“UJI LENGKUNG”
Disusun Oleh :
NIM : 4202117001
Kelompok : 1 (SATU)
2022
A. TUJUAN PRAKTEK
B. DASAR TEORI
Apabila suatu benda uji dibengkokkan, maka akan terjadi perubahan bentuk pada
bagian yang dibengkokkan. Bagian luar akan mendapat tarikan sedangkan bagian dalam
Besarnya defleksi yang terjadi tergantung dari jenis bahan, dimensi bahan dan beban
yang diberikan. Pada pengujian lengkung ini defleksi atau lenturan yang terjadi dapat di
ukur dengan dial indikator, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk menghitung
Menurut ilmu gaya, defleksi atau lenturan dapat dihitung berdasarkan rumus-rumus di
bawah ini.
1
a=b
F
R A =R B=
2
3
F×L
E=
48 ×∆ Y × I
Dimana :
F = beban ( N )
4
I = momen inersia ( mm )
N
2
E = modulus elastisitas ( mm )
y = defleksi ( mm )
a ≠b
F ×b F×a
RA= , RB=
L L
a2 ×b 2 × F
E=
3 × ∆ Y × L× I
2
3. Momen inersia dan momen tahanan.
a. Penampang bulat
I x =I y =I
π 4
I = Momen inersia = × d (mm 4)
64
π 3 3
W x =W y =Momentahanan= × d (mm )
32
b. Penampang persegi
1 3 4
I x= × b× h (mm )
12
1 2 3
W x = × b ×h (mm )
6
3
Gambar 5. Penampang persegi beban sejajar sumbu x-x
1
I x= × h× b3 (mm 4 )
12
1 2 3
W x = × b ×h (mm )
6
C. PERLENGKAPAN PRAKTEK
2. Dynamometer
3. Vernier Caliper
4. Micrometer
5. Test Piece
6. Spidol permanen
7. High Gauge
8. Dial Indikator
9. Surface Plate
4
D. KESELAMATAN KERJA :
E. PROSEDUR PERCOBAAN
c. Hidupkan mesin hirolik dengan menekan “pump on” sehingga “pump lamp”
menyala
g. Gerakkan mesin hingga benda uji menyentuh penekan, catat kenaikan bebannya
i. Naikkan beban setiap 200 N secara bertahap dan catat defleksinya pada saat itu
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi posisi a b (a = 100 mm, b = 150 mm)
Langkah-langkahnya sama seperti no.1 tetapi disini batang uji pada sumbu x-x tegak
dengan a b
6
Tabel 1. Data pengujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat
Defleksi(
No ARAH GAYA Defleksi( ARAH GAYA
Y)
. GAYA (F) (N) Y) (mm) GAYA (F) (N)
(mm)
1 0 0 2600 0.69
2 200 0.05 2400 0.67
3 400 0.12 2200 0.65
4 600 0.24 2000 0.62
5 800 0.30 T 1800 0.58
6 N 1000 0.34 U 1600 0.54
7 A 1200 0.39 R 1400 0.50
8 I 1400 0.47 U 1200 0.47
9 K 1600 0.48 N 1000 0.42
10 1800 0.52 800 0.38
11 2000 0.58 600 0.34
12 2200 0.62 400 0.29
13 2400 0.67 200 0.24
14 2600 0.69 0 0
7
Gambar 7. pengujian beban tidak ditengah pada penampang bulat.
Tabel 2. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat
8
Gambar 8. pengujian beban ditengah pada penampang bulat
9
a) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi
benda uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 9) adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang bulat.
10
III. Data Pengujian Baja dengan Penampang Persegi Empat
1. Beban di tengah tengah
1) Data sebelum di uji
Sebelum dilakukan pengujian lengkung, maka dilakukan pengukuran dimensi benda
uji dan jarak tumpuan (lihat gambar 10) adalah sebagai berikut :
11
11 2000 0,26 600 0,12
12 2200 0,28 400 0,09
13 2400 0,30 200 0,06
14 2600 0,31 0 0
Tabel 6. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang persegi.
12
8 K 1400 0.19 N 1200 0.19
9 1600 0.21 1000 0.17
10 1800 0.23 800 0.15
11 2000 0.25 600 0.12
12 2200 0.26 400 0.10
13 2400 0.29 200 0.07
14 2600 0.31 0 0
13
2 200 0.04 2400 0.51
3 400 0.07 2200 0.46
4 600 0.12 T 2000 0.43
5 N 800 0.16 U 1800 0.38
6 A 1000 0.20 R 1600 0.33
7 I 1200 0.25 U 1400 0.30
8 K 1400 0.30 N 1200 0.25
9 1600 0.33 1000 0.20
10 1800 0.38 800 0.16
11 2000 0.43 600 0.12
12 2200 0.46 400 0.07
13 2400 0.51 200 0.04
14 2600 0.53 0 0
Tabel 8. Data pengujian lengkung beban tidak ditengah pada penampang persegi.
14
GAYA Defleksi ( Defleksi (
No ARAH (F) Y) ARAH GAYA Y)
. GAYA (N) (mm) GAYA (F) (N) (mm)
1 0 0 2600 0.49
2 200 0.03 2400 0.47
3 400 0.06 2200 0.44
4 600 0.10 T 2000 0.41
5 N 800 0.15 U 1800 0.37
6 A 1000 0.19 R 1600 0.33
7 I 1200 0.23 U 1400 0.29
8 K 1400 0.27 N 1200 0.25
9 1600 0.31 1000 0.21
10 1800 0.35 800 0.17
11 2000 0.39 600 0.13
12 2200 0.43 400 0.09
13 2400 0.47 200 0.04
14 2600 0.49 0 0
G. PENGOLAHAN DATA
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dengan data data di atas, maka dapatlah diolah
seperti contoh perhitungan di bawah ini:
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas, maka untuk hasil perhitungan data
lainnnya dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan baja beban ditengah
Eratarata =
∑ E = 679667,9899 N /mm 2 =52282,15307 N /mm 2
n 13
6) Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (Y)
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas, maka untuk hasil perhitungan data lainnya
dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan baja beban tidak ditengah
Modulus
ARAH GAYA (F) Defleksi ARAH GAYA Defleksi Modulus
Elastisitas
GAYA (N) (DY) (mm) GAYA (F) (N) (DY) (mm) Elastisitas (E)
(E)
0 0 0 2600 0,53 72066.62757
200 0,04 73452.52425 2400 0,49 71953.49315
400 0,08 73452.52425 2200 0,46 70258.93624
600 0,12 73452.52425 2000 0,44 66775.02205
800 0,17 69131.78753 T 1800 0,4 66107.27183
N 1000 0,21 69954.785 U 1600 0,38 61854.75727
A 1200 0,25 70514.42328 R 1400 0,34 60490.31409
I 1400 0,29 70919.67859 U 1200 0,29 60788.29593
K 1600 0,32 73452.52425 N 1000 0,25 58762.0194
1800 0,37 71467.3209 800 0,22 53420.01764
2000 0,41 71660.99927 600 0,18 48968.3495
2200 0,44 73452.52425 400 0,14 41972.871
2400 0,49 71953.49315 200 0,1 29381.0097
2600 0,51 74892.76983 0 0 0
Eratarata =
∑ E 937757,8788 N /mm2
= =72135,22145 N /mm 2
n 13
18
a. Beban ditengah tengah
Pada tabel 3 data pebgujian lengkung beban ditengah pada penampang bulat, dimana
jarak tumpuan a=b=125 mm, beban naik (F) = 1000N dan defleksi (Y) = 0,35 mm.
Maka dapatlah dihitung:
1) Menghitung beban yang diterima tumpuan
F
R A =R B=
2
1000 N
¿ =500 N
2
2) Menghitung momen inersia
π 4
I x−x =I y− y = ×d
64
π 4 4
¿ × 25,30 mm =20101,652mm
64
3) Menghitung momen tahanan
π 3
W x−x =W y− y = ×d
32
π 3 3
¿ ×25,30 mm =1589,063mm
32
4) Menghitung modulus elastisitas
F × L3
E=
48 ×∆ Y × I
1000 N × 250 mm3 15625000000 N mm 3
E= 4
= 5
=46267,815392 N /mm2
48 ×0,35 mm ×20101,652 mm 337707,7536 mm
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas, maka untuk hasil perhitungan data
lainnnya dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:
Modulus
ARAH GAYA Defleksi Modulus ARAH GAYA Defleksi
Elastisitas
GAYA (F) (N) (DY) (mm) Elastisitas (E) GAYA (F) (N) (DY) (mm)
(E)
0 0 0 2600 0,92 45764.90436
200 0,05 64774.94155 2400 0,9 43183.29437
400 0,12 53979.11796 2200 0,85 41913.19747
600 0,18 53979.11796 2000 0,79 40996.79845
800 0,25 51819.95324 T 1800 0,72 40484.33847
N 1000 0,35 46267.81539 U 1600 0,65 39861.50249
A 1200 0,42 46267.81539 R 1400 0,58 39088.3268
I 1400 0,5 45342.45908 U 1200 0,5 38864.96493
19
K 1600 0,57 45456.09933 N 1000 0,42 38556.51283
1800 0,65 44844.1903 800 0,35 37014.25231
2000 0,7 46267.81539 600 0,29 33504.28011
2200 0,8 44532.77231 400 0,2 32387.47077
2400 0,89 43668.49992 200 0,12 26989.55898
2600 0,92 45764.90436 0 0 0
Tabel 11. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan kuningan beban ditengah
Erata rata =
∑ E = 632965,5022 N /mm2 =48689,65401 N /mm2
n 13
20
π
¿ × 25,30 mm4 =20101,652mm 4
64
3) Menghitung momen tahanan
π 3
W x−x =W y− y = ×d
32
π 3 3
¿ ×25,30 mm =1589,063mm
32
4) Menghitung modulus elastisitas
2 2
F×a ×b
E=
3×∆Y × I ×L
2 2 4
1000 N ×100 mm ×150 mm 225000000000 N mm 2
E= 4
= 6
=42640,4186 N /mm
3 × 0,35 mm× 20101,652mm ×250 mm 5276683,65 mm
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas, maka untuk hasil perhitungan data lainnya
dapat dilihat pada tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan kuningan beban tidak
ditengah
Defleksi Modulus
ARAH GAYA (F) ARAH GAYA Defleksi (DY) Modulus
(DY) Elastisitas
GAYA (N) GAYA (F) (N) (mm) Elastisitas (E)
(mm) (E)
0 0 0 2600 0,92 43114.20109
200 0,05 59696.58613 2400 0,9 40702.21782
400 0,13 45920.45087 2200 0,85 40040.39314
600 0,2 44772.4396 2000 0,79 39797.72409
800 0,28 42640.41867 T 1800 0,72 38932.55617
N 1000 0,35 42640.41867 U 1600 0,65 37902.59437
A 1200 0,43 41648.78102 R 1400 0,58 37988.73663
I 1400 0,49 42640.41867 U 1200 0,5 37310.36633
K 1600 0,57 41892.34114 N 1000 0,42 36400.3574
1800 0,64 41974.16212 800 0,35 34112.33493
2000 0,74 40335.53117 600 0,29 33164.77007
2200 0,78 42093.74663 400 0,2 29848.29307
2400 0,85 42138.76668 200 0,12 24873.57755
2600 0,9 43114.20109 0 0 0
Eratarata =
∑ E = 571508,2625 N /mm 2 =43962,17404 N /mm2
n 13
3 3
1000 N ×250 mm 15625000000 N mm
E= 4
= 5
48 ×0,14 mm × 32552,083mm 218749,99776 mm
