Anda di halaman 1dari 17

Makalah Penggunaan Logam Titanium

YASSAR ATHA ALFONS (201911269)


RAZIN A. P. (201911241)
RIFQI ERYA JODY (201911246)
M. SATRIO DWI R. (201911254)
ARYA N. P. (201911270)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Titanium adalah logam berlimpah nomor empat di dunia setelah aluminium, besi,
dan magnesium. Selain itu, titanium juga merupakan elemen berlimpah kesembilan
(mencakup 0,63% pada kerak bumi) ditemukan pada tahun 1791 di Inggris oleh Reverend
William Gregor, yang diberi nama sebagai ilmenite. Elemen ini ditemukan kembali
beberapa tahun kemudian oleh German Chemist Heinrich Klaporth dalam bentuk rutile
(titanium oksida TiO2). Logam titanium tidak pernah ditemukan sendirian,
keberadaannya selalu berikatan dengan mineral lainnya seperti rutile, ilmenite, leucoxene,
anatase, brookite, perovskite, dan sphene yang ditemukan dalam titanat dan beberapa besi
ore. Titanium juga ditemukan dalam batu bara, abu, tanaman dan dalam tubuh manusia
(O. Carp, 2004).
Material yang mengandung titanium dan paling banyak ada di bumi dan paling
sering dimanfaatkan oleh manusia adalah rutile dan anatase. Rutile adalah bentuk paling
stabil dari titania dan paling banyak ditemukan pada sumber titanium. Titanium dioksida
dapat dibuat dari bahan-bahan alam yang ada di alam, umumnya berasal dari ilminate
yang berasal dari China, Norwegia, Uni Soviet (pasir), Australia (pasir), Kanada dan
Afrika selatan (pasir) (O. Carp, 2004). Titania dapat diaplikasikan sebagai bahan
fotokatalisis, sensor gas, pembersih polutan yang ada di udara, tanah dan air, sebagai
bahan campuran cat agar tahan korosi, pelapis alat-alat dibidang kedokteran, kosmetik,
sel surya, penyerap gelombang elektromagnetik dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang ada berdasarkan latar belakang yang sudah
dipaparkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Sejarah Titanium?
2. Pengertian dan sifat titanium?
3. Pembuatan dan aplikasi penggunaan titanium?
4. Keunggulan titanium?
5. Bahaya dan penanggulangan nya dalam penggunaan titanium?

2
1.3. Tujuan Pembahasan
Makalah tentang bahan Titanium dan Paduannya ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan memahami sifat-sifat dari Titanium dan Paduannya meliputi
sifat fisik, sifat kimia dan sifat mekanik.
2. Mengetahui dan memahami proses pembuatan Titanium dan paduannya.
3. Mengetahui aplikasi dari Titanium dan paduannya dalam berbagai aspek.

4. Mengetahui paduan-paduan (alloy) dari Titanium

1.3 Ruang Lingkup


Adapun batasan masalah dalam makalah ini meliputi tentang titanium pada
umumnya mulai dari sifat, proses pembuatan Titanium, pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang kelistrikan.

3
BAB II
TITANIUM

2.1 Sejarah Titanium


Titanium pertama kali ditemukan dalam mineral di Cornwall, Inggris, tahun 1791
oleh geolog amatir dan pendeta William Gregor kemudian oleh pendeta Kredo paroki. Ia
mengenali adanya unsur baru dalam ilmenite ketika ia menemukan pasir hitam sungai di
dekat paroki dari Manaccan dan melihat pasir tertarik oleh magnet. Analisis terhadap
pasir tersebut menunjukkan adanya kehadiran dua oksida logam, yaitu besi oksida
(menjelaskan daya tarik magnet) dan 45,25% dari metalik putih oksida yang pada saat
itu belum dapat dipastikan jenisnya. Gregor yang menyadari bahwa unsur tak dikenal
yang mengandung oksida logam tersebut tidak memiliki kesamaan dengan sifat-sifat
dari unsur yang telah lebih awal dikatahui, melaporkan penemuannya kepada Royal
Geological Society of Cornwall dan di jurnal ilmiah Jerman Crell’s Annalen.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Franz-Joseph Müller von Reichenstein
menghasilkan substansi yang serupa, tetapi tidak dapat mengidentifikasi unsur tersebut.
Oksida secara independen ditemukan kembali pada tahun 1795 oleh Jerman kimiawan
Martin Heinrich Klaproth di dalam rutil dari Hungaria. Klaproth menemukan bahwa hal
itu berisi unsur baru dan menamakannya Titan yang merupakan nama dewa matahari dari
mitologi Yunani. Setelah mendengar tentang penemuan Gregor sebelumnya, ia
memperoleh sampel manaccanite yang di dalamnya terdapat titanium.
2.2 Pengertian Titanium
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol
Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak diproduksi secara
komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris oleh William Gregor
dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth untuk Titan dari mitologi
Yunani. Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk
tahan air laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan
dalam alloy (terutama dengan besi dan alumunium) dan senyawa terbanyaknya, titanium
dioksida, digunakan dalam pigmen putih. Salah satu karakteristik titanium yang paling
terkenal yaitu bersifat sama kuat dengan baja tetapi beratnya hanya 60% dari berat baja.
Sifat titanium mirip dengan zirconium secara kimia maupun fisika. Titanium dihargai
lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya. Unsur ini terdapat di banyak

4
mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit, yang tersebar luas di seluruh
Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50
dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%).
2.3 Sumber Titanium
Titanium selalu berikatan dengan elemen-elemen lain di alam. Titanium
merupakan unsur yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa) dan
logam ke-7 paling berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock (bebatuan) dan
dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Dari 801 jenis batuan yang dianalisis
oleh United States Geological Survey, terdapat 784 diantaranya mengandung titanium.
Perbandingan Ti di dlam tanah adalah sekitar 0,5 sampai 1,5%. Titanium ditemukan di
meteorit dan telah dideteksi di dalam matahari serta pada bintang tipe-M, yaitu jenis
bintang dengan suhu terdingin dengan temperatur permukaan sebesar 32000F atau
57900F. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2
sebanyak 12,1%. Titanium juga terdapat dalam mineral rutile (TiO2), ilmenite
(FeTiO3),dan sphene, dan terdapat dalam titanate dan bijih besi. Dari mineral-mineral
ini, hanya Rutile dan ilmenite memiliki kegunaan secara ekonomi, walaupun sulit
ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan Titanium dengan bijih berupa
ilmenit berada di bagian barat Australia, Kanada, Cina, India, Selandia Baru, Norwegia,
dan Ukraina. Rutile dalam jumlah banyak pun juga ditambang di Amerika Utara dan
Afrika Selatan dan membantu berkontribusi terhadap produksi tahunan 90.000 ton logam
dan 4,3 juta ton titanium dioksida . Jumlah cadangan dari titanium diperkirakan melebihi
600 juta ton. Berikut adalah tabel penjelasan mengenai sifat-sifat dari sumber-sumber
titanium.

Kategori
Mineral

Rumus Kimia Titanium dioksida (TiO2)


Warna Abu-abu,coklat,ungu atau hitam
Bentuk Kristal Segi Empat
Skala kekerasan Mohs 5,5-6,5
Berat jenis (g/cm3) 4,23-5,5

5
Kelarutan Tidak larut dalam asam
Tabel 1.Sifat Rutile
Rumus Kimia FeTiO 3 FeTiO3
Bentuk kristal trigonal trigonal
Warna schwarz, stahlgrau hitam
Skala kekerasan Mohs 5 bis 5 5-5
(g/cm³) Berat Jenis (g / cm ³) 4,5 bis 5 4,5-5
Tabel 2.Sifat Ilmenit
Warna hijau, kuning, putih, coklat atau hitam
Bentuk Kristal Monoklinik
Berat jenis (g/cm3) 3,3 - 3,6
Specific Gravity is 3.3 - 3.6 Tabel 3.Sifat Sphene
Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tumbuhan dan dalam tubuh
manusia. Sampai pada tahun 1946, proses pembuatan logam Ti di laboratorium yang
dilakukan oleh Kroll menunjukkan cara memproduksi Titanium secara komersil dengan
mereduksi titanium tetraklorida dengan magnesium. Selanjutnya logam titanium dapat
dimurnikan dengan cara mendekomposisikan iodanya.

2.4 Sifat-Sifat Titanium


Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat
jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang
baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat ductile. Titanium merupakan
satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki
resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam
organik lainnya, gas klor dan solusi klorida. Titanium murni diketahui dapat menjadi
radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah positrons
dan sinar gamma. Ketika sinar gamma ini direaksikan dengan oksigen, dan ketika
mencapai suhu 550 ° C (1022 ° F) , sinar tersebut bereaksi dengan klorin. Sinar ini
kemudian bereaksi dengan halogen yang lain dan menyerap hidrogen. Logam ini
dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara perlahan-
lahan pada suhu 8800C. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia
(physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi
dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.

6
A. Sifat Fisik
Titanium bersifat paramagnetik (lemah tertarik dengan magnet) dan memiliki
konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup rendah.
Sifat Fisik Keterangan
Fasa Padat
Massa jenis 4,506 g/cm3 (suhu kamar)
Massa jenis cair 4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
Titil lebur 1941 K (16680C,30340F)
Titik didih 3560 K(32870C, 59490F)
Kalor peleburan 14,15 kJ/mol
Kalor penguapan 425 kJ/mol
Kapasitas kalor (250C) 25,060 J/mol.K
Penampilan Logam perak metalik
Resitivitas Listrik (20 °C) 0,420 µΩ·m
Konduktivitas Termal (300 K) 21,9 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 8.6 µm/(m·K)
Kecepatan Suara (pada wujud kawat) (suhu 5090 m/s
kamar)
Tabel 4.Sifat-Sifat Fisik Titanium

Tekanan Uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10k 100k
T (K) 1982 2171 2403 2692 3064 3558
Tabel 5
B. Sifat Kimia
Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap korosi
yang sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO2), hampir sama seperti
platinum, resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram Pourbaix
menunjukkan bahwa titanium adalah logam yang sangat reaktif, tetapi lambat untuk
bereaksi dengan air dan udara.

7
 Reaksi dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
 Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan
nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan
menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
 Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan
Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
 Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal
tetapi dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
 Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada
keadaan panas.
Titanium terbakar di udara ketika dipanaskan menjadi 1200 ° C (2190 ° F)
dan pada oksigen murni ketika dipanaskan sampai 610 ° C (1130 ° F) atau lebih ,
membentuk titanium dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat dicairkan dalam
udara terbuka sebelum titik lelehnya tercapai, jadi mencair hanya mungkin terjadi pada
suasana inert atau dalam vakum. 2 ] Titanium juga merupakan salah satu dari sedikit
elemen yang terbakar di gas nitrogen murni (Ti terbakar pada 800 ° C atau 1.472 ° F dan
membentuk titanium nitrida). Titanium tahan untuk melarutkan asam sulfat dan asam
klorida, bersama dengan gas klor, larutan klorida, dan sebagian besar asam-asam organik.

8
Sifat Kimia Keterangan
Nama, Lambang, Nomor atom Titanium, Ti,22
Deret Kimia Logam transisi
Golongan, Periode, Blok 4,4,d
Massa atom 47.867(1) g/mol
Konfigurasi electron [Ar] 3d2 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2,8,10,2
Struktur Kristal hexagonal
Bilangan oksidasi 4
Elektronegativitas 1,54 (skala Pauling)
ke-1: 658.8 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2: 1309.8 kJ/mol
ke-3: 2652.5 kJ/mol
Jari-jari atom 140 pm
Jari-jari atom (terhitung) 176 pm
Jari-jari kovalen 136 pm
Tabel 6.Sifat-Sifat Kimia Titanium

C. Sifat Mekanik
Sifat Mekanik Keterangan
Modulus Young 116 Gpa
Modulus Geser 44 Gpa
Modulus Ruah 110 Gpa
Nisbah Poisson 0,32
Skala Kekerasan Mohs 6
Kekerasan Vickers 970 Mpa
Kekerasan Brinell 716 Mpa
Nomor CAS 7440-32-6
Tabel 7. Sifat-Sifat Mekanik Titanium

9
Titanium adalah alotrop, intinya pada suhu 1668℃ mencair, sedangkan di bawah
882 ℃ menunjukkan struktur kisi heksagonal, α disebut titanium, pada 882℃
menunjukkan lebih dari berpusat badan struktur kisi kubik, yang disebut titanium β.
Penggunaan struktur titanium karakteristik yang berbeda dari dua, tambahkan elemen
paduan sesuai dengan fase fase suhu transisi dan konsentrasi secara bertahap berubah
untuk mendapatkan organisasi yang berbeda dari titanium (paduan titanium). Pada suhu
kamar, ada tiga macam organisasi matriks titanium, titanium akan dibagi menjadi tiga
kategori berikut: paduan α, (α β) paduan dan paduan β.
 α titanium alloy
Alpha alloys adalah titanium murni yang diperkuat dengan solid solution
strengthening dengan unsur penambah seperti aluminium (5-6%), tin, nikel, dan
tembaga. Alpha tidak mengandung beta pada temperature ruang. Alpha alloys
kurang elastis(ductile) dan lebih sulit dibentuk, karena terbatasnya slyp system pada
HCP, tidak dapat di-heat treatment, dapat dilas, memiliki kekuatan sedang, derajat
kekerasan bagus, dan sangat stabil pada temperature diatas 540°C (1000°F).
Paduan ini secara dominan memiliki struktur kristal HCP pada temperatur kamar,
sehingga pada dasarnya paduan ini memiliki fasa alpha meskipun ada dalam paduan
yang memiliki sejumlah kecil unsur paduan penyetabil fasa beta seperti pada paduan
Ti-8Al-Mo-V (unsur paduan Mo dan V masing-masing 1%) yang memiliki keuletan
yang baik, paduan tersebut merupakan salah satu jenis dari paduan titanium near
alpha. Pada tabel 6 ditunjukkan pengaruh penambahan unusr-unsur pemadu
substitusi terhadap sifat mekanik paduan titanium. Unsur terpenting dari kelompok
tersebut adalah Alumunium yang merupakan unsur substitusi alpha yang paling
dominan yang dapat meningkatkan temperatur transformasi dari fasa alpha ke fasa
beta dari temperatur 885°C untuk titanium murni sampai 1240°C untuk paduan yang
mengandung 29%Al. Menurut Mc.Quillan, keberadaan unusur alumunium sampai
1% hampir tidak memiliki pengaruh terhadap temperatur transformasi allotropi
titanium, dan peningkatan kandungan alumunium selanjutnya akan menaikan
tamperatur transisi yang cukup mencolok.
 Paduan titanium β
Ini adalah solusi padat β-fase terdiri dari paduan fase tunggal, tidak ada perlakuan
panas yang memiliki kekuatan tinggi, paduan dipadamkan telah diperkuat setelah
penuaan pada ruang kekuatan suhu hingga 1372 ~ 1666 MPa, tetapi stabilitas termal

10
buruk, tidak boleh digunakan pada suhu tinggi. aplikasi utama dalam pesawat
Boeing 787 "Dreamliner".
 α β paduan titanium
Ini adalah paduan duplex dengan kinerja yang baik secara keseluruhan, stabilitas
struktural yang baik, ketangguhan yang baik, elastitas dan deformasi suhu tinggi,
dapat lebij baik pengolahan tekanan panas, mampu pendinginan, dan aging use of
alloy(regenerasi dari paduan). Kekuatan setelah perlakuan panas meningkatkan
keadaan anil dari sekitar 50% sampai 100%, suhu, kekuatan tinggi pada 400 ℃ ~
500 ℃ suhu kerja jangka panjang, α titanium stabilitas termal rendah. Paduan ini
digunakan dalam industry kimia dan petro-kimia, Tanaman Desalinasi, dan kertas

Tiga jenis paduan adalah yang paling umum digunakan adalah α titaniumdan paduan
titanium β, α β paduan titanium diikuti, titanium β terburuk.

2.5 Pembuatan titanium


Titanium diproduksi menggunakan proses Kroll. Langkah-langkah yang terlibat
termasuk ekstraksi, pemurnian, produksi spons, pembuatan paduan, dan membentuk dan
membentuk. Di Amerika Serikat, banyak produsen spesialis dalam fase yang berbeda dari
produksi ini. Misalnya, ada produsen yang hanya membuat spons, yang lain yang hanya
mencair dan menciptakan paduan, dan yang lain yang menghasilkan produk akhir. Saat
ini, tidak ada produsen tunggal melengkapi semua langkah ini.
Pencabutan
1. Pada awal produksi, produsen menerima titanium konsentrat dari tambang.
Sementara rutil dapat digunakan dalam bentuk alami, ilmenit diproses untuk
menghilangkan zat besi sehingga berisi titanium dioksida paling sedikit 85%. Bahan-
bahan ini dimasukkan ke dalam reaktor fluidized-tempat tidur bersama dengan gas
klor dan karbon. Materi yang dipanaskan sampai 1.652 ° F (900 ° C) dan hasil reaksi
kimia berikutnya dalam penciptaan murni titanium tetraklorida (TiCl4) dan karbon
monoksida. Kotoran adalah hasil dari kenyataan bahwa titanium dioksida murni tidak
digunakan di awal. Oleh karena itu berbagai klorida logam yang tidak diinginkan yang
dihasilkan harus dibuang.
Pemurnian
2. logam bereaksi dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan dipanaskan.
Selama langkah ini, kotoran dipisahkan dengan menggunakan distilasi fraksional dan
11
presipitasi. Tindakan ini menghilangkan klorida logam termasuk besi, vanadium,
zirkonium, silikon, dan magnesium.
Produksi spons
3. Selanjutnya, dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer sebagai cairan ke
bejana reaktor stainless steel. Magnesium kemudian ditambahkan dan wadah
dipanaskan sampai sekitar 2012 ° F (1.100 ° C). Argon dipompa ke dalam wadah
sehingga udara akan dihapus dan kontaminasi dengan oksigen atau nitrogen dicegah.
Magnesium bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida cair. Hal ini
membuat padat titanium murni karena titik leleh dari titanium lebih tinggi dari reaksi.

4. Padatan titanium dikeluarkan dari reaktor dengan membosankan dan kemudian


diobati dengan air dan asam klorida untuk menghapus kelebihan magnesium dan
magnesium klorida. Padatan yang dihasilkan adalah logam berpori yang disebut
spons.
5. Spons titanium murni kemudian dapat diubah menjadi paduan yang dapat
digunakan melalui tanur habis-elektroda. Pada titik ini, spons dicampur dengan
penambahan paduan berbagai besi tua. Proporsi yang tepat dari spons untuk bahan
paduan diformulasikan di laboratorium sebelum produksi. Massa ini kemudian
ditekan ke compacts dan dilas bersama-sama, membentuk elektroda spons.
6. Elektroda spons kemudian ditempatkan dalam tungku busur vakum untuk
mencair. Dalam wadah air-cooled, tembaga, busur listrik digunakan untuk melelehkan
elektroda spons untuk membentuk ingot. Semua udara dalam wadah yang baik
dihapus (membentuk ruang hampa) atau atmosfer diisi dengan argon untuk mencegah
kontaminasi. Biasanya, ingot tersebut remelted satu atau dua kali untuk menghasilkan
ingot diterima secara komersial. Di Amerika Serikat, paling ingot dihasilkan dengan
metode ini berat sekitar 9.000 lb (4,082 kg) dan 30 di (76,2 cm) di diameter.
7. Setelah ingot dibuat, tersebut akan dihapus dari tungku dan diperiksa dari
kerusakan. Permukaan dapat dikondisikan seperti yang diperlukan untuk pelanggan.
Ingot kemudian dapat dikirim ke produsen barang jadi di tempat yang dapat digiling
dan dibuat menjadi berbagai produk.
Produk samping / Limbah
Selama produksi titanium murni sejumlah besar magnesium klorida yang
dihasilkan. Bahan ini didaur ulang dalam sel daur ulang segera setelah diproduksi. Sel

12
daur ulang pertama memisahkan logam magnesium keluar maka gas klor dikumpulkan.
Kedua komponen yang digunakan kembali dalam produksi titanium.
2.6 Aplikasi Titanium
1. Karena sifatnya maka digunakan pada pipa untuk pembangkit listrik
2. Alloy Titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan laut, peluru
berpandu. Dapat juga digunakan dalam perkakas dapur dan bingkai kaca (yang nilai
ekonomisnya tinggi).
3. Titanium yang dialloykan bersama Vanadium maupun emas digunakan dalam kulit
luaran pesawat terbang, peralatan pendaratan, dan saluran hidrolik.
4. Karena daya tahannya yang baik terhadap air laut, Titanium digunakan sebagai
pemanas-pendingin akuarium air asin dan pisau juru selam.
5. Di Rusia, Titanium menjadi bahan utama dalm pembuatan kapal angkatan perang
termasuk kapal selam seperti kelas Alfa, Mike dan juga Typhoon karena kekuatannya
terhadap air laut.
6. Bahan utama batu permata buatan manusia yang secara relatif agak lembut.
7. Titanium tetraklorida (TiCl4), cairan tidak berwarna yang digunakan untuk melapisi
kaca.
8. Titanium dioksida (TiO2) digunakan dalam pelindung matahari karena ketahanannya
terhadap ultra ungu.
9. Karena kelengaiannya dan menghasilkan warna yang menarik menjadikan logam ini
populer untuk menindik badan.
10. Titanium bias dianodkan untuk menghasilkan beraneka warna.
11. Pada bidang militer, karena kekuatan dari titanium itu sendiri , unsur ini digunakan
untuk membuat peralatan perang (tank) dan untuk membuat pesawat ruang angkasa.
12. Pada bidang mesin, titanium digunakan sebagai material pengganti untuk batang
piston.
13. Titanium nitrida (TiN), mempunyai kekerasan setara dengan safir dan carborundum
(9,0 pada Skala Mohs) , sering digunakan untuk melapisi alat potong seperti bor. TiN
juga dimanfaatkan sebagai penghalang logam dalam fabrikasi semikonduktor.
14. Titanium digunakan pada implant gigi, terbagi dalam dua bentuk yaitu titanium murni
dan logam campur titanium dengan campuran 6% aluminium, 4% vanadium, itu yang
biasanya digunakan dalam implant gigi
15. Titanium tetraklorida (titanium (IV) klorida, TiCl4,) adalah cairan tak berwarna yang
digunakan sebagai perantara dalam pembuatan titanium dioksida untuk cat. Hal ini

13
secara luas digunakan dalam kimia organik sebagai Lewis asam, misalnya di Adisi
aldol kondensasi. Titanium juga membentuk klorida yang lebih rendah, titanium (III)
klorida (TiCl 3), yang digunakan sebagai agen pereduksi.
16. Titanium digunakan untuk Sharpless epoxidation. Senyawa lain termasuk titanium
bromida (digunakan dalam metalurgi, superalloy, dan suhu tinggi dan pelapisan kabel
listrik) dan titanium karbida (ditemukan dalam suhu tinggi alat
17. Natrium Titranat Dapat digunakan untuk pesawat televise, radar, mikrofon dan
fonograf.
18. Titanium Tetraklorida Dapat digunakan untuk mordan (pengikat) pada pewarnaan.
19. Titanium Oksida Dapat digunakan untuk pembuatan batang las, email porselen, karet,
kertas dan tekstil.
Titania Dapat digunakan untuk perhiasan (batu titania)
2.7 Keunggulan Titanium
1. Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat dengan
baja tapi hanya 60% dari berat baja.
2. Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan aluminium.
3. Titanium Tetraklorida dapat digunakan untuk mordan (pengikat) pada pewarnaan.
4. Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka dibutuhkan
titanium karena aluminium akan kehilangan kekuatannya secara nyata.
5. Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan baja.
6. Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka komponen-
komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding
aluminium.
2.8 Bahaya Titanium
1. Implan berbasis titanium menimbilkan korosi dan menghasilkan puing-puing
logam sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
2. Titanium tetraklorida berpotensi menyebabkan iritasi kulit dan gangguan pada
paru-paru jika terhirup
3. Titanium tetraklorida sangat mengiritasi kulit dan cukup menghirup itu dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru parah hampir mati
4. Titanium karbida yang terdapat pada alat pemotong, dapat menyebabkan batuk
berat dan sakit tenggorokan jika partikel yang terhirup.
5. Bila dalam bentuk bubuk logam, logam titanium menimbulkan bahaya kebakaran
yang signifikan dan, ketika dipanaskan di udara bisa terjadi ledakan.

14
2.9 Penanggulangan Dampak Negatif Titanium Bagi Kesehatan
1. Bersentuhan dengan kulit. Basahi kulit secara menyeluruh dengan air. Dapatkan
bantuan medis bila iritasi berkembang atau berlanjut.
2. Bersentuhan dengan mata. Segera bilas mata dengan air. Lepaskan lensa kontak, dan
teruskan membilas dengan air mengalir selama setidaknya 15 menit. Tahan kelopak
mata untuk memastikan seluruh bagianmata dan kelopak mata terbilas dengan air.
Segera minta bantuan medis.
3. Tertelan. Bilas mulut secara sempurna. Jangan dimuntahkan tanpa petunjuk pusat
pengendali racun. Jangan sekali-kali memberikan apa pun lewat mulut kepada orang
yang tidak sadar. Bila bahan tertelan dalam jumlah besar, segera hubungi pusat
pengendali racun.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk tahan
air laut dan chlorine dengan warna putih metalik keperakan. Titanium merupakan
unsur yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa) dan logam
ke-7 paling berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock (bebatuan) dan dalam
sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut.Unsur ini terdapat di banyak mineral
dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit, yang tersebar luas di seluruh bumi.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2016/06/makalah-titanium-dan-
paduannya.html

https://danarsulistyoardi.blogspot.com/2017/07/makalah-titanium.html

https://www.amazine.co/27101/titanium-ti-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/

17

Anda mungkin juga menyukai