksidasi O3 dalam
larutan asam dingin dengan Co(ClO4)2 menghasilkan ion akuo[Co(H2O)6]3+ yang berada
dalam kesetimbangan dengan [Co(OH)(H2O)5]2+. Dengan adanya ligan lain seperti NH3
dapat memperbaiki stabilitas ion CoIII.
[Co(NH3)6]3+ +
e
[Co(NH3)6]2+
E0 = 0,1 V
Dengan adanya ion OH-, kobal(II) hidroksida mudah teroksidasi oleh udara menjadi
hidrat oksida berwarna hitam.
CoO(OH)(s) + H2O + e
Co(OH)2(s) + OH- E0 = 0,17 V
Ion kobal(III) memperlihatkan afinitas tertentu terhadap donor N seperti NH 3, en,
EDTA, NCS dan sebagainya dapat membentuk senyawa kompleks yang beragam.
Semua kompleks kobal (III) yang dikenal berstruktur oktahedral.
Kompleks kobal(III) dapat dibuat melalui oksidasi Co2+ dengan adanya ligan, oksigen
atau hidrogen peroksida dan katalis karbon dengan reaksi sebagai berikut :
4Co2+ + 4NH4+ + 2 NH3 + O2
4[Co(NH3)6]3+ + 2H2O
2+
+
4Co + 8 en + 4 enH
+ O2
4[Coen3]3+ + 2H2O
Kedua isomer cis dan trans dari [Coen2Cl2]+ bila dipanaskan dalam air akan
mengalami reaksi akuasi
[Coen2Cl2]+ +
H2O
[Coen2ClH2O]2+ + Cl2+
[Coen2ClH2O] + H2O
[Coen2(H2O)2]3+ + Cl+
Senyawa [Coen2Cl2] bila direaksikan dengan ligan lain akan terjadi pertukaran ligan.
[Coen2Cl2]+ + 2NCS[Coen2(NCS)2]+ + 2Cl-
NIKEL (Ni)
Kecenderungan stabilitas menurun dari bilangan oksidasi tinggi ke rendah, hanya
NiII yang kebanyakan ditemukan dalam senyawaan kimia. Bilangan oksidasi 0 dan +1
hanya ditemukan pada kondisi tertentu. Bilangan oksidasi lebih tinggi Ni III dan NiIV
terdapat dalam beberapa senyawaan. Nikel merupakan logam yang paling populer dan
penting dalam senyawaan organologam.
Tabel 1. Beberapa bilangan oksidasi dan stereokimia nikel
Biloks
Ni
-1
Ni0
NiI
NiII
NiIII
NiIV
Bilangan
Koordinasi
4
3
4
5
4
4
4
5
5
6
5
6
6
Struktur Geometri
?
?
Tetrahedral
?
Tetrahedral
Square
Tetrahedral
SP
TBP
Oktahedral
TBP
Oktahedral
Oktahedral
Contoh
[Ni2(CO)6]2Ni[P(OC6H4-o-Me)3]3
Ni(PF3)4,[Ni(CN)4]4-, NiCO4
NiH[P(OEt)3]4+
Ni(PPh3)3Br
NiBr2(PEt3)2, Ni(CN4)2[NiCl4]2-, NiCl2(PPh3)2
[Ni(CN)5]3-,[Ni2Cl8]4[Ni(CN)5]3-, [NiX(QAS)]+
NiO, [Ni(NCS)6]4NiBr3(PR3)2
[NiF6]3-, (Ni(diars)2Cl2]
K2NiF6, [Ni(Se2C2(CN2))3]2-
Garnienite [Ni,Mg]SiO3xH2O
Garnierite is the name for a green nickel ore which
is found in pockets and fissures of weathered
ultramafic rocks (serpentinite, dunite, peridotite).
The name was given by Jules Garnier who firstly
discovered it 1864 in New Caledonia. It forms by
lateritic weathering of ultramafic rocks and occurs
in many nickel laterite deposits in the world.
Garnierite consists of the Mg-rich phyllosilicates serpentine, talc, chlorite and smectite in
which a high percentage of magnesium is substituted by nickel. These minerals occur in
garnierite ores as well individually as in intimate mixtures. They contain mostly 20-40 %
Ni. The lateritization of ultramafic rocks gives rise to a strong dissolution and removal of
magnesium and silicium which leads to a strong residual concentration of iron and nickel
in a goethite-rich surface layer (nickel limonite ore). A portion of the nickel is leached
downwards and finally fixed in the underlying decomposed ultramafic rock. This process
gives rise on the one hand to a moderate nickel increase of the total decomposed rock
(formation of nickel silicate ore); on the other hand relatively small amounts of nickelrich garnierite ore are precipitated in hollow spaces. Today, nickel silicate ores with high
garnierite amounts are depleted; the economic relevance of garnierite is therefore
relatively small.
Sifat Ni :
Logam putih mengkilap
Pada t kamar tidak bereaksi dengan udara dan air
Larut dalam HNO3 encer
mp 14500C , bp 28000C
Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam
Ni2+
H2S
NiS
+ 2H+
Ni[H2O]62+
hijau
+ 2OH-
Ni(OH)2
NiCl2
+ 12 HCl + 6SO2
kuning
Larut dalam air dan alkohol
d. Sulfat [NiSO4.7H2O]
Diperoleh :
Reaksi : Ni(NO3)2.6H2O + H2SO4(encer)
K2Ni(CN)4
hijau
H3C-C = N
+ Ni
CH3 - C = NOH
Dimethilglioksim
N = C - CH3
Ni
2+
H3C-C = N
+ 2H+
N = C - CH3
O...............OH
merah tua
CO
Ni(crude)
2000C
NiCO4
60 C
,O2
NiS + FeS
Pentalandite SiO2
FeO + SiO2
Mineral
Ni
Methode
TEMBAGA (Cu)
Tembaga mempunyai elektron tunggal pada kulis s terluar dan kulit 3d yang terisi
penuh, dan tidak dapat dikelompokkan dengan golongan IA, kecuali mempunyai
stoikiometri formal bilangan oksidasi + 1 yang sama dengan unsur Alkali. Kulit d yang
terisi penuh jauh kurang efektip dibandingkan kulit gas mulia dalam melindungi elektron
s dari muatan inti, sehingga entalphi ionisasi pertama dari Cu lebih tinggi dibandingkan
logam Alkali. Karena elektron d juga terlibat dalam ikatan logam, menyebabkan panas
sublimasi dan titik leleh dari tembaga juga lebih tinggi dibandingkan unsur Alkali.
Faktor-faktor ini bertanggungjawab terhadap sifat tembaga dan terhadap senyawaan
tembaga yang lebih bersifat kovalen dan memberikan energi kisi lebih tinggi, dimana
jari-jari ion unipositip tembaga lebih kecil dibanding unsur alkali : Cu+ 0,93 ; Na+ 0,95
; K+ 1,33 .
Entalphi ionisasi kedua dan ketiga dari Cu lebih rendah dibandingkan dengan
unsur alkali dan diperhitungkan sebagai karakter dari unsur transisi yang ditunjukkan
melalui keberadaan ions paramagnetik berwarna dan senyawaan kompleks dari bilangan
oksidasi II, III dan IV. Tingkat Oksidasi dan stereokimia dari tembaga dapat dilihat pada
tabel dibawah :
Biloks
CuI
CuII
Bilangan
Koordinasi
2
3
4
4
5
5
5
6
7
Cu III
CuIV
8
4
6
6
Struktur
Geometri
Linier
Planar
Tetrahedral
Dist. Planar
SP
TBP
SP
Oktahedral
Pentagonal
Bipyramidal
Dist. Dodekahedron
Square Planar
Oktahedral
?
Contoh
Cu2O, KcuO, CuCl2K[Cu(CN)2], [Cu(SPMe3)3]ClO4
CuI, [Cu(CN)4]3-,[Cu(MeCN)4]+
CuL
[CuLCO]
[Cu(bpy)2I]+, [CuCl5]2[Cu(DMGH)2]2
K2CuF4, K2[CuEDTA], CuCl2
[Cu(H2O)2dps]+
Ca[Cu(CO2Me)4].6H2O
KcuO2, CuBr2(S2CNBr2)
K3CuF6
Cs2CuF6
Kelimpahan
Tembaga tersebar luas dialam sebagai logam, dalam bentuk sulfida, arsenida,
klorida dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah Chalcopyrite (CuFeS2).
Tembaga dapat diisolasi dari mineralnya melalui pemanggangan dan peleburan oksidatip,
pencucian dengan bantuan mikroba yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat.
Tembaga banyak digunakan dalam aliansi seperti kuningan dan bahan campuran
emas. Tembaga sangat lambat teroksidasi diudara terbuka dan terkadang dapat
membentuk lapisan hijau dari hidrokso karbonat dan hidroksosulfat. Tembaga melalui
pemanasan merah bereaksi dengan oksigen membentuk tembaga oksida CuO dan pada
temperatur yang lebih tinggi membentuk Cu 2O, dengan belerang menbentuk Cu 2S.
Tembaga mudah larut dalam asam nitrat dan asam sulfat dengan adanya oksigen.
Tembaga juga larut dalam larutan KCN atau ammonium karbonat, amonia dengan adanya
oksigen seperti ditunjukkan oleh harga potensialnya.
-0,12V
Cu + 2NH3
-0,01V
[Cu(NH3)2]
[Cu(NH3)4]2+
Senyawaan Tembaga
Tembaga(I)
Senyawa tembaga(I) bersifat diamagnetik. Stabilitas relatip dari tembaga(I) dan
tembaga(II) ditunjukkan oleh harga potensialnya.
Cu+ + e
Cu
E0 = 0,52 V
Cu2+ + e
Cu+
E0 = 0,153 V
Dimana
Cu + Cu2+
2Cu+
E0= -0,37 V K = [Cu2+/Cu+]2
106
Stabilitas relatip dari larutan CuI dan CuII tergantung dari kekuatan anion atau ligan lain
dan dari pelarut serta atom tetangga dalam kristal.
Senyawaan Biner Tembaga (I).
Oksida dan sulfida lebih stabil daripada senyawa Cu II pada temperatur tinggi.
Cu2O merupakan serbuk berwarna kuning yang dibuat melalui reduksi larutan
basa dari garam Cu2+ dengan hidrazin atau merupakan kristal merah yang
diperoleh dari dekomposisi termal CuO. Hidroksida merupakan endapan kuning
yang dibentuk dari larutan Cu2O metastabil. Cu2S merupakan padatan kristal
hitam yang diperoleh dari pemanasan tembaga dan belerang dengan tidak adanya
udara. KCuO hampir tidak berwarna dibuat dengan pemanasan K 2O dan Cu2O
secara bersama-sama.
Tembaga(I) klorida dan bromida dibuat dengan pendidihan larutan asam dari
garam tembaga (II) dengan tembaga berlebih. Bila larutan tembaga(I) halida
dilarutkan dihasilkan endapan CuCl2 berwarna putih, CuBr2 berwarna kuning
pucat. Penambahan I- dalam larutan Cu2+ akan membentuk endapan yang cepat dan
dihasilkan dekomposisi berupa CuI dan I 2. Senyawaan CuF tidak dikenal. Halida
Cu(I) mempunyai struktur zinc blende. CuCl dan CuBr dalam keadaan uap berbentuk
polimer. Senyawa Cu(I) halida tidak larut dalam air tetapi kelarutannya menjadi
meningkat dikarenakan terbentuknya senyawaan CuCl 2-, CuCl32- dan CuCl43sebagai akibat penambahan halida berlebihan.
Komplek Tembaga(I)
Jenis kompleks tembaga(I) yang paling umum adalah kompleks yang dibentuk
dari ligan halida atau amina dan mempunyai struktur tetrahedral. Beberapa
I
L
Cu
I
Cu
Cu
Tembaga (II)
Kimiawi Tembaga (II)
Kebanyakan senyawa Cu(I) mudah teroksidasi menjadi Cu(II), tetapi oksidasi
selanjutnya menjadi Cu(III) sulit terjadi. Terdapat beberapa larutan Cu 2+ yang
telah dikenal baik dan beberapa garam bersifat larut dalam air. Ion Cu(II)
mempunyai konfigurasi elektron d9, hal ini menyebabkan ion Cu(II) mengalami
distorsi bila diletakkan pada bidang kubus. Kekhasan dari distorsi oktahedral
adalah terdapat empat ikatan Cu-L pendek dalam bidang, dan dua ikatan panjang
pada posisi trans. Perpanjangan ikatan pada posisi trans suatu saat tidak dapat
dibedakan dari koordinasi segi empat planar.
Beberapa kompleks Cu(II) terdistorsi seperti M 2ICuX4 catatan M merupakan
logam berukuran besar seperti Cs, (NH4)2CuCl4 juga memiliki anion planar.
Senyawa Biner.
Tembaga oksida CuO merupakan kristal hitam yang diperoleh melalui pirolisis
dari garam nitrat atau garam-garam okso yang lain. CuO terdekomposisi pada
suhu diatas 8000C menjadi Cu2O. Penambahan hidroksida alkali pada larutan
tembaga akan membentuk endapan biru melimpah dari senyawa hidroksida
tembaga. Pemanasan larutan slurry dehidrat akan membentuk tembaga oksida.
Tembaga oksida bersifat larut dalam asam kuat dan juga hidroksida alkali pekat
membentuk anion berwarna biru gelap, yang mungkin mempunyai struktur
[Cun(OH)2n+2]2-. Dalam larutan amoniak akan membentuk kompleks tetraamin
yang berwarna biru gelap.
Halida
CuF2 tidak berwarna dengan struktur rutil terdistorsi CuCl2 berwarna kuning, dan
CuBr2 berwarna hitam. CuCl2 dan CuBr2 bersifat larut dalam air, dalam bentuk
hidratnya akan terkristal bila dilarutkan dalam pelarut donor seperti aseton
alkohol dan piridin.
Kimiawi Ion Akuo Dan Larutan Akuo
Pelarutan tembaga, hidroksida, karbonat, dan senyawa-senyawa Cu(II) dalam
asam akan membentuk ion akuo yang berwarna hijau kebiruan [Cu(H 2O)6]2+. Dua
dari molekul-molekul H2O terikat jauh pada logam dibandingkan keempat
molekul-molekul H2O lainnya. Diantara berbagai kristal hidrat lainnya
CuSO4.5H2O yang paling dikenal. CuSO 4.5H2O biru dapat CuSO4.5H2O
terhidrasi menjadi senyawa anhidrat yang berwarna putih. Penambahan ligan pada
larutan akuo akan menyebabkan pertukaran ligan akuo secara berturutan. Dengan
ligan
NH3,
misalnya
membentuk
spesies
[Cu(NH3)(H2O)5]2+,...,[Cu(NH3)4(H2O)2]2+ dapat dibentuk secara normal, namun
penambahan, ligan NH3 kelima dan keenam sulit dilakukan dan hanya dapat
terjadi pada kondisi larutan NH3 berlebih. Alasan untuk keadaan ini adalah
sebagai pengaruh distorsi John Teller dimana ligan pada posisi lima dan enam
terikat tidak kuat pada atom Cu, hal ini juga dapat dilihat dari harga Tetapan K 5
dan K6 yang sangat kecil. Demikian pula pada kompleks etilen diamin dimana
[Cuen3]2+ hanya dapat terbentuk pada konsentrasi en berlebih/tinggi.