¿ 71428,57216 N /mm2
22
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas, maka untuk hasil perhitungan data
lainnnya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan baja beban ditengah
23
ARAH GAYA Defleksi Modulus ARAH GAYA Defleksi Modulus
GAYA (F) (N) (DY) (mm) Elastisitas (E) GAYA (F) (N) (DY) (mm) Elastisitas (E)
0 0 0 2600 0,31 83870,9686
200 0,05 40000,00041 2400 0,3 80000,00082
400 0,07 57142,85773 2200 0,29 75862,06974
600 0,09 66666,66735 2000 0,27 74074,07483
800 0,12 66666,66735 T 1800 0,25 72000,00074
N 1000 0,14 71428,57216 U 1600 0,23 69565,2181
A 1200 0,17 70588,23602 R 1400 0,21 66666,66735
I 1400 0,18 77777,77857 U 1200 0,18 66666,66735
K 1600 0,21 76190,47697 N 1000 0,17 58823,53001
1800 0,23 78260,87037 800 0,14 57142,85773
2000 0,26 76923,07771 600 0,12 50000,00051
2200 0,28 78571,42938 400 0,09 44444,4449
2400 0,3 80000,00082 200 0,06 33333,33367
2600 0,31 83870,9686 0 0 0
Erata rata =
∑ E = 924087,6034 N / mm2 =71083,6618 N /mm2
n 13
24
F ×b
RA=
L
1000 N ×150 mm
¿ =600 N
250 mm
F×a
R B=
L
1000 N ×100 mm
¿ =400 N
250 mm
Tabel 13. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan baja beban tidak ditengah
Modulus
ARAH GAYA (F) Defleksi Modulus ARAH GAYA Defleksi
Elastisitas
GAYA (N) (DY) (mm) Elastisitas (E) GAYA (F) (N) (DY) (mm)
(E)
0 0 0 2600 0.31 77295.48466
200 0.04 46080.00047 2400 0.29 76270.34561
400 0.06 61440.00063 2200 0.28 72411.42931
600 0.09 61440.00063 2000 0.27 68266.66737
800 0.12 61440.00063 T 1800 0.24 69120.00071
N 1000 0.14 65828.5721 U 1600 0.23 64111.305
25
A 1200 0.17 65054.11831 R 1400 0.21 61440.00063
I 1400 0.19 67907.36912 U 1200 0.19 58206.31639
K 1600 0.21 70217.14358 N 1000 0.17 54211.76526
1800 0.23 72125.21813 800 0.15 49152.0005
2000 0.25 73728.00075 600 0.12 46080.00047
2200 0.26 77981.53926 400 0.1 36864.00038
2400 0.29 76270.34561 200 0.07 26331.42884
2600 0.31 77295.48466 0 0 0
Eratarata =
∑ E = 876807,7939 N /mm 2 =67446,75338 N /mm 2
n 13
0.3
DEFLEKSI ( ∆Y) (mm)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600
GAYA (F) (N)
Dengan menggunakan contoh perhitungan di atas, maka untuk hasil perhitungan data
lainnnya dapat dilihat pada tabel 12 sebagai berikut:
Tabel 12. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan kuningan beban ditengah
27
I 1400 0,3 44492.28711 U 1200 0,25 45763.49531
K 1600 0,33 46225.75284 N 1000 0,2 47670.30762
1800 0,38 45161.34406 800 0,16 47670.30762
2000 0,43 44344.4722 600 0,12 47670.30762
2200 0,46 45597.68555 400 0,07 54480.35156
2400 0,51 44866.17187 200 0,04 47670.30762
2600 0,53 46770.86785 0 0 0
Erata rata =
∑ E 608383,6588 N /mm 2
= =46798,74298 N / mm
2
n 13
6) Grafik hubungan gaya (F) dengan defleksi (Y)
Tabel 13. Data hasil perhitungan pengujian lengkung bahan kuningan beban tidak
ditengah
Modulus
ARAH GAYA Defleksi Modulus ARAH GAYA (F) Defleksi
Elastisitas
GAYA (F) (N) (DY) (mm) Elastisitas (E) GAYA (N) (DY) (mm)
(E)
0 0 0 2600 0.49 46622.72828
200 0.03 58577.274 2400 0.47 44867.69923
400 0.06 58577.274 2200 0.44 43932.9555
600 0.1 52719.5466 2000 0.41 42861.42
800 0.15 46861.8192 T 1800 0.37 42745.57832
N 1000 0.19 46245.21631 U 1600 0.33 42601.65382
A 1200 0.23 45843.084 R 1400 0.29 42418.026
I 1400 0.27 45560.102 U 1200 0.25 42175.63728
K 1600 0.31 45350.14761 N 1000 0.21 41840.91
1800 0.35 45188.1828 800 0.17 41348.664
2000 0.39 45059.44154 600 0.13 40553.49738
2200 0.43 44954.65214 400 0.09 39051.516
2400 0.47 44867.69923 200 0.04 43932.9555
2600 0.49 46622.72828 0 0 0
0.5
DEFLEKSI ( ∆Y) (mm)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600
GAYA (F) (N)
G. ANALISA
Setelah di lakukan pengujian lengkung saya dapat menganalisa bahan baja dan kuningan,
dimana saya dapat mengetahui kekuatan suatu bahan terhadap beban atau gaya yang bekerja
di atas dan dibawah.
30
Ketika bahan di beri gaya dengan arah naik perubahan kelurusan pada bahan baja berubah
secara cepat di karenakan bahan yang di tekan dengan gaya sebesar 200-2600N defleksi nya
berubah sebesar 0,24 mm dan ketika bahan diberi beban turun defleksi nya berubah menjadi
0,64 mm.
Pada pengujian kali ini, metode yang digunakan yaitu Three Point Bending, dimana momen
tekan maksimumnya berada pada satu titik. Pengujian bending dilakukan untuk mengetahui
nilai modulus elastisitas suatu material suatu material. Pada pengujian ini pun terdapat
fenomena yang dapat diamati, yaitu deformasi plastis. Fenomena tersebut dintandai dengan
adanya defleksi pada spesimen ketika diberi beban secara perlahan. Saat pengujian lengkung
pada posisi tumpuan yang sama panjang, didapatkan nilai modulus elastisitas baja ST37
sebesar 124823,10 (N/mm2 ) dan modulus elasitas kuningan sebesar 66719,32 (N/mm2 )
dengan memberikan beban secara bertahap, tidak sekaligus dalam satu kali tekan hingga
2600N
Pada bahan baja kekuatan lengkung lebih besar dikarenakan bahan mempunyai
karbon sedikit lunak di bandingkan dengan bahan kuningan yang getas sehingga bahan baja
tidak mudah patah ketika di beri beban di bandingkan dengan bahan Kuningan yang getas
H. KESIMPULAN
1. pesifikasi umum Mesin uji lengkung membutuhkan ketelitian yang sangat akurat dan
ketelitian yang benar-benar serius.
31
2. Gaya tekan yang dibutuhkan untuk untuk besi baja lebih besar dari pada bahan kuningan.
4. Dari pengolahan data hasil pengujian didapatkan rata-rata nilai kekuatan bahan terhadap
lengkungan. "ada saat pengujian dengan metode three point bending ini benda uji kuningan
dan baja mengalami fasa elastis dan plastis sebelum mengalami patah atau retak
yangmenyebabkan naik turunnya jarum tekanan pada pembacaan manometer. sedangkan
untuk metode four point bending tidak dilakukan karena manometer yang digunakan tidak
mencukupi kapasitasnya.
32