Anda di halaman 1dari 11

Analisis Perbandingan Kecepatan Aliran Fluida dan Perpindahan

Panas pada Mixing Elbow yang Berbeda Dimensi

Otniel Wahana Christian Simanjuntak


NIM : 190401032
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan,
Indonesia

Abstrak
Tugas ini adalah perbandingan kecepatan aliran fluida dan perpindahan panas
pada mixing elbow yang berbeda dimensi. Analisis dilakukan untuk aliran steady-
state, laminar, dan tiga dimensi. Pipa yang digunakan memiliki diameter pipa 25
mm dan 38 mm dangan suhu sumber sebesar 313,15 K dialiri dengan kecepatan
1,2 m/s. Analisis dilakukan untuk mengetahui perbandingan kecepatan aliran
fluida dan perpindahan panas dengan perbedaan antara dimensi geometri mixing
elbow. Dengan memanfaatkan fitur Calculate pada perangkat lunak CFD, medan
temperatur dan kecepatan dari pipa juga akan ditampilkan dalam 3 Dimensi.

Kata Kunci: Aliran Fluida, CFD

I. Pendahuluan
Simulasi ini menggambarkan sistem aliran fluida dengan ANSYS
Workbench untuk mengatur dan menyelesaikan masalah fluida turbulen tiga
dimensi dan masalah perpindahan panas pada mixing elbow.
Tujuan tugas ini antara lain: (1) memperdalam pengetahuan proses
perpindahan panas, (2) memberikan keterampilan menggunakan salah satu
perangkat lunak CFD untuk menganalisis proses proses engineering, (3)
memberikan kemampuan dasar yang dapat dikembangkan melakukan analisis
perpindahan panas yang lebih kompleks.
II. Metodologi Percobaan
A. Perumusan Masalah
Untuk mendapatkan tujuan-tujuan itu pada tugas ini dilakukan analisis
pada masalah yang sangat sederhana. Pipa yang digunakan memiliki diameter
sebesar 25 mm (pada elbow 1) dan 38 mm (pada elbow 2) dengan suhu sumber
313,15 K dialiri dengan kecepatan 1,2 m/s.

Gambar 1 Desain Model Mixing Elbow


Fluida yang mengalir adalah air. Asumsi-asumsi lain yang digunakan
adalah steady-state, tiga dimensi. Dengan mengunakan asumsi-asumsi ini, maka
persamaan pembentuk aliran (governing equations) yang akan dianalisis adalah:
1. Persamaan Kontinuitas
∂u ∂ v ∂w
+ + =0 (1)
∂x ∂ y ∂z
2. Persamaan Momentum
∂( ρu) ∂( ρuu) ∂( ρuv) ∂( ρuw) −∂ p ∂ 2
∂t
+
∂x
+
∂y
+
∂z
= +
∂x ∂ x 3
μ 2
[ (
∂u ∂v ∂w
− −
∂x ∂ y ∂z
+

∂y
μ − )]
∂u ∂v
∂y ∂x
+

∂ [( )]
(2)

∂( ρv) ∂( ρuv) ∂( ρvv) ∂(ρvw ) −∂ p ∂ 2


∂t
+
∂x
+
∂y
+
∂z
= +
∂ y ∂y 3
μ 2
[ (
∂ v ∂u ∂w
− −
∂y ∂x ∂z
+

∂x
μ − )]
∂v ∂u
∂x ∂y
+


[( )]
(3)
∂( ρw ) ∂( ρuw) ∂ (ρvw ) ∂(ρww ) −∂ p ∂ 2
∂t
+
∂x
+
∂y
+
∂y
= +
∂z ∂z 3
μ 2
[ (
∂ w ∂u ∂ v
− −
∂z ∂x ∂y
+

∂x
μ )]
∂ w ∂u

∂x ∂z
+
[( )]
(4)
3. Persamaan Energi

( )
∂( ρcT ) ∂( ρcv) ∂ ∂T ∂u
+ = k − p i + ρ q̇+ ϕ (5)
∂t ∂ xi ∂ xi ∂ xi ∂ xi
Dimana I, j, k = 1, 2, 3 pada masing-masing sumbu x, y, z.
Koefisien perpindahan panas konveksi lokal dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:

hx=
−k ( ∂∂ Ty )¿ y=0

( T s−T ¿ )
Dengan menggunakan teknik similaritas persamaan temperatur dapat dipecahkan
dan persamaan koefisien konveksi lokal menjadi:

h x =0.332 Pr 1/ 3 k
√ ρU ¿
vx
Dimana Pr adalah bilangan Prandtl dan x adalah jarak dari sisi masuk.
Koefisien perpindahan panas rata-rata di sepanjang plat dapat dihitung
dengan persamaan:
1
L∫ x
h= h dx

B. Tahapan Melakukan Simulasi


Didalam melakukan simulasi dengan menggunakan perangkat lunak
FLUENT, tahapan terpenting yang dilakukan adalah membuat domain simulasi,
Penamaan bagian-bagian domain, Meshing, dan Setup.
1. Pembuatan Domain simulasi
Domain simulasi yang akan digunakan merupakan Pipa yang digunakan
memiliki diameter sebesar 25 mm (pada elbow 1) dan 38 mm (pada elbow 2)
dengan suhu sumber 313,15 K dialiri dengan kecepatan 1,2 m/s. Spesifikasi
domain dapat dilihat pada gambar 1.
2. Penamaan bagian-bagian domain
Penamaan bagian domain berfungsi untuk memudahkan proses setup
nantinya, seperti untuk menentukan domain aliran fluida, symmetry, inlet, dan
juga outlet fluida.
3. Meshing
Proses Meshing dilakukan untuk mengubah domain menjadi terdiri dari
banyak cell. Didalam simulasi menggunakan FLUENT, semakin banyak jumlah
cell suatu domain, maka akan semakin tinggi tingkat akurasi dari hasil yang
didapat. Didalam simulasi ini, besar cell yang digunakan memiliki besar 6 mm.

Gambar 2 Hasil Meshing


4. Setup
Proses Setup digunakan untuk mendefinisikan sifat-sifat domain yang
akan disimulasikan, model dari simulasi yang akan disimulasikan, dan banyak
iterasi yang nantinya akan dilakukan pada saat simulasi. Sifat domain fluida yang
akan didefinisikan biasanya yaitu, material dari domain, kecepatan fluida masuk
pada inlet, tekanan pada outlet, menentukan sifat domain, boundary condition
domain dan lain sebagainya.
a. Solver
Solver merupakan asumsi-asumsi yang akan digunakan selama
melakukan simulasi. Solver yang digunakan pada simulasi ini adalah tipe
Pressure-Based karena fluida akan mengalami perubahan suhu, velocity absolute
karena kecepatan diasumsikan tidak terlalu bergantung kepada waktu, dan time
steady.
b. Models
Models digunakan untuk menjelaskan apa saja pengaruh yang akan
mempengaruhi hasil simulasi, seperti energi, efek viskus, akustis, dan banyak fase
yang ada. Dalam simulasi ini hal yang mempengaruhi hasil simulasi adalah
energi, dan juga efek viskus.
c. Pemilihan Material
Pemilihan material dimaksudkan untuk menjelaskan jenis material yang
akan diterapkan pada domain. Pada simulasi ini, jenis domain yang akan
digunakan adalah air untuk fluidanya.
d. Mendefinisikan sifat domain
Mendefinisikan sifat domain dapat dilakukan melalui menu Cell Zone
Conditions pada FLUENT. Menu ini berfungsi untuk mendefinisikan sifat domain
apakah itu solid atau fluida, dan material dari suatu domain yang sudah ada.
Dalam simulasi ini domain fluida panas memiliki material air.
e. Menentukan inlet, outlet, kecepatan masuk fluida, dan temperatur masuk
fluida
Untuk menentukan inlet, outlet, kecepatan masuk fluida, dan temperatur
masuk fluida dilakukan melalui menu Boundary Conditions.

Gambar 3 Aliran Masuk dan Keluar Fluida


f. Melakukan Inisialisasi
Pada simulasi ini, metode inisinialisasi yang digunakan adalah hybrid
initialization.
g. Memulai Kalkulasi
Memulai kalkulasi dimaksudkan untuk memulai proses kalkulasi dari
simulasi yang dilakukan yang didalamnya dapat ditentukan banyak iterasi
terhadap trial and error yang akan dilakukan oleh FLUENT. Pada simulasi ini,
banyak iterasi yang digunakan adalah sebanyak 300 iterasi.

III. Hasil dan Diskusi


Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada
simulasi aliran fluida pada elbow 1 yang diameter inlet sebesar 25 mm, didapatkan
temperatur rata-rata udara yang keluar sebesar 295,475 K.

Gambar 4 Temperatur rata-rata fluida keluar pada Elbow 1 menurut FLUENT


Selain temperatur rata-rata aliran yang keluar dari simulasi aliran fluida
pada elbow yang diameter inlet sebesar, dengan menggunakan perangkat lunak
CFD ini didapat juga distribusi suhu yang terjadi disekitaran susunan pipa dalam
gambar 3 Dimensi.
Gambar 5 Distribusi suhu Elbow 1 pada gambar 3 Dimensi
Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada
simulasi aliran fluida pada elbow 1 yang diameter inlet sebesar 38 mm, didapatkan
kecepatan rata-rata udara yang keluar sebesar 0.460275 m/s.

Gambar 6 Kecepatan rata-rata fluida keluar pada Elbow 1 menurut FLUENT


Selain kecepatan rata-rata aliran yang keluar dari simulasi aliran fluida
pada elbow 1 yang diameter inlet sebesar 25 mm, dengan menggunakan perangkat
lunak CFD ini didapat juga distribusi kecepatan yang terjadi pada pipa dalam
gambar 3 Dimensi.

Gambar 7 Distribusi kecepatan Elbow 1 pada gambar 3 Dimensi


Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada
simulasi aliran fluida pada elbow 2 yang diameter inlet sebesar 38 mm, didapatkan
temperatur rata-rata udara yang keluar sebesar 297,746 K.
Gambar 8 Temperatur rata-rata fluida keluar pada Elbow 2 menurut FLUENT
Selain temperatur rata-rata aliran yang keluar dari simulasi aliran fluida
pada elbow 2 yang diameter inlet sebesar 38 mm, dengan menggunakan perangkat
lunak CFD ini didapat juga distribusi suhu yang terjadi disekitaran susunan pipa
dalam gambar 3 Dimensi.

Gambar 9 Distribusi suhu Elbow 2 pada gambar 3 Dimensi


Dengan menggunakan perangkat lunak CFD ANSYS FLUENT pada
simulasi aliran fluida pada elbow 2 yang diameter inlet sebesar 38 mm, didapatkan
kecepatan rata-rata udara yang keluar sebesar 0.560175 m/s.

Gambar 10 Kecepatan rata-rata fluida keluar pada Elbow 2 menurut FLUENT


Selain kecepatan rata-rata aliran yang keluar dari simulasi aliran fluida
pada elbow 2 yang diameter inlet sebesar 38 mm, dengan menggunakan perangkat
lunak CFD ini didapat juga distribusi kecepatan yang terjadi pada pipa dalam
gambar 3 Dimensi.
Gambar 11 Distribusi kecepatan Elbow 2 pada gambar 3 Dimensi

IV. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai