Anda di halaman 1dari 4

Efek Kromium Bagi Makhluk Hidup dan

Lingkungan
Oleh
Nama : Talitha Wijaya
NIM : 114140113

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk


hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan.
Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga
kualitas lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran dapat dibedakan
menjadi tiga menurut tempat masuknya zat yang dapat mengubah
komposisi lingkungan yaitu pencemaran air, pencemaran udara dan
pencemaran tanah. Dalam essay ini akan dijelaskan pencemaran air
oleh logam berat Kromium (Cr).
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat aktivitas manusia. Salah satu bahan penyebab
pencemaran air adalah logam berat. Pencemaran logam berat
terhadap lingkungan air merupakan suatu proses yang erat
hubungannya dengan penggunaan logam berat tersebut oleh
manusia. Logam berat kromium (Cr) merupakan salah satu logam
berat yang mencemari lingkungan perairan. Senyawa Kromium
terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan yang
mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan
gunung berapi. Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1
dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 g / liter, dan di sungai dan
danau 26 g / liter dengan 5,2 mg / liter.
Kromium atau krom merupakan unsur logam golongan VI A
periode empat pada system periodik unsur, dengan lambang Cr dan
nomor atom 24 dan dengan berat atom 51,9961 sma. Kromium
adalah logam berkilau, getas dan keras, serta berwarna perak abuabu. Ketika dipanaskan, kromium membentuk oksida kromat hijau.
Logam ini tidak stabil pada oksigen dan segera menghasilkan
lapisan oksida tipis. Sumber alami kromium sangat sedikit,yaitu
batuan chromite (FeCr2O4) dan chromic oxide (Cr2O3). Di perairan
alami kromium jarang ditemukan dan biasanya dalam bentuk
kromium trivalent (Cr 3+) dan kromium hexavalent (Cr 6+). Sumber
Cr6+ berasal dari industri pelapisan logam dan produksi pigmen.
Cr3+ banyak terdapat dalam limbah industri pencelupan tekstil,
keramik gelas, dan dari kegiatan penyamakan kulit.

Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam


seperti pada stainless steel, chrome plating, dan keramik logam.
Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan
keperakan seperti cermin pada baja. Kromium digunakan dalam
metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan mengkilap. Selain
itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk
memproduksi batu rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam
pencelupan dan penyamakan kulit. Kromium (IV) oksida (CrO2)
digunakan untuk pembuatan pita magnetik. Senyawa kromium
dalam bentuk kromat dan dikromat sangat banyak digunakan oleh
industri tekstil, fotografi, pembuatan tinta dan industri zat warna.
Toksisitas Cr6+ lebih besar daripada toksisitas Cr 3+. Cr 6+
yang larut di
dalam air sebagian besar diserap oleh ikan melalui insang sehingga
akumulasinya paling banyak didapatkan pada insang dari pada
organ lainnya. Kadar kromium pada perairan tawar biasanya kurang
dari 0,001mg/l dan pada perairan laut sekitar 0,00005 mg/l.
Kromium trivalen biasanya tidak ditemukan pada perairan tawar,
sedangkan pada perairan laut sekitar 50% kromium merupakan
kromium trivalent. Kadar kromium yang diperkirakan aman bagi
kehidupan akuatik adalah sekitar 0,05 mg/l. Kadar kromium 0,1 mg/l
dianggap berbahaya bagi kehidupan organisme laut. Kadar
maksimum kromium untuk keperluan air baku air minum dan
kegiatan perikanan menurut Peraturan Pemerintah No. 82 tahun
2001 adalah sebesar 0,05 mg/l (Apriadi, 2005).
Dalam perairan krom dapat masuk melalui dua cara yaitu
secara alamiah
dan non alamiah. Masuknya krom secara alamiah dapat terjadi oleh
beberapa
faktor fisika, seperti erosi atau pengikisan yang terjadi pada batuan
mineral. Disamping itu debu-debu dan partikel-partikel krom yang di
udara akan dibawa
turun oleh air hujan. Masuknya krom yang terjadi secara non
alamiah lebih merupakan dampak dari aktivitas manusia.
Organisme air sangat dipengaruhi oleh keberadaan logam berat di
dalam air seperti krom terutama pada konsentrasi yang melebihi
batas normal. Logam berat yang terdapat di air akan terakumulasi
dalam tubuh organisme 100 sampai 1000 kali lebih besar dari
lingkungan. Akumulasi melalui proses ini disebut bioakumulasi.
Kemampuan organisme air dalam menyerap (absorpsi) dan
mengakumulasi logam berat dapat melalui beberapa cara, yaitu
mela lui saluran pernapasan (insang), saluran pencernaan dan difusi
permukaan kulit. Namun sebagian besar logam berat masuk ke
dalam tubuh organisme air melalui rantai makanan dan hanya
sedikit yang diambil dari air. Akumulasi dalam tubuh organisme air
dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pencemar dalam air,
kemampuan akumulasi, sifat organisme (jenis, umur dan ukuran)
dan lamanya pernapasan.

Organisme air yang terakumulasi krom bila dikonsumsi dapat


menyebabkan keracunan. Keracunan yang disebabkan oleh
senyawa-senyawa ion krom pada manusia ditandai dengan
kecenderungan terjadinya pembengkakan pada hati. Tingkat
keracunan krom pada manusia diukur melalui kadar atau kandungan
krom dalam urine, dan kristal asam khromat (Laksito, 2009).
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati
(liver) dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan
jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah.
Kromium (VI) berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi
orang-orang yang bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang
merokok tembakau juga memiliki kesempatan yang lebih tinggi
terpapar kromium.
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan,
antara lain:
Kulit ruam
Sakit perut dan bisul
Masalah pernapasan
Sistem kekebalan yang lemah
Ginjal dan kerusakan hati
Perubahan materi genetik
Kanker paru-paru
Kematian
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar
pencemaran Kromium pada perairan biasanya dilakukan melalui
kombinasi proses biologi, fisika dan kimia. Pada proses fisika,
dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak
penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini
lebih ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotorankotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada proses kimia, dilakukan
dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk mengendapkan
zat pencemar misalnya persenyawaan karbonat.

Sumber:
http://thekhathedewe.blogspot.co.uk/2011/08/teori-dasar-kromium-cr.html
http://derapuraheruda.blogspot.co.uk/2012/10/mikrobiologi-kromium.html
http://www.amazine.co/28248/kromium-cr-fakta-sifat-kegunaan-efekkesehatannya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
http://dewifeatsuci.blogspot.com/2010/10/kromium-cr.html
s
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/144/jtptunimus-gdl-yuaninapus-71793-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai