Anda di halaman 1dari 18

TITANIUM

Makalah Kimia Anorganik Tahun Ajaran 2016/2015


Kelompok 2 kelas XIII-1
oleh:
Dionisius F. R. P
M. Khafi Cakra R.
Salsabila Shafa

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menegah Kejuruan-SMAK
Bogor
2016
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Titanium. Makalah ini disusun
sebagai tugas kelompok yang berisi beberapa sub bahasan, antara lain Sejarah,
Sumber di alam, sifat kimia dan fisika, cara isolasi, identifikasi, kegunaan dan
persenyawaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
pada umumnya bagi pembaca. Penyusun ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu penyusunan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun
akan selalu kami terima dengan tangan terbuka.

Wassalamualaikum Wr. Wb
Daftar Isi
I. Pendahuluan
Logam Transisi adalah kelompok unsur kimia yang berada pada
golongan 3 sampai 12 (IB sampai VIIIB pada sistem lama). Kelompok ini
terdiri dari 38 unsur. Semua logam transisi adalah unsur blok-d yang berarti
bahwa elektronnya terisi sampai orbit d. Dalam ilmu kimia, logam transisi
mempunyai dua pengertian :
a) Definisi dari IUPAC mendefinisikan logam transisi sebagai sebuah
unsur yang mempunyai subkulit d yang tidak terisi penuh atau dapat
membentuk kation dengan subkulit d yang tidak terisi penuh.
b) Sebagian besar ilmuwan mendefinisikan logam transisi sebagai
semua elemen yang berada pada blok-d pada table periodik yang
memasukkan golongan 3 hingga 12 pada table periodik. Dalam
kenyataan, barisan blok-f lantanida dan aktinida juga sering dianggap
sebagai logam transisi dan disebut logam transisi dalam.

Jensen meninjau ulang asal usul penamaan logam transisi atau blok-
d. Kata transisi pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan unsur-
unsur yang sekarang dikenal sebagai unsur blok-d oleh kimiawan asal
Inggris bernama Charles Bury pada tahun 1921, yang merujuk pada
peralihan/transisi pada perubahan subkulit elektron dari subkuit dengan 8
ke 18, atau 18 ke 32.
Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam transisi dapat ditulis
sebagai []ns2(n-1)dm di mana subkulit d mempunyai energy yang lebih
besar daripada subkulit valensi s. Pada ion dengan dua atau tiga elektron
valensi, yang terjadi adalah sebalkinya dengan subkulit s mempunyai
tingkat energy yang lebih besar. Dampaknya, ion seperti Fe2+ tidak
memiliki elektron pada subkulit s: ion tersebut memiliki konfigurasi
elektron [Ar]3d6 dibandingan dengan elektron konfigurasi pada atom Fe,
yaitu [Ar]4s23d6. Unsur pada golongan 3 hingga 12 sekarang secara
umum dikenal sebagai unsur logam transisi, meskipun unsur-unsur dari
La-Lu, Ac-Lr, dan golongan 12 (IIB) mempunyai definisi yang berbeda
pada penulis yang berbeda.
Ada beberapa ciri yang dimiliki bersama oleh unsur-unsur transisi
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur lainnya, yang disebabkan oleh
terisinya sebagian dari subkulit d. Di antaranya adalah :
a) Pembentukan senyawa yang warnanya disebabkan oleh
transisi elektron d-d.
b) Pembentukan senyawa dengan banyak bilangan oksidasi,
dikarenakan kereaktifan yang relatif rendah pada elektron
subkulit d yang tidak berpasangan.
c) Pembentukan beberapa senyawa paramagnetic disebabkan
oleh adanya elektron subkulit d yang tidak berpasangan.

Sesuai namanya, semua logam transisi adalah logam dan


merupakan konduktor listrik. Secara umum, logam transisi
mempunyai massa jenis yang tinggi serta titik leleh dan titik didih
yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan adanya ikatan logam dengan
elektron yang mudah berpindah, yang menyebabkan kohesi yang
meningkatkan jumlah elektron bersama. Meskipun demikian, logam
golongan 12 mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih rendah
karena subkulit d unsur tersebut mencegah ikatan d-d. Air raksa
mempunya titik leleh 38,33 oC dan merupakan zat cair pada suhu
ruang. Logam transisi dapat berikatan membentuk bermacam-macam
ligan.
Kelogaman dari unsur logam transisi lebih kuat dibandingkan
golongan-golongan utama. Hal itu disebabkan karena pada golongan
unsur transisi terdapat banyak elektron bebas dalam orbital d. dalam
subkulit d tidak terisi secara penuh atau mudah menghasilkan ion-ion
dengan subkulit d yang juga tidak terisi penuh.
II. Pembahasan
a. Sejarah
Titanium ditemukan di Cornwall, Kerajaan Britania Raya pada tahun
1791 oleh William Gregor dan dinamai oleh Martin Heinrich
Klaproth dari mitologi Yunani Titan. Titanium yang tidak murni
dipersiapkan oleh Nilson dan Pettersson di tahun 1887, tetapi unsur
yang murni tidak dibuat sampai pada tahun 1910 oleh Hunter dengan
cara memanaskan TiCl4 dengan natrium dalam bom baja.

b. Keberadaan
Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang
diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak
12,1%. Garis-garis titanium oksida sangat jelas terlihat di spektrum
bintang-bintang tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan
terbanyak pada kerak bumi. Titanium selalu ada dalam igneous rocks
(bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama
adalah rutile dan ilmenite, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Bijih
illmenite terutama ditambang di Australia Barat, Norwegia, Kanada,
dan Ukraina. Ada dua bentuk allotropic dan lima isotop alami dari
unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak
terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium mirip dengan zirconium
secara kimia maupun fisika.. Titanium juga terdapat di debu batubara,
dalam tetumbuhan dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya
dikutak-kutik di laboraturium sampai pada tahun 1946, Kroll
menunjukkan cara memproduksi titanium secara komersil dengan
mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Metoda ini yang
dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam titanium dapat
dimurnikan dengan cara medekomposisikan iodanya. Produksi
titanium dunia diperkirakan sekitar 90.000 ton per tahun, sedangkan
produksi titanium dioksida berkisar 4,3 juta ton per tahun.
c. Sifat Fisika dan Kimia
1) Sifat Fisika
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat
bercahaya. Ia memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang
bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang
baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat
ductile. Titanium merupakan satu-satunya logam yang
terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki
resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang
larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor, dan solusi
klorida. Titanium murni diketahui dapat menjadi radioaktif
setelah dibombardir dengan deuterons. Radiasi yang
dihasilkan adalah positron dan sinar gamma. Ketika sinar
gamma ini direaksikan dengan oksigen, dan ketika mencapai
suhu 550oC, sinar tersebut bereaksi dengan klorin. Sinar ini
kemudian bereaksi dengan halogen yang lain dan menyerap
hydrogen.
Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi
bentuk beta kubus secara perlahan-lahan pada suhu 880oC.
Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia.
Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi
dengan disperse optic yang lebih tinggi daripada berlian.
Volume Atom: 10.6 cm3/mol
Titik leleh: 1668 C, 3034 F
Titik didih: 3287 C, 5949 F
Struktur Kristal: Heksagonal
Massa Jenis: 4.54 g/cm3
Konduktivitas Listrik: 2.6 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas: 1.54
Konfigurasi Elektron: [Ar]3d2 4s2
Formasi Entalpi: 18.6 kJ/mol
Konduktivitas Panas: 21.9 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi: 6.82 V
Titik Lebur: 1935 K
Bilangan Oksidasi: 4,3
Kapasitas Panas: 0.523 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan: 455.2 kJ/mol

2) Sifat Kimia
Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah
ketahanan terhadap korosi yang sangat baik (pada suhu biasa
membentuk oksida, TiO2), hampir sama seperti platinum,
resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram
Pourbaix menunjukkan bahwa titanium adalah logam yang
sangat reaktif, tetapi lambat untuk bereaksi dengan air dan
udara.

a) Reaksi dengan Air


Titanium akan bereaksi dengan air membentuk
Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) TiO2(s) + 2H2(g)

b) Reaksi dengan Udara


Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan
Titanium dioksida dengan nyala putih yang terang dan
ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan
menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) TiN(s)

c) Reaksi dengan Halogen


Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan
Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor berlangsung
pada suhu 200C.
Ti(s) + 2F2(s) TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) TiI4(s)
d) Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral
pada temperatur normal tetapi dengan asam
hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion
(TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6
H+(aq)
e) Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur
normal, tetapi pada keadaan panas.

Titanium terbakar di udara ketika dipanaskan menjadi 1200


C (2190 F) dan pada oksigen murni ketika dipanaskan
sampai 610 C (1130 F) atau lebih , membentuk titanium
dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat dicairkan dalam
udara terbuka sebelum titik lelehnya tercapai, jadi mencair
hanya mungkin terjadi pada suasana inert atau dalam vakum.
2 ] Titanium juga merupakan salah satu dari sedikit elemen
yang terbakar di gas nitrogen murni (Ti terbakar pada 800 C
atau 1.472 F dan membentuk titanium nitrida). Titanium
tahan untuk melarutkan asam sulfat dan asam klorida,
bersama dengan gas klor, larutan klorida, dan sebagian besar
asam-asam organik.

d. Isolasi dan Pembuatan


Beberapa metode yang digunakan dalam proses pembuatan titanium
yaitu dengan menggunakan proses Kroll, Proses Van Arkel dan De
Boer, dan Proses J. Meggy dan M.Prieto.
1) Proses Kroll
Beberapa langkah-langkah yang terdapat dalam proses ini
yaitu ekstraksi, pemurnian, produksi spons, pembuatan
paduan, dan membentuk.
Titanium dialam terdapat dalam bentuk bijih seperti rutil (TiO2)
dan ilmenit ( FeTiO3). Rutil digunakan dalam bentuk alami,
sedangkan ilmenit diproses untuk menghilangkan zat besi
yang terdapat di dalamnya, sehingga mengandung titanium
dioksida paling sedikit 85%. Rutil dimasukkan ke dalam
reaktor fluidized bersama gas klor dan karbon. Materi tersebut
dipanaskan sampai 1.652F (900C) dan hasil reaksi kimianya
adalah titanium tetraklorida murni (TiCl4) dan karbon
monoksida. Mekanisme reaksinya yaitu:
TiO2 + Cl2 TiCl4 + CO2
Logam kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyulingan
besar dan dipanaskan. Proses ini menggunakan metode
destilasi fraksional dan presipitasi untuk memisahkan kotoran
karena kebanyakan pada proses pertama kotoran juga ikut
terklorinasi . sehingga kotoran harus dihilangkan, kotoran
yang dihilangkan yaitu klorida logam termasuk besi,
vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium. Pada proses ini
dihasilkan cairan tidak berwarna.
Selanjutnya, setelah dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer
(dalam bentuk cairan) ke bejana reaktor stainless steel.
Kemudian ditambahkan magnesium dan reactor tersebut
dipanaskan sampai 2012F (1.100C). lalu, Argon dipompa
ke dalam wadah sehingga udara akan dihilang dan umtuk
mencegah terkontaminasi oleh oksigen atau nitrogen.
Magnesium bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium
klorida cair sehingga menghasilkan padatan titanium murni.
Kemudian padatan titanium dikeluarkan dari dalam reaktor
dan kemudian dengan menggunakan air dan asam klorida
untuk menghilangkan kelebihan magnesium dan magnesium
klorida. Padatan yang dihasilkan adalah logam berpori yang
disebut spons. Mekanisme reaksinya yaitu:

TiCl4 + 2Mg Ti + 2MgCl2

Spons titanium murni kemudian diubah menjadi


elektroda(lempengan) spons melalui tanur-elektroda. Pada
proses ini, spons dicampur dengan berbagai macam besi dan
dilas sehingga menghasilkan elektroda spons.
Lalu elektroda spons ditempatkan dalam vakum tungku busur
untuk dicairkan. Dalam wadah air-cooled tembaga busur
listrik, elektroda spons dilelehkan untuk membentuk ingot.
Semua udara dalam wadah dihilangkan (membentuk ruang
hampa) atau atmosfer diisi dengan argon untuk mencegah
kontaminasi, akhirnya akan membeku dan membentuk
batangan titanium murni.

2) Proses Van Arkel dan De Boer


Dengan menggunakan proses Van Arkel dan De Boer,
pembuatan logam Titanium dari biji Titanium seperti Rutile,
Anatase dan Ilminite dapat dilakukan dengan cara reduksi
dengan aluminium yang selanjutnya akan di iodinasi dari
produk yang diperoleh dari proses reduksi. Hasil iodinasi ini
direaksikan dengan Potassium Iodida pada suhu 100 200
C. Kemudian Titanium Tertraiodida dipisahkan dari
Potassium Iodida sehingga akan membentuk logam titanium
melalui dekomposisi panas atau reduksi pada suhu 1.300
1.500 C. Proses ini menggunakan titanium iodida dengan
kemurnian yang tinggi, tetapi harganya mahal sehingga
membuat titanium melalui metose ini sangat kurang ekonomis
(Hard dkk, 1983).
3) Proses J. Meggy dan M.Prieto
Dengan menggunakan proses J. Meggy dan M.Priet,
pembuatan logam Titanium dari bijih Ilminite dapat dilakukan
dengan cara Flourinasi. Bijih Ilminite diflourinasi dengan
garam flousilikat seperti K2SiF6, Na2SiF6 pada suhu 350950
C selama 6 jam. Selanjutnya besi dan Ti dikonversikan ke
flourida dengan cara dileaching dari bijih flourinasi dengan
larutan encer seperti HF, HCl dan H2SO4 pada suhu 6095
C selama 2jam. Setelah proses leaching, larutan dapat
dievaporasi dan didinginkan untuk mengendapkan floutitanat.
Endapan floutitanat dapat ini kemudian disaring dan
dikeringkan pada suhu 110150 C. Kemudian mereduksinya
menjadi logam Ti. Metode ini merupakan pengontakan
floutitanat dengan campuran zincaluminium pada suhu 400
1.000C. Sehingga aluminium flourida akan terpisahkan
sebagai produk samping dalam bentuk cryolite. Campuran
lelehan logam zinctitanium dipisahkan dengan cara destilasi
pada suhu 8001.000C sehingga diperoleh zinc pada produk
destilat dan titanium sponge pada produk akhir (Hard dkk,
1983).

e. Kegunaan
a) Titanium digunakan dalam baling-baling kapal dan bagian lain
dari kapal karena jika terkena air laut tidak mudah terkorosi
oleh air laut.
b) Titanium dan paduan titanium digunakan dalam pesawat,
rudal dan roket di mana kekuatan, berat badan rendah dan
ketahanan terhadap suhu tinggi yang penting.
c) Karena titanium tidak bereaksi dalam tubuh manusia,
digunakan untuk membuat pinggul buatan, pin untuk
pengaturan tulang dan implant biologis lainnya. Sayangnya,
tingginya biaya titanium telah membatasi digunakan secara
luas.
d) Pada industri, titanium digunakan untuk pipa saluran dan
peralatan militer.
e) Titanium digunakan sebagai peralatan olahraga.
f) Pada bidang perikanan digunakan untuk membuat alat
pancing.
g) Titanium oksida (TiO2) digunakan sebagai pigmen untuk
membuat cat putih dan menyumbang penggunaan terbesar
dari elemen.
h) Titanium oksida murni relative jelas dan digunakan untuk
membuat titania, sebuah batu permata buatan.
i) Titanium tetraklorida (TiCl4), senyawa titanium lain, telah
digunakan untuk membuat layar asap.

f. Senyawa
a) Titanium diborida (TiB2)
Bahan keramik dengan sifat yang sangat keras yang dapat
menghantarkan panas dan arus listrik dengan baik. Dapat
digunakan sebagai katoda pada proses smelting alumunium.
TiB2 tahan terhadap oksidasi dalam suhu udara hingga 1100
o
C, asam klorida dan asam fluorida, tetapi dapat bereaksi
dengan alkali, asam nitrat dan asam sulfat.
b) Titanium karbida (TiC)
TiC merupakan kristal yang sangat keras dan tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam asam dan aqua regia, meleleh pada
suhu 3140 oC. TiC digunakan dalam keramik logam, elektroda
pelelehan, dan alat tungsten-karbida.

c) Titanium nitrida (TiN)


Titanium Nitrida merupakan bahan keramik sangat keras,
sering digunakan sebagai pelapis pada campuran titanium,
baja, karbida, dan komponen aluminium untuk meningkatkan
sifat permukaan substrat tersebut.

d) Titanium dioksida (TiO2)


Titanium dioksida juga dikenal sebagai titanium (IV) oksida
atau titanium, dengan rumus kimia TiO2.
e) Titanium tetraklorida (TiCl4)
Titanium tetraklorida merupakan senyawa titanium terpenting
karena merupakan bahan baku untuk membuat senyawa
titanium lainnya, serta memegang peranan penting pada
metalurgi titanium dan digunakan dalam pembuatan katalis.

g. Identifikasi dan Aplikasi


Uji Identifikasi Titanium
1) Dengan larutan NaOH membentuk endapan berwarna putih
Ti(OH)4. Jika dalam keadaan dingin ini hamper tak larut dalam
regensia berlebih, tetapi larut dalam asam mineral. Jika
pengendapan berlangsung dalam keadaan panas, dikatakan
akan terbentuk asam metatitaniat, H2TiO3 atau TiO.(OH)2,
yang sangat sedikit larut dalam asam encer. Tatrat dan sitrat
menghambat pengendapan.
2) Dengan larutan natrium fosfat akan membentuk endapan putih
TI(HPO4)3.
3) Dengan Zink, Kadmium atau timah, bila salah satu dari logam-
logam ini ditambahkan kepada larutan asam (lebih baik asam
klorida) dari suatu garam titanium (IV), dihasilkan warna
lembayung, yang disebabkan oleh reduksi menjadi ion
titanium(III), tak terjadi reduksi dengan belerang dioksida atau
dengan hydrogen sulfida.
4) Dengan florida memutihkan warna (terbentuk ion-ion [TiF6]2-
yang stabil), sedangkan jumlah-jumlah yang besar dari nitrat,
klorida, bromida, dan asetat maupun ion-ion yang berwarna,
akan mengurangi kepekaan uji ini. Berkurang kuatnya
pewarnaan kuning pada penambahan ammonium florida,
menunjukan adanya titanium.
5) Dengan Regensia kupferon akan terbentuk endapan kuning
berupa gumpalan seperti kapas dari garam titanium,
Ti(C6H5O2N2)4.Na4O4Ti

h. Dampak Bagi Kesehatan Tubuh


1) Asupan pada manusia bekisar 0,8mg/hari, kebanyakan
langsung dibuang tanpa diserap.
2) Tidak beracun
3) Paparan berlebihan menyebabkan perubahan pada paru-paru
(sesak, nyeri dada, batuk dan kesulitan bernafas)
4) Iritasi bila terjadi kontak dengan mata atau kulit

i. Dampak Bagi Lingkungan


Dalam bentuk bubuk logam, menimbulkan bahaya kebakaran dan bila
terpapar panas di udara bisa meledak.
III. Kesimpulan
IV. Daftar Pustaka
http://alldupfreesalt.blogspot.co.id/2010/04/study-pustaka-ti-cr-mo-w.html

http://blogibnuseru.blogspot.co.id/2011/12/titanium-titanium-adalah-sebuah-
unsur.html

http://budisma.net/2015/03/pengertian-ciri-dan-sifat-titanium.html

http://smpsma.com/kegunaan-logam-titanium-dan-sejarah-titanium.html

http://www.asalasah.com/2013/05/titanium-sebagai-logam-terbaik-di-
dunia.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_transisi

https://id.wikipedia.org/wiki/Titanium

Anda mungkin juga menyukai