Anda di halaman 1dari 5

GOLONGAN 10

NIKEL, PALADIUM, DAN PLATINA

Pendahuluan
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi secara reaksi
kimia biasa. Unsur dalam tabel periodik unsur dapat dibagi dalam dua kelompok
utama, yaitu unsur-unsur golongan utama (main group elements) dan unsur
transisi (transition element). Unsur-unsur golongan utama adalah unsur yang ada
di golongan 1, 2, dan 13 sampai 18. Unsur-unsur dalam golongan 3 Sampai 12
adalah unsur transisi, dan berhubung semuanya merupakan logam, unsur-unsur
tersebut dinamakan logam transisi.
Unsur transisi dicirikan dengan mengisi orbital d dari kiri ke kanan
melintasi suatu periode. Secara kolektif unsur-unsur golongan transisi membentuk
blok-d dari tabel periodik. Berbeda dengan golongan unsur-unsur yang lain,
golongan VIII B dalam sistem periodik terdiri atas unsur yang terbagi atas 3 sub
golongan secara vertikal yang disebut triad transisi. Dalam sistem periodik
modern, ketiga triad transisi ini diberi masing-masing penggolongan baru yaitu
logam golongan 8, golongan 9, dan golongan 10.
Logam golongan 10 adalah salah satu golongan unsur kimia dalam tabel
periodik unsur yang dikenal juga sebagai golongan nikel. Unsur-unsur yang
terdapat dalam golongan 10 ini adalah nikel dengan nomor atom 28, paladium
dengan nomor atom 46, dan platina dengan nomor atom 78. Logam-logam yang
terdapat dalam golongan 10 tersebut memiliki karaktersitik tersendiri yang
menjadi ciri khasnya sehingga membedaknnya dengan jenis logam yang berasal
dari golongan lain.
Karakteristik Golongan 10
1. Nikel
Nikel adalah logam putih perak yang keras yang pertama kali ditemukan
oleh F. Cronstedt pada tahun 1751 yang mengisolasi logam tak murni dari bijih
yang berasal dari Swedia, dang mengidentifikasinya dengan komponen logam
kupfernikel sebagai logam baru denga nama nikel. Akhirnya pada tahun 1804,
J.B. Richter berhasil mengisolasi logam nikel dengan hasil yang lebih murni dan
mengidentifikasi sifat-sifatnya. Nikel bersifat liat, dapat ditempa, dan sangat
kukuh, melebur pada suhu 1453.0ºC. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek,
tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya dapat membentuk
baja tahan karat yang keras, mudah ditempa, sedikit magnetis, dan merupakan
konduktor yang baik terhadap panas dan listrik.
Sebagian besar senyawa kompleks nikel memiliki struktur geometri
tetrahedron dan geometri bujur sangkar. Salah satu contoh senyawa kompleks
nikel dengan geometri tetrahedron adalah ion heksaakuonikel (II) yang berwarna
hijau, jika dilakukan penambahan amonia menghasilkan ion heksaaminanikel (II)
berwarna biru dengan persamaan reaksi:

Hijau Biru
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan nikel (II) menghasilkan
endapan gelatin hijau nikel (II) hidroksida dengan persamaan reaksi:

Kompleks yang lazim memiliki geometri tetrahedron adalah halida, seperti


ion tetrakloronikelat (II) yang berwarna biru. Senyawa ini terbentuk dari
penambahan HCl pekat ke dalam larutan garam nikel (II) dalam air menurut
persamaan reaksi:

Senyawa kompleks nikel (II) bujur sangkar yang umum dikenal adalah bis
(dimetillioksimato) nikel (II) yang berwarna merah pink. Senyawa ini dapat
diperoleh dari penambahan larutan dimetillioksim (C 4N2O2H8) ke dalam larutan
nikel (II) yang dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan
reaksi:

2. Paladium
Paladium adalah logam abu-abu muda dengan lambing Pd dengan nomor
atom 46 yang melebur pada 1555ºC yang ditemukan pada tahun 1803 oleh
William Hyde Wollaston. Sifatnya yang paling khas adalah kemampuan paladium
melarutkan (mengabsorpsi) gas hidrogen dalam jumlah yang banyak. Paladium
tidak bereaksi denan oksigen pada temperatur normal, dapat membentuk lapisan
paladium (II) oksida saat dipanaskan hingga suhu 800 ºC.
Berbeda dengan platina, paladium perlahan-lahan dilarutkan oleh asam
nitrat pekat, dan oleh asam sulfat pekat panas, membentuk larutan coklat dari ion-
ion paladium (II). Paladium juga dapat dilarutkan dengan melebur dulu logam itu
dengan kalium pirosulfat dan lalu mengekstraksi leburan yang telah membeku
dengan air. Logam ini dengan mudah melarut dalam air raja, pada mana terbentuk
baik ion-ion Pd2+ maupun Pd4+ atau lebih tepatnya [Pd(Cl4)]2- dan [Pd(Cl6)]2-.
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada paladium antara lain adalah reaksi
paladium (II) klorida dengan trifenilfosin dan reaksi antara unsur paladium denan
klorin. Reaksi antara paladium (II) klorida dengan trifenilfosin dalam pelarut
pengompleks menghasilkan bis(trifenilfosin)paladium(II)diklorida dengan
persamaan reaksi :
PdCl2 + 2PPh3 →PdCl2(PPh3)2.

Adapun untuk reaksi antara unsur paladium dengan klorin menghasilkan paladium
(II) klorida.
3. Platina
Platina merupakan logam putih keabu-abuan yang berat, dapat ditempa,
liat dengan titik lebur 1773ºC. Nama platina berasal dari bahasa Spanyol yaitu
platina del pinto, yang diartikan sebagai perak kecil dari sungai pinto. Platina
terjadi secara alami dalam pasir alluvial. Logam platina tidak terseran oleh asam
encer atau pekat, kecuali air raja, yang melarutkan platina dan membentuk ion
heksakloroplatinat (IV). Platina memiliki beberapa sifat kimia yang khas,
diantaranya yaitu semua kompleks platina adalah diamagnetik, platina (IV)
membentuk senyawa kompleks octahedral yang inert secara termal dan kinetik,
platina dapat menyerap gas hidrogen, tahan karat, dapat rusak oleh halogen,
belerang, senyawa sianida dan basa kuat.
Kecenderungan Unsur Golongan 10
Logam golongan 10 pada umumnya berwarna putih keperakan, mengkilat,
dan mudah ditempa, dan ketiganya mudah diperoleh sebagai serbuk yang sangat
aktif sebagai katalis. Dalaam keadaan massif, ketiga logam tersebut tidak ada
yang reaktif, dan sangat tahan terhadap korosi atmosfer pada temperatur normal.
Pada pemanasan, nikel bereaksi dengan unsur-unsur B, Si, P, S, dan halogen,
tetapi dengan F2 reaksinya paling lambat daripada paladium dan platina. Pada
pemanasan hingga membara, nikel teroksidasi oleh uap air, larut dalam asam-
asam mineral encer, tahan terhadap asam nitrat pekat, dan alkali.
Paladium teroksidasi oleh O2, F2, dan Cl2 pada pemanasan hingga
membara, dan larut dalam asam-asam oksidator. Platina pada dasarnya lebih tahan
terhadap berbagai reaksi daripada paladium, dan sama sekali tidak terpengaruh
oleh berbagai asam mineral kecuali air raja. Paladium dan platina larut dalam
leburan panas oksida dan peroksida. Beberapa karakteristik dari logam golongan
10 disajikan pada tabel 1,1
Karakteristik Nikel Paladium Platina
Kelimpahan/ppm 99 0,015 0,10
dalam kerak bumi
Densitas (g cm-3) 8,908 11,99 21,41
Titik leleh 1455 1552 1769
Titik didih 2920 2940 4170
Jari—jari atom 124 137 138,5
Jari-jari ionic 48 – Ni4+ 61,5 – Pd4+ 57– Pt5+
56 – Ni3+ 76 – Pd3+ 62,5 – Pt4+
60 – Ni3+ 86 – Pd2+ 80 – Pt2+
69 – Ni2+
Konfigurasi [18Ar] 3d8 4s2 [36Kr] 4d10 [54Xe] 4f14 5d9
elektron 4s1
Elektronegativitas 1,8 2,2 2,2

Latihan Soal
1. Ion nikel (II) dalam air (misalnya NiCl 2.6H2O) berwarna hijau; dalam
persfektif senyawa kompleks, bagaimana formula ion ini.
a. Jika kemudian amonia ditambahkan, perubahan apa yang terjadi. Jelaskan
b. Sebagai ganti amonia dipakai basa kuat NaOH misalnya; jelaskan apa yang
terjadi
c. Sebagai ganti amonia dipakai HCl pekat; jelaskan apa yang terjadi
2. Salah satu uji kualitatif adanya ion nikel (II) adalah reaksinya terhadap DMGH.
Jelaskan apa yang terjadi dengan penambahan DMGH pada larutan yang
mengandung ion nikel (II), dan tulis rumus bangun senyawa kompleks yang
terjadi

Anda mungkin juga menyukai