KELOMPOK 4:
1. Dwi Setya Fadli (06101381621032)
2. Nadya Nabila (06101381621065)
3. Sri Devi Wahyuni (06101381621038)
4. Suci Indah Sari (06101181621013)
DOSEN PENGAMPU:
1. Drs. M. Hadeli L, M.Si
2. Maefa Eka Haryani, M.Pd
4 gr
n K2Cr2O7 =
294 gr/mol
= 0,013 mol
Reaksi Pembentukan :
4H2SO4 (aq) + K2Cr2O7 (g) + 20H2O (s) 2KCr(SO4)2 . 12H2O (s) + 3/2O2 (g)
M 0,469 0,013 - - - -
R 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013 0,013
S 0,456 - 0,013 0,013 0,013 0,013
IX. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah percobaan mengenai pembuatan
tawas potasium kromium, dimana bertujuan agar praktikan dapat mempelajari
reaksi dari pembuatan tawas potasium kromium. Bahan yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu natrium hidroksida, asam sulfat, etanol, kalium dikromat,
H2O2, dan HNO3. Tawas potassium Kromium, KCr(SO4)2.12H2O dibuat dari asam
sulfat tak berwarna 5 M sebanyak 25 ml yang ditambahkan dengan 4 gram
padatan berwarna orange (potassium dikromat) K2Cr2O7. Campuran tersebut akan
menghasilkan larutan berwarna orange. Jika potassium dikromat telah
ditambahkan pada asam sulfat 5 M maka dilakukan pemanasan di atas bunsen
yang ditaruh di dalam gelas beker berisikan air. Pemanasan ini bertujuan agar
semua dikromat larut dalam asam sulfat 5 M. Setelah dipanaskan kemudian
didinginkan di dalam es selama lebih kurang dari 10 menit untuk menurunkan
suhu dari proses pemanasan. Dilanjutkan dengan penambahan etanol sebanyak 4
ml (sedikit demi sedikit). Tujuan dari penambahan etanol secara hati-hati adalah
karena pada reaksi ini akan menghasilkan panas, dan kemudian ditutup dengan
cawan patri lalu dibiarkan sampai keesokan harinya. Penambahan etanol ini juga
bertujuan untuk membantu pembentukan Kristal tawas. Dari hasil percobaan,
setelah ditambahkan etanol maka larutan menjadi hijau kehitaman. Penambahan
etanol ini harus dilakukan sedikit demi sedikit karena reaksi ini merupakan reaksi
panas. Pada saat reaksi terlihat gelembung gas yang dihasilkan dari reaksi panas
tersebut. Keesokan harinya dilakukan penyaringan, setelah terbentuk Kristal
kemudian hasil penyaringan dikeringkan dan tawas ditimbang. Pada percobaan
kali ini, tidak mendapati terbentuknya kristal tawas meskipun larutan telah
dibiarkan beberapa hari dan tetap saja tidak terdapat Kristal. Hal ini
mengakibatkan persen kesalahan sebanyak 100% karena tidak ada tawas yang
terbentuk. Hasil kesalahan 100% ini disebabkan oleh kesalahan dalam praktikum,
seperti pada saat penimbangan, penutupan larutan yang tidak rapat, pengaruh suhu
sistem lingkungan atau bisa saja praktikan kurang terampil dan kurang teliti dalam
memakai alat praktikum. Pada percobaan ini masih terdapat kekurangan yaitu
hasil yang didapat tidak sama dengan literature yang ada dikarenakan terjadinya
kesalahan seperti pembuatan larutan dan cara mereaksikan larutan tersebut.
X. Kesimpulan
1. Tawas merupakan suatu garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+
M3+ (SO4)2.12H2O.
2. Tawas kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dikromat dari
kalium dikromat menjadi ion kromium dalam suasana basa.
3. Pada penambahan etanol dilakukan secara hati-hati, karena larutan tersebut
akan menghasilkan panas.
4. Fungsi dari pemanasan adalah untuk melarutkan padatan kalium dikromat.
5. Persentase error yang didapatkan dari pembentukan tawas adalah 100 %
karena tidak terdapat pembentukan tawas potassium kromium pada
praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA