Anda di halaman 1dari 24

Titanium

Disusun oleh :

1. Dinda Dea Komala

NIM 3.29.18.0.08

2. Hesti Ariyani

NIM 3.29.18.0.11

3. Luluk Anas

NIM 3.29.18.0.14

Politeknik Negeri Semarang


Tahun Pelajaran 2018/2019
Daftar Isi

Cover................................................................................................................

Daftar Isi..........................................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................................

I Pendahuluan..................................................................................................

I.I Latar Belakang................................................................................

I.II Rumusan Masalah..........................................................................

I.III Tujuan Pembahasan......................................................................

II Isi..................................................................................................................

II.I Karakteristik titanium....................................................................

II.II Sifat-sifat fisik titanium...............................................................

II.III Meningkatkan kekuatan mekanik paduan titanium....................

II.IV Proses ekstraksi biji titanium......................................................

Ore Preparation........................................................................

Produksi titanium dioksida (TiO2)..........................................

Proses Sulfat................................................................

Grinding...........................................................

Digestion..........................................................
issolution and Reduction.................................

Clarification.....................................................

Crystallization..................................................

Purification of the Hydrolysate.......................

Doping of the Hydrate.....................................

Grinding...........................................................

Proses klorida...............................................................

Chlorination......................................................

Fixed-bed chlorination method........................

Fluidized-bed chlorination method...................

Gas Cooling.......................................................

Purification of TiCl4.........................................

Pemurnian.................................................................................

Produksi spons..........................................................................

Reduksi oleh natrium...................................................

Reduksi oleh magnesium.............................................

II.V Jenis-jenis titanium dan aplikasinya..............................................

𝛼 alloy........................................................................................
Near α alloys...............................................................................
α+β alloys...................................................................................
β alloys........................................................................................

III. Kesimpulan..................................................................................................

IV. Kritik dan Saran...........................................................................................

V. Daftar Isi.......................................................................................................
Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang


Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan
serta pengetahuan sehingga makalah Teknologi Bahan dengan judul “Titanium” bisa
terselesaikan tepat waktu tanpa adanya kendala yang berarti.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengajar Teknologi
Bahan yaitu Bapak Sri Harmanto yang telah memberikan tugas ini kepada kami
sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya tentang logam
yaitu titanium. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.

Kami sangat berharap agar karya tulis ilmiah ini memberi banyak manfaat bagi para
pembaca salah satunya sebagai pedoman pada penulisan makalah lainnya. Kami juga
sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar pembuatan
makalah berikutnya ini bisa menjadi lebih baik lagi.

Semarang, 13 Desember
2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Titanium adalah salah satu unsur yang terdapat dalam bumi. Di dalam tabel
periodik, titanium dilambangkan dengan Ti, pada nomor atom 22, dan memiliki berat
atom sebesar 47,90. Titanium merupakan logam transisi yang kuat, ringan, berkilau,
dan tahan terhadap korosi (air laut dan klorin). Titanium adalah logam yang berwarna
putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam campuran logam yang bersifat
kuat dan ringan, titanium banyak dipadukan dengan besi dan aluminium.
Titanium merupakan logam yang paling melimpah keempat, keberadaannya di
kerak bumi sekitar 0,62%. Meskipun melimpah, titanium jarang ditemukan dalam
bentuk logam murni, kebanyakan ditemukan dalam bentuk mineral seperti rutile atau
titanium dioksida (TiO2), perovskite (CaTiO3), dan ilmenite (FeTiO3), yang terebar
luas di seluruh Bumi.
Titanium memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang dapat digunakan sebagai acuan
anatar lain pada sifat fisiknya titanium merupakan logam yang berwarna abu abu
putih keperakan. Sedangkan sifat kimianya yang paling menonjol dari Titanium
adalah ketahanan logam ini terhadap korosi hampir sama denga Platinum, logam ini
mampu bertahan terhadap gas klorin, serangan asam, dan beberapa larutan garam.
Titanium akan terbakar ketika dipanaskan di udara pada 610 0C ataupun
diatasnya, kemudian logam ini akan membentuk titanium dioksida dan merupakan
satu dari beberapa logam yang dapat terbakar dalam gas nitrogen murni membentuk
titanium nitrit yang dapat menyebabkan kerapuhan/brittle. Karena sifatmya tersebut
maka titanium banyak diaplikasikan untuk membantu kehidupan manusia pada
bermacam bidang yaitu bidang militer, bidang dunia industry, kedokteran, mesin dan
masih banyak lainya lagi.
B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses ekstraksi Titanium ?

2. Apa saja sifat dari Titanium ?

3. Bagaimana aplikasi Titanium untuk kehidupan sehari-hari ?

C.Tujuan

1. Menjelaskan proses ekstraksi Titanium.

2. Mengetahui sifat dari Titanium.

3. Menjelaskan aplikasi Titanium pada kehidupan sehari-hari.


BAB II

TITANIUM
II.I Sejarah

Titanium ditemukan dicampuran mineral di Cornwall , Inggris tahun 1791 oleh ahli
geologi amatir William Gregor , kemudian pendeta desa Creed . Dia mengakui
adanya unsur baru dalam ilmenite ( FeTiO3 ) ketika ia menemukan pasir hitam
dengan aliran di paroki terdekat dari Manaccan dan melihat pasir tertarik oleh magnet
. Analisis pasir menentukan kehadiran dua oksida logam yaitu oksida besi
(menjelaskan daya tarik untuk magnet ) dan 45,25 % dari oksida logam putih ia tidak
bisa mengidentifikasi . Gregor , menyadari bahwa tak dikenal mengandung oksida
logam yang tidak sesuai dengan sifat-sifat unsur yang diketahui , melaporkan
temuannya ke Royal Geological Society of Cornwall dan dalam jurnal ilmiah Jerman
Crell yang Annalen .Sekitar waktu yang sama , Franz Joseph Muller juga
menghasilkan zat yang sama , tetapi tidak bisa mengidentifikasi itu . Oksida secara
independen ditemukan kembali pada tahun 1795 oleh kimiawan Jerman Martin
Heinrich Klaproth di Rutile dari Hungaria. Klaproth menemukan bahwa itu berisi
elemen baru dan menamakannya untuk Titan dari mitologi Yunani . Setelah
mendengar tentang penemuan Gregor sebelumnya , ia memperoleh sampel
manaccanite dan dikonfirmasi itu berisi titanium .Proses yang diperlukan untuk
mengekstrak titanium dari berbagai bijih yang melelahkan dan mahal ; tidak mungkin
untuk mengurangi dengan cara yang normal , dengan pemanasan dengan adanya
karbon , karena yang memproduksi titanium karbida . Pure titanium logam ( 99,9 % )
pertama kali dibuat pada tahun 1910 oleh Matthew A. Hunter dengan memanaskan
TiCl4 dengan natrium dalam bom baja pada 700-800 ° C dalam proses tersebut.
Logam Titanium tidak digunakan di luar laboratorium sampai 1946 ketika William
Justin Kroll membuktikan bahwa itu bisa diproduksi secara komersial dengan
mengurangi titanium tetraklorida dengan magnesium dalam apa yang kemudian
dikenal sebagai proses Kroll . Meskipun penelitian berlanjut ke yang lebih efisien dan
lebih murah proses ( FFC Cambridge , misalnya ) , proses Kroll masih digunakan
untuk produksi komersial .Titanium kemurnian yang sangat tinggi dibuat dalam
jumlah kecil ketika Eduard Anton van Arkel dan Jan Hendrik de Boer menemukan
iodida , atau kristal bar , proses pada tahun 1925 , dengan bereaksi dengan yodium
dan membusuk uap yang terbentuk atas filamen panas untuk logam murni .

II.II Pengertian titanium

Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
symbol Ti dan nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak
diproduksi secara komersial hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris
oleh William Gregor dalam 1791 dan dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth untuk
Titan dari mitologi Yunani.

Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk tahan
air laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan
dalam alloy (terutama dengan besi dan alumunium) dan senyawa terbanyaknya,
titanium dioksida, digunakan dalam pigmen putih. Salah satu karakteristik titanium
yang paling terkenal yaitu bersifat sama kuat dengan baja tetapi beratnya hanya 60%
dari berat baja. Sifat titanium mirip dengan zirconium secara kimia maupun fisika.
Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya.

Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan
ilmenit, yang tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop
alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di
alam (73,8%).

II.III Karakteristik Titanium


Dalam keadaan murni, titanium adalah logam yang cerah dan bewarna putih.
Logam ini adalah logam yang ringan. Berat titanium 40% lebih ringan dari pada baja
dan 60% lebih berat dari alumunium. Titanium juga memiliki ketahanan korosi yang
baik. Ketahanan korosi yang baik disebabkan karena kemampuan logam ini untuk
membentuk lapisan pasif dipermukaannya, yang mencegah korosi lebih lanjut.
Ketahanan yanga baik juga ditunjukkan titanium terhadap sulfur, laruitan klorin, gas
klorin dan berbagai asam organik.

Titanium merupakan logam yang kuat. Dalam keadaan murni, Kekuatan luluhannya
bisa mencapai 241 Mpa dengan elongasi sebesar 55%. Titik lebur logam ini adalah
1.667°C. Selain itu, Titanium bukanlah penghatar listrik yang baik, jika dibandingkan
dengan tembaga , daya hantar listrik titanium hanya 3,1%-nya saja. Sifat kemagnetan
titanium kurang baik sehingga logam ini digolongkan sebagai logam pra-magnetik.

Dalam bidang pengelasan, titanium tergolong sulit untuk dilas sebab pada suhu yang
tinggi, titanium rentan terhadap hidrogen, oksigen, dan nitrogen yang dapat
menyebabkan penggetasan. Untuk itu, Pengelasaan titanium membutukan perlakuan-
perlakuan khusus yang dapat mencegah difusi gas-gas tadi.

II.IV Sifat-Sifat Fisik Titanium

Titanium dan paduannya merupakan material teknik baru yang memilikin


beberapa kombinasi sifat. Titanium memiliki struktur kristal Heksagonal Close
Packed (HCD) danberatb jenis rendah sekitar 4,5 gr/𝑐𝑚3 . Sebagai pembandingnya
adalah berat jenis besi 7,87 gr/cm3. Titanium memiliki suhu lebur sangat tinggi
1668° C dan modulus elastis 107 Gpa (15,5x106 Psi). Kekuatan titanium sangat
tinggi 1400 Mpa pada suhu ruang. Titanium merupakan paduan sangat liat dan
mudah ditempa serta pemesinan.

II.V Meningkatkan Kekuatan Mekanik Paduan titanium


Kekuatan mekanis titanium near 𝛼 alloys dapat ditingkatkan dengan metode
penghalusan butiran (grain refinement) dan pengerasan larutan padat (solid solution
hardening).

Proses pengerasaan larutan padat paduan titanium kategori near 𝛼 alloys


yang akan dilakuakn bergantung pada sifat mekaqnik yang diharapkan. Apabila
diinginkan sifat creep yang baik tetapi kekuatan fatik yang buruk maka paduan
tersebut dipanaskan pada daerah fasa 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝛽 yang dilanjutkan dengan pendinginan
udara. Bila diinginkan kekuatan fatik yang tinggi tetapi sifat creep yang buruk maka
paduan near 𝛼 alloy dipanaskan pada fasa 𝛽 yang kemudian dilanjutkan dengan
pendinginan cepat (quench).

suhu

Pendingin udara

Pendinginan cepat

waktu

Kekuatan mekanis titanium 𝛼 + 𝛽 alloys dapat ditingkatkan dengan


pendinginan cepat (quench) dari temperatur tinggi (apabila kandungan vanadium
moderat) yang diakui dengan proses temperatur. Proses temper akan menghasilkan
endapan partikel 𝛽 yang meningkatkan kekuatan. Apabila kandungan vanadium
tinggi, maka pendinginan cepat dilakukan dari temperatur dimana porsi 𝛽 besar yang
kemudian dilanjutkan dengan proses penuaan. Proses penuaan akan memunculkan
struktur widmanstatten.
Suhu °𝐶

𝛽
penuaan

temper

100% % Berat Paduan Waktu


Ti

Kekuatan mekanis titanium 𝛽 alloys dapat ditingkatkan dengan metode


penghalusanukuran butir, pengerasaan larutan padat dan pengerasan penuaan.
II.VI Proses Ekstraksi Biji Titanium

Ada dua proses ekstraksi Titanium menjadi TiO2 pigment, proses tersebut antara
lain adalah dengan metode sulfat dan metode klorida. Namun, sebelum melakukan
proses harus dilakukan preparasi bijih.

1. Ore Preparation
proses produksi bijih titanium dimulai dari pasir mineral berat. Ilmenite biasanya
mengandung rutile dan zircon, sehingga produksi ilmenite selalu berkaitan dengan
recovery logam-logam tersebut. Bahan baku pasir (raw sand) yang mengandung 3-
10% mineral berat diperoleh dari wet dredging. setalah melalui proses, kemudian
dimasukkan kedalam gravity concentration dalam beberapa proses dengan Reichert
cones atau spirals untuk menghasilkan produk dengan kandungan 90-98%. Alat
tersebut memisahkan mineral yang berat dan ringan (berat jenis 4.2-4.8 g/cm3 dan
<3 g/cm3). Mineral magnetis (ilmenite) dipisahkan dari non magnetis (rutile, zircon,
dan silikat) dengan dry atau wet separation. Tahap electrostatic separation
memisahkan mineral non konduktor yang berbahaya dari ilmenite. Mineral
nonmagnetis mengalami proseshydromechanical untuk menghilangkan mineral low-
density yang tersisa. Recovery ilmenite dan leucoxenes dengan high-density magentic
separation pada tahap akhir.

2. Produksi Titanium Dioksida(TiO2)


Titanium dioksida pigments (indikasi warna) diproduksi melalui dua proses yang
berbeda, yaitu dengan metode sulfat dan metode klorida.
a) Proses Sulfat
 Grinding
Titanium-bearing raw materials dikeringkan menjadi uap. Pengeringan
umumnya untuk mencegah pemanasan dan reaksi prematur dengan asam sulfur.
 Digestion
Mineral mentah dicampur dengan 80-98% H2SO4. Rasio asam sulfat tersebut
dipilih agar rasio berat dari asam sulfat terhadap TiO2 dalam suspensi antara 1.8-
2.2(biasa disebut acid number) dengan suhu 50-70°C dan bentuk sulfat secara
eksotermis menaikan suhu mencapai 170-220°C . Setelah mencapai suhu maksimum,
maka akan mencapai kematuran. Digestion dapat dipercepat dengan menghembuskan
udara saat suhu naik.
 issolution and Reduction
Pada proses ini temperatur harus kurang dari 85°C untuk mencegah hydrolisis
prematur. Udara dihembuskan kedalam untuk mencampur campuran
selamadissolution. Besi trivalen dihidrolisasi bersama dengan senyawa titanium,
diikutkan menjadi hydrat titanium oksida.
 Clarification
Semua material padat yang tidak terurai harus diremove dari larutan. Metode
ekonomis dengan preliminary settling pada thickener, diikuti dengan filtrasi sedimen
dengan rotary vacuum filter. Dengan hal tersebut maka penambahan bahan kimia
pada thickener harus dilakukan.
 Crystallization
Larutan dari terak digestion mengandung 5-6% FeSO4 dan dari digestion
ilmenite 16-20% FeSO4 setelah reduksi Fe3+. Larutan harus didinginkan untuk
mengkristalkan FeSO4.7H2O mengurangi muatan FeSO4 dalam waste acid.
 Hydrolisis
Hydrat Titanium oksida dan larutannya dipresipitasi dengan hyrolisis pada 94-
110°C. Proses ini menghasilkan hydrolysate yang tidak memiliki warna, namun
dipengaruhi oleh ukuran dan tingkat flocculation. TiO2 yang dihasilkan adalah 93-
96% dengan syarat acid number sekitar 1.8-2.2.
 Purification of the Hydrolysate
Setelah proses hydrolisis fasa cair suspensi hydrate tatanium oksida
mengandung 20-28% H2SO4 dan sejumlah sulfat tak larut. Hydrate disaring dari
larutan dan dicuci dengan air atau dengan dilute acid. Kebanyakan dari pengotor
dapat dihilangkan dengan reduksi(bleaching), untuk filter cake dilarutkan
dengan dilute acid(3-10%) pada suhu 50-90°C . Setelah melalui proses penyaringan
memiliki 5-10% H2SO4.
 Doping of the Hydrate
Saat memproduksi TiO2 dengan kemurnian yang tinggi, hidrat dipanaskan
(calcined) tanpa penambahan aditif. Namun, untuk pembentukan pigment grades
yang spesifik, hidrat harus diberikan perlakuan campuran alkali-metal dan asam
fosfor sebagai mineralizers (<1%) sebelum dilakukannya kalsinasi. Untuk
memproduksi pigmen rutile, harus ditambahkan rutile nuclei maksimal 10%. Contoh
dari rutile nuclei adalah ZnO, Al2O3. Sb2O3 juga terkadang ditambahkan dengan
kadar maksimal 3% untuk menstabilkan struktur Kristal.
 Grinding
Setelah dikalsinasikan, proses selanjutnya adalah grinding. Proses grinding dapat
dilakukan baik dengan wet grinding maupun dry grinding.

b) Proses Klorida
 Chlorination
Titanium dapat diubah menjadi titanium tetraklorida dalam atmosfer yang
rendah. Calcined petroleum coke biasanya digunakan sebagai pereduktor karena
mempunyai kandungan abu yang sangat rendah. Dan karena kemampuan untuk
menguapnya rendah, hanya sedikit HCl yang terbentuk.
 Fixed-bed chlorination method
Metode ini sudah jarang digunakan. Pada proses ini, tanah yang mengandung
titanium dicampurkan dengan petroleum coke dan sebuah bahan pengikat (binder),
dan kemudian membentuk briket.
 Fluidized-bed chlorination method
Titaium, dengan ukuran sebesar pasir, dan petroleum coke, direaksikan dengan
klorin dan oksigen di dalam brick-lined-fluidized-bed reactor (ada pada gambar di
atas) pada temperatur 800-1200 0C. Material mentahnya (titanium) harus sangat
kering untuk menghindari pembentukan HCl. Magnesium klorida dan kalsium klorida
dapat ditambahkan pada fluidized-bed-reactor karena mereka punya volatility yang
rendah. Zirconium silikat juga dapat ditambahkan karena dapat diklorinisasikan
sangat lambat pada temperatur tersebut.
 Gas Cooling
Gas hasil reaksi sebelumnya kemudian didinginkan dengan TiCl4 cair. Pada
tahap pertama, gas didinginkan sedikit dibawah 300 0C. Pada suhu tersebut, klorida
dapat dipisahkan dari TiCl4 dengan cara kondensasi atau sublimasi. Kemudian, gas
yang kandungannya sebagian besar adalah TiCl4 didinginkan sampai suhu dibawah
0o C, yang membuat sebagian besar TiCl4 terkondensasi. Sisa-sisa TiCl4 dan gas
klorida kemudian dihilangkan dengan cara scrubbing dengan unsur alkali.
 Purification of TiCl4
Klorida yang berada pada keadaan padat saat suhu ruang dapat dipisahkan dari
TiCl4melalui cara evaporasi (distilling). Kemudian klorida yang terlarut dapat
dihilangkan dengan pemanasan atau reduksi dengan metal powders, seperti Fe, Cu,
maupun Sn.
3. Pemurnian
Produksi titanium tetraklorida berdasarkan reaksi:
TiO2 + 2Cl2 + 2C à TiCl4 + 2CO
Dari proses sulfat dan klorida, titanium tetraklorida yang terbentuk masih
bersama pengotor lain (Metal klorida dari logam lain) sehingga perlu dimurnikan.
Pada pembentukan titanium (IV) klorida, Klorida logam lain juga bisa terbentuk.
Untuk memisahkannya, logam dimasukkan ke dalam tangki distilasi besar kemudian
dipanaskan. Titanium (IV) klorida yang sangat murni bisa dipisahkan menggunakan
distilasi fraksional pada atmosfer argon atau nitrogen, kemudian disimpan di
dalam dry tanks. Tindakan ini menghilangkan klorida logam lain seperti besi,
vanadium, zirkonium, silikon, dan magnesium. Titanium (IV) klorida adalah klorida
kovalen khas. Ini adalah cairan tak berwarna yang menguap di udara lembab karena
bereaksi dengan air membentuk titanium (IV) oksida dan gas hidrogen
klorida. Semuanya harus dijaga sangat kering untuk mencegah ini terjadi.
4. Produksi spons

a) Reduksi oleh natrium


Metode ini banyak digunakan di Inggris. Titanium (IV) klorida ditambahkan
ke reaktor di mana natrium sangat murni telah dipanaskan sampai sekitar 550 ° C -
semuanya berada pada suasana argon inert. Selama reaksi, temperatur meningkat
sampai sekitar 1000 ° C.

Setelah reaksi selesai, dan semuanya telah didinginkan selama beberapa hari
(sebuah inefisiensi dari proses batch), campuran dihancurkan dan dicuci dengan asam
klorida encer untuk menghilangkan natrium klorida.

b) Reduksi oleh magnesium


Titanium tetraklorida murni dipindahkan dalam bentuk cairan ke reaktor
vessel stainless steel. Magnesium kemudian ditambahkan dan wadah dipanaskan
sampai sekitar 2012 ° F (1.100 ° C). Argon dipompa ke dalam wadah sehingga udara
akan dipindahkan dan kontaminasi oksigen atau nitrogen bisa dicegah. Magnesium
bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida cair dan meninggalkan
padatan titanium murni sejak karena leleh dari titanium lebih tinggi dari suhu reaksi.
Magnesium klorida dipisahkan dari titanium dengan destilasi di bawah tekanan yang
sangat rendah pada suhu tinggi.
Titanium padat dipindahkan dari reaktor melalui boring dan kemudian disiram
dengan air dan asam klorida untuk menghilangkan sisa magnesium dan magnesium
klorida. Produk yang dihasilkan adalah logam padat berpori yang disebut spons.

II.V Sumber Titanium

Titanium selalu berikatan dengan elemen-elemen lain di alam. Titanium


merupakan unsur yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa)
dan logam ke-7 paling berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock
(bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Dari 801 jenis
batuan yang dianalisis oleh United States Geological Survey, terdapat 784
diantaranya mengandung titanium. Perbandingan Ti di dlam tanah adalah sekitar 0,5
sampai 1,5%.

Titanium ditemukan di meteorit dan telah dideteksi di dalam matahari serta pada
bintang tipe-M, yaitu jenis bintang dengan suhu terdingin dengan temperatur
permukaan sebesar 32000F atau 57900F. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17
menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Titanium juga terdapat dalam
mineral rutile (TiO2), ilmenite (FeTiO3),dan sphene, dan terdapat dalam titanate dan
bijih besi. Dari mineral-mineral ini, hanya Rutile dan ilmenite memiliki kegunaan
secara ekonomi, walaupun sulit ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi.
Keberadaan Titanium dengan bijih berupa ilmenit berada di bagian barat Australia,
Kanada, Cina, India, Selandia Baru, Norwegia, dan Ukraina. Rutile dalam jumlah
banyak pun juga ditambang di Amerika Utara dan Afrika Selatan dan membantu
berkontribusi terhadap produksi tahunan 90.000 ton logam dan 4,3 juta ton titanium
dioksida . Jumlah cadangan dari titanium diperkirakan melebihi 600 juta ton. Berikut
adalah tabel penjelasan mengenai sifat-sifat dari sumber-sumber titanium.

II.VI Jenis Jenis Titanium dan Aplikasinya

Titanium komersil dikategorikan menjadi 3 kelas yaitu: 𝛼 alloy (dan near 𝛼 alloys), 𝛽
alloys dan 𝛼 + 𝛽 alloys.

a. 𝛼 alloy

Logam paduan ini meliputi titanium komersil (𝛼 alloy) dan near alloys. Logam
paduan 𝛼 alloy tidak dapat diperlakupanaskan walaupun paduan near alloys dapat
diperlakupanaskan. Logam paduan ini memiliki kekuatan yang menengah tetapi
memiliki ketahanan creep pada suhu tinggi yang baik. Paduan 𝛼 alloys mempunyai
sifat mempu bentuk yang terbatas, dikarenakan struktur kristal 𝛼 alloy adalah
hexagonal-close-packed (HCP).

Paduan titanium komersial mempunyai ketahanan korosi yang istimewa sehingga


sering digunakan pada pabrik kimia. Peralatan heat exchange pada pabrik chlorine
yang menggunakan titanium sehingga menggeser pemakaian gelas dan dinding gelas.
Ukuran peralatan menjadi lebih kecil secara drastis. Titanium juga diterapkan pada
komponen mekanik seperti pompa dan katub. Titanium komersial diterima sebagai
material untuk konstruksi pabrik yang menangani chlorin dan klorida.
Titanium komersial juga diaplikasikan pada gedung bertingkat dan panel ruang
angkasa.

b. Near 𝛼 alloys

Logam paduan ini mengandung <2% unsur yang dapat menstabilkan 𝛽 seperti
Molibdenum (Mo), Vanadium (V), Niobium (Nb) dan Tantalum (Ta). penambahan
unsur penstabil 𝛽 adalah untuk menurunkan suhu transformasi 𝛼 menjadi 𝛽. paduan
near 𝛼 alloys memiliki ketahanan creep yang baik sampai suhu 500 °C, sehingga
dapat digunakan sebagai komponen gas turbin.

Salah satu contoh paduan near 𝛼 alloys adalah Ti-8Al-1Mo-1V yang memiliki
unsur penambah 8% Al, 1% Mo dan 1% V. Paduan ini memiliki kekuatan luluh (yield
strength) 890 Mpa dan kekuatan tarik 950 Mpa. Regangnya adalah 15%. Paduan ini
diaplikasikan pada komponan mesin jet.

c. 𝛼 + 𝛽 alloys

paduan a +b (a +b alloys) memiliki 2 fasa yaitu a dan b. Hadirnya kedua fasa


tersebut disebabkan adanya unsur penstabil a dan b. Dalam jumlah yang signifikan.
Paduan titanium ini mempunyai ketahanan korosi dan ketangguhan (toughness) yang
sangat baik, tetapi ketahanan creepnya buruk. Hal ini berkaitan dengan struktur
kristal b yang BCC sehingga mudah berdeformasi dan struktur a yang HCP (sukar
untuk berdeformasi)

Ti-6Al-6V-2Sn merupakan contoh paduan a dan b alloys yang digunakan


sebagai selongsong mesin jet dan struktur pesawat terbang. Kekuatan luluh dan tarik
paduan ini masing masing adalah 85 Mpa dan 1050 Mpa. Regangannya adalah 14%.

d. 𝛽 alloys
Fasa b adalah metastabil dan memerlukan unsur penstabil b dalam kuantitas
besar. Meningkatnya jumlah unsur penstabil b akan berakibat pada peningkatan berat
jenis paduan titanium itu sendiri. Paduan b (b alloys) mempunyai ruang aplikasi yang
luas karena paduan ini dapat ditingkatkan kekuatannya dengan perlakuan panas.
Proses perlakuan panas akan meningkatkan kekuatan.

Salah satu contoh titanium b alloys adalah Ti-10V-2Fe-3Al yang mempunyai


kekuatan luluh dan tarik masing masing adalah 1150 Mpa dan 1223 Mpa. Regangan
paduan ini adalah 10%. Paduan ini diaplikasikan pada pesawat terbang komersil.

II.VII Keunggulan Titanium

a. Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat
dengan baja tapi hanya 60% dari berat baja.

b. Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan aluminium.

c. Titanium Tetraklorida dapat digunakan untuk mordan (pengikat) pada


pewarnaan.

d. Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka


dibutuhkan titanium karena aluminium akan kehilangan kekuatannya secara nyata.

e. Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan
baja.

f. Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka


komponen-komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih
sedikit dibanding aluminium.
II.VIII Bahaya Titanium

a. Implan berbasis titanium menimbilkan korosi dan menghasilkan puing-puing


logam sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

b. Titanium tetraklorida berpotensi menyebabkan iritasi kulit dan gangguan pada


paru-paru jika terhirup

c. Titanium tetraklorida sangat mengiritasi kulit dan cukup menghirup itu dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru parah hampir mati

d. Titanium karbida yang terdapat pada alat pemotong, dapat menyebabkan batuk
berat dan sakit tenggorokan jika partikel yang terhirup.

e. Bila dalam bentuk bubuk logam, logam titanium menimbulkan bahaya


kebakaran yang signifikan dan, ketika dipanaskan di udara bisa terjadi ledakan.

II.IX Penanggulangan Dampak Negatif Titanium Bagi Kesehatan

a. Bersentuhan dengan kulit. Basahi kulit secara menyeluruh dengan air.


Dapatkan bantuan medis bila iritasi berkembang atau berlanjut.

b. Bersentuhan dengan mata. Segera bilas mata dengan air. Lepaskan lensa kontak,
dan teruskan membilas dengan air mengalir selama setidaknya 15 menit. Tahan
kelopak mata untuk memastikan seluruh bagianmata dan kelopak mata terbilas
dengan air. Segera minta bantuan medis.

c. Tertelan. Bilas mulut secara sempurna. Jangan dimuntahkan tanpa petunjuk


pusat pengendali racun. Jangan sekali-kali memberikan apa pun lewat mulut kepada
orang yang tidak sadar. Bila bahan tertelan dalam jumlah besar, segera hubungi pusat
pengendali rac
III. Kesimpulan

Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk
tahan air laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium
merupakan unsur yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa)
dan logam ke-7 paling berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock
(bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Unsur ini
terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit, yang
tersebar luas di seluruh Bumi.

Secara umum titanium dan paduannya diklasifikasikan menjadi 4 kelompok utama


berdasarkan fasa yang dominan dalam strukturnya,yaitu:

• Titanium murni.

• Paduan titanium alpha (α).

• Paduan titanium alpha-beta.

• Paduan titanium beta (β).


IV. Kritik dan Saran

V. Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai