Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN 3

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Praktikum Fisika Dasar 1

Yang dibina oleh Bapak Dr. Nasikhudin, S.Pd, M.Sc

Oleh:

Dewi Fajar Larasati

190321624030

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

NOVEMBER 2019
PERCOBAAN HUKUM KEKEKALAN

MOMENTUM LINIER

I. TUJUAN
Tujuan dari melakukan praktikum hukum kekekalan momentum llinier
adalah mahasiswa mampu menerapkan teori ralat dengan benar untuk
memperkecil kesalahan, mahasiswa dapat menentukan momentum sistem
sebelum tumbukan dan dapat menentukan momentum sistem setelah
tumbukan, mahasiswa dapat membuktikan hukum kekekalan momentum,
mahasiswa mampu menggunakan ticker timer dengan benar, dapat
menggunakan neraca teknis dengan benar serta dapat menggunakan set alat
dengan benar.

II. LATAR BELAKANG


Momentum linier adalah nilai gerak yang dimiliki oleh suaut benda
yang bergerak pada lintasan yang lurus. Momentum linier pada suatu partikel
dapat didefinisikan sebagai hasil perkalian antara masa (m) dengan
kecepatanya (v). Momentum dirumuskan dengan P=mv . Momentum
merupakan salah satu besaran vektor yang memiliki arah yang sam dengan
kecepatannya.
Momentum merupakan besaran dinamik dimana momentum lebih
informatif dibanding dengan kecepatan. Sebagai contoh, sebuah mobil yang
sedang memuat barang lebih sulit untuk dipercepat ataupun dihentikan
dibanding dengan mobil yang tidak memuat barang walaupun kedua mobil
memiliki kecepatan yang sama. Hal ini terjadi karena momentum pada mobil
yang bermuatan lebih besar daripada momentum pada mobil yang kosong
atau tidak bermuatan.
Suatu partikel yang bermassa m mempunyai kecepatan sebesar v 0 pada
waktu t 0dan memiliki kecepatan sebesar v 1pada saat t 1. Perubahan kecepatan
yang terjadi pada selang waktu ∆ t=t 1−t 9 dapat ditulis dengan ∆ v=v 1−v 0 .
Karena massa benda konstan , maka perubahan momentum yang terjadi
adalah P=∆ mv=m ∆ v=m(v 1−v 0) .
Jika dua partikel yang masing masing bermassa m1 da n m2 berinteraksi
satu sama lain, maka memenuhi persamaan m1 ∆ v 1=m2 ∆ v 2 atau dapat
dituliskan dengan ∆ P1=∆ P2 … persamaan 1. Dengan kata lain, dua partikel
yang saling berinteraksi, perubahan momentum pada momentum pertama
pada selang waktu tertentu adalah sama dan berlawanan. Begitu juga pada
partikel kedua. Jadi, suatu reaksi antara partikel menghasilkan suatu
pertukaran momentum sehingga momentum yang hilang pada saat
berinteraksi sama nilainya dengan momentum yang didapatkan oleh partikel
lain.
Perubahan momentum pada partikel 1 dengan selang waktu yaitu t
' '
adalah ∆ P1=P 1−P1 dan pada partikel 2 adalah ∆ P2 =P 2−P2. Dengan
demikian, persamaan 1 dapat dituliskan dengan
P1 + P2=P ' 1 + P ' 2=m1 v 1 +m2 v 2 .

III. ALAT DAN BAHAN

Gambar 1 Gambar 2
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum hukum kekekalan
momentum linier adalah neraca untuk menimbang massa beban, papan
sebagai lintasan yang dilalui oleh trolley, trolley sebagai objek yang
melakukan tumbukan, pita sebagai tempat untuk jejak jejak pergerakan yang
dilakukan oleh troley, tricker timer sebagai pemberi jejak pergerakan yang
dilakukan oleh trolley, mistar untuk mengukur jarak yang dialami trolley baik
sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan, palu untuk memukul trolley
agar trolley dapat bergerak dan power supply sebagai sumber gerak bagi
ticker timer.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

Gambar 3
Prosedur yang dilakukan dalam praktikum hukum kekekalan
momentum linier adalah menghitung massa beban 1 dan 2 menggunakan
neraca, menyusun alat seperti pada gambar kemudian meninggikan sedikit
papan yang ada ticker timer dengan mengatur letak ganjal sehingga trolley 1
sedikit mendapat dorongan dan akan bergerak dengan kecapatan yang tetap
( konstan), meluncurkan trolley 1 hingga menumbuk serta menempel pada
trolley 2 dan kedua trolley bergerak bersama ( apabila benda setelah
tumbukan tidak menempel maka percobaan harus diulangi), mengamati titik
titik yang dihasilkan pada pita kemudian mengukur jarak 10 ketukan sebelum
trolley mengalami tumbukan (S0 ) dan menghitung jarak 10 ketukan setelah
trolley mengalami tumbukan (S), mengukur S0 dan S sebanyak 4 kali pada
tempat yang berbeda beda untuk mengecek hasilnya apakah jaraknya hampir
sama, menghitung waktu yang diperlukan untuk 10 ketukan baik sebelum
tumbukan maupun setelah tumbukan, mengulangi langkah diatas dengan
menggunakan massa trolley yang berbeda.

V. DATA PENGAMATAN

Percobaa Benda 1 Benda 2 Jarak t


n m1 Nst m2 nst S0 Nst S nst (s)
(kg) (kg) (m) (m)
1 0,25 0,005 0,5 0,005 0,184 0,001 0,071 0,001 0,2
2 0,25 0,005 0,75 0,005 0,18 0,001 0,062 0,001 0,2

Keterangan :

S0 = jarak 10 ketukan sebelum tumbukan

S = jarak 10 ketukan setelah tumbukan

Massa trolley = 0,51 kg

Percobaan 1

m1=0 , 25+0 , 51=0 ,76 kg

m2=0 , 5+0 , 51=1 , 1 kg

mtot =1 , 86 kg

Percobaan 2

m1=0 , 25+0 , 51=0 ,76 kg

m2=0 , 75+0 , 51=1 , 26 kg

mtot =2 , 02 kg
f PLN =50 Hz

n 10
t= = =0 , 2
f 50

VI. ANALISIS DATA

Metode Analisis

Pada praktikum hukum kekekalan momentum linier menggunakan teori


ralat yaitu ralat rambat .Dalam percobaan ini digunakan persamaan-persamaan
berikut :

1. m₁ = ( m₁ ± Δm )

2. S0 = ( S01 ± ΔS )

S0
3. P0= m₁
t

√| || |
2 2
S0 2 m1 2
4. Δ P0 = . .∆m + . . ∆ S0
t 3 t 3

∆ P0
5. Ralat relatif = x 100 %
P0

6. S = ( S ± ΔS )

S
t
7. P = ( m₁ + m₂ )

√| || |
2 2
S0 2 m1 2
8. ΔP = . .∆m + . .∆ S
t 3 t 3
ΔP
×100
P
9. Ralat Relatif = %

Analisis Data

PERCOBAAN 1

Sebelum Tumbukan :

m₁ = ( m₁ ± Δm )

= ( 0,7600 ± 0,0025 ) kg

S0 = ( S01 ± ΔS )

= ( 0,1840 ± 0,0005 ) m

S0
P○ = m1
t

0,184
= 0,76
0,2

= 0,6992 kg m/s

Ralat Rambat :

√| || |
2 2
S0 2 m1 2
Δ P0 = . .∆m + . . ∆ S0
t 3 t 3

√| || |
2 2
= 0,184 2 0 ,76 2
. .0,0025 + . .0,0005
0,2 3 0 ,2 3

= √ 2,351111 x 10−6+1,6044445 x 10−6

= √ 3,9555555 x 10−6

= 0,0019888578
Ralat Relatif

∆ P0
x 100 %
P0

0,0019888578
= x 100 %
0,6992

= 0,2844% ( 4 AP )

Jadi momentum awal ( P0 ) adalah ( 0,6992 ± 0,0019) kg m/s dengan ralat


relatif sebesar 0,2884 % ( 4 AP )

Setelah Tumbukan

m1 +m2 = ( mtot ± Δm )

= ( 1,860 ± 0,0025 ) kg

S = ( S ± ΔS )

= ( 0,0710 ± 0,0005 ) m

S
P = mtot
t

0,071
= 1,86
0,2

= 0,6603 kg m/s

Ralat rambat :

√| || |
2 2
ΔP = S 2 m 2
. .∆m + . . ∆S
t 3 t 3

√| || |
2 2
= 0,071 2 1 ,86 2
. .0,0025 + . .0,0005
0,2 3 0,2 3

= √ 3,5006948 x 10−7 + 9,4044446 x 10−6


= √ 9,7545141 x 10−6

= 0,0031232218

Ralat Relatif :

ΔP
×100
P %

0,0031232218
= x 100%
0,6603

= 0,4730 % (4 AP )

Jadi momentum akhir ( P ) adalah (0,6603 ± 0,0031) kg m/s dengan ralat


relatif sebesar 0,4730% ( 4AP )

PERCOBAAN 2

Sebelum Tumbukan :

m₁ = ( m₁ ± Δm )

= ( 0,76 ± 0,0025 ) kg

S0 = ( S01 ± ΔS )

= ( 0,18 ± 0,0005 ) m

S0
P○ = m1
t

0 ,18
= 0,76
0,2

= 0,684 kg m/s

Ralat rambat :
√| || |
2 2
S0 2 m1 2
Δ P0 = . .∆m + . . ∆ S0
t 3 t 3

√| || |
2 2
= 0 ,18 2 0 ,76 2
. .0,0025 + . .0,0005
0,2 3 0,2 3

= √ 2 ,25 x 10−6 +1,6044445 x 10−6

= √ 3,8544445 x 10−6

= 0,0019632739

Ralat Relatif

∆ P0
x 100 %
P0

0,0019632739
= x 100 %
0,684

= 0,2870 % ( 4 AP )

Jadi momentum awal ( P0 ) adalah ( 0,6840 ± 0,0019) kg m/s dengan ralat


relatif sebesar 0,2870 % ( 4 AP )

Setelah Tumbukan

m1 +m2 = ( mtot ± Δm )

= ( 2,0200 ± 0,0025 ) kg

S = ( S ± ΔS )

= ( 0,0620 ± 0,0005 ) m

S
P = mtot
t

0,062
= 2,02
0,2
= 0,6262 kg m/s

Ralat rambat :

√| || |
2 2
ΔP = S 2 m 2
. .∆m + . . ∆S
t 3 t 3

√| || |
2 2
= 0,062 2 2 ,02 2
. .0,0025 + . .0,0005
0,2 3 0,2 3

= √ 2,6694448 x 10−7 +1,1334445 x 10−5

= √ 1,1601389 x 10−5

= 0,0034060812

Ralat Relatif :

ΔP
×100
P %

0,0034060812
= x 100%
0,6262

= 0,5439 % (4 AP )

Jadi momentum akhir ( P ) adalah (0,6262 ± 0,0034) kg m/s dengan ralat


relatif sebesar 0,5439 % ( 4AP )

Perhitungan-perhitungan di atas dapat di tabelkan sebagai berikut :

Momentum awal Momentum akhir


Perco ⃗
P0 (kg m/s) SP ⃗
P (kg m/s) SP
Ralat= 0
100% Ralat= ∙100%
baan P0 P

1 ( 0,6992 ± 0,0019) 0,2884 % (0,6603 ± 0,0031) 0,4730 %


2 ( 0,684 ± 0,0019) 0,2870 % (0,6262 ± 0,0034) 0,5439 %
VII. PEMBAHASAN
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa momentum benda
sebelum dan setelah tumbukan adalah sama, apabila tidak ada gaya lain yang
bekerja. Sebelum terjadi tumbukan, momentum pada sistem yaitu
P=m1 v 1 +m2 v 2. Karena sebelum tumbukan trolley 2 diam maka v 2=0. Maka
S0
momentum sebelum tumbukan adalah P=m1 v 1=m1 . Setelah terjadi
t
tumbukan, trolley 1 dan 2 menempel dan bergerak bersama. Hal ini
mengindikasikan bahwa sistem mengalami tumbukan tidak lenting sama
sekali. Karena trolley 1 dan 2 menempel, maka momentum yang dihasilkan
S
setelah terjadi tumbukan adalah P=( m1+ m2 ) v 1 '= ( m1+ m2 ) .
t


v1 v´2


v 1'

Pada praktikum ini menggunakan ticker timer yang memiliki


frekuensi 50 Hz, artinya ticker timer menghasilkan 50 titik setiap detiknya.
Jarak momentum sebelum dan sesudah tumbukan hanya diambil 10 titik.
Maka, waktu yang digunakan untuk 10 titik yaitu 0,2 s. Pada ticker timer
terdapat titik titik yang rapat dan renggang. Titik yang renggang terjadi
sebelum tumbukan karena sebelum terjadi tumbukan kecepatan pada trolley
tinggi. Sedangkan titik titik yang rapat terjadi setelah tumbukan yang
mengakibatkan kecepatan trolley menurun. Oleh karena itu, tumbukan
menyebabkan kecepatan pada trolley menurun.
Pada percobaan 1 digunakan massa trolley 1 sebesar 0 , 76 kg dan
masssa trolley 2 adalah 1 ,1 kg . Setelah kedua troley tumbukan dan
menghasilkan titik titik, kemudian titik titik dianalisis dan didapat
S0 =0,184 m dan S=0,071 m. Maka, momentum sebelum tumbukan adalah
( 0,6992 ± 0,0019 ) kg m/s dengan ralat relatif sebesar 0,2884 %dan momentum
setelah tumbukan adalah ( 0,6603 ± 0,0031 ) kg m/s dengan ralat relatif sebesar
0,4730 % . Selisish momentum sebelum dan setelah tumbukan adalah
0,0389 kg m/ s.
Pada percobaan 2 digunakan massa trolley 1 sebesar 0 , 76 kg dan
masssa trolley 2 adalah 1 , 26 kg. Setelah kedua troley tumbukan dan
menghasilkan titik titik, kemudian titik titik dianalisis dan didapat S0 =0 ,18 m
dan S=0,062 m. Maka, momentum sebelum tumbukan adalah
( 0,684 ± 0,0019 ) kg m/s dengan ralat relatif sebesar 0,2870 % dan momentum
setelah tumbukan adalah ( 0,6262 ± 0,0034 ) kg m/ s dengan ralat relatif sebesar
0,4730 % . Selisish momentum sebelum dan setelah tumbukan adalah
0,0578 kg m/s.
Karena adanya selisih momentum, maka ada gaya lain yang bekerja
pada sistem yaitu gaya gesek. Berdasarkan data praktikum yang telah
dianalisis, kami menyimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum belum
terpenuhi karena terdapat selisih antara momentum sebelum tumbukan dan
sesudah tumbukan.

VIII. KESIMPULAN
Ralat yang digunakan untuk memperkecil kesalahan dalam praktikum
hukum kekekalan momentum adalah ralat mutlak dan ralat relatif yang dapat
dirumuskan dengan :
ΔP
√| || |×100
2 2
S 2 m 2
ΔP = . .∆m + . . ∆S , P %
t 3 t 3

Data yang diperoleh dari percobaan 1, diperoleh momentum sebelum


tumbukan adalah ( 0,6992 ± 0,0019 ) kg m/s dengan ralat relatif sebesar
0,2884 %dan momentum setelah tumbukan adalah ( 0,6603 ± 0,0031 ) kg m/s
dengan ralat relatif sebesar 0,4730 % . Selisish momentum sebelum dan setelah
tumbukan adalah 0,0389 kg m/ s. Pada percobaan 2, diperoleh momentum
sebelum tumbukan adalah ( 0,684 ± 0,0019 ) kg m/s dengan ralat relatif sebesar
0,2870 % dan momentum setelah tumbukan adalah ( 0,6262 ± 0,0034 ) kg m/ s
dengan ralat relatif sebesar 0,4730 % . Selisish momentum sebelum dan setelah
tumbukan adalah 0,0578 kg m/s. Sehingga, hukum kekekalan momentum
belum terpenuhi karena masih ada selisih momentum sebelum tumbukan dan
setelah tumbukan. Seharusnya hukum kekekalan momentum dapat terbukti,
namun karena adanya gaya gesek antara lintasan dan trolley yang berpengaruh
pada kecepatan trolley dan pada momentumnya mengakibatkan hukum
kekekalan momentum tidak terpenuhi.
Pada praktikum ini, kelompok kami dapat menggunakan ralat dengan
benar, kami dapat menentukan momentum pada trolley baik sebelum maupun
sesudah tumbukan, serta kami dapat menggunakan set alat, neraca dan ticker
timer dengan benar.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2019 Modul Teori Ralat
dan Keselamatan Kerja, Malang, Universitas Negeri Malang
Serway, Raymond A., & Jewett, John W.. 2014. Physics for Scientists and
Engineers with Modern Physics, Ninth Edition. USA : Brooks/Cole.
Tim Praktikum Fisika Dasar 1, 2019 Modul Praktikum Fisika Dasar 1 ,
Malang, Universitas Negeri Malang

X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai