Anda di halaman 1dari 29

Aluminium, krom, dan

paduannya
Oleh
Nabila Suri Oktaviani
Taofik Tri Sudrajat

Kromium
Kromium merupakan logam tahan korosi

(tahan karat) dan dapat dipoles menjadi


mengkilat. Dengan sifat ini, kromium
(krom) banyak digunakan sebagai pelapis
pada
ornamen-ornamen
bangunan,
komponen kendaraan, seperti knalpot pada
sepeda motor, maupun sebagai pelapis
perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi
oleh kromium ini lebih dikenal dengan
sebutan emas putih.
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel
menghasilkan baja tahan karat.

Kromium
Nama :Kromium
Lambang :Cr
Nomor atom :24
Massa relatif : 51.99
Fasa : solid
Massa jenis (25C) :

7.19 gcm3
Titik lebur : 2180 K,
1907C,3465F

Titik didih : 2944K,2671C,

4840F
Kekerasan Mohs : 8.5
Kekerasan Brinell : 1120 Mpa
Warna : abu-abu, mengkilap

Kromium

Kromium di alam
Krom merupakan unsur terbanyak di kulit

bumi ke-22 dengan konsentrasi rata-rata


100ppm.
Senyawa-senyawa kromium ditemukan
dalam lingkungan, karena erosi batubatuan yang mengandung kromium dan
dapat didistribusikan oleh ledakan gunung
berapi. Konsentrasi dalam tanah berkisar
antara 1 sampai 300mg/kg, dalam air laut
antara 5 sampai 800g/liter, dan dalam
sungai serta danau 26g/liter sampai
5.2mg/liter,

Cara mendapatkan Kromium


Untuk produksi kromium murni, besi itu harus dipisahkan dari

kromium dalam proses dua tahap, pemanggangan dan pencucian.


Bijih kromit dipanaskan dengan campuran kalsium karbonat dan
natrium karbonat dengan adanya udara. Kromium teroksidasi
dengan bentuk heksavalen, sedangkan besi membentuk stabil
Fe2O3. Pencucian berikutnya pada temperatur yang lebih tinggi
dengan melarutkan kromat dan meninggalkan oksida besi. kromat
ini diubah oleh asam sulfat ke dikromat .
4FeCr2O4 + 8Na2CO3 + 7O2 8Na2CrO4 + 2Fe2O3 + 8CO2
2Na2CrO4 + H2SO4 Na2Cr2O7 + Na2SO4 + H2O
Dikromat ini dikonversi menjadi kromium (III) oksida dengan reduksi

dengan karbon dan kemudian dikurangi dalam reaksi aluminothermic


untuk krom.
Na2Cr2O7 + 2C Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2Al Al2O3 + 2Cr

Bahaya Kromium
Kromium (VI) memiliki sifat toksisitas dan

sifat karsinogenik
Konsentrasi tinggi kromium (III) dalam sel
dapat menyebabkan kerusakan DNA.
Penyakit kulit
Gangguan pencernaan
Gangguan paru atau pernafasan
Penyakit kanker otak.
Namun logam krom relatif tidak beracun

Electoplating krom
Pelapisan dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam

seperti besi, baja, atau tembaga. Pelapisan krom juga dapat


dilakukan pada plastik atau jenis benda lain yang bukan logam,
dengan persyaratan bahwa benda tersebut harus dicat dengan cat
yang mengandung logam sehingga dapat mengalirkan listrik.
Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam
sulfat sebagai bahan pemicu arus, dengan perbandingan campuran
yang umum bisa 100:1 - 400:1. Jika tidak biasanya akan
menghasilkan lapisan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor lain yang sangat berpengaruh pada proses pelapisan krom ini
adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang mengalir
sewaktu melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi
antara 35C - 60C dengan besar perbandingan besar arus 18
A/dm2 - 27 A/dm2.
Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal
(Pb) sebagai anoda (kutub positif) dan benda yang akan dilapis
sebagai katoda (kutub negatif). Jarak antara elektroda tersebut
antara 9 cm - 29 cm. Sumber listrik yang digunakan adalah arus
searah antara 10 - 25 Volt, atau bisa juga menggunakan aki mobil

Paduan krom
Paduan Cr dan Cu

Komposisi paduan Cr dan


0,05% Cu itu dapat
meningkatkan
sifat
mekanik dari besi tuang
kelabu
khususnya
kekerasan.
Pada baja
Khrom
menambah
kekuatan
tarik
dan
keplastisan, menambah
mampu
keras,
meningkatkan
ketahanan
terhadap
korosi dan tahan suhu
tinggi.

Cr pada Stainless steel

Semua stainless steel mengandung paling sedikit 10%


krom. Krom, bereaksi dengan oksigen, memegang
peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi
(lapisan pasif). Keberadaan lapisan korosi yang tipis
ini mencegah proses korosi berikutnya dengan
berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen
dan air bersentuhan dengan permukaan logam.

Aluminium
Aluminium

(Z=13)merupakan
unsur
yang tergolong melimpah di kulit bumi dan
merupakan logam non-ferrous yang paling
banyak digunakan di dunia.
Aluminium mempunyai sifat ringan, kuat
tetapi rapuh, dan tahan terhadap korosi
(membentuk lapisan oksidasi pasif).
Mineral yang menjadi sumber komersial
aluminium adalah bauksit (50-60% Al2O3).

Aliminium

Bauksit

Sifat Fisika dan Kimia Aluminium


Properties

Value

Massa jenis (298 K dan 934 K)

2,7 g/cm3 dan 2,375 g/cm3

Titik lebur

934 K

Titik didih

2792 K

Kalor peleburan

10,71 kJ/mol

Kalor penguapan

294 kJ/mol

Kapasitas kalor

24,2 J/mol K

Konduktivitas termal

237 W/m K

Ekspansi termal

(25 C) 23.1 mm1K1

Modulus Young

70 GPa

Struktur kristal

Face-centered cubic

Nomor CAS

7429-90-5

Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:


Proses Bayermerupakan proses pemurnian
bijih bauksit untuk memperoleh aluminium
oksida (alumina), dan
Proses
Hall-Heroultmerupakan
proses
peleburan
aluminium
oksida
untuk
menghasilkan aluminium murni.

Aluminium Alloys

Aluminium Alloys
Aluminium

alloy
merupakan
jenis
aluminium yang digunakan cukup besar
saat
ini.
Berdasarkan
metode
peleburannya,
paduan
aluminium
dikelompokkan menjadi paduan tempa
(wrought) dan paduan tuang (casting).
Jenis paduan aluminium saat ini sangat
banyak, oleh karena itu dibuatlah sistem
penamaan sesuai dengan komposisi dan
karakteristik paduan aluminium tersebut
untuk memudahkan pengklasifikasiannya.

Beberapa Contoh Aluminium


Alloys yang Banyak
Digunakan

Paduan Al-Si Tuang

Paduan Al-Si Tuang


sifat mekanis: mampu cor, mampu las dan ketahanan

korosi yang sangat baik sehingga secara luas telah


digunakan untuk aplikasi aerospace, rekayasa laut,
automobil dan rekayasa instrumen.
Paduan aluminium-silikon tuang komersial adalah material
multi fasa yang terdiri dari mikrostruktur yang
diklasifikasikan dengan seri 3xx.x untuk paduan aluminium
silikon dengan tambahan tembaga dan atau magnesium,
dan seri 4xx.x untuk paduan aluminium silikon.
Sifat karakteristik paduan Al-Si pada umumnya
mempunyai kekuatan tarik yang tinggi dalam
hubungannya dengan densitas. Tingkat kekuatan tariknya
sangat dipengaruhi oleh komposisi multi fasa
mikrostrukturnya.

Paduan Al-Si Tuang

Paduan Al-Si Tuang

Paduan Aluminium Tuang


AC4B

Paduan Aluminium Tuang AC4B


Paduan aluminium tuang AC4B (standar JIS)
atau AA333 (standar AA dan ASTM) memiliki
komposisi 9 % Si dan 3 % Cu.
Komposisi
Cu
dalam
paduan
AC4B
merupakan kedua terbanyak setelah Si,
sehingga paduan AC4B dapat digolongkan ke
dalam paduan Al-Si-Cu.

Paduan Aluminium Tuang AC4B

Paduan Aluminium Tuang AC4B


AC4B

memiliki
mikrostruktur
hipoeutektik.
Mikrostruktur dengan jenis hipoeutektik umumnya
lebih baik untuk pengecoran yang lebih kompleks
dengan proses permanent mold dan dies casting.
Kontribusi silikon dalam paduan ini dapat
meningkatkan mampu cor dan menghilangkan hot
shortness
Cu
berkontribusi
untuk
menguatkan
dan
meningkatkan sifat mampu mesin.
Karakteristik tersebut membuat paduan AC4B
memiliki sifat mampu cor yang baik, kuat, dan
dapat diberi perlakuan panas.

Tingkat Bahaya bagi


Kehidupan
Pada Keadaan normal tidak berbahaya
Eksposur jangka panjang dapat

menyebabkan : kerusakan sistem saraf,


demensia, memory-loss, kelesuan, gemetar
Dapat menyebabkan masalah pada paruparu jika terhirup debunya

Dampak Lingkungan
Ion aluminium dapat bereaksi dengan

fosfat yang membuat kadar fosfat dalam


air yang dibutuhkan organisme air menjadi
turun
Pada lingkungan perairan, memengaruhi
jumlah hewan akibat reaksi ion aluminium
dengan protein dalam tubuh hewan
tersebut

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai