oleh:
XIII-5
SMK-SMAK BOGOR
DAFTAR ISI
SEJARAH
PENGERTIAN
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
symbol Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak
diproduksi secara komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris
oleh William Gregor dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth untuk
Titan dari mitologi Yunani.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile
dan ilmenit, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan lima
isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak
terdapat di alam (73,8).
SUMBER
Kategori Mineral
Sifat Fisika
Tekanan Uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10k 100k
T (K) 1982 2171 2403 2692 3064 3558
Sifat Kimia
Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap
korosi yang sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO2), hampir sama
seperti platinum, resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram
Pourbaix menunjukkan bahwa titanium adalah logam yang sangat reaktif, tetapi
lambat untuk bereaksi dengan air dan udara.
Sifat Mekanik
Pebuatan
Pencabutan
Pemurnian
Produksi spons
7. Setelah ingot dibuat, tersebut akan dihapus dari tungku dan diperiksa
dari kerusakan. Permukaan dapat dikondisikan seperti yang diperlukan
untuk pelanggan. Ingot kemudian dapat dikirim ke produsen barang
jadi di tempat yang dapat digiling dan dibuat menjadi berbagai produk.
Dengan menggunakan proses Van Arkel dan De Boer, pembuatan logam Titanium dari biji
Titanium seperti Rutile, Anatase dan Ilminite dapat dilakukan dengan cara reduksi dengan
aluminium yang selanjutnya akan di iodinasi dari produk yang diperoleh dari
proses reduksi. Hasil iodinasi ini direaksikan dengan Potassium Iodida pada suhu 100 –
200 °C. Kemudian Titanium Tertraiodida dipisahkan dari Potassium Iodida sehingga akan
membentuk logam titanium melalui dekomposisi panas atau reduksi pada suhu 1.300 –
1.500 °C. Proses ini menggunakan titanium iodida dengan kemurnian yang tinggi, tetapi
harganya mahal sehingga membuat titanium melalui metose ini sangat kurang ekonomis
(Hard dkk, 1983).
3. Proses J. Meggy dan M.Prieto
Dengan menggunakan proses J. Meggy dan M.Priet, pembuatan logam Titanium dari
bijih Ilminite dapat dilakukan dengan cara Flourinasi. Bijih Ilminite diflourinasi dengan
garam flousilikat seperti K2SiF6, Na2SiF6 pada suhu 350–950 °C selama 6 jam. Selanjutnya
besi dan Ti dikonversikan ke flourida dengan cara dileaching dari bijih flourinasi dengan
larutan encer seperti HF, HCl dan H2SO4 pada suhu 60–95 °C selama 2jam. Setelah
prosesleaching, larutan dapat dievaporasi dan didinginkan untuk mengendapkan
floutitanat. Endapan floutitanat dapat ini kemudian disaring dan dikeringkan pada suhu
110–150 °C. Kemudian mereduksinya menjadi logam Ti. Metode ini merupakan
pengontakan floutitanat dengan campuran zinc–aluminium pada suhu 400–1.000°C.
Sehingga aluminium flourida akan terpisahkan sebagai produk samping dalam
bentuk cryolite. Campuran lelehan logam zinc–titanium dipisahkan dengan cara destilasi
pada suhu 800–1.000°C sehingga diperoleh zinc pada produk destilat dan
titanium sponge pada produk akhir (Hard dkk, 1983).