PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1
BAB II
TEORI DASAR
Pengujian kekuatan lentur dan modulus elastisitas dilakukan untuk material yang
tegangan utamanya dalam bentuk lentur. Modulus elastisitas lentur adalah
kombinasi dari modulus arah tarik dan tekan.
2
Modulus Elastisitas adalah kekakuan suatu material sebelum material mengalami
deformasi plastis. Modulus elastisitas dapat ditentukan dari persamaan :
y = mx+c
3
Pada kurva tersebut dapat diketahui bahwa y = mx + c
Gradien = m =
m=
m=
Maka,
E =
Metode pengujian bending menurut ASTM 855 ada tiga yaitu cantilever beam
bending, 3-point bending, dan 4- point bending.1
4
Cantilever Beam Bending
Adalah metode pengujian bending dengan menggunakan satu tumpuan
saja.
3- Point Bending
Adalah metode pengujian bending dengan menggunakan dua tumpuan
dengan beban terletak di tengah- tengah spesimen.
4- Point Bending
Adalah metode pengujian bending dengan menggunakan dua tumpuan
dengan beban terletak pada L/3 dan 2L/3.
5
Perbandingan antara metode 3-point bending dan 4-point bending :
3- Point Bending
N M
-M + ( ) 0
6
M=( )
masukkan batas ,
M (0) = ( )=0
M( )=( ) maksimum
(L-x)
M N
M+( ) 0
M 0
M=
masukkan batas ,
M( )= = maksimum
M (L) = =0
7
4-Point Bending
N M
-M + 0
M=
masukkan batas ,
M (0) = =0
M( )=( ) maksimum
N M
V
x
P 𝑳
(x+ 𝟑
8
M + Px + ( ) 0
M 0
M= maksimum
(L-x)
M N
-M + 0
-M 0
M=
masukkan batas ,
M( )= = Maksimum
M (L) = =0
9
BAB III
1. Data Percobaan
Material : ST – 37
Panjang (L) : 300.55 mm
Lebar (b) : 19.02 mm
Tebal (h) : 19.05 mm
Kekerasan Awal : 29 HRA
Kekerasan Akhir : 37 HRA
Jarak Tumpuan : 150 mm
Beban Maksimum : 30200 N
Mesin Uji : Tarno Grocki
Deflektometer : Mitutayo
1 0 0
2 1000 0.07
3 2000 0.11
4 3000 0.18
5 4000 0.2
6 5000 0.25
7 6000 0.28
8 7000 0.33
9 8000 0.38
10 9000 0.42
11 10000 0.46
12 11000 0.51
13 12000 0.54
14 13000 0.59
15 14000 0.64
16 15000 0.78
17 16000 1.64
10
Flexural strength dapat ditentukan dari persamaan:
Hubungan P dan δ
25000
y = 11388x + 3056.3
20000
Beban (N)
15000
10000 Series1
Linear (Series1)
5000
0
0 0.5 1 1.5 2
Defleksi (mm)
Dari grafik hubungan beban dan defleksi diatas kita dapat mengetahui
daerah elastis dan daerah plastisnya. Daerah elastis ditunjukkan pada pembebanan
sampai dengan 14000 N, sedangkan pada pembebanan 15000 N keatas
menunjukkan daerah plastisnya (material telah terdeformasi plastis).
11
Grafik hubungan beban dan defleksi pada daerah elastis:
8000
Series1
6000
Linear (Series1)
4000
2000
0
-2000 0 0.2 0.4 0.6 0.8
Defleksi (mm)
Dari grafik hubungan beban dan defleksi pada daerah elastis kita dapat
mengetahui persamaannya yaitu y = 22722x - 513.3
= 10957.57
E=
E=
E=
E = 145802.46 Mpa
E = 145.8 GPa
12
BAB IV
ANALISIS DATA
13
Setelah dilakukan uji bending, spesimen mengalami kenaikan temperature.
Hal tersebut disebabkan oleh gesekan- gesekan yang terjadi pada saat pergeseran
atom- atom dalam spesimen.
Saat pengujian bending spesimen ini, sentroid spesimen turun pada titik
pembebanan. Ini menyebabkan daerah yang terkena tarik menjadi lebih luas
dibanding daerah yang terkena tekan akibat pembebanan.
Nilai modulus elastisitas dapat ditentukan dari grafik antara beban dan
defleksi pada daerah elastis. Pada grafik didapatkan persamaan dan gradiennya.
Setelah mendapatkan gradien, dapat dimasukkan ke dalam rumus modulus
elastisitas. Nilai Modulus Elastisitas ST-37 menurut literatur adalah 210 GPa
namun dari pengujian ini didapatkan nilai E = 145.8 GPa. Perbedaan nilai
modulus elastisitas ini dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
14
1. Pengunaan metode 3 point bending kurang akurat dan presisi
dibandingkan dengan metode 4 point bending.
2. Kesalahan dalam pembacaan defleksi terhadap beban yang digunakan
karena perubahannya sangat cepat.
3. Penempatan deflektometer dan pembebanan yang kurang tepat
4. Perbedaan kondisi lingkungan seperti temperatur dan tekanan udara pada
literatur dan pada saat praktikum.
5. Adanya lapisan karat pada permukaan spesimen akibat reaksi kimia
(oksidasi) yang menyebabkan ikatan antar atom mejadi lebih kecil
sehingga nilai modulus elastisitasnya juga menjadi lebih kecil.
15
BAB V
Distribusi Momen
Distribusi Tegangan
16
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM E 855
8th Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc. Page 215-218 & 485-486
17
LAMPIRAN
Jawab :
1. Karena material ulet mempunyai daerah plastis yang kecil. Selain itu,
butuh energi dan gaya lebih banyak untuk defleksi sampai patah. Uji
lentur biasanya digunakan untuk mencari modulus elastisitas material
getas karena susah dilakukan di uji tarik ( langsung patah). Material
ulet bisa menggunakan uji tarik untuk mencari modulus elastisitas.
2. Modulus elastisitas yang diperoleh dari literatur adalah 210 GPa.
Modulus elastisitas yang didapatkan dari percobaan adalah 145.8 GPa .
Perbedaan nilai modulus elastisitas dapat terjadi karena orientasi
spesimen, besar butir, tegangan sisa, sejarah regangam sebelumnya,
persiapan spesimen dan dimensinya, orientasi butir terdeformasi
terhadap arah dari tegangan normal. Kondisi pengujian seperti
temperature, tekanan, peralatan pengujian dan standar pengujian juga
dapat mempengaruhi hasil.
3. Nilai kekerasan sebelum diuji bending adalah 29 HRA dan setelah
diuji bending meningkat menjadi 37 HRA. Peningkatan nilai
kekerasan menunjukkan bahwa telah terjadi fenomena strain
hardening. Strain hardening adalah fenomena yang terjadi ketika
18
material ulet menjadi lebih keras dan lebih kuat saat terdeformasi
plastis. Kerapatan dislokasi pada logam meningkat dengan adanya
deformasi tersebut. Hal ini disebabkan karena dislokasi berlipat ganda
atau pembentukan dislokasi baru. Sehingga jarak rata- rata antar
dislokasi menurun, yang berarti dislokasi menjadi berdekatan2. Hal ini
menyebabkan terjadinya penumpukkan dislokasi4. Oleh karena itu,
dibutuhkan energi atau gaya yang lebih besar untuk menggerakan
atom-atom pada material tersebut. Dengan adanya strain hardening
pada spesimen ini maka dapat disimpulkan bahwa material ini adalah
material ulet.
B. Tugas Tambahan
Jawab :
19
2. Strain hardening adalah fenomena yang terjadi ketika material ulet
menjadi lebih keras dan lebih kuat saat terdeformasi plastis. Kerapatan
dislokasi pada logam meningkat dengan adanya deformasi tersebut. Hal ini
disebabkan karena dislokasi berlipat ganda atau pembentukan dislokasi
baru. Sehingga jarak rata- rata antar dislokasi menurun, yang berarti
dislokasi menjadi berdekatan2. Hal ini menyebabkan terjadinya
penumpukkan dislokasi4. Oleh karena itu, dibutuhkan energi atau gaya
yang lebih besar untuk menggerakan atom-atom pada material tersebut.
C. Rangkuman Praktikum
Uji bending pada percobaan ini dilakukan untuk mencari kekuatan lentur
dan modulus elastisitas material. Uji bending biasanya digunakan untuk
mencari modulus elastisitas material getas karena susah dilakukan pada uji
tarik (langsung patah). Fenomena yang terjadi pada uji bending adalah
deformasi, strain hardening, dan peningkatan temperatur.
20
Three-point bending dan four-point bending merupakan jenis-jenis uji
bending. 3-point bending menggunakan satu pembebanan sedangan 4-
point bending menggunakan dua titik pembebanan. 4-point bending
merupakan metode yang lebih presisi karena tegangan maximum berada di
daerah yang lebih luas dibanding 3-point bending (hanya satu titik).
Diagram tegangan dan momen 3-point bending dan 4-point bending
adalah sebagai berikut :
21