DI SUSUN OLEH :
NPM : 11.2019.1.00770
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Khrom, Molibdenum, dan Wolfram" dengan lancar. Saya berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan dapat dimengerti isi dari makalah ini bagi pembaca.
Saya mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk kelayakan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, saya
mohon maaf. Atas perhatian pembaca, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
ISI
A. KROMIUM (Cr)
SIFAT LOGAM KROMIUM
Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan
titik leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat
tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3
yang bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari
reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama
kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium
juga menghasilkan warna yang mengkilat sehingga memeberikan manfaat
tambahan yaitu sebagai fungsi yang dekoratif.
Tabel 2.1 Karakteristik unsur 24Cr
Karakteristik 24Cr
Kelimpahan/ppm 122
Densitas/gr cm-3 7,14
Titikleleh/oC 1900
Titikdidih/oC 2690
Jari-jariatomik/pm 128
(bilangankoordinasi = 12)
Jari-jariionik/pm
M6+ ; M5+ ; M4+ ; M3+ ; M2+ 44 ; 49 ; 55 ; 61,5 ; 73 (1.s) ; 80 (h.s)
(bilangan koordinasi 6)
Konfigurasielektronik [18Ar] 3d5 4s1
elektronegativitas 1,6
• berwarna hitam
• berbentuk kristal massif hingga granular
• memiliki sistem kristal oktahedral
• memiliki goresan berwarna coklat
• kekerasan 5,5 (skala mohs)
• berat jenis 4,5 – 4,8
Oksida Kromium
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2, oksida kromium bersama-sama
ionnya yang penting yaitu Cr2O3 (hijau) dan CrO3 (merah tua). Kromium (IV)
oksida, CrO2 (coklat kehitaman), juga dikenal dan sangat bermanfaat karena
sifatnya feromagnetik yang sangat baik untuk bahan pembuat pita rekaman
magnetic seperti pita kaset atau video, namun hanya sedikit senyawa kromium
(IV) yang dikenal.
Seperti halnya vanadium, sifat basa oksida-hidroksida kromium
menurun aau sifat asam naik dengan naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu,
Cr2O3 demikian juga Cr(OH)3 bersifat amfoterik seperti halnya oksida dan
hidroksida aluminium, sedangkan CrO3 bersifat asam. Hal ini dapat dipahami
bahwa Cr(VI) mempunyai jari-jari ionic pendek dan rapatan muatan tinggi
sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih besar sebagai akseptor
electron, dan dengan demikian bersifat asam.
Kromium (III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi termal
ammonium dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
(NH4)2Cr2O7(s) Cr2O3(s) + N2(g) + 4 H2O(g)
∆
Garam kromium
Kromium (II) oksida demikian juga hidroksidanya tidak banyak dikenal.
Tetapi garamnya, kromium (II) – kromo, seperti halida, dan sulfat, dalam
larutan air dikenal sebagai ion [Cr(H2O)6]2+ yang berwarna biru, namun sangat
mudah teroksidasi menjadi Cr3+ sebagaimana dinyatakan dengan nilai potensial
reduksinya yaitu – 0,41 V :
Cr3+(aq) + e Cr2+(aq) Eo = – 0,41 V
Sifat mudah teroksidasi ini dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan
adanya kelumit gas O2 berdasarkan reaksi yang sangat mudah berlangsung
menurut besarnya nilai potensial elektroda yaitu :
4 Cr2+(aq) + O2(g) + 4 H3O+(aq) 4 Cr3+(aq) + 6 H2O(l) Eosel = +1,64 V
Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr (II) dalam larutannya maupun
menyimpannya harus diusahakan terlindung dari udara dan dilakukan dalam
perlindungan atmosfer nitrogen. Senyawa-senyawa yang telah berhasil diisolasi
misalnya CrSO4.5H2O, CrCl2.4H2O, Cr(ClO4)2.6H2O, dan senyawa binuklir
[Cr(CH3COO)2]2.2H2O yang berwarna merah ; yang terakhir ini sukar larut
dalam air.
Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan
asam non oksidator, seperti HCl/H2SO4 (encer) :
Cr(s) + 2 HCl(aq) Cr2+(aq) + H2(g)
Garam kromium (III) – kromi, dalam larutannya biasanya dinyatakan
sebagai ion [Cr(H2O)6]3+ - violet. Beberapa senyawa garam yang terkenal yaitu
CrCl3.6H2O dan Cr2(SO4)3.18H2O. Untuk CrCl3.6H2O sebgai senyawa
kompleks terdapat tiga macam isomer hidrat yang masing-masing mempunyai
warna yang khas, yaitu sebagai (1) anhidrat-violet [Cr(H2O)6][Cl3], (2)
monohidrat-hijau pucat, [Cr(H2O)5Cl][Cl].H2O, dan (3) dihidrat-hijau tua,
[Cr(H2O)4Cl2][Cl].2H2O, masing-masing mempunyai bilangan koordinasi
enam.
Kromium (VI) turunan dari CrO3, dapat dijumpai dalam bentuk dua
macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat-kuning, CrO42-, dengan
struktur tetrahedron dan dikromat-merah oranye, Cr2O72-, dengan struktur dua
tetrahedron yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O). pada
molekul dikromat jarak Cr – O pada Cr – O – Cr peghubung sedikit lebih
panjang daripada jarak Cr – O yang lain.
Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa CrO3 bersifat asam. Oleh
karena itu, dalam kondisi basa, kira-kira pH = 6, oksida ini membentuk anionik
kromat yang berwarna kuning, CrO42- menurut persamaan reaksi berikut ini :
CrO3(s) + 2 OH-(aq) CrO42-(aq) + H2O(l)
kuning
Selanjutnya dalam suasana asam, pH = 2-6, terjadi keseimbangan
dengan bentuk dikromat sebagai berikut :
Dampak Lingkungan
Ada beberapa jenis kromium yang berbeda dalam efek pada organisme.
Kromiummemasuki udara, air dan tanah di krom (III) dan kromium (VI) bentuk
melalui proses-prosesalam dan aktivitas manusia. kegiatan utama manusia yang
meningkatkan konsentrasi kromium(III) yang meracuni kulit dan manufaktur
tekstil. Kegiatan utama manusia yang meningkatkankromium (VI) konsentrasi
kimia, kulit dan manufaktur tekstil, elektro lukisan dan kromium (VI)aplikasi
dalam industri. Aplikasi ini terutama akan meningkatkan konsentrasi kromium
dalamair. Melalui kromium pembakaran batubara juga akan berakhir di udara
dan melalui pembuanganlimbah kromium akan berakhir di tanah.
Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan
berakhir di perairanatau tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada
partikel tanah dan sebagai hasilnya tidakakan bergerak menuju tanah. Kromium
dalam air akan menyerap pada endapan dan menjadi takbergerak.Hanya
sebagian kecil dari kromium yang berakhir di air pada akhirnya akan
larut.Kromium (III) merupakan unsur penting untuk organisme yang dapat
mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan kondisi hati, ketika dosis
harian terlalu rendah.Kromium (VI) adalah terutama racun bagi
organisme.Dapat mengubah bahan genetik danmenyebabkan kanker.
Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus
cukup rendah tidakmenimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam
tanah meningkat, hal ini masih dapatmengarah pada konsentrasi yang lebih
tinggi dalam tanaman. Peningkatan keasaman tanah jugadapat mempengaruhi
pengambilan kromium oleh tanaman. Tanaman biasanya hanya
menyerapkromium (III). Ini mungkin merupakan jenis penting kromium, tetapi
ketika konsentrasi melebihinilai tertentu, efek negatif masih dapat terjadi.
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi
konsentrasi tinggikromium, karena pembuangan produk-produk logam di
permukaan air, dapat merusak insangikan yang berenang di dekat titik
pembuangan. Pada hewan, kromium dapat menyebabkanmasalah pernapasan,
kemampuan yang lebih rendah untuk melawan penyakit, cacat lahir,infertilitas
dan pembentukan tumor.
B. MOLIBDENUM
Molibdenum adalah salah satu logam pertama yang ditemukan oleh para
ahli kimia modern. Ditemukan pada tahun 1778 oleh kimiawan Swedia Carl
Wilhelm Scheele. Molibdenum adalah logam transisi, sehingga menempatkannya
di tengah-tengah tabel periodik, dengan nomor atom 42. Tabel periodik itu sendiri
adalah suatu bagan yang menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia yang terkait
antara satu dengan yang lain. Molibdenum bersifat keras, seperti logam perak
dengan titik leleh sangat tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi
campuran dengan logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari
unsur logam yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja
untuk meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan
korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja.
- Skala Kekerasan
o Brinell : 1500 m MN-2
o Mohs : 5,5
o Vickers : 1530 MN m-2
❖ Panas Penguapan : 598kJ/mol
❖ Titik Leleh : 2890K 2617 °C 4743 °F
❖ Molar Volume : 9,41 cm3/mole
❖ Bentuk (pada 20°C & 1 atm) : Solid
❖ Spesifik Panas : 0.25J/gK
❖ Tekanan Uap : 3.47Pa @ 2617 ° C
PADUAN MOLIBDENUM
a. TZM (Mo (~ 99%), Ti (~ 0,5%), Zr (~ 0,08%) dan beberapa C)
- Tahan terhadap korosi
- molibdenum superalloy tahan garam fluorida cair pada suhu diatas
13000C
- memiliki sekitar dua kali kekuatan Mo murni
- lebih ulet
b. MoW (Molibdenum-Tungsten)
- ketahanan korosi lebih baik
- kekuatan lebih tinggi
- Aplikasi : komponen untuk pengolahan seng, misalnya pompa
komponen, nozel, sarung termokopel, pengaduk untuk industri kaca
c. Molybdenum disulfide (MoS2)
- Digunakan sebagai pelumas yang tahan tekanan-tinggi suhu tinggi
(HPHT)
d. Molybdenum disilicide (MoSi2)
- Penggunaan primer di elemen pemanas beroperasi pada suhu di atas
1500 ° C dalam udara.
e. Molybdenum trioksida (MoO3)
- Sebagai perekat
f. Lead molibdat (wulfenite)
- Diendapkan dengan kromat timah dan timbal sulfat merupakan pigmen
terang-oranye digunakan untuk industri keramik dan plastik.
g. Heptamolybdate Amonium (digunakan dalam prosedur pewarnaan biologi)
Kekurangan Molibdenum
Kekurangan molibdenum yang disebabkan karena asupan yang tidak
memadai pada orang yang sehat, belum pernah diteliti. Tetapi kekurangan
molibdenum terjadi pada keadaan tertentu misalnya jika seorang malnutrisi yang
menderita penyakit Chron mendapatkan makanan parenteral dalam waktu yang
lama tanpa tambahan molibdenum.
Gejalanya berupa:
- denyut jantung yang cepat
- sesak nafas
- mual
- muntah
- disorientasi
- koma
Penyembuhan total bisa diperoleh dengan pemberian molybdenum.
Kelebihan Molibdenum
Orang yang mengkonsumsi molibdenum dalam jumlah besar dapat
mengalami gejala yang menyerupai penyakit gout, termasuk peningkatan kadar
asam urat dalam darah dan nyeri sendi.
Penambang yang terpapar debu molibdenum bisa mengalami gejala-gejala
yang tidak spesifik.
C. WOLFRAM
Wolfram adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang W dan nomor atom 74. Nama unsur ini diambil dari bahasa Latin
wolframium dan sering juga disebut wolfram. Logam transisi yang sangat keras dan
berwarna kelabu sampai putih ini ditemukan pada mineral seperti wolframit dan
schelit. Wolfram memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan zat non-aloy
lainnya. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat elektronik.
Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal, yang paling dikenal
adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan superaloy.
Wolfram murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu
seperti baja. Wolfram yang sangat murni dapat dipotong dengan gergaji besi dan
bisa dibentuk dengan mudah. Dalam keadaan tidak murni, wolfram rapuh dan sukar
untuk membentuknya. Wolfram memiliki kekuatan regang tertinggi. Wolfram
teroksidasi di udara dan harus dilindungi bila disimpan pada suhu yang meningkat.
Pemuaian akibat panasnya hampir sama dengan kaca borosilikat, yang membuatnya
berguna untuk segel dari kaca ke logam (Krisbiyantoro, 2008).
Dari semua logam dalam bentuk murni, wolfram memiliki titik lebur
tertinggi (3422° C, 6192 ° F ), tekanan uap terendah (pada suhu di atas 1.650 ° C,
3000 ° F ) dan memiliki kekuatan regang tertinggi. Wolfram memiliki koefisien
ekspansi termal terendah dari setiap logam murni. Ekspansi termal yang rendah dan
titik lebur yang tinggi dan kekuatan dari wolfram adalah karena kuatnya ikatan
kovalen yang terbentuk antara atom wolfram oleh orbital elektron 5d. Karena
kekuatan ini, pemaduan jumlah kecil wolfram dengan baja sangat meningkatkan
ketangguhan (Setiawan, 2000).
Bilangan oksidasi dari wolfram adalah +2 dan +6,. Wolfram bersenyawa
dengan oksigen membentuk oksida tungstic berwarna kuning , WO3, yang larut
dalam air dan larutan alkali untuk membentuk ion tungstat. W2C tahan terhadap
serangan kimia, meskipun bereaksi kuat dengan klorin untuk membentuk
hexachloride wolfram (Setiawan, 2000).
Wolfram trioksida dapat membentuk interkalasi senyawa dengan logam
alkali. Ini dikenal sebagai perunggu; contoh adalah natrium perunggu wolfram
(Setiawan, 2000).
SUMBER WOLFRAM
Beberapamineral sumber utama wolfram (W) antara lain :
• Scheelite (CaWO4) dan wolframite [Fe(Mn)WO4]
• Ferberite (FeWO4)
• Hubnerite (MnWO4)
EKSTRAKSI WOLFRAM
Wolfram diambil secara pemanasan langsung hingga meleleh dari
campuranbijihnya dengan alkali kemudian diendapkan dalam air sebagai WO3
dengan penambahan asam. Reduksi dengan H2 pada ~ 850oC terhadap oksida ini
akan menghasilkan serbuk logam abu-abu. Pengubahan serbuk logam baik Mo
maupun W menjadi padatan massif dapat dilakukan dengan kompresi tinggi dengan
gas H2.
SIFAT-SIFAT
• Tahan terhadap asam
• Tahan terhadap panas, 34100C
• Tahan terhadap oksigen
• Reaktif dengan flourin membentuk heksaflourida
KESIMPULAN
a. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik
leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat
tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan
Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang
terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi,
manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja.
b. Molibdenum bersifat keras, seperti logam perak dengan titik leleh sangat
tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi campuran dengan
logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari unsur logam
yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja untuk
meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan
korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja.
c. Wolfram murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu
seperti baja. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat
elektronik. Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal,
yang paling dikenal adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan
superaloy
DAFTAR PUSTAKA