Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

Titanium dan Paduannya

Disusun oleh:
Nama : Vania Agatha Putri Ranamanggala

NIM : 21070120140154

Dosen Pengampu:

Rusnaldy, S.T., M.T., Ph.D.

Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................................................2

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................3

BAB 2 Landasan Teori ............................................................................................................4

2.1 Sejarah Titanium ...................................................................................................4


2.2 Pengertian Titanium...............................................................................................4
2.3 Sifat Fisik, Kimia, dan Mekanik Titanium.............................................................5
2.4 Proses Pembuatan Titanium...................................................................................7
2.5 Paduan Titanium.....................................................................................................8

BAB 3 Penutup ........................................................................................................................10


3.1 Pembahasan ...........................................................................................................10
3.2 Kesimpulan ............................................................................................................10

Daftar Pustaka .........................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Titanium merupakan jenis logam yang berlimpah nomor empat di dunia setelah
Aluminium, Besi, dan Magnesium. Titanium dan paduannya mulai digunakan sebagai
komponen logam pada awal abad ke-20. Jenis logam ini diekstraksi dari mineral rutil
yang mengandung ± 97 % T i O 2 dan diubah secara kimia menjadi T i Cl 4 yang kemudian
direaksikan dengan Magnesium (dengan proses Kroll) atau Sodium (dengan proses
Hunter) menghasilkan Titanium Sponge.
Material yang mengandung Titanium dan paling banyak ada di bumi dan paling
sering dimanfaatkan oleh manusia adalah Rutile dan Anastase. Rutile adalah bentuk
paling stabil dari Titania dan paling banyak ditemukan pada sumber Titanium. Titanium
Dioksida dapat dibuat dari bahan-bahan alam yang ada di alam, umumnya berasal dari
Ilminate yang berasal dari China, Norwegia, Uni Soviet (pasir), Australia (pasir), Kanada
dan Afrika selatan (pasir) (O. Carp, 2004). Titania dapat diaplikasikan sebagai bahan
fotokatalisis, sensor gas, pembersih polutan yang ada di udara, tanah dan air, sebagai
bahan campuran cat agar tahan korosi, pelapis alat-alat dibidang kedokteran, kosmetik,
sel surya, penyerap gelombang elektromagnetik dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam memahami salah satu jenis logam Titanium dan Paduannya ini terdapat
beberapa permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah adanya Titanium serta pengertian Titanium?
2. Apa saja sifat-sifat yang ada pada Titanium?
3. Bagaimana proses pembuatan Titanium beserta paduannya?
1.3 Tujuan Penelitian
Makalah yang berjudul “Titanium dan Paduannya” ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sejarah ditemukannya Titanium pertama kali serta memahami
pengertian Titanium.
2. Mengetahui sifat-sifat yang ada pada Titanium yaitu Sifat Fisik, Sifat Kimia, dan
Sifat Mekanik.
3. Mengetahui proses pembuatan dari logam Titanium beserta jenis-jenis paduannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Titanium
Titanium ditemukan pertama kali oleh geology amatir dan pendeta William
Gregor kemudian oleh pendeta Kredo Paroki pada tahun 1791. Titanium pertama kali
ditemukan di Cornwall, Inggris. Pendeta William Gregor mengenali adanya unsur
Titanium dalam ilmenite ketika ia menemukan pasir hitam sungai bersama Paroki dari
Manaccan dan melihat pasir yang tertarik oleh magnet. Analisis terhadap pasir tersebut
menunjukkan adanya kehadiran dua oksida logam, yaitu besi oksida (menjelaskan daya
tarik magnet) dan 45,25% dari metalik putih oksida yang pada saat itu belum dapat
dipastikan jenisnya. William Gregor menyadari bahwa unsur yang ia temukan yang
mengandung oksida logam tersebut tidak memiliki kesamaan dengan sifat-sifat unsur
yang telah diketahui. Ia melaporkan penemuannya kepada Royal Geological Society of
Cornwall dan kepada jurnal ilmiah German Crell’s Annalen.
Franz-Joseph Müller von Reichenstein pada waktu yang hamper bersamaan juga
menghasilkan substansi yang serupa, tetapi tidak dapat mengidentifikasi unsur tersebut.
Unsur yang mengandung logam tersebut ditemukan kembali pada tahun 1795 oleh
kimiawan yang berasal dari Jerman, Martin Heinrich Klaproth di dalam rutil dari
Hungaria. Klaproth menamakan unsur tersebut Titan yang merupakan nama dewa
matahari dari mitologi Yunani. Setelah mendengar penemuan Gregor sebelumnya, ia
memperoleh sampel manaccanite yang di dalamnya terdapat titanium.

2.2 Pengertian Titanium


Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol
Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak diproduksi secara
komersial hingga tahun 1950-an. Dalam keadaan murni, titanium adalah logam yang
cerah dan berwarna putih. Logam ini adalah logam yang ringan dengan berat titanium
40% lebih ringan dibandingkan dengan baja dan 60% lebih berat dibandingkan dengan
aluminium. Titanium juga memiliki ketahanan korosi yang cukup baik. Ketahanan korosi
yang baik disebabkan karena kemampuan logam ini untuk membentuk lapisan pasif di
permukaannya, yang mencegah korosi lebih lanjut.  Sifat titanium mirip dengan
zirconium secara kimia maupun fisika. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas
karena sifat-sifat logamnya.
2.3 Sifat Fisik, Kimia dan Mekanik Titanium

4
Titanium memiliki berat jenis rendah, kekuatan yang baik, mudah dibentuk, dan
memiliki resistansi korosi yang baik. Jika logam ini tidak mengandung oksigen, maka
logam ini disebut ductile. Titanium merupakan satu-satunya jenis logam yang terbakar
dalam nitrogen dan udara.
1. Sifat Fisik
Titanium memiliki sifat paramagnetik (lemah ketika ditarik dengan magnet) dan
memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup rendah. Berikut
penjelasan mengenai sifat fisik dari Titanium.
Sifat Fisik Titanium Keterangan
Fasa Padat
Massa Jenis 4,506 g/cm3 (suhu kamar)
Massa Jenis Cair 4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
Titil Lebur 1941 K (16680C,30340F)
Titik Didih 3560 K(32870C, 59490F)
Kalor Peleburan 14,15 kJ/mol
Kalor Penguapan 425 kJ/mol
Kapasitas Kalor (250C) 25,060 J/mol.K
Penampilan Logam perak metalik
Resistivitas Listrik (20°C) 0,420 µΩ·m
Konduktivitas Termal (300 K) 21,9 W/(m·K)
Ekspansi Termal (25°C) 8.6 µm/(m·K)
Kecepatan Suara (pada wujud kawat dan 5090 m/s
suhu kamar)
Tabel 2.3.1 Sifat Fisik pada Titanium
Berikut adalah tabel mengenai tekanan uap pada Titanium.
Tekanan Uap Titanium
P (Pa) 1 10 100 1k 10k 100k
T (K) 1982 2171 2403 2692 3064 3558
Tabel 2.3.1.1 Tekanan Uap pada Titanium
2. Sifat Kimia
Sifat Kimia dari Titanium adalah ketahanan terhadap korosi yang sangat baik, resistan
terhadap asam, dan larut dalam asam pekat seperti dengan Platinum. Titanium tahan
terhadap korosi akibat garam mineral. Oksigen yang memiliki sfinitas yang kuat
dengan Titanium membuat lapisan tipis oksida. Lapisan ini mencegah Titanium untuk
bereaksi lebih lanjut dan membuat Titanium tahan terhadap korosi dari larutan garam
mineral asam.
 Reaksi dengan Air

5
Reaksi Titanium dengan air akan membentuk Titanium Dioksida dan
Hidrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
 Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium Dioksida
dengan nyala putih terang dan ketika Titanium dibakar dengan Nitrogen murni
akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
 Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi
dengan Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
 Reaksi dengan Asam
Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperature normal tetapi
dengan Asam Hidrofluorik yang panas membentuk kompleks Anion (TiF6)3-.
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
 Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi dapat
bereaksi dalam keadaan panas.
Berikut merupakan tabel penjelasan mengenai Sifat Kimia Titanium beserta
keterangannya.
Sifat Kimia Keterangan
Nama, Lambang dan Nomor Atom Titanium, Ti, dan 22
Deret Kimia Logam Transisi
Golongan, Periode, dan Blok 4, 4, dan d
Massa Atom 47.867(1)  g/mol
Konfigurasi Elektron [Ar] 3d2 4s2
Jumlah Elektron Tiap Kulit 2, 8, 10, 2
Struktur Kristal Hexagonal
Bilangan Oksidasi 4
Elektronegativitas 1,54 (skala Pauling)
Energi Ionisasi Ke-1: 658.8 kJ/mol

6
Ke-2: 1309.8 kJ/mol
Ke-3: 2652.5 kJ/mol
Jari-jari Atom 140 pm
Jari-jari Atom (terhitung) 176 pm
Jari-jari Kovalen 136 pm
Tabel 2.3.2 Sifat Kimia pada Titanium
3. Sifat Mekanik
Sifat Mekanik Tinanium mampu bertahan pada temperatur 480℃, oleh karena itu
logam ini dapat digunakan sebagai bahan teknik pada temperatur tinggi termasuk
struktur wahana antariksa. Berikut merupakan penjelasan mengenai Sifat Mekanik
pada Titanium beserta keterangannya.
Sifat Mekanik Keterangan
Modulus Young 116 Gpa
Modulus Geser 44 Gpa
Modulus Ruah 110 Gpa
Nisbah Poisson 0,32
Skala Kekerasan Mohs 6
Kekerasan Vickers 970 Mpa
Kekerasan Brinell 716 Mpa
Nomor CAS 7440-32-6
Tabel 2.3.3 Sifat Mekanik pada Titanium
2.4 Proses Pembuatan Titanium
Bijih Titanium yang digunakan untuk memproduksi Titanium adalah Rutile
(TiO2) atau Titanium Dioksida dan Ilmenit (FeTiO3). Logam Titanium diproduksi dengan
menggunakan proses kroll yang dikembangkan oleh seorang ahli metalurgi asal German,
William Justin Kroll pada tahun 1946. Proses ini melibatkan konsentrasi atau pemisah
Titanium Dioksida dari pengotornya termasuk Besi Oksida. Selanjutnya Titanium
Dioksida dimasukkan ke dalam reactor tangki bersama dengan klorin dan batu bara pada
suhu sekitar 900℃. Hasil dari proses ini adalah Titanium Tetraklorida. Reaksi hasil
persamaan dari proses ini adalah sebagai berikut.
T i O 2 +Cl2 +C → T i Cl 4 +CO 2
Setelah proses ini pemurnian kembali dilakukan dengan menggunakan distilasi
dan pengendapan untuk memisahkan pengotor dari Titanium Tetraklorida. Kemudian,
ekstraksi Titanium dilakukan dengan mereaksikan Titanium Tetraklorida dengan
Magnesium pada sebuah tabung baja tahan karat bersuhu 1.100°C dibawah atmosfer
Argon sesuai reaksi dalam persamaan berikut.
T i Cl 4 +2 Mg →T i +2 Mg C l 2

7
Hasil dari proses ini adalah logam Titanium padat yang berbentuk spons dan
Magnesium Klorida yang berbentuk cair. Selanjutnya, logam Titanium yang berbentuk
spons tadi dileburkan pada vakum dan kemudian dicetak menjadi batangan Titanium.
2.5 Paduan Titanium
Secara umum Titanium dan paduannya diklasifikasikan menjadi 4 kelompok utama
berdasarkan fasa yang dominan dalam strukturnya, yaitu:
 Titanium Murni
 Paduan Titanium Alpha (α)
 Paduan Titanium Alpha-Beta
 Paduan Titanium Beta (β)
a. Titanium Murni
Titanium murni dan paduan rendah memiliki fase alfa yang dominan dan fase beta
berbetuk bulat yang tersebar merata di matriks alfa. Selain itu, terdapat ula unsur besi
yang berlaku sebagai penstabil fase beta. Titanium murni meiliki kekuatan yang relatif
rendah dan ketahanan korosi yang sangat baik.

Gambar 2.5.1 Struktur mikro lembaran Titanium Murni yang diambil pada
temperatur 700℃ selama 1 jam dan didinginkan di udara.
b. Paduan Titanium Alpha (α)
Paduan alfa memiliki unsur paduan aluminium dan timah. Paduan alfa secara umum
mmemiliki ketahanan mulur dan ketangguhan yang baik. Paduan ini dipilih untuk
aplikasi pada suhu yang relatif tinggi. Kemampuan las pada paduan alfa sangat baik,
tetapi kemampuan tempanya lebih buruk jika dibandingkan dengan paduan beta. Sifat ini
membuat paduan alfa rentan terhadap cacat-cacat penempaan. Namun pengurangan
reduksi tempa dan pemanasan berulang dapat megurangi masalah tersebut. Paduan alfa
tidak dapat dikuatkan melalui perlakuan panas.
c. Paduan Titanium Alpha-Beta

8
Paduan alfa mengandung 4-6% paduan penstabil fase beta. Oleh karena itu, fase paduan
ini akan terdiri atas fase campuran alfa-beta. Fase beta pada paduan ini berkisar antara
10-50%. Perlakuan panas dilakukan untuk mengontrol jumlah dan morfologi fase beta.
Oleh karena itu, paduan ini memiliki kekuatan yang tinggi dan kemampuan pengubahan
bentuk pada kondisi panas yang baik. Ketahanan mulur paduan ini lebih rendah jika
dibandingkan dengan paduan alfa.
d. Paduan Titanium Beta (β)
Paduan beta mengandung sejumlah unsur paduan seperti vanadium, niobium dan
molibdenum yang berfungsi sebagai penstabil fase beta. Kemampuan tempa paduan ini
sangat baik pada berbagai suhu jika dibandingkan dengan paduan alfa. Kemampukerasan
paduan ini sangat baik dan mudah diberikan perlakuan panas. Perlakuan panas berupa
perlakuan pelarutan diikuti dengan penuaan dapat membentuk fase alfa yang halus dan
tersebar merata pada fase beta. Oleh karena itu paduan beta sangat kuat, tetapi keuletan
dan ketahanan faiknya rendah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Pembahasan
Pada makalah yang berjudul “Titanium dan Paduannya” bertujuan untuk
mengetahui sejarah ditemukannya Titanium serta memahami pengertian
Titanium, mengetahui sifat-sifat yang ada pada Titanium, dan mengetahui proses
pembuatan Titanium dan paduan Titanium.
3.2 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:

9
1. Titanium memiliki kekuatan yang baik, mudah dibentuk, dan memiliki
resistansi korosi yang baik. Titanium memiliki sifat paramagnetik (lemah
ditarik dengan magnet) dan memiliki konduktivitas listrik dan
konduktivitas termal yang cukup rendah.
2. Titanium mampu bertahan pada temperatur 480℃. Titanium juga
merupakan resistan yang baik terhadap korosi, seperti Platinum yang
mampu bertahan terhadap serangan asam, gas klorin, dan beberapa larutan
garam.
3. Paduan Titanium diklasifikasikan menjadi 4 jenis berdasarkan fasa yang
dominan dalam strukturnya yaitu:
a. Titanium Murni
b. Paduan Titanium Alpha (α)
c. Paduan Titanium Alpha-Beta
d. Paduan Titanium Beta (β)

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37743190/TITANIUM_Titanium_dan_Paduannya
https://www.etsworlds.id/2019/02/mengenal-logam-titanium-serta.html
https://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2016/06/makalah-titanium-dan-
paduannya.html

11

Anda mungkin juga menyukai