Anda di halaman 1dari 52

Titanium

Metalurgi Ekstraksi
Pada tahun 1791, seorang pendeta Inggris sekaligus sebagai ahli
mineral, William Gregor, menemukan pasir hitam magnet dekat pantai Cornwall,
Inggris. Beberapa tahun setelah penemuan Gregor itu, pada tahun 1795 MH
Klaproth seorang ahli kiamia Jerman memberinya nama titanium.
Pada tahun 1825, JJ Berzelius, seorang ahli kimia Swedia, melakukan
pemisahan kasar dari logam titanium yang tidak murni, Rutil (TiO2). Dan terus
disempurnakan untuk diproses oleh Nilson dan Pettersson pada tahun 1887.
Namun, tidak sampai 1910, MA Hunter, seorang ahli kimia Amerika, memproduksi
titanium murni dengan cara memanaskan TiCl4 dengan natrium.
WJ Kroll, metodenya dipatenkan untuk memproduksi logam titanium
pada tahun 1938. Sedangkan, produksi komersial dari logam titanium dan pigmen
TiO2 dimulai pada 1940-an.
Titanium berasal dari bahasa latin yang diberi nama pertama
kali oleh MH Klaproth yaitu Titan.
Unsur ini merupakan unsur kesembilan terbanyak pada kerak bumi
dan keberadaannya selalu berasosiasi dengan mineral logam lain. Titanium
selalu ada dalam igneous rocks (bebatuan). Ti juga terdapat dalam mineral
rutile (TiO2), ilmenite (FeTiO3 ) dan sphene. Titanium juga terdapat di debu
batubara, dalam tumbuhan dan dalam tubuh manusia.
Ilmenit menyediakan sekitar 90% dari titanium yang digunakan setiap
tahun. Diperkirakan bahwa sumber daya ilmenit di dunia mengandung 1 miliar
ton titanium dioksida. Diperkirakan sumber daya rutil di dunia mengandung
sekitar 230 juta ton dari titanium dioksida.
Berikut ini karakteristik dari logam Titanium :
❖ Warna yang berkilau, putih-metalik-keperakan,
❖ Kuat dan Ringan, salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal
adalah memiliki kekuatan yang hampir sama dengan baja tapi hanya 60% dari
berat baja,
❖ Fatigue Strength yang lebih tinggi daripada aluminium paduan.
❖ Tahan suhu tinggi.
❖ Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan
baja. Termasuk tahan terhadap air laut dan klorin.

Berikut ini keberadaan dari mineral Titanium di Indonesia :
❖ Jawa Barat bagian Selatan
Kandungan Titanium pada penambangan pasir besi
❖ Kabupaten Kulon Progo
Kandungan pasir pantai selatan di wilayah kabupaten kulon progo tidak hanya besi
mentah alias pig iron, tapi juga vanadium dan titanium.
Titanium dioksida dapat dibuat dari bahan-bahan alam yang ada di
alam, umumnya berasal dari ilmenite (FeTiO3) yang berasal dari China,
Norwegia, Uni Soviet (pasir), Australia (pasir), Kanada dan Afrika Selatan
(pasir) (O. Carp, 2004).
Pada tahun 2005 Sierra Leone di Afrika Barat memiliki kapasitas
produksi 23% dari pasokan rutil tahunan dunia, yang naik menjadi sekitar 30%
pada 2008. Cadangan, yang berlangsung selama sekitar 19 tahun,
diperkirakan 259.000.000 metrik ton (285.000.000 short tons).
SEBARAN Ti DI DUNIA

Deposit utama mineral titanium di dunia ditemukan di :


❖ Australia (di Sydney, Brisbane, dan Perth),
❖ Afrika Selatan,
❖ Afrika Barat (di Sierra Leone)
❖ Kanada,
❖ Norwegia,
❖ Ukraina,
❖ India, dan
❖ Amerika Serikat (di Florida dan Virginia).
SEBARAN Ti DI AUSTRALIA

Mineral-mineral titanium dijumpai dalam pasir hitam yang ada di


pantai-pantai di dekat kota Sydney, Brisbane, dan Perth. Australia
merupakan produsen mineral titanium yang penting. Mineral-mineral ini
diekspor ke Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Spanyol, dan negara Belanda.
Pasir tersebut biasanya ditambang dan ditampung dengan
menggunakan kapal keruk. Pantai-pantai di Australia dimanfaatkan oleh
banyak orang. Oleh karena itu, penting agar pantai itu dipelihara dengan baik.
Perusahaan yang menambang mineral titanium berkewajiban memelihara
pantai tersebut, termasuk menanam kembali semua tumbuhan yang
terganggu oleh penambangan itu (Lihat Gambar 2)
APLIKASI TITANIUM

Titanium kebanyakan digunakan dalam bentuk oksidanya. TiO2 merupakan


pigmen putih yang digunakan dalam cat, pernis dan lak (49%), plastik (25%), kertas
(16%), dan produk-produk lain seperti kain, tinta cetak, butiran atap, dan kain khusus
yang dilapisi serbuk TiO2.
❖ Militer. Oleh karena kekuatannya, unsur ini digunakan untuk membuat peralatan
perang (tank) dan untuk membuat pesawat ruang angkasa.
❖ Industri. Beberapa mesin pemindah panas (heat exchanger) dan bejana
bertekanan tinggi serta pipa-pipa tahan korosi memakai bahan titanium.
❖ Kedokteran. Penyambung tulang, pengganti tulang tengkorak, struktur penahan
katup jantung.
❖ Mesin. Material pengganti untuk batang piston, poros baling-baling dan bagian
kapal lainnya,
❖ Bahan Poles. Pada preparasi sampel pengujian metalografi dalam bentuk serbuk
TiO2.
APLIKASI TITANIUM

e
a

d
a. Dekorasi eksterior/dinding luar gedung,
b. Cincin,
c. Peralatan makan,
d. Serbuk TiO2 sebagai bahan poles,
e. Jam tangan, dll.
Aplikasi
Mineral

Rutile (TiO2) dalam quartz Rutile (TiO2) dalam hematite


Struktur kristal rutile (TiO2)

http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Rutile-unit-cell-3D-balls.png
Proses ekstraksi logam Ti
 Pyrometalurgi
◼ Kroll process (Magnesiothermic reaction)
◼ Hunter process (Sodiothermic reaction)
◼ (Calciothermic reaction)
◼ Dll.
 Electrometallurgy
◼ FFC Cambridge process
◼ Electronically Mediated Reaction-Molten
Salt Electrolysis (EMR-MSE)
◼ Dll.
1. CONVENTIONAL
TECHNOLOGIES
1. Ti raw metals – sponge (1)
1. Ti raw metals – sponge (2)
1. Ti raw metals – sponge (3)
Kroll process
 TiCl4 + Mg → Ti + MgCl2 (Kroll process)
Dikenal sebagai magnesiothermic process
TiCl4 + Na → Ti + NaCl (Hunter process)
Proses kontinu dibanding kroll process
Proses Kroll
1. Ti raw metals – sponge (4)
2. Vaccuum Arc Remelting (VAR) (1)
2. Vaccuum Arc Remelting (VAR) (2)
3. Cold Hearth Melting – Plasma Arc
Remelting (1)
3. Cold Hearth Melting – Plasma Arc
Remelting (2)
4. Electroslag Remelting (ESR)
(1)
4. Electroslag Remelting (ESR) (2)
2. EMERGING REDUCTION
TECHNOLOGIES
Summary of emerging
reduction technologies (1)
Summary of emerging
reduction technologies (2)
2.1 FFC(Fray-Fathing-Chen)/Cambridge Process|
QinetiQ, British Titanium, TIMET (1)
2.1 FFC(Fray-Fathing-Chen)/Cambridge Process|
QinetiQ, British Titanium, TIMET (2)
2.1 FFC(Fray-Fathing-Chen)/Cambridge Process|
QinetiQ, British Titanium, TIMET (3)

(George Zheng Chen, Derek J. Fray & Tom W. Farthing, Nature 407 (2000) p. 362-363)
2.1 FFC(Fray-Fathing-Chen)/Cambridge Process|
QinetiQ, British Titanium, TIMET (4)

Reaksi Katoda:

a. Pengendapan kalsium
Ca2+ + 2e- = Ca
TiOx + x Ca = Ti + xCaO

(pada potensial lebih katodik)

b. Ionisasi oksigen
TiOx + 2xe- = Ti + 2xO-

(pada potensial kurang katodik)

Reaksi anoda:

2xO- = O2 + 2xe-

(George Zheng Chen, Derek J. Fray & Tom W. Farthing, Nature 407 (2000) p. 362-363)
2.1 FFC(Fray-Fathing-Chen)/Cambridge Process|
QinetiQ, British Titanium, TIMET (5)

(George Zheng Chen, Derek J. Fray & Tom W. Farthing, Nature 407 (2000) p. 362-363)
2.1 FFC(Fray-Fathing-Chen)/Cambridge Process|
QinetiQ, British Titanium, TIMET (6)

Gambar SEM reduksi serbuk TiO2


menjadi logam Ti.

(a)Gambar SEM struktur mikro


dalam sebuah pellet dan disinter
850oC, 48 jam. Kemurnian
99.9%

(b)Setelah direduksi pada 3.2 V,


950oC, 12 jam, Argon, anoda
karbon.

(George Zheng Chen, Derek J. Fray & Tom W. Farthing, Nature 407 (2000) p. 362-363)
2.2 Amstrong Process (1)
2.2 Amstrong
Process (2)
2.3 MER (Corp) - composite
anode (1)
2.3 MER (Corp)
- composite
anode (2)
2.4 SRI International (1)
2.4 SRI International (2)

Ti-Si-V alloy deposited on 23


mikron Si spheres with SRI
International Process
2.5 Ginatta Process (1)
2.5 Ginatta Process (2)
2.6 OS Process (1)
2.6 OS Process (2)
2.7 EMR-MSE Process (1)
(Electronically Mediated Reaction – Molten Salt Electrolysis)
2.7 EMR-MSE Process (2)
(Electronically Mediated Reaction – Molten Salt Electrolysis)
2.8 Preform Reduction Process
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai