Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 1

1. ELSY YULISKY RIZAL


2. ERLINA SEPTIANI
3. JEFRI KURNIAWAN
4. INDRI WAHYUNI
5. KARDINA
6. SUCI ANDRIANI

UNSUR TITANIUM
SIFAT FISIKA DAN KIMIA
TITANIUM

 SIFAT FISIKA
 Titanium merupakan logam yang berwarna abu abu putih keperakan. Logam ini
 memiliki kerapatan 4510 kg/m3, titanium berada diantara aluminium dan stainless steel (termasuk
dalam logam ringan). Meski ringan, logam ini mempunyai kekuatan hampir sama dengan baja, dan
mempunyai daktilitas yang tinggi. Bentuk titanium yang dikomersilkan (kemurnian 99,2%) memiliki
ultimate tensile strength (UTS) sekitar 63.000 psi atau 434 Mpa. Logam ini memiliki kekerasan yang
cukup tinggi, non-magnetik dan konduktor yang buruk. Selain itu, memiliki fatigue limit untuk batas
pemakaian pada beberapa aplikasi. Titanium memiliki allotrope dimorphic dengan bentuk alfa
hexagonal yang dapat berubah menjadi bentuk beta body-centered cubic pada temperatur 8820C.
Logam ini memiliki titik leleh sekitar 3032 ° F (1667 ° C) dan titik didih 5948 ° F (3287 C) sehingga
dapat dipakai sebagai logam refractori.
SIFAT KIMIA

 Sifat yang paling menonjol dari Titanium adalah ketahanan logam ini terhadap korosi
hampir sama denga Platinum, logam ini mampu bertahan terhadap gas klorin,
serangan asam, dan beberapa larutan garam. Titanium akan lebih tahan terhadap
korosi apabila dipadukan dengan logam mulia seperti emas, perak, dan platinum.
Larutan Titanium tidak larut dalam air, namun akan larut dalam larutan asam. Logam
ini merupakan logam reaktif secara termodinamik, namun kurang reaktif terhadap air
dan udara. Pada lingkungan dengan temperatur yang tinggi, logam ini akan
membentuk suatu lapisan pasif yang protektif.
Titanium akan terbakar ketika dipanaskan di udara pada 610 0C ataupun diatasnya,
kemudian logam ini akan membentuk titanium dioksida dan merupakan satu dari
beberapa logam yang dapat terbakar dalam gas nitrogen murni membentuk titanium
nitrit yang dapat menyebabkan kerapuhan/brittle.
Kegunaan Titanium

 Titanium Oksida (TiO2) banyak


digunakan sebagai pigmen putih  Karena sifat-sifat ini, paduan
dalam lukisan outdoor karena titanium terutama digunakan di
memiliki sifat inert, daya pelapis, pesawat terbang, pipa untuk
serta tahan terhadap paparan sinar UV pembangkit listrik, pelapis baja,
matahari. kapal laut, pesawat ruang
angkasa, serta rudal.
 Titanium Oksida (TiO2) juga pernah
digunakan sebagai pemutih dan agen
 Titanium dikenal memiliki
opicifying pada enamel porselen
sehingga tampak lebih cerah dan kekuatan setara baja namun
tahan asam. Sebuah lipstik umumnya 45% lebih ringan
mengandung 10% titanium.
 Dalam bidang medis, titanium
 Paduan titanium dikenal memiliki diguanakan untuk membuat
karakteristik kuat meskipun berada pinggul dan lutut buatan, serta
pada suhu tinggi, ringan, tahan korosi, pen untuk memperbaiki tulang
dan kemampuannya menahan suhu
ekstrim.
EKSTRAKSI TITANIUM
Produksi Titanium Dioksida(TiO2)

Titanium dioksida pigments (indikasi warna) diproduksi melalui dua proses yang berbeda, yaitu dengan metode sulfat dan metode
klorida.
a) Proses Sulfat
• Grinding
Titanium-bearing raw materials dikeringkan menjadi uap. Pengeringan umumnya untuk mencegah pemanasan dan reaksi prematur
dengan asam sulfur.
• Digestion
Mineral mentah dicampur dengan 80-98% H2SO4. Rasio asam sulfat tersebut dipilih agar rasio berat dari asam sulfat terhadap TiO2
dalam suspensi antara 1.8-2.2(biasa disebut acid number) dengan suhu 50-70°C dan bentuk sulfat secara eksotermis menaikan suhu
mencapai 170-220°C . Setelah mencapai suhu maksimum, maka akan mencapai kematuran. Digestion dapat dipercepat dengan
menghembuskan udara saat suhu naik.
• issolution and Reduction
Pada proses ini temperatur harus kurang dari 85°C untuk mencegah hydrolisis prematur. Udara dihembuskan kedalam untuk mencampur
campuran selamadissolution. Besi trivalen dihidrolisasi bersama dengan senyawa titanium, diikutkan menjadi hydrat titanium oksida.
• Clarification
Semua material padat yang tidak terurai harus diremove dari larutan. Metode ekonomis dengan preliminary settling pada thickener,
diikuti dengan filtrasi sedimen dengan rotary vacuum filter. Dengan hal tersebut maka penambahan bahan kimia pada thickener harus
dilakukan.
EKSTRAKSI TITANIUM
Produksi Titanium Dioksida(TiO2)
 • Crystallization : Larutan dari terak digestion mengandung 5-6% FeSO4 dan dari
digestion ilmenite 16-20% FeSO4 setelah reduksi Fe3+. Larutan harus didinginkan untuk
mengkristalkan FeSO4.7H2O mengurangi muatan FeSO4 dalam waste acid.
• Hydrolisis: Hydrat Titanium oksida dan larutannya dipresipitasi dengan hyrolisis pada
94-110°C. Proses ini menghasilkan hydrolysate yang tidak memiliki warna, namun
dipengaruhi oleh ukuran dan tingkat flocculation. TiO2 yang dihasilkan adalah 93-96%
dengan syarat acid number sekitar 1.8-2.2.
• Purification of the Hydrolysate : Setelah proses hydrolisis fasa cair suspensi hydrate
tatanium oksida mengandung 20-28% H2SO4 dan sejumlah sulfat tak larut. Hydrate
disaring dari larutan dan dicuci dengan air atau dengan dilute acid. Kebanyakan dari
pengotor dapat dihilangkan dengan reduksi(bleaching), untuk filter cake dilarutkan
dengan dilute acid(3-10%) pada suhu 50-90°C . Setelah melalui proses penyaringan
memiliki 5-10% H2SO4.
• Doping of the Hydrate: Saat memproduksi TiO2 dengan kemurnian yang tinggi,
hidrat dipanaskan (calcined) tanpa penambahan aditif. Namun, untuk pembentukan
pigment grades yang spesifik, hidrat harus diberikan perlakuan campuran alkali-metal
dan asam fosfor sebagai mineralizers (<1%) sebelum dilakukannya kalsinasi. Untuk
memproduksi pigmen rutile, harus ditambahkan rutile nuclei maksimal 10%. Contoh
dari rutile nuclei adalah ZnO, Al2O3. Sb2O3 juga terkadang ditambahkan dengan
kadar maksimal 3% untuk menstabilkan struktur Kristal.
• Grinding : Setelah dikalsinasikan, proses selanjutnya adalah grinding. Proses grinding
dapat dilakukan baik dengan wet grinding maupun dry grinding
EKSTRAKSI TITANIUM
Produksi Titanium Dioksida(TiO2)

b) Proses Klorida
• Chlorination
Titanium dapat diubah menjadi titanium tetraklorida dalam atmosfer yang rendah. Calcined petroleum coke
biasanya digunakan sebagai pereduktor karena mempunyai kandungan abu yang sangat rendah. Dan karena
kemampuan untuk menguapnya rendah, hanya sedikit HCl yang terbentuk.
• Fixed-bed chlorination method
Metode ini sudah jarang digunakan. Pada proses ini, tanah yang mengandung titanium dicampurkan dengan
petroleum coke dan sebuah bahan pengikat (binder), dan kemudian membentuk briket.
• Fluidized-bed chlorination method
Titaium, dengan ukuran sebesar pasir, dan petroleum coke, direaksikan dengan klorin dan oksigen di dalam
brick-lined-fluidized-bed reactor (ada pada gambar di atas) pada temperatur 800-1200 0C. Material mentahnya
(titanium) harus sangat kering untuk menghindari pembentukan HCl. Magnesium klorida dan kalsium klorida
dapat ditambahkan pada fluidized-bed-reactor karena mereka punya volatility yang rendah. Zirconium silikat
juga dapat ditambahkan karena dapat diklorinisasikan sangat lambat pada temperatur tersebut.
• Gas Cooling
Gas hasil reaksi sebelumnya kemudian didinginkan dengan TiCl4 cair. Pada tahap
pertama, gas didinginkan sedikit dibawah 300 0C. Pada suhu tersebut, klorida
dapat dipisahkan dari TiCl4 dengan cara kondensasi atau sublimasi. Kemudian,
gas yang kandungannya sebagian besar adalah TiCl4 didinginkan sampai suhu
dibawah 0o C, yang membuat sebagian besar TiCl4 terkondensasi. Sisa-sisa TiCl4
dan gas klorida kemudian dihilangkan dengan cara scrubbing dengan unsur alkali.
• Purification of TiCl4
Klorida yang berada pada keadaan padat saat suhu ruang dapat dipisahkan dari
TiCl4melalui cara evaporasi (distilling). Kemudian klorida yang terlarut dapat
dihilangkan dengan pemanasan atau reduksi dengan metal powders, seperti Fe,
Cu, maupun Sn.
Produksi titanium tetraklorida berdasarkan reaksi:
TiO2 + 2Cl2 + 2C à TiCl4 + 2CO
Dari proses sulfat dan klorida, titanium tetraklorida yang terbentuk masih bersama
pengotor lain (Metal klorida dari logam lain) sehingga perlu dimurnikan. Pada
pembentukan titanium (IV) klorida, Klorida logam lain juga bisa terbentuk. Untuk
memisahkannya, logam dimasukkan ke dalam tangki distilasi besar kemudian
dipanaskan. Titanium (IV) klorida yang sangat murni bisa dipisahkan menggunakan
distilasi fraksional pada atmosfer argon atau nitrogen, kemudian disimpan di dalam
dry tanks. Tindakan ini menghilangkan klorida logam lain seperti besi, vanadium,
zirkonium, silikon, dan magnesium. Titanium (IV) klorida adalah klorida kovalen
khas. Ini adalah cairan tak berwarna yang menguap di udara lembab karena bereaksi
dengan air membentuk titanium (IV) oksida dan gas hidrogen klorida. Semuanya
harus dijaga sangat kering untuk mencegah ini terjadi.
-Reduksi oleh natrium
Metode ini banyak digunakan di Inggris. Titanium (IV) klorida ditambahkan ke reaktor di mana
natrium sangat murni telah dipanaskan sampai sekitar 550 ° C – semuanya berada pada suasana argon
inert. Selama reaksi, temperatur meningkat sampai sekitar 1000 ° C.
Setelah reaksi selesai, dan semuanya telah didinginkan selama beberapa hari (sebuah inefisiensi dari
proses batch), campuran dihancurkan dan dicuci dengan asam klorida encer untuk menghilangkan
natrium klorida.
-Reduksi oleh magnesium
Titanium tetraklorida murni dipindahkan dalam bentuk cairan ke reaktor vessel stainless steel.
Magnesium kemudian ditambahkan dan wadah dipanaskan sampai sekitar 2012 ° F (1.100 ° C). Argon
dipompa ke dalam wadah sehingga udara akan dipindahkan dan kontaminasi oksigen atau nitrogen bisa
dicegah. Magnesium bereaksi dengan klor menghasilkan magnesium klorida cair dan meninggalkan
padatan titanium murni sejak karena leleh dari titanium lebih tinggi dari suhu reaksi. Magnesium
klorida dipisahkan dari titanium dengan destilasi di bawah tekanan yang sangat rendah pada suhu
tinggi.
Titanium padat dipindahkan dari reaktor melalui boring dan kemudian disiram dengan air dan asam
klorida untuk menghilangkan sisa magnesium dan magnesium klorida. Produk yang dihasilkan adalah
logam padat berpori yang disebut spons.
REAKSI REAKSI TITANIUM
 Reaksi dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)
 Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang terang
dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)
 Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor berlangsung pada
suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
REAKSI REAKSI TITANIUM

 Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi
dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
· Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keadaan
panas.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai