Oleh:
Yani Triastutik(09630005)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2012
GOLONGAN VIB
Kromium (Cr)
1.1.
Sejarah
Kromium
sebagai
unsur
logam
pertama
kali
sehingga memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Kromium tidak ditemukan sebagai
logam bebas di alam. Kromium ditemukan dalam bentuk bijih kromium, khususnya dalam
senyawa PbCrO4 yang berwarna merah. PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen merah untuk
cat minyak. Kromium merupakan logam masif, berwarna putih perak dan lunak jika dalam
keadaan murni dengan titik leleh kira-kira 1900 0C dan titik didih kira-kira 2690 0C.
1.2.1. Keterangan Umum Unsur
Kromium, Cr, 24
Logam transisi
VIB, 4, d
Perak metalik
Massa atom
Konfigurasi elektron
Jumlah elektron tiap kulit
Padat
7,15 g/cm3 (25 oC)
2180 K, 19070C, 3465 F
2944 K, 26710C, 4840 F
20,5 kJ mol -1
339 kJ mol -1
397 kJ mol -1
23,25 J/mol.K
94 W m -1 K -1
4,9 x 10 -6 K -1
7,140 kg m -3
7,23 cm 3
12,7 10 -8 m
Isotop
48
Cr
49
Cr
50
Cr
51
Cr
52
Cr
53
Cr
54
Cr
55
Cr
56
Cr
1.3.
Massa Atom
Waktu paruh
Kelimpahan
Momen magnetik
47,95404
48,951341
49,9460464
50,944772
51,09405098
52,9406513
53,9388825
54,940844
55,94065
21,6 hari
42,3 menit
27,70 detik
3,497 menit
5,9 menit
di alam (%)
4.345
83,789
9,501
2,365
-
nuklir
0,476
-0,934
-0,47454
-
Sumber Kromium
Logam kromium relatif jarang ditemukan dan kandungannya dalam kerak bumi
diperkirakan hanya 0,0122 % atau 122 ppm, lebih rendah daripada vanadium (136 ppm) dan
klorin (126 ppm). Sumber kromium yang terpenting dalam perdagangan adalah bijih kromit
(chromite), FeCrO4, yang banyak terdapat di Rusia dan Afrika Selatan (kira-kira 96 % cadangan
kromium dunia), Pilipina, Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat
ditemukan di matahari, meteorit, kerak batu dan air laut. Sumber kromium lainnya yang lebih
sedikit jumlahnya adalah krokoit (crocoites), PbCrO4, dan oker kroma (chrome), Cr2O3.Batubatuan permata seperti zamrud (emerald) yang berwarna hijau dan merah ruby yang
mengandung sekelumit kromium sebagai pengotor.
Tabel berikut merupakan kelimpahan dari unsur kromium dalam berbagai lingkungan.
Nilai-nilai yang diberikan dinyatakan dalam satuan ppb (bagian per miliar; 1 miliar = 10 9), baik
dalam hal berat maupun dalam hal jumlah atom. Nilai kelimpahan sulit untuk ditentukan dengan
pasti, sehingga semua nilai harus diperlakukan dengan hati-hati, khususnya bagi unsur-unsur
yang kurang umum.
Tempat
Alam semesta
Matahari
Meteorit (karbon)
Kerak batu
Air laut
Arus
manusia
1.4.
Kegunaan
Ppb berat
15000
20000
3100000
140000
0.6
1
30
a. Logam kromium sangat tahan terhadap korosi, karena reaksinya dengan udara menghasilkan
lapisan Cr2O3 yang bersifat non-pori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi oleh
kromium dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama dari
logam kromium adalah untuk pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium juga
menghasilkan warna yang mengkilat sehingga logam ini memberikan manfaat tambahan
sebagai alat dekoratif.
b. Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan elektroplating oleh kromium.
Pelapisan dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam seperti besi, baja, atau
tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan pada plastik atau jenis benda lain yang bukan
logam, dengan persyaratan bahwa benda tersebut harus dicat dengan cat yang mengandung
logam sehingga dapat mengalirkan listrik. Pelapisan krom menggunakan bahan dasar
kromium oksida(III) oksida, Cr2O3, yang dilarutkan dalam asam sulfat, H2SO4 sebagai bahan
pemicu arus atau elektrolit. Ion Cr3+ akan tereduksi menjadi logam lain yang dipasang
sebagai katoda. Jika suatu logam langsung dilapisi dengan kromium, biasanya hasil lapisan
ini mudah retak. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil lapisan yang baik, kuat dan tidak
retak maka logam yang akan dilapisi dengan kromium harus terlebih dahulu dilapisi dengan
tembaga atau nikel. Bahan dasar Cr2O3 dan asam sulfat tersebut dicampur dengan
perbandingan tertentu. Perbandingan yang umum bisa 100:1 sampai 400:1. Jika
perbandingannya menyimpang dari ketentuan biasanya akan menghasilkan lapisan yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada proses
pelapisan krom ini adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang mengalir sewaktu
melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 C sampai 60 C dengan
besar perbandingan besar arus 18 A/dm2 sampai 27 A/dm2.
c. Stainless steel yang biasanya mengandung kromium dan sedikit nikel banyak digunakan pada
industri alat-alat dapur.
d. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan digunakan dalam
analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit. Dalam proses penyamakan, kulit yang
akan disamak dibasahi dengan larutan dikromat, kemudian direduksi dengan gas SO 2
sehingga terbentuk kromi sulfat basa, Cr(OH)SO4.
e. Dikromat, Na2Cr2O7, dapat digunakan sebagai oksidan dalam industri kimia.
f. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants atau penguat warna.
g. Industri refraktori menggunakan kromit untuk membentuk batu bata karena memiliki titik
lebur yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah, dan kestabilan struktur kristal.
h. Beberapa dari isotop kromium digunakan untuk aplikasi medis. Misalnya, Cr-50 yang
digunakan untuk produksi radioisotop Cr-51 yang digunakan untuk mengukur volume darah
dan kelangsungan hidup sel darah merah. Cr-53 dan Cr-54 digunakan untuk kajian
metabolisme dan diagnosa diabetes.
i. Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa PbCrO4.
j. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warna yan kerap digunakan
adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida yang didalamnya
dimasukkan kromium.
k. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil pembakaran
amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa tiosianat (HgCNS).
1.5.
2 Cr + Fe + 4 CO(g)
ferokrom
b. Kromium murni berada dalam bentuk persenyawaan kromit. Apabila diperlukan, ada
beberapa cara untuk mendapatkannya. Pertama, kromit direaksikan dengan lelehan
NaOH dan O2 untuk mengubah CrIII menjadi CrO42-. Selanjutnya lelehan dilarutkan
dalam air dan natrium bikromat kemudian diendapkan lalu direduksi. Reaksi yang
terjadi adalah:
1100 C
Fe2O3 tidak larut akan tetapi natrium kromat larut, oleh karena itu natrium kromat
dihilangkan dengan cara dilarutkan dalam air kemudian diasamkan untuk
menghasilkan natrium dikromat. Natrium dikromat kurang larut dan dapat
diendapkan. Natrium dikromat direduksi terhadap Cr2O3 dengan dipanaskan
menggunakan C.
Na2[Cr2O7] + 2C
Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2Al
2Cr + Al2O3
Oleh karena logam tersebut rapuh, maka logam (murni) tersebut jarang digunakan.
c. Cara yang kedua tidak jauh berbeda dengan cara yang di atas, yaitu dengan mereduksi
Cr2O3 dengan silikon. Tahapan-tahapan ekstraksinya adalah:
Tahap pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dengan udara
untuk memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Tahap kedua, adalah peluluhan dan
pelarutan Na2CrO4 dalam air yang dilanjutkan dengan pengendapan sebagai dikromat,
Na2Cr2O7. Tahap ketiga, adalah reduksi dikromat yang diperoleh dengan karbon
menjadi oksidanya, Cr2O3. Tahap akhir, adalah reduksi Cr2O3 dengan aluminium
melalui proses alumino termik atau dengan silikon. Persamaan reaksinya adalah:
Na2Cr2O7 (s) + 2 C
Cr2O3 + Na2CO3 + CO (g)
Cr2O3 + 2 Al
2 Cr (l) + Al2O3 (s)
2 Cr2O3 + 3 Si
4 Cr (l) + 3 SiO2 (s)
d. Kromium Oksida
Kromium(III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi termal amonium
dikromat menurut persamaan berikut:
(NH4)2Cr2O7(s)
Cr2O3(s) + N2(g) + 4H2O
Kromium(III) oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil mengadopsi
struktur corundum, dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini menunjukkan sifat
semikonduktor dan antiferomagnetik pada temperatur di bawah 35 oC (Sugiyarto dan
Suyanti, 2010).
Kromium(IV) oksida, CrO2, dapat diperoleh dari reduksi CrO3 secara hidrotermal
menurut persamaan reaksi berikut:
CrO3(s) + H2(g)
CrO2(s) + H2O(g)
Kromium(VI) oksida, CrO3, dapat diperoleh dari penambahan asam sulfat pada
larutan pekat alkali dikromat dengan persamaan sebagai berikut:
K2Cr2O7(aq) + H2SO4(aq)
2CrO3(s) + K2SO4(aq) + H2O(l)
merah
1.6.
Persenyawaan Kromium
Reaksi dan senyawa kromium yang penting hanya menyangkut kromium dengan
bilangan oksidasi +2, +3, dan +6.
Oksida Kromium
Table karakterisasi beberapa oksida dan ion kromium
Tingkat
Oksida
Hidroksida
Sifat
Ion
Nama
Warna
Oksidasi
+2
(a)
CrO
Cr(OH)2
Basa
Cr2+ (b)
Kromo
Ion
Biru
atau
muda
kromium
+3
Cr2O3
Cr(OH)3 (c)
Cr3+ atau
amfoterik
[Cr(H2O)6]3+
[Cr(OH)4]-
hijau
(d)
+6
CrO3
merah
CrO2(OH)2
Cr2O5(OH)2
Asam
CrO42Cr2O72-
tua
(II)
Kromi
Violet
atau
hijau
kromium
(III)
Kromat
Kuning
atau
oranye
dikromat
(a): kromium(IV) dikenal oksida sebagai CrO2; (b): ion ini dalam air sebagai [Cr(H2O)6]2+ ; (c): formula
lain adalah [Cr(H2O)3(OH)3] ; (d): formula lain adalah [Cr(H2O)2(OH)4]-
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel di atas, oksida kromium bersama ion-ionnya yang
penting adalah Cr2O3, hijau dan CrO3, merah tua. Kromium (IV) oksida, CrO 2, coklat kehitaman,
juga dikenal dan sangat bermanfaat karena bersifat feromagnetik yang sangat baik untuk bahan
pembuat pita rekaman megnetik seperti pita kaset atau video, namun hanya sedikit senyawa
krommium (IV) yang dikenal.
Sifat basa oksida dan hidroksida kromium menurun (atau sifat asam naik) dengan
naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu, Cr 2O3 dan Cr(OH)3 bersifat amfoterik, dan CrO3 yang
mempunyai tingkat oksidasi lebih tinggi bersifat asam. Hal ini dapat dipahami bahwa Cr(VI)
mempunyai jari-jari ionik lebih pendek dan rapatan muatan lebih tinggi spesies ini mempunyai
kecenderungan yang lebih besar sebagai akseptor pasangan electron dan dengan demikian
bersifat asam.
Kromium (+2)
Logam kromium melarut dalam larutan asam klorida atau asam sulfat membentuk larutan
[Cr(H2O)6]2+, berwarna biru langit.
Cr (s) + 2H+ (aq)
Ion kromium (II), Cr2+, dapat juga terjadi jika larutan kromium (VI) (misalnya kromat atau
dikromat) atau ion kromium (III) direduksi oleh seng dan asam klorida. Pembentukan dari
dikromat (VI) disertai perubahan warna yang menarik.
Cr2O72- (aq)
Jingga
Cr3+ (aq)
hijau/ungu
Cr2+ (aq)
biru langit
Di dalam larutan air, ion kromium (II) adalah reduktor kuat dan mudah dioksidasi di udara
menjadi senyawa kromium (III).
Cr3+ (aq) + e
Cr2+ (aq)
E = -0,41 V
Ion Cr2+ (aq) dapat juga bereaksi dengan H+ (aq) dan juga dengan air jika terdapat katalis berupa
serbuk logam
2Cr2+ (aq) + 2H2O (l)
Kromium (+3)
Ion kromium (III) adalah ion yang paling stabil di antara kation logam transisi yang
mempunyai bilangan oksidasi +3. Dalam larutan, ion ini terdapat sebagai [Cr(H 2O)6]3+ dan
berwarna ungu. Jika H2O diganti dengan ion klorida misalnya, akan terjaid perubahan warna :
Ion [Cr(H2O)5Cl]2+ berwarna hijau muda, ion [Cr(H2O)4Cl2]+ berwarna hijau tua.
Dengan basa terjadi suatu gel Cr2O3.x H2O berwarna hijau muda.
[Cr(H2O)6]3+
OH- (aq)
[Cr(OH)6]3- (aq)
Kompleks Cr (III) umumnya berwarna hijau, dapat berupa kompleks anion atau kation.
[Cr(H2O)6]3+ , [Cr(NH3)6]3+, [CrCl6]3+, dan [Cr(CN)6]3Kompleks-komples ini adalah kompleks octahedral dan bersifat paramagnetik.
Kromium (+6)
Kromium (VI) oksida, CrO3, bersifat asam sehingga dapat bereaksi dengan basa
membentuk ion kromat (VI).
CrO3 (s) + 2OH- (aq)
Kromium (III) hidroksida dapat juga dioksidasi dengan Na2O2 menghasilkan ion kromat yang
berwarna kuning.
2Cr(OH)3 + 3Na2O2 + 2H+ (aq)
Jika larutan ion kromat diasamkan akan dihasilkan ion dikromat yang berwarna jingga.
2CrO42- (aq) + 2H+ (aq)
Ion CrO42- mempunyai struktur tetrahedral dan ion Cr2O72- mempunyai struktur tetrahedron
dengan rangkap dimana dua atom oksigen bersambungan.
Di dalam lautan terjadi kesetimbangan antara CrO42- dan Cr2O72- yang bergantung pada pH
larutan
2CrO42- (aq) + 2H+ (aq)
asam
Dalam larutan asam, ion kromat atau ion dikromat adalah oksidator kuat.
1. dalam larutan asam
Cr2O72- (aq) + 14H+ (aq) + 6e
2. dalam larutan basa
CrO42- (aq) + 4H2O (l) + 3e
E= + 1,33 V
E= -0,13 V
Logam kromium tidak bereaksi dengan udara atau oksigen pada suhu kamar.
2) Reaksi kromium dengan air
Logam kromium tidak bereaksi dengan air pada suhu kamar.
3) Reaksi kromium dengan halogen
a) Fluorida
Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400C, dan 200-300 atmosfer untuk
membentuk kromium (VI) fluorida, CrF6.
Cr (s) + 3F2 (g) CrF6 (s)
[kuning]
Di bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida, membentuk CRF5
2Cr (s) + 5F2 (g) 2CrF5 (s)
[merah]
[hijau]
Selain membentuk kromium heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida, CrF3 dan kromium
pentafluorida, CrF5, reaksi kromium dengan fluorida juga dapat membentuk kromium difluorida,
CrF2, dan kromium tetrafluorida, CrF4.
b) Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan unsur klorin, Cl 2
membentuk CrCl3.
2Cr (s) + 3Cl2 (g) 2CrCl3 (s)
[merah-violet]
Selain membentuk kromium triklorida, CrCl 3, reaksi kromium dengan klorida juga dapat
membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium tetraklorida, CrCl4
c) Bromida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan unsur bromida, Br 2
membentuk CrBr3.
2Cr (s) + 3Br2 (g) 2CrBr3 (s)
[sangat hijau]
Selain membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan bromida juga dapat
membentuk kromium dibromida, CrCl2 dan kromium tetrabromidaa, CrCl4
d) Iodida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan unsur iodida, I 2
membentuk CrI3
2Cr (s) + 3I2 (g) 2CrI3 (s)
[hijau gelap]
Selain membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan iodida juga dapat
membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium tetraiodida, CrI4
4) Reaksi kromium dengan asam
Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan Cr(II) serta gas hidrogen,
H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion kompleks [Cr(OH 2)6]2+. Hasil yang sama
terlihat untuk asam sulfat, tetapi kromium murni tahan terhadap serangan. Logam kromium tidak
bereaksi dengan asam nitrat, HNO3.
Contoh reaksi kromium dengan asam klorida:
Cr (s) + 2HCl (aq) Cr 2+ (aq) + 2Cl - (aq) + H2 (g)
5) Oksida
Reaksi kromium dengan oksida dapat membentuk beberapa senyawa, diantanya: Kromium
dioksida, CrO2, Kromium trioksida, CrO3, Dikromium trioksida, Cr2O3 dan Trikromium
tetraoksida, Cr3O4.
6) Sulfida
Reaksi kromium dengan sulfida dapat membentuk beberapa senyawa, diantanya : kromium
sulfida, CrS dan dikromium trisulfida, Cr2S3
7) Nitrida
Reaksi kromium dengan nitrida dapat membentuk senyawa kromium nitrida, CrN.
8) Karbonil
Reaksi kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium heksakrbonil, Cr(CO)6.
Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu membentuk senyawa kompleks, misalnya
reaksi kromium dengan kompleks nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat,
[Cr(NO3)3.9H2O].
1.8.Efek Kesehatan Kromium
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik, dalam
tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr 3+. Krom dapat menyebabkan
kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi
dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi proses biologi,
fisika dan kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam
bak penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk
mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses
kimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar
misalnya persenyawaan karbonat.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat menyebabkan kondisi
jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi terlalu banyak penyerapan kromium (III)
dapat menyebabkan efek kesehatan juga, misalnya ruam kulit.
Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi orang-orang yang
bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok tembakau juga memiliki kesempatan
yang lebih tinggi terpapar kromium.
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah senyawa dalam
produk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pada saat bernapas ada krom
(VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan. Masalah kesehatan lainnya yang
disebabkan oleh kromium (VI) adalah:
- sakit perut dan bisul
- Masalah pernapasan
- Sistem kekebalan yang lemah
- Ginjal dan kerusakan hati
- Perubahan materi genetik
- Kanker paru-paru
- Kematian
Bahaya kesehatan yang berkaitan dengan kromium bergantung pada keadaan oksidasi.
Bentuk yang hexavalent beracun. Efek samping dari bentuk hexavalent pada kulit mungkin
termasuk dermatitis, dan reaksi alergi kulit. Gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan
hidung gatal.
Molibdenum (Mo)
2.1.Sejarah
Molibdenum, Mo, 42
Logam transisi
VIB, 5, d
abu-abu
Massa atom
Konfigurasi Elektron
Jumlah elektron tiap kulit
95,94(2) g/mol
[Kr] 4d5 5s1
2, 8, 18, 13, 1
Fase
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
Titik lebur
Titik didih
Kalor peleburan
Kalor penguapan
Kapasitas kalor
Resistivitas listrik
Konduktivitas termal
Ekspansi termal
Padat
10,28 g/cm3
2896 K, 2623 oC, 4753 oF
4912 K, 4639 oC, 8382 oF
37,48 kJ/mol
617 kJ/mol
(25 oC) 24,06 J/(mol.K)
(20 C) 53.4 nm
(300 K) 138 W/(mK)
(25 C) 4.8 m/(mK)
Jari-jari atom
Jari-jari atom (terhitung)
Jari-jari kovalen
MoO2 dapat diperoleh dari reduksi MoO3 dengan H2 atau NH3 pada temperatur di bawah
470 oC, diatas temperatur ini terjadi reduksi lebih lanjut menjadi logamnya. Selain itu, MoO 2
juga dapat diperoleh dari reaksi molibdenum dengan uap air panas pada suhu ~800 oC.
Mo2O5 dapat diperoleh dari reduksi MoO3 dengan serbuk molibdenum pada ~750 oC.
Penambahan amonia ke dalam larutan yang mengandung Mo(V) hasil reduksi tersebut akan
diperoleh endapan coklat MoO(OH)3 dan apabila endapan ini dipanaskan akan menghasilkan
Mo2O5.
2.4. Kegunaan
Sekitar 75 persen dari molibdenum yang digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1996
dijadikan campuran untuk baja dan besi. Hampir setengah dari campuran ini digunakan untuk
membuat stainless dan baja tahan panas. Hasilnya dapat digunakan dalam pesawat terbang,
pesawat ruang angkasa, dan rudal bagian. Penggunaan penting lainnya adalah campuran
molibdenum dalam produksi alat-alat khusus, seperti: busi, shaft baling-baling, senapan barel,
peralatan listrik digunakan pada temperatur tinggi, dan boiler pelat.
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis molibdenum. Katalis adalah zat yang
digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Katalis tidak mengalami
perubahan wujud selama reaksi. Katalis molybdenum digunakan dalam berbagai operasi kimia,
dalam industri minyak bumi, dan dalam produksi polimer dan plastik. Pada jumlah yang kecil,
molibdenum efektif untuk mengeraskan baja. Molibdenum digunakan pada komponen pesawat
terbang, peluru, filamen pada pemanas elektrik dan lapisan pelindung pada ketel. Molibdenum
orange merupakan pigmen antara merah-kuning ke merah-orange terang dan digunakan pada cat,
tinta, plastik, dan senyawa-senyawa karet.
Molibdenum disulfida merupakan pelumas yang baik, terutama pada suhu tinggi.
Molibdenum juga digunakan pada beberapa aplikasi elektronik, sebagai pelapis logam konduktif
pada transistor film-tipis.
Molibdenum merupakan salah satu bahan paduan baja yang menjadikan baja bersifat
keras dan kuat. Selain itu, molibdenum digunakan dalam oksida dan sistem lain sebagai katalis
untuk berbagai reaksi, salah satu contoh adalah amonoksidasi akrilonitril menurut persamaan
reaksi (Cotton dan Wilkinson, 2001) :
H2C
H2C
CHCN + 3H2O
MoS2 digunakan sebagai pelumas padat yang ditambahkan ke oli dan digunakan sebagai
katalis dalam reaksi hidrogenasi.
2.5. Persenyawaan
Oksida molibdenum banyak yang sudah dikenal, yaitu MoO 3, Mo2O5, dan MoO2. Oksida
MoO2 berupa padatan coklat violet, tidak larut dalam asam nitrat pekat dan terjadi oksidasi lebih
lanjut menjadi Mo(VI). MoO2 mengadopsi struktur rutil (TiO2).
dapat bereaksi dengan udara atau oksigen pada suhu kamar, akan tetapi pada suhu tinggi (di atas
suhu 790 oC) akan membentuk molibdenum(VI) trioksida:
2Mo (s) + 3O2 (g)
2MoO3 (s)
Reaksi dengan halogen akan membentuk molibdenum halida, misalnya jika molibdenum
direaksikan dengan fluorin, maka akan membentuk molibdenum(VI) fluorida.
Mo (s) + 3F2 (g)
MoF6 (l)
Molibdenum(VI) biasanya membentuk spesies dioksida dengan kedua ikatan Mo = O adalah cis.
Jadi, MoO3 dalam 12MHCl membentuk kompleks [MoO2Cl4]2-. Selain itu, molibdenum(VI) juga
membentuk kompleks molibdenum pentaklorida [MoCl5] (= Mo2Cl10).
2-
Cl
Cl
Mo
Cl
Cl
2-
O
Cl
Cl
Mo
Cl
Cl
Cl
Efek Kesehatan
Molybdenum relatif aman bagi manusia dan hewan. Penelitian telah menunjukkan bahwa
Moblydenum merupakan zat yang tidak beracun. Bahkan, Molybdenum digunakan untuk
pertumbuhan tanaman sebagai nutrisi, walaupun intensitas kebutuhannya masih sangat kecil
(Anonymous, 2010).
2.8.
Sulfit oksidase mengkatalisis transformasi sulfit ke sulfat, reaksi yang diperlukan untuk
metabolisme kandungan asam amino (metionin dan sistein).
Xanthine oksidase mengkatalisis pemecahan nukleotida (prekursor untuk DNA dan RNA)
untuk membentuk asam urat, yang berkontribusi terhadap kapasitas antioksidan plasma
darah.
Oksidase Aldehyde dan xanthine oksidase mengkatalisis reaksi hidroksilasi yang
melibatkan beberapa molekul yang berbeda dengan struktur kimia yang sama. oksidase
Xanthine dan oksidase aldehida juga berperan dalam metabolisme obat dan racun.
Nilai ambang batas Mo dalam tubuh manusia
o Anak-anak 1-3 tahun 300 g / hari
o Anak-anak 4-8 tahun 600 g / hari
o Anak-anak 9-13 tahun 1.100 g / hari (1,1 mg / hari
o Remaja 14-18 tahun 1.700 g / hari(1,7 mg / hari
o Dewasa 19 tahun dan lebih tua 2.000 (2,0 mg / hari)
Molibdenum diperlukan untuk oksidasi belerang, suatu komponen dari
protein. Molibdenum terdapat dalam susu, buncis, roti dan gandum.
Kekurangan Molibdenum
Kekurangan molibdenum yang disebabkan karena asupan yang tidak memadai pada
orang yang sehat, belum pernah diteliti. Tetapi kekurangan molibdenum terjadi pada keadaan
tertentu misalnya jika seorang malnutrisi yang menderita penyakit Chron mendapatkan
makanan parenteral dalam waktu yang lama tanpa tambahan molibdenum.
Gejalanya berupa:
- denyut jantung yang cepat
- sesak nafas
- mual
- muntah
- disorientasi
- koma.
Penyembuhan total bisa diperoleh dengan pemberian molibdenum.
Kelebihan Molibdenum
Orang yang mengkonsumsi molibdenum dalam jumlah besar dapat mengalami gejala
yang menyerupai penyakit gout, termasuk peningkatan kadar asam urat dalam darah dan
nyeri sendi. Penambang yang terpapar debu molibdenum bisa mengalami gejala-gejala yang
tidak spesifik.
Wolfram (W)
3.1. Sejarah
Tungsten ditemukan oleh Juan Jose dan Fausto de Elhuyar
pada tahun 1783 di Vergara, Spain. Dalam bahasa Swedia, tung
sten berarti batu berat. Nama lain dari tungsten adalah wolfram
(bahasa Jerman) yang disimbolkan dengan W. Pada tahun 1779,
Peter Woulfe menguji mineral yang sekarang dikenal sebagai
tungstenit dan menyimpulkan bahwa terdapat zat baru dalam
tungstenit. Scheele, pada tahun 1781, menemukan bahwa asam
yang baru dapat dibuat dari tungsten (nama yang diberikan pada tahun 1758 untuk mineral yang
sekarang dikenal sebagai scheelite). Scheele dan Bergman mengusulkan adanya kemungkinan
untuk mendapatkan logam yang baru dengan mereduksi asam ini. De Elhuyar menemukan
bahwa asam dalam tungstenit pada tahun 1783 adalah sama dengan asam tungsten (asam
tungstat) yang dibuat Scheele, dan pada tahun yang sama, mereka berhasil memperoleh unsur
tungsten dengan mereduksi asam tungstat dengan arang. Pada tahun 1781, Scheele dan T.
Bergmann mengisolasi oksida baru yang lain dari mineral yang kemudian disebut skelit, CaWO 4.
Hasilnya disebut tungsten yang artinya batu berat. Dua tahun kemudian dua bersaudara, J.J dan
F. De Elhuyar dari Spanyol menunjukkan bahwa oksida yang sama merupakan konstituen dari
mineral wolframit, dan pemanasan oksida ini dengan batubara berhasil mereduksinya menjadi
logam yang kemudian diberi nama wolfram dengan simbol W. Nama ini direkomendasi oleh
IUPAC, namun komunikasi bahasa Inggris memilih memakai nama tungsten (Sugiyarto dan
Sugiyani, 2010).
3.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
3.2.1. Keterangan Umum Unsur
Tungsten murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu baja. Tungsten
yang sangat murni dapat dipotong dengan gergaji besi dan bisa dibentuk dengan mudah. Dalam
keadaan tidak murni, tungsten rapuh dan membutuhkan usaha keras untuk bisa membentuknya.
Logam transisi yang sangat keras ini ditemukan pada mineral seperti wolframit dan schelit.
Wolfram memiliki titik lebur yang lebih tinggi dari semua unsure logam dan pada suhu 1650 oC
memiliki kekuatan regang tertinggi. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat
elektronik. Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal, yang paling dikenal
adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan superaloy.
Nama, Lambang, Nomor atom
Deret kimia
Golongan, Periode, blok
Penampilan
Wolfram, W, 74
Logam transisi
VIB, 6, d
Putih keabu-abuan dan
mengkilap
Massa atom
Konfigurasi electron
Jumlah elektron tiap kulit
183,948 g/mol
[Xe] 4f14 5d4 6s2
2, 8, 18, 32, 12, 2
Padat
19,25 g/cm3
3695 K, 3422 oC, 6192 oF
5828 K, 5555 oC, 10031 oF
35,3 kJ/mol
806,7 kJ/mol
24,27 J/(mol.K)
(20 C) 52,8 nm
(300 K) 173 W/(mK)
(25 C) 4,5 m/(mK)
Elektronegativitas
Energi Ionisasi
Jari-jari atom
Jari-jari kovalen
3.2.4. Isotop Wolfram
Isotop
180
W
W
183
W
184
W
186
W
182
Massa Atom
Waktu paruh
179,9
181,9
183
184
186
18
1,8x10 tahun
8,3x1018 tahun
29x1018 tahun
13x1018 tahun
27x1018 tahun
Kelimpahan
di alam (%)
0,10
26,3
14,3
0
28,6
b. Halida, WF6 dibuat dengan reaksi fluorinasi terhadap logam wolfram. Halide tersebut mudah
terhidrolisis. Untuk WCl6 dibuat melalui reaksi klorinasi logam wolfram.
2WO3 (s)
3F6 (g)
Tungsten bereaksi secara langsung dengan klorin atau bromine (pada 250C) masing-masing
membentuk tungsten(VI) klorida atau tungsten(VI) bromide. Persamaan reaksinya sebagai
berikut :
W (s) + 3Cl2 (g)
WCl6 (s)
WBr6 (s)
Pada kondisi terkontrol, tungsten(V) klorida terbentuk dari reaksi antara logam tungsten dan
klorin, persamaan reaksinya sebagai berikut:
2W (s) + 5Cl2 (g)
2WCl5 (s)
Wilkinson (1989) wolfram tidak diserang oleh asam selain HF. Artinya logam tungsten tidak
dapat bereaksi dengan asam selain HF.
5. Reaksi dengan basa
Logam tungsten tidak bereaksi dengan larutan basa lemah.
Seaborgium (Sb)
4.1. Sejarah
Seaborgium, unsur 106. Nama lain unsur ini adalah
Unnilhexium (Eh), Rutherfordium (Rf), Seaborgium
(Sg). Seaborgium pertama kali diproduksi oleh sebuah tim
ilmuwan yang dipimpin oleh Albert Ghiorso bekerja di
Lawrence Berkeley Laboratory di Berkeley, California,
pada tahun 1974. Mereka menciptakan Seaborgium dengan
membombardir atom Californium-249 dengan ion Oksigen18 dengan menggunakan mesin yang disebut Super-Heavy
Ion Linear Accelerator. Benturan atom dihasilkan Seaborgium-263 dan kemudian emisi alfa
menjadi Nobelium, dilanjutkan dengan peluruhan alfa antara Seaborgium dan Nobelium. Unsur
ini diidentifikasi memiliki energi alfa 9.06 dan 9.25MeV dengan masa paruh waktu sekitar 0.9+/0.2 detik.. Seaborgium-263 adalah isotop seaborgium dengan paruh sekitar 1 detik.
Tiga bulan sebelum kelompok Berkeley mengumumkan penemuan mereka, sebuah tim
ilmuwan yang bekerja di Institut Bersama untuk Penelitian Nuklir di Dubna, Rusia, mengklaim
telah menghasilkan seaborgium. Metode mereka yaitu dengan membombardir atom Timah-207
dan memimpin Timah-208 dengan ion Chromium-54 menggunakan alat yang disebut siklotron.
Mereka percaya bahwa mereka telah menghasilkan atom Seaborgium-259. Kelompok Berkeley
dikonfirmasi pada tahun 1993 dan mereka dinobatkan sebagai penemu Seoborgium.
Nama Seaborgium, dengan simbol kimia "Sg," diumumkan pada hari Minggu, 13 Maret
di 207 pertemuan nasional American Chemical Society di San Diego. Pengumuman ini dibuat
oleh Kenneth Hulet, pensiunan ahli kimia dari Lawrence Livermore National Laboratory
(LLNL) dan salah satu darinya menemukan Seaborgium. Hulet membuat pengumuman
sementara menerima Penghargaan ACS Nuklir Kimia untuk hidupnya prestasi di lapangan.
Seaborgium adalah nama terbaru yang akan ditambahkan kepada keluarga unsur
"transuranium". Unsur transuranium dapat dibuat dalam akselerator partikel. Seaborgium
memiliki paruh kurang dari satu detik. Ini pertama kali dibuat dan diidentifikasi pada 1974 dalam
sebuah percobaan yang dilakukan di LBL oleh tim peneliti LBL dan LLNL dipimpin oleh
fisikawan Hulet dan LBL Albert Ghiorso.
Menurut kriteria yang diusulkan oleh peneliti ilmu pengetahuan nuklir pada 1970-an,
penamaan unsur baru merupakan hak prerogatif penemuan asli tim, namun usulan nama
independen harus menunggu konfirmasi dari penemuan.
Seaborgium akhirnya dikukuhkan pada tahun 1993 dalam sebuah percobaan di LBL's 88Inch siklotron yang dirancang oleh Ken Gregorich, sebuah divisi sesama di LBL's Nuclear
Science Division, dan dilaksanakan oleh sebuah tim termasuk fakultas Gregorich dan LBL
ilmuwan senior Darleane Hoffman, ditambah doktoral dan mahasiswa dari LBL dan UC
Berkeley Departemen Kimia. Konfirmasi diumumkan pada September lalu '93 Aktinida
konferensi di Santa Fe, New Mexico.
Nama Seaborgium dipilih untuk menghormati orang yang berbagi Penghargaan Nobel
1951 di bidang kimia dengan mantan Direktur LBL Edwin McMillan untuk "penemuan mereka
dalam kimia dari unsur transuranium."
Lahir pada tahun 1912 di Ishpeming, Michigan, Seaborg menerima Ph.D. dalam kimia
dari UC Berkeley pada tahun 1937. Ia bergabung dengan UCB fakultas pada tahun 1939 dan
menjabat sebagai kanselir 1958-1961. Dari tahun 1961 sampai 1971 ia menjabat sebagai ketua
Komisi Energi Atom (pendahulu dari US Department of Energy) di bawah Presiden AS
Kennedy, Johnson, dan Nixon. Ia kemudian kembali ke riset di Berkeley, di mana ia terus
berlanjut hingga kini dalam mencari elemen-elemen baru dan isotop. Selain tugas-tugasnya di
LBL, Seaborg sekarang menjabat sebagai Profesor Universitas (UC posisi akademis tertinggi),
dan ketua Lawrence Hall of Science. Seaborg cukup terkenal karena perannya dalam penemuan
plutonium. Ini terjadi pada tahun 1940, ketika Seaborg, McMillan, Joseph Kennedy, dan
Arthur Wahl, menggunakan Siklotron 60-inci yang dibangun oleh Ernest Lawrence,
dibombardir sampel Uranium dengan deuteron dan ditransmutasikan menjadi Plutonium.
Seaborg dan rekan-rekan kerjanya menggunakan penemuan plutonium sebagai batu loncatan
untuk penciptaan serangkaian unsur transuranium - amerisium, kurium, berkelium,
californium, einsteinium, fermium, mendelevium, nobelium, dan sekarang seaborgium.
Seaborg menampung lebih dari 40 paten, termasuk satu-satunya yang untuk unsur kimia
(amerisium dan kurium). Ia adalah penulis banyak buku dan lebih dari 500 artikel ilmiah. Dia
telah dianugerahi 50 gelar doktor kehormatan dan diakui sebagai advokat nasional untuk
pendidikan sains dan matematika. Pimentel Award Pendidikan Kimia untuk "kontribusinya yang
besar terhadap pendidikan warga dunia." Penghargaan ini dinamai untuk LBL dan UCB ACS
kimiawan dan mantan presiden yang meninggal pada 1989 setelah karir yang luar biasa dalam
penelitian dan pendidikan.
4.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
4.2.1. Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom
Deret kimia
Golongan, Periode, blok
Penampilan
Massa atom
Konfigurasi electron
Jumlah elektron tiap kulit
269 g/mol
Diperkirakan [Rn] 7s2 5f14 6d4
2, 8, 18, 32, 32, 12, 2
Dianggap Padat
35 g/cm3
-
Isotop
Massa Atom
Waktu paruh
Kelimpahan
1,9 min
di alam (%)
-
271
Sg
4.3.
Sumber
Seaborgium
269
Sg
267
Sg
2,1 min
1,4 min
266
0,36 s
265b
Sg
16,2 s
265a
Sg
8,9 s
264
Sg
68 ms
263m
0,9 s
0,3 s
15 ms
9 s
0,18 s
3,6 ms
0,48 s
2,9 ms
Sg
Sg
263g
Sg
262
Sg
261m
Sg
261g
Sg
260
Sg
259
Sg
258
Sg
Seaborgium
adalah
unsur
yang
sangat
tidak
stabil,
dengan
isotop
yang
diukur
dalam
detik.
Ketidakstabilan
ini
membuat
seaborgium
mustahil
untuk
ditemukan
di
alam,
peneliti yang akan mempelajarinya, seaborgium memancarkan sinar alfa. Seperti elemen berat
sintetis lain, seaborgium tidak memiliki nilai komersial karena sangat mahal untuk
memproduksinya dan waktu paruhnya terlalu pendek untuk menjadi sangat produktif.
4.4. Kegunaan Seaborgium
Manfaat dan kegunaan seaborgium belum diketahui aplikasinya secara pasti
(Annonymous, 2009).
4.5. Ekstraksi Seaborgium (Pembuatan Seaborgium)
Pembuatan unsur ini diperoleh melalui penembakan inti, sedikit atom yang terbentuk dan
karakteristik seaborgium kurang begitu dimengerti. Persamaan reaksinya sebagai berikut
(Anonymous, 2004) :
249
Cf + 18O
263
Sg + 4n
249
rutherfordium, kemudian emisi alfa menjadi nobelium, dilanjutkan dengan peluruhan alfa antara
rutherfordium dan nobelium. Unsur ini diidentifikasi memiliki energi alfa 9.06 dan 9.25 MeV
dengan masa waktu paruh 0,90,2 detik (Anonymous, 2008).
Di Dubna, ion 54Cr berkekuatan 280 MeV dari siklotron 310 cm digunakan untuk
menghantam target
206
Pb,
207
Pb, dan
208
lempeng target untuk mendeteksi aktivitas fisi spontan. Diketahui kemudian, bahwa foil teretsa
dan secara mikroskopi terdapat sejumlah jejak reaksi fisi dan aktivitas fisi waktu paruh.
Percobaan lainnya dibuat untuk memperoleh kepastian tentang penemuan unsur ini (Anonymous,
2008).
4.6. Reaksi dan Persenyawaan Seaborgium
Sedikit penelitian yang dilakukan tentang seaborgium secara kimia yaitu menyatakan
bahwa seaborgium cenderung memilih bilangan oksidasi +6 dan membentuk oksi-anion SgO 42dan senyawa SgO2Cl2 yang sesuai dengan posisinya yang terletak pada golongan VI B dalam
tabel periodik (Anonymous, 2009).
4.7. Bahaya Seaborgium
Bahaya unsur seaborgium belum diketahui. Karena sangat tidak stabil, nilai yang
terbentuk akan terurai menjadi unsur-unsur lainnya sangat cepat sehingga tidak ada alasan untuk
mempelajari pengaruh terhadap kesehatan manusia. Karena sangat singkat-setengah hidupnya
(21 detik), tidak ada alasan untuk mempertimbangkan efek seaborgium di lingkungan.
Karakteristik
Fase
Kelimpahan
24Cr
Padat
122
42Mo
Padat
1,2
74W
Padat
1,2
106Sg
Dianggap Padat
-
3.
(ppm)
Densitas (g/cm3)
35 (25 oC)
4.
5.
6.
1907
2671
128
2623
4639
139
3422
5555
139
(perkiraan)
132 (terhitung)
7.
(pm) (BK=12)
Konfigurasi
Diperkirakan
elektronik
8.
Elektronegativita
1,66 (skala
1,8 (skala
1,7 (skala
6d4
-
9.
s
Energi ionisasi
Pauling)
E1: 652,9 kJ/mol
E2:1590,6 kJ/mol
E3: 2987 kJ/mol
Pauling)
E1: 684,3 kJ/mol
Pauling)
E1: 770 kJ/mol
10.
Bilangan
Oksidasi
(oksida asam
(oksida asam
+5, +6 (oksida
+4, +5, +6
kuat)
kuat)
asam lemah)
(oksida asam
lemah)
(dalam tanda kurung adalah bilangan oksidasi yang tidak umum).
a. Fase unsur golongan VIB seluruhnya adalah padat.
b. Titik didih dan titik leleh dari unsur Cr sampai W semakin besar nilainya.
c. Jari-jari atom
Telah diketahui dari tabel Sistem Periodik Unsur bahwa semakin banyak Nomor Atom maka
semakin banyak kulit yang dimiliki atom tersebut sehingga semakin besar jari-jarinya. Jadi
dapat dikatakan bahwa dari unsur Cr sampai Sg, jari-jari makin besar.
d. Densitas
Dari data yang terlihat di atas, kerapatan dari unsure Cr sampai Sg semakin besar.
e. Elektronegativitas
Besarnya keelektonegativitas unsure golongan VIB dari atas ke bawah (Cr sampai W) tidak
linier. Dimana unsur Molibdenum yang mempunyai harga keelektonegativitas yang paling
besar diantara unsur golongan VIB.
f. Energi Ionisasi
Besarnya Energi Ionisasi dari atas ke bawah (Cr sampai W), cenderung naik harganya.
g. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi yang umumnya dimiliki unsur-unsur golongan VIB adalah +3, +4, +6.
Logam golongan VIB pada tingkat oksidasi rendah semakin tidak stabil dengan naiknya
nomor atom. Konfigurasi electron untuk kromium dan molybdenum menyimpang dari diagram
aufbau.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2001. Tungsten. http://www.lenntech.com. Diakses tanggal 22 April 2012.
Anonymous. 2004. Seaborgium-Jurnal. http://www.rsc.org. Diakses tanggal 22 April 2012.
Anonymous. 2009. Seaborgium-Sg. Diakses tanggal 22 April 2012.
Anonymous, 2011. Sejarah Seaborgium. http://chemistryoche.blogspot.com. Diaskses tanggal 22
April 2012.
Anonymous, 2012. Periodic Table Tungsten. http://ptable.com. Diakses tanggal 22 April 2012.
Cotton dan Wilkinson dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.
Hiskia, A. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : Citra Adia Bakti.
Redaksi chem.-is-try.org. 2008. Seaborgium. http://www.chem-is-try.org. Diakses tanggal 22
April 2012.
Saito, T. 2008. Kimia Anorganik. Alih bahasa: Ismunandar, Prof. Dr. http//oke.co.id. Diakses
tanggal 22 April 2012.
Sugiyarto dan Sugiyani. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Zulaiha, Zila. 2011. Unsur-unsur Golongan VIB. http://blogspot.com. Diakses tanggal 22 April
2012.