Anda di halaman 1dari 3

A.

Sifat Kimia Polimer dan Monomer dari PVC


Polivinil klorida (IUPAC: Poli (kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer
termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan
polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi.
Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat
lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya dipakai sebagai bahan
pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.

(sumber: https://dokumen.tips/documents/makalah-pembuatan-pvc.html)

Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas.
Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses
tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui
cetakan yang berbeda untuk mendapatkan produk polimer yang baru. Polimer yang termasuk
polimer termoplastik adalah jenis polimer plastik. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar
rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang.
(sumber: http://rinapuspita996.blogspot.com/2014/02/polimer-termoplastik-dan-
termosetting.html)
1. Sifat Fisika dan Kimia Monomer dari PVC
Monomer dari PVC adalah vinilklorida. Adapaun sifat Fisikanya sebagai berikut:

Densiti relatif : 0,9 g/ml

Titik lebur : -154 oC

Titik didih : -13 oC

(sumber: https://dokumen.tips/documents/makalah-pembuatan-pvc.html)

Kepadatan : 0,911 g / ml

Titik lebur : -153,8 ° C (119,4 K)

Titik didih : -13,4 ° C (259,8 K)

Kelarutan dalam air :2,7 g / L

(sumber: http://mradtna.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo_6662.html)
Sifat kimianya sebagai berikut:
- Rumus molekul CH2=CHCl
- Massa molar 62,498 g / mol
- Sangat beracun, mudah terbakar dan karsinogenik
(http://mradtna.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo_6662.html)
2. Sifat Fisika PVC
Sifat fisika:
- Keras
- Kaku
- Jernih dan mengkilap
- Sangat sukar ditembus oleh air
- Tahan terhadap bahan kimia dengan asam, alkali, larutan garam dan bahan kimia lainnya
serta tahan dari serangan korosi
- Permeabilitas gasnya rendah
- Dapat diperoleh dengan berbagai macam warna
- Masa jenisnya kira-kira 1,4 gr/cm

(sumber: https://dokumen.tips/documents/makalah-pembuatan-pvc.html)

B. Pembuatan PVC

1. Polimerisasi bulk

Polimerisasi bulk merupakan proses yang paling sedikit digunakan untuk membuat PVC
dari VCM. Sekitar 10% saja dibandingkan penggunaan proses polimerisasi suspensi dan emulsi.
Keuntungan polimerisasi bulk adalah bahwa dapat dihasilkan produk yang murni, yaitu produk
yang bebas dari surfaktan, aditif maupun pelarut. Masalah yang muncul adalah sulit mengontrol
suhu yang berakibat sulitnya mengontrol laju reaksi. Proses Pechiney-Saint-Gobain digunakan
dalam pembuatan polimerisasi bulk skala industri karena masalah pengontrolan panas dapat
ditanggulangi. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan dua stage. Pada stage pertama,
VC dipolimerisasi untuk memperoleh konversi 10% dalam bentuk pasta. Kemudian, massa yang
bereaksi diteteskan kedalam autoclave kedua untuk mencapai konversi 80%-85% dalam bentuk
serbuk. Reaktor ini sengaja didesain dengan pengaduk dan dilengkapi dengan kondenser. Apabila
diinginkan polimer dengan stabilitas thermal, maka reaksi dilakukan pada suhu rendah. Untuk
melakukannya, diperlukan inisiator yang dapat bekerja pada kisaran suhu -20 °C seperti katalis
tipe redoks (organik hidrogen peroksida dengan sulfur dioksida atau sulfur trioksida, organik
hidrogen peroksida dengan asam sulfinic atau turunannya dan organik hidrogen peroksida dengan
hidroksi keton). Proses ini tidak menggunakan suspending agent atau emulsifier sehingga produk
yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang tinggi. Polimerisasi secara bulk digunakan untuk
menghasilkan unplasticied PVC (UPVC).

2. Polimerisasi Suspensi

Lebih dari 80% PVC diproduksi menggunakan proses polimerisasi suspensi. Perbedaan
dengan proses polimerisasi bulk adalah sebelum dimasukkan dalam reaktor, vinyl chlorida
ditambah air dengan perbandingan 2:1. Penyuspensi dapat berupa vinyl asetat, ether selulosa,
acrylic esther, vynil pyrrolidone, gelatin, lithium stearat, dll. Keberadaan penyuspensi dibutuhkan
untuk menstabilkan tetesan monomer dari kemungkinan koagulasi dan untuk mengontrol dimensi
dari partikel. Setelah proses polimerisasi, kelebihan monomer ditampung atau dikembalikan ke
reaktor. VCM didispersikan ke dalam air kemudian ditambahkan stabilizer antara lain
talcataubentonite. Inisiator ditambahkan di dalam suspensi monomer. Inisiator yang digunakan
untuk menghasilkan radikal bebas antara lain adalah : peroxy dikarbonat, t-butylperpivalat, azobis
dan acetyl cyclohexyl peroxy sulphonat. Polimer dimurnikan dengan proses filtrasi, dicuci
berulangkali dengan air suling dan dikeringkan untuk memperoleh berat yang tetap dengan tekanan
rendah dan suhu sekitar 50 °C. PVC yang dihasilkan lebih murni, memiliki sifat isolasi listrik dan
ketahanan panas yang baik serta lebih jernih dari PVC emulsi.

Anda mungkin juga menyukai