Oleh :
Mutiara Monica
13714057
Hard Chromium plating banyak diaplikasikan pada komponen otomotif karena ketahanan
ausnya yang tinggi sehingga dapat meningkatkan umur pakai komponen. Pada percobaan ini
dilakukan pelapisan menggunakan metode hard chromium plating dengan variasi konsentrasi asam
kromat (200, 250 dan 300 g/L) dan variasi durasi pelapisan (0,5; 1 dan 1,5 jam). Parameter-
parameter lain seperti rapat arus, temperature, penambahan katalis dan kecepatan agitasi dibuat
sama. Komponen-komponen yang digunakan pada percobaan ini antara lain: pelat besi cor nodular
yang berperan sebagai katoda dengan luas area yang di lapis 1,4 cm x 0,6 cm, Pb sebagai anoda,
larutan elektrolit mengandung CrO3, H2SO4 (katalis) dan aqua DM. Proses pelapisan dilakukan
dalam gelas kimia dengan temperatur larutan 45-50 oC, rapat arus diatur sebesar 0.67 A/cm2 dan
magnetic stirrer untuk proses agitasi diatur kecepatannya sekitar 120 rpm. Dari hasil pengujian
didapatkan lapisan dengan kekerasan maksimal sebesar 1189 VHN dan ketebalan lapisan
maksimal sebesar 132,64 µm yang dicapai pada kondisi konsentrasi asam kromat 300 g/L dengan
durasi pelapisan 1,5 jam
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mempelajari proses hard chromium pada besi cor nodular FCD 700
b. Menentukan pengaruh variasi konsentrasi larutan asam kromat dan variasi durasi
pelapisan terhadap kekerasan dan ketebalan lapisan yang terbentuk pada proses hard
chromium plating
c. Mengkarakterisasi produk ring piston yang ada di pasaran sebagai perbandingan
2
BAB II
DASAR TEORI
3
aplikasi ketahanan aus dan korosi yang sangat baik. Produk hasil proses ini antara lain
ring piston, peredam kejut, liner silinder, batang hidrolik, dll.
Reaksi kimia yang terjadi di elektroda pada proses hard chromium plating adalah
sebagai berikut:
Katoda:
Deposisi chromium : 2 CrO3 + 2 H2O → 2 H2CrO4 → H2Cr2O7 + H2O
(Cr2O7) 2- + 14 H+ +12 e- → 2 Cr + 7 H2O
Evolusi hydrogen : 2 H+ + 2 e- → H2
Reduksi kromium (VI) menjadi kromium (III):
(Cr2O7)2- + 14 H+ + 6 e- → 2 Cr3+ + 7 H2O
Anoda
Evolusi oksigen : 2 H2O → O2 + 4 H+ + 4 e-
Oksidasi ion krom : Cr3+ + 3 H2O → 2 CrO3 + 6 H+ + 3 e-
Produksi lead dioxide pada anoda: Pb + 2H2O → PbO2 + 4 H+ + 4 e-
4
Gambar 2.1 Skema Reaksi Kimia yang Terjadi di Elektroda pada Proses Hard Chromium
Plating (Sumber: https://www.scribd.com/document/39573672/Chromium-Plating)
Gambar 2.2 Skema Terbentuknya Mikrocracks pada Hasil Hard Chromium Plating
(Sumber: https://www.scribd.com/document/39573672/Chromium-Plating)
5
2.3 Parameter-Parameter Elektroplating
a. Temperatur
Temperatur larutan mempengaruhi arus yang dibutuhkan dalam proses.
Temperatur larutan mempengaruhi arus yang dibutuhkan dalam proses. Secara umum,
temperature yang rendah akan menurunkan arus yang dibutuhan dalam proses dan
sebaliknya temperature yang tinggi akan meningkatkan arus yang dibutuhan dalam
proses. Misalnya: pada temperatur 43-49 °C , kerapatan arus yang diperlukan sekitar
8-30 A/dm2. Sedangkan pada temperatur 60-66 °C diperlukan kerapatan arus sekitar
45- 60 A/dm2.
Pengontrolan temperatur larutan ke dalam range yang sempit perlu
dilakukan karena adanya pengaruh temperatur terhadap laju deposisi dan kualitas
deposit. Misalnya, peningkatan temperatur larutan sekitar 2 °C dari kondisi rata-rata,
dapat menyebabkan reduksi 5% atau lebih dari ketebalan lapisan kromium rata-rata,
𝑴×𝑰×𝒕
𝒎=
𝒏×𝑭
Keterangan:
6
𝑴×𝑰×𝒕
𝒅=
𝒏×𝑭×𝝆×𝑨
Keterangan:
d = ketebalan lapisan yang terbentuk (cm)
𝜌 = massa jenis kromium = 7.19 g/cm³
A = luas permukaan logam yang dilapis (cm2)
𝒋
𝑰=
𝑨
Keterangan:
I = arus yang digunakan (A atau C/s)
j = rapat arus (A/ cm2)
A= luas permukaan logam yang dilapis (cm2)
c. Konsentrasi Larutan
Secara umum dalam proses electrodeposition, konsentrasi larutan
memainkan peran penting dalam performa plating. Dalam kondisi plating normal,
kenaikan konsentrasi larutan akan meningkatkan konsentrasi ion logam dalam larutan.
Oleh karena itu akan meningkatkan laju pengendapan (deposisi) pada proses plating.
d. Agitasi
Sistem agitasi dapat meningkatkan performa plating karena menyediakan
pencampuran metal salt untuk larutan plating, jika parameter lain dalam larutan
dikontrol dengan baik. Selain itu agitasi dapat meningkatkan keseragaman temperature
dalam larutan.
7
2.4 Cacat-Cacat Hard Chomium Plating
Cacat-cacat yang terjadi pada hasil proses hard chromium plating adalah sebagai
berikut:
8
c. Rapat arus terlalu tinggi meminimalkan
d. Temperatur terlalu kerapatan arus
rendah c. Pengurangan rapat
arus
d. Temperatur dinaikkan
9
BAB III
METODOLOGI
Studi Literatur
Sampel: Besi
Cor Nodular
FCD 700
Preparasi Sampel dan Preparasi Larutan Asam
Kromat & Katalis Serta Pemasangan Komponen-
Komponen pada Proses Elektroplating dan
Dilakukan Eksperimen
10
3.2 Metalografi Ring Piston
Dari metalografi ring piston motor Yamaha Jupiter Z dapat diketahui base metal
yang digunakan adalah besi cor nodular. Kekerasan base metal dan kekerasan lapisan
diukur dengan microvickers, didapatkan hasil kekerasan rata-rata base metal sekitar 348
HV dan kekerasan lapisan sekitar 788 HV. Sedangkan pengukuran ketebalan lapisan
dilakukan menggunakan mikroskop optik dan didapatkan ketebalan lapisan rata-rata
sekitar 45,47 µm
11
Gambar 3.2 Ketebalan Lapisan Ring Piston
12
3.5 Pemasangan Komponen Elektroplating
13
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
4.1 Data kekerasan dan ketebalan lapisan hasil plating dengan variasi durasi pelapisan
800
600
400
200
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Waktu (Jam)
14
Grafik Pengaruh Durasi Pelapisan terhadap Ketebalan
Lapisan Coating
120.00
Ketebalan Lapisan (µm) 100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
Waktu (Jam)
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Durasi Pelapisan terhadap Ketebalan Lapisan Coating
4.2 Data kekerasan dan ketebalan lapisan hasil plating dengan variasi konsentrasi larutan
CrO3
15
Grafik Pengaruh Konsentrasi Larutan CrO3 terhadap
Kekerasan Coating
1200
1150
Kekerasan (HV)
1100
1050
1000
950
200g/L 250g/L 300g/L
Konsentrasi Larutan CrO3
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Konsentrasi Larutan CrO 3 terhadap Kekerasan Coating
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
200 g/L 250 g/L 300 g/L
Konsentrasi Larutan CrO3
Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Konsentrasi Larutan CrO 3 terhadap Ketebalan Lapisan Coating
16
4.3 Tampilan Permukaan Hasil Pelapisan
17
b. 250 g/L CrO3 1 Jam
18
d. 200 g/L CrO3 1,5 Jam
19
BAB V
ANALISIS
Dari metalografi dan pengukuran kekerasan, dapat diketahui bahwa material ring piston
motor Yamaha Jupiter Z adalah besi cor nodular yang memiliki kekerasan rata-rata sebesar 348
HV. Oleh karena itu dipilih material untuk base metal yang mempunyai kekerasan yang tidak jauh
berbeda yaitu besi cor nodular FCD 700. Berdasarkan literatur, besi cor nodular FCD 700 memiliki
kekerasan sekitar 339-438 HV. Sedangkan besi cor nodular FCD 700 yang digunakan untuk
percobaan memiliki kekerasan rata-rata sebesar 355 HV. Besi cor nodular adalah besi cor yang
memiliki grafit berbentuk spheroidal atau nodular atau bulat sehingga bersifat ulet dibandingkan
jenis besi cor yang memiliki grafit berbentuk flake (serpih). Karena bersifat ulet, maka besi cor
nodular memiliki ketahanan impak dan fatigue yang lebih baik. Pembentukan grafit nodular ini
dicapai dengan menambahkan nodulizing elements yaitu magnesium dan cerium sebelum proses
pengecoran.
Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa kekerasan dan ketebalan lapisan mengalami
peningkatan dengan bertambahnya durasi pelapisan dan bertambahnya konsentrasi larutan asam
kromat. Hal ini sesuai dengan Hukum Faraday yaitu semakin lama durasi pelapisan maka massa
kromium keras yang terendap pada permukaan substrat semakin banyak. Sedangkan dari pengaruh
konsentrasi asam kromat, hal tersebut sesuai dengan teori yaitu semakin meningkatnya konsentrasi
larutan, akan meningkatkan konsentrasi ion logam dalam larutan sehingga akan meningkatkan
pengendapan (deposisi) pada proses plating.
Namun, pada pelapisan dengan konsentrasi asam kromat 300 g/L durasi 1,5 jam
peningkatan kekerasan yang terjadi tidak signifikan dari kondisi pelapisan dengan konsentrasi
asam kromat 250 g/L durasi 1,5 jam yaitu dari 1183 HV menjadi 1189 HV. Hal tersebut dapat
disebabkan karena kelarutan asam kromat sudah mencapai titik jenuh sehingga tidak memberikan
efek yang signifikan terhadap kekerasan lapisan.
Dari pengamatan metalografi dapat diketahui bahwa lapisan coating yang terbentuk pada
ring piston memiliki ketebalan yang lebih rendah daripada hasil percobaan. Meskipun demikian,
dapat dilihat pada gambar 3.2 dan gambar 4.8 lapisan coating yang terbentuk pada ring piston lebih
seragam dibandingkan hasil percobaan. Pelapisan dengan ketebalan yang seragam dapat dicapai
20
melalui peningkatan 'throwing power dengan penambahan aditif tertentu pada larutan. Throwing
power adalah kemampuan pelapisan dengan ketebalan yang sama di bagian dengan kerapatan arus
rendah maupun pada bagian kerapatan arus yang lebih tinggi.
Cacat yang terjadi pada tampilan hasil hasil chromium plating dapat dilihat pada gambar
4.5 yaitu pelapisan dengan konsentrasi larutan asam kromat 250 g/L dengan durasi 1 jam yang
memiliki tampilan yang dull atau buram pada bagian pinggir. Cacat tersebut dapat disebabkan oleh
rasio asam kromat/asam sulfat tinggi, kontak listrik tidak stabil, temperatur terlalu tinggi dan
permukaan substrat kasar. Kondisi-kondisi tersebut dapat diatasi dengan penambahan asam sulfat
(karena mudah menguap), pemeriksaan sambungan listrik, menurunkan temperatur larutan dan
memastikan seluruh permukaan sampel digrinding hingga halus. Selain itu cacat hasil hard
chromium plating dapat dilihat pada lampiran. Cacat yang terjadi adalah rough or noduar deposits
yaitu lapisan yang terbentuk kasar atau berbintik-bintik yang disebabkan oleh kandungan asam
kromat terlalu tinggi, rendahnya kandungan asam sulfat, temperatur terlalu rendah, preparasi
permukaan kurang dan rapat arus terlalu tinggi. Selain itu, dapat dilihat bahwa lapisan yang
terbentuk memiliki daya lekat yang buruk sehingga lapisan mudah mengelupas, hal tersebut dapat
disebabkan adanya kontaminan pada permukaan sampel.
Jika dibandingkan dengan produk ring piston, hasil percobaan menggunakan metoda hard
chromium plating menujukkan sifat yang jauh lebih baik. Kekerasan hasil chromium plating : 908-
1189 HV, sedangkan kekerasan lapisan coating ring piston sekitar 788 HV. Selain itu ketebalan
lapisan hasil hard chromium plating: 48,04-132,64 µm, sedangkan ketebalan lapisan coating ring
piston sekitar 45,5 µm. Jadi hard chromium plating dapat diaplikasikan pada ring piston karena
dapat meningkatkan ketahanan aus ring piston secara signifikan.
21
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Proses pelapisan hard chromium plating pada besi cor nodular telah dipelajari
melalui praktikum yang dilakukan di laboratorium metalurgi dan teknik material. Selain
itu telah dilakukan karakterisasi produk ring piston yang ada di pasaran sebagai
perbandingan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
peningkatan konsentrasi larutan asam kromat dan peningkatan durasi pelapisan berbanding
lurus dengan peningkatan kekerasan dan ketebalan lapisan hasil proses hard chromium
plating.
a. Kekerasan lapisan hasil proses hard chromium plating pada besi cor nodular FCD 700
b. Ketebalan lapisan hasil proses hard chromium plating pada besi cor nodular FCD 700
22
6.2 Saran
a. Pada saat melakukan percobaan harus memakai alat pelindung diri lengkap seperti jas
lab, masker dan sarung tangan karena zat-zat yang digunakan sangat berbahaya jika
terhirup dan terkena tangan. Selain itu perlu untuk mengetahui MSDS zat kimia yang
digunakan.
b. Dilakukan preparasi permukaan dengan baik sebelum pelapisan. Karena permukaan
yang kasar dan adanya kontaminan dapat mempengaruhi hasil percobaan
c. Selama proses pelapisan, gelas kimia harus ditutup dengan plastic wrap agar larutan
asam kromat dan katalis asam sulfat tidak menguap.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Reidenbach F, Cotell CM, Sparague JA, Smidt FA.“ASM Handbook Volume 5: Surface
Engineering 9th ed”. ASM International: 1994
2. Davis, J.R. “ASM Specialty Handbook: Cast Irons”. ASM International:1996
3. https://www.researchgate.net/figure/309398204_fig9_Figure-29-Schematic-of-a-Typical
Electroplating-System
4. http://inpressco.com/wp-content/uploads/2015/03/Paper18700-703.pdf
5. https://etd.ohiolink.edu/rws_etd/document/get/ucin983464816/inline
6. http://www.substech.com/dokuwiki/doku.php?id=hard_chromium_electroplating
7. http://chemistry.tutorvista.com/physical-chemistry/electroplating.html#electroplating-
definition
8. http://www.tpr.co.jp/tp_e/products/pistonring/about.html
9. http://korihandbook.federalmogul.com/en/section_41.htm
10. https://www.ductile.org/didata/Section12/12intro.htm
11. http://www.electrolytics.org/faradaysLaw.html
12. https://www.scribd.com/document/39573672/Chromium-Plating
13. http://www.nichro.dk/pdf/haardkrom_UK.pdf
14. MSDS Kromium Trioksida: http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923475
15. MSDS Asam Sulfat: http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925146
24
LAMPIRAN
25
2. Konversi Satuan Kekerasan Brinel-Vickers (Davis, J.R. “ASM Specialty Handbook: Cast
Irons”. ASM International:1996)
Konversi HB -HV
700
600
500
y = 0.8246x + 190.85
400
HV
300
200
100
0
0 100 200 300 400 500 600
HB
y = 0.8246x + 190.85
26
3. Dokumentasi
27
c. Proses Elektroplating
28
d. Hasil Pelapisan yang Gagal
29
4. MSDS Kromium Trioksida (http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923475)
30
31
32
33
34
35
36
5. MSDS Asam Sulfat (http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925146)
37
38
39
40
41
42
43