PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
a. Memahami perilaku yang terjadi pada material terhadap beban
dinamik.
b. Mengetahui metode guna menentukan kekuatan lelah serta batas lelah
suatu material.
c. Memahami mekanisme dan bentuk patahan suatu material akibat
fatigue failure
1
BAB II
DASAR TEORI
1. Crack Inisiation
2. Crack Propagation
3. Final Fracture
Ketiga tahapan tersebut dapat terlihat patahan yang terjadi pada permukaan
material.
2
Crack growth atau biasa disebut juga crack propagation adalah
penjalaran retakan. Kondisi retakan pada baja ulet akan terjadi
melalui bidang gesernya terus merambat searah dengan tegangan tarik
yang diterima.
Final fracture, material sudah tidak mampu lagi menahan
pembebanan yang terjadi. Pada kondisi ini, bisa teramati dengan jelas
awal retakan, rambatan retakan hingga patah.
Metode untuk penyajian data kelelahan adalah dengan menggunakan kurva S-N
yaitu dengan memplot data tegangan (S) tehadap jumlah siklus hingga terjadi
kegagalan (N).
Fatigue limit adalah batasan besar tegangan fluktuatif maksimum yang tidak
menimbulkan kegagalan untuk siklus tak berhingga,
3
Diagram S-N tanpa fatigue limit
Karena Kurva S-N memiliki variable waktu (jumlah siklus) maka dapat
digunakan untuk mengukur umur specimen berdasarkan pembebanan dan
siklus.
4
Jenis fatigue stress cycle 1:
5
Range of stress
r= max – min
Alternating stress
a= =
Mean stress
m=
Stress ratio
R =
Amplitude ratio
A=
Diagram Goodman
6
Kekuatan lelah/ ketahanan lelah material bergantung pada beberapa faktor
antara lain 1:
1. Konsentrasi tegangan
Daerah-daerah seperti sudut yang tajam/takik yang merupakan tempat
konsentrasi tegangan akan menurunkan kekuatan lelah, karena biasanya
daerah pusat tegangan inilah yang menjadi awal retakan.
2. Ukuran spesimen
Batas lelah benda uji yang kecil lebih tinggi dibandingkan kekuatan lelah
benda uji yang besar. Hal ini disebabkan karena pada volume / luas
penampang yang lebih luas, semakin besar kemungkinan terjadinya awal
retakan karena biasanya kegagalan lelah mulai terjadi pada permukaan.
4. Tegangan sisa
Tegangan sisa (residual stress) terutamanya tegangan sisa tekan akan
memberikan peningkatan ketahanan fatigue / kekuatan lelah.
5. Temperatur
-Low temperature fatigue
Uji fatigue pada logam saat temperatur dibawah temperatur kamar
menunjukkan bahwa kekuatan lelah meningkat dengan menurunnya
temperatur.
7
-High temperature fatigue
Secara umum kekuatan lelah baja akan menurun dengan bertambahnya
temperatur di atas temperatur kamar, kecuali baja lunak kekuatan lelahnya
akan bertambah besar apabila temperatur naik.
1. Mean Stress
Dalam diagram S-N dapat dilihat bahwa mean stress mempengaruhi
fatigue life. Kenaikan mean stress dapat mengurangi fatigue life
2. Thermal fatigue
Thermal fatigue biasanya disebabkan oleh kenaikan temperaturoleh
tegangan termal yang berfluktuatif. Besar tegangan thermal dapat
dinyatakan dengan persamaan
= l E T
8
3. Corrosion fatigue
Corrosion fatigue adalah kegagalan yang disebabkan oleh tegangan siklik
dan reaksi kimia. Corrosion fatigue dapat memperpendek fatigue life.
Untuk mengurangi laju korosi dapat dilakukan pelapisan atau coating.
9
BAB III
1. Data Percobaan
2. Pengolahan Data
Mean stress
m=
Range of stress
r= max – min
Alternating stress
a= =
10
Stress ratio
R =
Amplitude ratio
A=
σ max σ min σm σr σa
No. R A
(Mpa) (Mpa) (MPa) (MPa) (MPa)
1 200 -100 50 300 150 -0.5 3
2 150 60 105 90 45 0.4 0.428571429
3 250 -100 75 350 175 -0.4 2.333333333
4 150 25 87.5 125 62.5 0.166666667 0.714285714
5 150 -50 50 200 100 -0.333333333 2
6 200 -125 37.5 325 162.5 -0.625 4.333333333
7 100 75 87.5 25 12.5 0.75 0.142857143
11
Dari referensi diperoleh data ST-37 :
σ u = 336 MPa
σ y = 280 MPa
Se = = 168 MPa
Diagram Goodman
12
BAB IV
ANALISIS DATA
Untuk praktikum uji fatigue ini, kami tidak langsung melakukan pengujian
karena pengujian fatigue membutuhkan waktu yang relatif lama. Kami diberi data
hasil pengujian fatigue oleh asisten praktikum berupa tujuh data σ max dan σ min.
Dari data tersebut kita dapat mencari nilai σr, σm, σa, R, dan A dari
persamaan. Untuk menggambarkan diagram Goodman diperlukan Ultimate
Tensile Strength dan Yield Strength dari specimen ST-37. Berdasarkan literatur
ST – 37 memiliki σ u = 336 MPa dan σ y = 280 MPa . Lalu kita dapat
menentukan Se = = 168 MPa.
Pada diagram Goodman yang telah dibuat, dapat dilihat pada nomor
berapa saja spesimen akan mengalami kegagalan dan pada nomor berapa saja
spesimen masih aman/ tidak mengalami kegagalan. Kegagalan terjadi pada nomor
1,3 dan 6 karena melewati batas aman diagram Goodman. Sedangkan nomor
2,4,5, dan 7 masih berada pada daerah aman pada diagram Goodman.
Karena praktikan tidak diperlihatkan hasil patahan yang dari data yang
diberikan. Maka praktikan tidak dapat menganalisis bentuk retak awal,
perambatan retak, maupun patahan akhir. Praktikan juga tidak bisa menganalisis
penyebab terjadinya konsentrasi tegangan yang menyebabkan awalnya retak pada
13
spesimen karena tidak diberi data berupa goresan, impurities, kekekasaran
permukaan, tegangan sisa, dan lain- lain.
14
BAB V
1. Kesimpulan
a. Uji fatigue dilakukan untuk mengetahui batas lelah dari suatu
material oleh adanya beban dinamis agar dapat menentukan apakah
material tersebut aman digunakan
b. Untuk menentukan apakah material teresbut aman digunakan, data
yang diperoleh dari uji fatigue dapat dimasukkan kedalam diagram
Goodman. Jika garis hasil σ max - σ min, pada σ m yang
dihasilkan oleh material tersebut berada diluar area yang
ditentukan oleh nilai σy dan σu maka material tersebut akan
mengalami kegagalan fatigue. Dari diagram Goodman dapat
ditentukan bahwa pada nomor 1, 3 dan 6 spesimen berada diluar
daerah aman dan akan mengalami kegagalan fatigue. Sedangkan
pada nomor 2,4,5 dan 7 menunjukkan spesimen berada di dalam
daerah aman di diagram Goodman dan tidak akan mengalami
kegagalan fatigue.
c. Bentuk patahan tidak diperlihatkan oleh asisten praktikum, jadi
praktikan tidak dapat menganalisis retakan yang terjadi akibat
fatigue.
2. Saran
Sebaiknya bentuk patahan yang terjadi di beri tahu kepada praktikan agar
praktikan dapat menganalisis lebih lanjut retakan yang terjadi. Selain itu
seharusnya diberi data lebih banyak mengenai hal- hal yang
mempengaruhi fatigue. Seperti ukuran spesimen, permukaan spesimen,
kondisi lingkungan, temperatur, kecepatan pembebanan, besar beban, dan
lain-lain.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Jawab:
1. Fatigue Ratio adalah rasio antara fatigue limit (atau fatigue strength
pada siklus 108 ) terhadap tensile strength. Fatigue Ratio biasa
digunakan untuk memperoleh sifat fatigue dari data yang diperoleh
dari uji tarik.
2. a. Reversed Stress: σ max dan σ min mempunyai nilai yang sama
namun berbeda tanda (+ untuk tarik, - untuk tekan).
b. Repeated Stress: σ max dan σ min mempunyai nilai yang beda.
c. Irregular or Random Stress: Stress cycle ini mempunyai nilai σ
yang unpredictable.
17
B. Tugas Tambahan
Jawab:
18
C. Rangkuman Praktikum
19
3. Kekasaran Permukaan (konsentrasi tegangan tidak rata)
4. Tegangan Sisa
Range of stress
r= max – min
Alternating stress
a= =
Mean stress
m=
Stress ratio
R =
Amplitude ratio
A=
20
D. Referensi untuk mengetahui dan dari material ST-37 5
(https://www.researchgate.net/profile/Akgun_Alsaran/publication/263
210909_Mechanical_and_Structural_Properties_of_Similar_and_Dissi
milar_Steel_Joints_-
_Influence_of_weld_metal_on_corrosion/links/55ae6ad408aed9b7dcd
d9c8d.pdf)
21