Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

“PEMBUATAN TAWAS POTASIUM KROMIUM, KCr(SO4)2.12H2O”

KELOMPOK 4:
1. Dwi Setya Fadli (06101381621032)
2. Nadya Nabila (06101381621065)
3. Sri Devi Wahyuni (06101381621038)
4. Suci Indah Sari (06101181621013)

DOSEN PENGAMPU:
1. Drs. M. Hadeli L, M.Si
2. Maefa Eka Haryani, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018/2019
Percobaan Ke-7

I. Judul Percobaan : Pembuatan Tawas Potasium Kromium,


KCr(SO4)2.12H2O
II. Tanggal Percobaan : 12 Maret 2019
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari reaksi pembuatan tawas potassium
kromium
IV. Dasar Teori
Kromium Ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, yang membuat
logam khrom pada tahun berikutnya.. Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam
tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Khrom juga
berwarna abu-abu, berkilau, keras sehingga memerlukan proses pemolesan yang
cukup tinggi. Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan
konsentrasi rata-rata 100 ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan,
karena erosi dari batuan yang mengandung kromium dan dapat didistribusikan
oleh letusan gunung berapi. Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan
3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 μg / liter, dan di sungai dan danau 26 μg / liter
dengan 5,2 mg / liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI) sangat tergantung
pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III) adalah
spesies dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung
sampai 39 μg dari total kromium dari 30 μg yang hadir sebagai Cr (VI).
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia,
Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar,
dan Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida
dengan aluminum. Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja
tahan karat dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
Kebanyakan digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan
permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom
memberikan warna hijau emerald pada kaca. Industri refraktori menggunakan
khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang
tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur kristal. Beberapa
senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips katalis untuk
produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida atau
campuran dari krom dan titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida
(CrO 2) merupakan sebuah magnet senyawa
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles
menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai
pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot
pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang
dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan
Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat. Kromium (IV)
oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik digunakan dalam performa
tinggi dan standar kaset audio. Asam kromat adalah agen oksidator yang kuat dan
merupakan senyawa yang bermanfaat untuk membersihkan gelas laboratorium
dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan melarutkan kalium
dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci
aparat. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan
(5 g/100 ml vs 20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat
kimia reagen, digunakan dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai
agen titrating.
Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat yang
penting adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan ammonium dari
campuran aluminum dengan khrom . Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator
dalam analisis kuantitatif, juga dalam proses pemucatan kulit. Senyawa lainnya
banyak digunakan di industri; timbal khromat berwarna kuning khrom,
merupakan pigmen yang sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam
industri tekstil sebagai mordan atau penguat warna. Dalam industry penerbangan
dan lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat
toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion
Cr3+. Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan
ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat
menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi
proses biologi, fisika dan kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan
mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung yang telah diisi
campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk mengurangi atau
menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses kimia,
dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan zat
pencemar misalnya persenyawaan karbonat.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat
menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi
terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek kesehatan juga,
misalnya ruam kulit. Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia,
terutama bagi orang-orang yang bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang
merokok tembakau juga memiliki kesempatan yang lebih tinggi terpapar
kromiumKromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah
senyawa dalam produk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit.
Pada saat bernapas ada krom (VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan.
Bahaya kesehatan yang berkaitan dengan kromium bergantung pada
keadaan oksidasi. Bentuk logam (krom sebagaimana yang ada dalam produk ini)
adalah toksisitas rendah. Bentuk yang hexavalent beracun. Efek samping dari
bentuk hexavalent pada kulit mungkin termasuk dermatitis, dan reaksi alergi kulit.
Gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan hidung gatal.
Ada beberapa jenis kromium yang berbeda dalam efek pada organisme.
Kromium memasuki udara, air dan tanah di krom (III) dan kromium (VI) bentuk
melalui proses-proses alam dan aktivitas manusia. kegiatan utama manusia yang
meningkatkan konsentrasi kromium (III) yang meracuni kulit dan manufaktur
tekstil. Kegiatan utama manusia yang meningkatkan kromium (VI) konsentrasi
kimia, kulit dan manufaktur tekstil, elektro lukisan dan kromium (VI) aplikasi
dalam industri. Aplikasi ini terutama akan meningkatkan konsentrasi kromium
dalam air. Melalui kromium pembakaran batubara juga akan berakhir di udara dan
melalui pembuangan limbah kromium akan berakhir di tanah. Sebagian besar
kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan berakhir di perairan atau
tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada partikel tanah dan sebagai
hasilnya tidak akan bergerak menuju tanah. Kromium dalam air akan menyerap
pada endapan dan menjadi tak bergerak.Hanya sebagian kecil dari kromium yang
berakhir di air pada akhirnya akan larut. Kromium (III) merupakan unsur penting
untuk organisme yang dapat mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan
kondisi hati, ketika dosis harian terlalu rendah. Kromium (VI) adalah terutama
racun bagi organisme.Dapat mengubah bahan genetik dan menyebabkankanker.
Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus
cukup rendah tidak menimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam
tanah meningkat, hal ini masih dapat mengarah pada konsentrasi yang lebih tinggi
dalam tanaman. Peningkatan keasaman tanah juga dapat mempengaruhi
pengambilan kromium oleh tanaman. Tanaman biasanya hanya menyerap
kromium (III). Ini mungkin merupakan jenis penting kromium, tetapi ketika
konsentrasi melebihi nilai tertentu, efek negatif masih dapat terjadi.
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi
konsentrasi tinggi kromium, karena pembuangan produk-produk logam di
permukaan air, dapat merusak insang ikan yang berenang di dekat titik
pembuangan. Pada hewan, kromium dapat menyebabkan masalah pernapasan,
kemampuan yang lebih rendah untuk melawan penyakit, cacat lahir, infertilitas
dan pembentukan tumor.
Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan elektroplating
oleh kromium. Pelapisan dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam
seperti besi, baja, atau tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan pada plastik
atau jenis benda lain yang bukan logam, dengan persyaratan bahwa benda tersebut
harus dicat dengan cat yang mengandung logam sehingga dapat mengalirkan
listrik.
Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam sulfat
sebagai bahan pemicu arus, dengan perbandingan campuran yang tertentu.
Perbandingan yang umum bisa 100:1 sampai 400:1. Jika perbandingannya
menyimpang dari ketentuan biasanya akan menghasilkan lapisan yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada proses
pelapisan krom ini adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang mengalir
sewaktu melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 °C
sampai 60 °C dengan besar perbandingan besar arus 18 A/dm2 sampai 27 A/dm2.
Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal (Pb) sebagai
anoda (kutub positif) dan benda yang akan dilapis sebagai katoda (kutub negatif).
Jarak antara elektroda tersebut antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik yang
digunakan adalah arus searah antara 10 - 25 Volt, atau bisa juga menggunakan aki
mobil. Pewarnaan Kulit Kromium (III) garam, terutama tawas krom dan kromium
(III) sulfat, digunakan dalam penyamakan dari kulit. kromium (III) menstabilkan
kulit secara lintas yang menghubungkan kolagen serat dalam kulit. Kromium
kecokelatan kulit dapat mengandung antara 4 dan 5% dari kromium, yang erat
terkait pada protein.
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak
sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang
banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih
(oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Jenis tawas lainnya
adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk
pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna.
Kembali kepada kebutuhan sehari-hari, kamu dapat temui bongkahan tawas
dicemplungkan ke sumur pompa untuk membuat air jadi jernih. Ibu kamu yang
gemar memasak juga kadang menggunakan Tawas pada air rebusan untuk
membuat mie dan baso. dan juga untuk penghilang bau pada masakan rebung
(kuncup bambu). Tawas juga digunakan untuk bahan dasar deodorant atau juga
dioleskan langsung pada ketiak untuk menghindari bau badan.
Tawas merupakan garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+
(SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+
atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium
sulfat dodekahidrat.

V. Alat dan Bahan


1. Gelas Beker
2. Kertas Saring
3. Corong
4. Batang Pengaduk
5. Gelas Arloji
6. Penangas Air
7. Evaporator
8. H2SO4 (5 M)
9. H2O2 3%
10. Kalium dikromat
11. Etanol
12. HNO3 (2 M)
13. NaOH (5 M)

VI. Prosedur Percobaan


1. Masukkan 25 ml larutan asam sulfat 5 M kedalam beker gelas, kemudian
tambahkan 4 gr potassium dikromat. Aduk campuran tersebut dan
panaskan diatas penangas air agar semua dikromat larut.
2. Dinginkan larutan dalam pendingin es kira-kira selam 10 menit dan
kemudian tambahkan 4 ml etanol sedikit demi sedikit kedalam campuran.
Penambahan harus dilakukan secara hati-hati, karena pada reaksi tersebut
menghasilkan panas. Amati perubahan yang terjadi dan catat pada lembar
kerja.
3. Tutup larutan dengan gelas arloji dan amati perubahan yang terjadi pada
keesokan harinya.
4. Kumpulkan Kristal-kristal yang telah terbentuk diatas corong dan
pindahkan sisahnya dari gelas beker dengan cara menambahkan 5 ml
etanol 60%. Bila perlu, ulangi cara tersebut sampai tidak ada Kristal yang
tertinggal. Biarkan Kristal-kristal tersebut kering pada suhu kamar
(dinamakan air drying) sampai keesokan harinya.
5. Timbang berat Kristal-krital tersebut dan hitung presentase hasil dari tawas
potassium kromium berdasarkan jumlah dikromat yang digunakan.
6. Lakukan pengujian adanya ion kromium dengan cara : kedalam sejumlah
sampel (0,05 gr tawas kromium kedalam 2 ml air) tambahkan larutan
NaOH 5M tetes demi tetes sampai tdak terjadi lagi perubahan (setiap
penambahan satu tetes larutan dikocok dan diamati dengan cermat
sebelum penambahan tetes berikutnya dilajutkan atau tidak). Kemudian
tambahkan 1 ml larutan H2O2 3% dan panaskan campuran sampai terjadi
perubahan warna. Timbulnya warna kuning pada larutan (CrO4)
menunjukkan adanya ion kromat. Catat pengamatan anda pada lembar
kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari oksidasi cr (aq)
oleh H2O2 dalam medium basah.
Catatan: Pelaksanaan uji untuk Cr harus dilakukan dalam medium basa.
7. Lakukan tes pengujian adanya ion sulfat dengan cara: didalam tabung uji,
larutkan 0,05 gr tawas kromium dengan 5 ml air. Tambahkan larutan
Ba(NO3)2 0,1 M dan larutan HNO3 2M beberapa tetes. Catat pengamatan
anda pada lembar kerja dan tuliskan keseimbangan persamaan ionic dari
reaksi yang terjadi.

VII. Hasil Pengamatan


No. Perlakuan Hasil Amatan
1. Asam sulfat + potasium Larutan asam sulfat tak berwarna +
dikromat, lalu dipanaskan padatan potasium dikromat berwarna
hingga larut. Kemudian orange akan menjadi larutan berwarna
didinginkan di es selama 10 orange juga. Larutan akan dipanaskan
menit. dan didinginkan di dalam es dan tetap
menghasilkan larutan berwarna
orange.
2. Setelah didinginkan selama Larutan yang ditambahkan etanol
10 menit, ditambahkan sedikit demi sedikit akan berubah
etanol sebanyak 4 ml menjadi berwarna hijau kehitaman
(sedikit demi sedikit). dengan memiliki gelembung gas dan
juga menghasilkan panas.
3. Larutan kemudian ditutup Larutan tidak berubah dan tak
dengan cawan petri dan menghasilkan atau tak terdapat kristal.
dibiarkan hingga keesokan
harinya.
Pengukuran hasil preparasi :
 Massa potassium dikromat = 4 gram
 Massa tawas = 0 gram
 Hasil secara teoritis:
Massa H2SO4 = ρ . V
= 1,84 gr/ml . 25 ml
= 46 gram
46 gram
n H2SO4 =
98 gr/mol
= 0,469 mol

4 gr
n K2Cr2O7 =
294 gr/mol
= 0,013 mol

Reaksi Pembentukan :
4H2SO4 (aq) + K2Cr2O7 (g) + 20H2O (s) 2KCr(SO4)2 . 12H2O (s) + 3/2O2 (g)
M 0,469 0,013 - - - -
R 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013
S 0,456 - 0,013 0,013 0,013 0,013

Massa KCr(SO4)2 . 12H2O secara teori = n . Mr


= 0.013 mol . 499 gr/mol
= 6,487 gram

 Persentase error = Produk secara teori – Produk secara praktek x 100 %


Produk secara teori
= 6,487 gram – 0 gram x 100 %
6,487 gram
= 100 %
VIII. Persamaan Reaksi
4H2SO4 (aq) + K2Cr2O7 (g) + 20H2O (s) 2KCr(SO4)2 . 12H2O (s) + 3/2O2 (g)

IX. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah percobaan mengenai pembuatan
tawas potasium kromium, dimana bertujuan agar praktikan dapat mempelajari
reaksi dari pembuatan tawas potasium kromium. Bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu natrium hidroksida, asam sulfat, etanol, kalium dikromat,
H2O2, dan HNO3. Tawas potassium Kromium, KCr(SO4)2.12H2O dibuat dari asam
sulfat tak berwarna 5 M sebanyak 25 ml yang ditambahkan dengan 4 gram
padatan berwarna orange (potassium dikromat) K2Cr2O7. Campuran tersebut akan
menghasilkan larutan berwarna orange. Jika potassium dikromat telah
ditambahkan pada asam sulfat 5 M maka dilakukan pemanasan di atas bunsen
yang ditaruh di dalam gelas beker berisikan air. Pemanasan ini bertujuan agar
semua dikromat larut dalam asam sulfat 5 M. Setelah dipanaskan kemudian
didinginkan di dalam es selama lebih kurang dari 10 menit untuk menurunkan
suhu dari proses pemanasan. Dilanjutkan dengan penambahan etanol sebanyak 4
ml (sedikit demi sedikit). Tujuan dari penambahan etanol secara hati-hati adalah
karena pada reaksi ini akan menghasilkan panas, dan kemudian ditutup dengan
cawan patri lalu dibiarkan sampai keesokan harinya. Penambahan etanol ini juga
bertujuan untuk membantu pembentukan Kristal tawas. Dari hasil percobaan,
setelah ditambahkan etanol maka larutan menjadi hijau kehitaman. Penambahan
etanol ini harus dilakukan sedikit demi sedikit karena reaksi ini merupakan reaksi
panas. Pada saat reaksi terlihat gelembung gas yang dihasilkan dari reaksi panas
tersebut. Keesokan harinya dilakukan penyaringan, setelah terbentuk Kristal
kemudian hasil penyaringan dikeringkan dan tawas ditimbang. Pada percobaan
kali ini, tidak mendapati terbentuknya kristal tawas meskipun larutan telah
dibiarkan beberapa hari dan tetap saja tidak terdapat Kristal. Hal ini
mengakibatkan persen kesalahan sebanyak 100% karena tidak ada tawas yang
terbentuk. Hasil kesalahan 100% ini disebabkan oleh kesalahan dalam praktikum,
seperti pada saat penimbangan, penutupan larutan yang tidak rapat, pengaruh suhu
sistem lingkungan atau bisa saja praktikan kurang terampil dan kurang teliti dalam
memakai alat praktikum. Pada percobaan ini masih terdapat kekurangan yaitu
hasil yang didapat tidak sama dengan literature yang ada dikarenakan terjadinya
kesalahan seperti pembuatan larutan dan cara mereaksikan larutan tersebut.

X. Kesimpulan
1. Tawas merupakan suatu garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+
M3+ (SO4)2.12H2O.
2. Tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikromat dari
kalium dikromat menjadi ion kromium dalam suasana basa.
3. Pada penambahan etanol dilakukan secara hati-hati, karena larutan tersebut
akan menghasilkan panas.
4. Fungsi dari pemanasan adalah untuk melarutkan padatan kalium dikromat.
5. Persentase error yang didapatkan dari pembentukan tawas adalah 100 %
karena tidak terdapat pembentukan tawas potassium kromium pada
praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas


Indonesia.
Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Setiono, dkk. 1985. Vogel. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Zulaiha, Zila. 2011. Laporan Praktikum Kimia Anorganik II. (online).
http://zilazulaiha.blogspot.com/2011/12/laporan-hasil-praktikum-kimia-
anorganik.html. (Diakses tanggal 20 Maret 2019).
LAMPIRAN

Campuran dari Campuran yang


penambahan telah ditambahkan
larutan asam sulfat 4ml etanol
dengan padatan
kalium dikromat

Campuran yang Campuran yang


didinginkan di dipanaskan setelah
dalam es selama 10 penambahan asam
menit sulfat dan kalium
dikomat

Anda mungkin juga menyukai