Anda di halaman 1dari 36

TUGAS MAKALAH BAHAN GALIAN LOGAM

KHROM, MOLIBDENUM, DAN WOLFRAM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Fitri Indah Dwi Suci

NPM : 11.2019.1.00770

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul
“Khrom, Molibdenum, dan Wolfram" dengan lancar. Saya berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan dapat dimengerti isi dari makalah ini bagi pembaca.
Saya mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
untuk kelayakan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, saya
mohon maaf. Atas perhatian pembaca, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 6
BAB II ISI .............................................................................................................. 7
A. KROMIUM (Cr) ........................................................................................ 7
SIFAT LOGAM KROMIUM ....................................................................... 7
SUMBER & EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM ..................................... 9
PERSENYAWAAN LOGAM KROMIUM............................................... 10
PROSES PENAMBANGAN KROMIUM ................................................. 14
MANFAAT LOGAM KROMIUM ............................................................ 15
DAMPAK LOGAM KROMIUM ............................................................... 16
B. MOLIBDENUM ....................................................................................... 18
SIFAT KIMIA MOLIBDENUM ................................................................ 19
SIFAT FISIK & MEKANIK MOLIBDENUM......................................... 19
PENAMAAN LOGAM MOLIBDENUM .................................................. 20
REAKSI LIMIA LOGAM MOLIBDENUM ............................................ 21
SUMBER LOGAM MOLIBDENUM ........................................................ 21
EKSTRAKSI LOGAM MOLIBDENUM .................................................. 21
APLIKASI PENGGUNAAN LOGAM MOLIBDENUM ........................ 22
PADUAN MOLIBDENUM ......................................................................... 24
MOLIBDENUM DALAM TUBUH MANUSIA ....................................... 24
DAMPAK TERHADAP MAKHLUK HIDUP.......................................... 25
C. WOLFRAM .............................................................................................. 26
SUMBER WOLFRAM................................................................................ 27
EKSTRAKSI WOLFRAM ......................................................................... 27
SIFAT-SIFAT............................................................................................... 28
PERSENYAWAAN DARI WOLFRAM ................................................... 29
PROSES PENAMBANGAN WOLFRAM ................................................ 31
MANFAAT DAN KEGUNAAN ................................................................. 31
PERANAN BIOLOGIS WOLFRAM ........................................................ 32
EFEK PADA BIOKIMIA ........................................................................... 33
WOLFRAM MEMECAH IKATAN YANG KUAT................................. 33
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 35
KESIMPULAN ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logam Kromium

Gambar 2.2 Kromit (http://www.geocaching.com/geocache/GCZP2A_chromite-


feocr2o3-dp-ec5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik unsur 24Cr


Tabel 2.2 Karakteristik oksida dan beberapa ion kromium
Tabel 2.3 Tabel Keterangan Sumber Wolfram
Tabel 2.4 Tabel Sifat fisika
BAB I

PENDAHULUAN

Pada tahun 1778 ahli kimia terkenal Swedia, C.W.Scheele berhasil


membuat suatu oksida unsur baru dari mineral dari molibdenit, MoS2, dengan
demikian membedakan mineral ini dengan grafit yang ada pada waktu itu diduga
identik. Logam molybdenum berhasil diisolasi 3-4 tahun kemudian oleh P.J.Hjelm
dari pemanasan oksida ini dengan batubara. Nama ini berasal dari kata Yunani
molibdos yang artinya mengandung makna kebingungan menghadapi mineral-
mineral lunak hitam yang dapat dipakai untuk menulis, yaitu grafit yang disebutnya
timbel hitam atau plumbako.
Pada tahun 1781 Shceele dan juga T.Bergmann mengisolasi oksida baru
yang lain dari mineral yang kemudian disebut skelit, CaWO4. Hasilnya disebut
tungsten yang artinya batu berat. Dua tahun kemudian dua bersaudara, J.J. dan
F.d’Elhuyar dari Spanyol menunjukkan bahwa oksida yang sama merupakan
konstituen dari mineral wolframit, dan pemanasan dengan batubara berhasil
mereduksi oksida ini menjadi logam yang kemudian diberi nama wolfram dengan
symbol W yang direkomendasikan oleh IUPAC, namun komunikasi bahasa Inggris
memilih memakai nama tungsten.
Akhirnya pada tahun 1797, L.N.Vauquelin dari Perancis menemukan
oksida unsure baru dalam suatu mineral dari Siberia yaitu krokoit (crocoite) yang
kemudian dikenal sebagai PbCrO4. Satu tahun kemudian unsur logam baru ini dapat
diisolasi melalui reduksi dengan batubara atau charcoal, dan diberi nama dengan
bahasa Yunani kroma (chroma) yang artinya warna, karena banyaknya macam
warna dalam senyawaannya.
BAB II

ISI

A. KROMIUM (Cr)
SIFAT LOGAM KROMIUM
Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan
titik leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat
tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3
yang bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang terlapisi dari
reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi, manfaat utama
kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja. Selain itu, lapisan kromium
juga menghasilkan warna yang mengkilat sehingga memeberikan manfaat
tambahan yaitu sebagai fungsi yang dekoratif.
Tabel 2.1 Karakteristik unsur 24Cr
Karakteristik 24Cr

Kelimpahan/ppm 122
Densitas/gr cm-3 7,14
Titikleleh/oC 1900
Titikdidih/oC 2690
Jari-jariatomik/pm 128
(bilangankoordinasi = 12)
Jari-jariionik/pm
M6+ ; M5+ ; M4+ ; M3+ ; M2+ 44 ; 49 ; 55 ; 61,5 ; 73 (1.s) ; 80 (h.s)
(bilangan koordinasi 6)
Konfigurasielektronik [18Ar] 3d5 4s1
elektronegativitas 1,6

Gambar 2.1 Logam Kromium


Tabel 2.2 Karakteristik oksida dan beberapa ion kromium
Tingkat Oksida hidroksida sifat Ion nama Warna ion
oksidasi (a)
+2 CrO Cr(OH)2 basa Cr2+ (b) KromoKromium Biru muda
(II)
+3 Cr2O3 Cr(OH)3(c) amfoterik Cr3+atau Kromi
Hijau [Cr(H2O)6]3 Atau Violet
+
[Cr(OH)4]- kromium (III) Hijau
(d)
+6 CrO3 CrO2(OH)2 asam CrO42- Kromat Kuning
Merah tua Cr2O5(OH)2 Cr2O72- dikromat Oranye

Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam kromium.


Kromit mempunyai komposisi kimia FeCr2O3 dan mempunyai sifat antara lain:

• berwarna hitam
• berbentuk kristal massif hingga granular
• memiliki sistem kristal oktahedral
• memiliki goresan berwarna coklat
• kekerasan 5,5 (skala mohs)
• berat jenis 4,5 – 4,8

Gambar 2.2 Kromit (http://www.geocaching.com/geocache/GCZP2A_chromite-


feocr2o3-dp-ec5)
Komposisi kimia kromit sangat bervariasi karena terdapat usur-unsur lain yang
mempengaruhinya, sehingga berdasarkan perbandingan Cr:Fe, kromit dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu kromit kaya krom, kaya aluminium, dan kaya besi (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, 2005).
Kromit dapat terjadi sebagai endapan primer, yaitu tipe cebakan stratiform dan
podiform, atau sebagai endapan sekunder berupa pasir hitam dan tanah laterit (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, 2005). Potensi
kromit di Indonesia berupa endapan primer tipe podiform yaitu berbentuk seperti
lensa meskipun lebih banyak ditemukan berbentuk seperti pensil, terbentuk di
ofiolit yang merupakan lapisan litosfer yang telah tergeser ke continental plate.
Kromit tipe podiform kaya akan Cr (Krom) dan Al (Alumunium) (Robinson dkk.,
1997).
Potensi kromit di Indonesia lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain di dunia
seperti Kazakhstan, Turkey, Kanada, Afrika Selatan, Finland, Brazil, India, dan
Zimbabwe. Meskipun demikian, potensi kromit di Indonesia cukup besar, hal ini
dikarenakan kromit terbentuk pada batuan induknya yaitu ofiolit, sedangkan
penyebaran ofiolit di Indonesia diperkirakan lebih dari 80 ribu km2 (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, 2005).

SUMBER & EKSTRAKSI LOGAM KROMIUM


Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya
diduga kira-kira hanya 0,0122% atau 122 ppm, lebih rendah daripada vanadium
(136 ppm) dan klorin (126 ppm). Sumber kromium yang terpenting dalam
perdagangan yaitu bijih kromit (chromite), FeCr2O4 yang etrdapat banyak di
Rusia, Afrika Selatan kira-kira 96% cadangan dan Filipina. Sumber lain yang
lebih sedikit jumlahnya yaitu krokoit (crocoite), PbCrO4, dan oker kroma
(chrome), Cr2O3. Batu-batu permata yang berwarna merah mengandung
kelumit kromium sebagai pengotor.
Pada dasarnya terdapat dua macam cara ekstraksi krokmium
berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan
sebagai logam murni kromium. Sebagai paduan, ferokrom dibuat dari reduksi
kromit dengan batubara coke dalam tanur listrik. Ferokrom dengan kandungan
karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit dengan menggunakan
ferosilikon sebagai ganti batubara coke. Hasil paduan Cr-Fe ini dapat digunakan
langsung sebagai bahan aditif baja kromium stainless. Persamaan reaksinya
yaitu :
FeCr2O4 + C 2Cr + Fe + 4CO(g)

ferokrom

Sebagai logamnya, kromium murni dapat diperoleh melalui tahap-tahap


berikut. Pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam
udara untuk memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Kedua, peluluhan dan
pelarutan Na2CrO4 dalam air yang dilanjutkan penegndapan sebagai dikromat,
Na2CrO7. Ketiga, reduksi dikromat ini dengan karbon menjadi oksidanya,
Cr2O3. Keempat, reduksi Cr2O3 dengan aluminium melalui proses alumino
termik atau dengan silikon persamaan reaksi yang terlibat yaitu :
FeCr2O4 + 2 Na2CO3 + O2(g) 2 Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s)

2 Na2CrO4(aq) + H2O Na2Cr2O7(s) + 2 NaOH

Na2Cr2O7 + 2 C Cr2O3 + Na2CO3 + CO(g)

Cr2O3 + 2 Al 2 Cr(l) + Al2O3(s)

2 Cr2O3 + 3 Si 4 Cr(l) + 3 SiO2(s)

PERSENYAWAAN LOGAM KROMIUM

Oksida Kromium
Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2, oksida kromium bersama-sama
ionnya yang penting yaitu Cr2O3 (hijau) dan CrO3 (merah tua). Kromium (IV)
oksida, CrO2 (coklat kehitaman), juga dikenal dan sangat bermanfaat karena
sifatnya feromagnetik yang sangat baik untuk bahan pembuat pita rekaman
magnetic seperti pita kaset atau video, namun hanya sedikit senyawa kromium
(IV) yang dikenal.
Seperti halnya vanadium, sifat basa oksida-hidroksida kromium
menurun aau sifat asam naik dengan naiknya tingkat oksidasi. Oleh karena itu,
Cr2O3 demikian juga Cr(OH)3 bersifat amfoterik seperti halnya oksida dan
hidroksida aluminium, sedangkan CrO3 bersifat asam. Hal ini dapat dipahami
bahwa Cr(VI) mempunyai jari-jari ionic pendek dan rapatan muatan tinggi
sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih besar sebagai akseptor
electron, dan dengan demikian bersifat asam.
Kromium (III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi termal
ammonium dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
(NH4)2Cr2O7(s) Cr2O3(s) + N2(g) + 4 H2O(g)

Kromium (III) oksida merupakan oksida kromium yang paling stabil


mengadopsi struktur corundum dan digunakan untuk pigmen hijau. Oksida ini
bersifat semikonduktor dan antiferomagnetik dibawah 35oC.
Kromium (IV) oksida, CrO2 , dapat diperoleh dari reduksi CrO3 secara
hidrotermal menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
CrO3(s) + H2(g) CrO2(s) + H2O(g)

Kromium (VI) oksida, CrO3, dapat diperoleh dari penambahan asam


sulfat pada larutan pekat alkali dikromat menurut persamaan reaksi berikut :
K2Cr2O7(aq) + H2SO4(aq) 2 CrO3(s) + K2SO4(aq) + H2O(l)

merah
Kromium (VI) oksida mengadopsi struktur rantai unit-unit tetrahedral
CrO4 yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya.
Kromium trioksida bersifat sangat asam dan dengan basa menghasilkan
kromat, CrO42-. Penurunan pH, dengan penambahan asam ke dalam larutan
kromat, pada mulanya mengakibatkan kondensasi unit-unit tetrahedron CrO4
menjadi ion dikromat, Cr2O72-,dan kondensasi lanjut menghasilkan endapan
CrO3. Persamaan reaksi keseimbangan kromat (kuning) – dikromat (merah
oranye) yaitusebagai berikut :
2 CrO42-(aq) + 2 H3O+(aq) Cr2O72-(aq) + 3 H2O(l)

Garam kromium
Kromium (II) oksida demikian juga hidroksidanya tidak banyak dikenal.
Tetapi garamnya, kromium (II) – kromo, seperti halida, dan sulfat, dalam
larutan air dikenal sebagai ion [Cr(H2O)6]2+ yang berwarna biru, namun sangat
mudah teroksidasi menjadi Cr3+ sebagaimana dinyatakan dengan nilai potensial
reduksinya yaitu – 0,41 V :
Cr3+(aq) + e Cr2+(aq) Eo = – 0,41 V
Sifat mudah teroksidasi ini dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan
adanya kelumit gas O2 berdasarkan reaksi yang sangat mudah berlangsung
menurut besarnya nilai potensial elektroda yaitu :
4 Cr2+(aq) + O2(g) + 4 H3O+(aq) 4 Cr3+(aq) + 6 H2O(l) Eosel = +1,64 V
Oleh karena itu, baik proses sintesis Cr (II) dalam larutannya maupun
menyimpannya harus diusahakan terlindung dari udara dan dilakukan dalam
perlindungan atmosfer nitrogen. Senyawa-senyawa yang telah berhasil diisolasi
misalnya CrSO4.5H2O, CrCl2.4H2O, Cr(ClO4)2.6H2O, dan senyawa binuklir
[Cr(CH3COO)2]2.2H2O yang berwarna merah ; yang terakhir ini sukar larut
dalam air.
Senyawa Cr (II) dapat diperoleh dari reaksi logam kromium dengan
asam non oksidator, seperti HCl/H2SO4 (encer) :
Cr(s) + 2 HCl(aq) Cr2+(aq) + H2(g)
Garam kromium (III) – kromi, dalam larutannya biasanya dinyatakan
sebagai ion [Cr(H2O)6]3+ - violet. Beberapa senyawa garam yang terkenal yaitu
CrCl3.6H2O dan Cr2(SO4)3.18H2O. Untuk CrCl3.6H2O sebgai senyawa
kompleks terdapat tiga macam isomer hidrat yang masing-masing mempunyai
warna yang khas, yaitu sebagai (1) anhidrat-violet [Cr(H2O)6][Cl3], (2)
monohidrat-hijau pucat, [Cr(H2O)5Cl][Cl].H2O, dan (3) dihidrat-hijau tua,
[Cr(H2O)4Cl2][Cl].2H2O, masing-masing mempunyai bilangan koordinasi
enam.
Kromium (VI) turunan dari CrO3, dapat dijumpai dalam bentuk dua
macam senyawa yang sangat terkenal yaitu kromat-kuning, CrO42-, dengan
struktur tetrahedron dan dikromat-merah oranye, Cr2O72-, dengan struktur dua
tetrahedron yang bersekutu pada salah satu titik sudutnya (atom O). pada
molekul dikromat jarak Cr – O pada Cr – O – Cr peghubung sedikit lebih
panjang daripada jarak Cr – O yang lain.
Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa CrO3 bersifat asam. Oleh
karena itu, dalam kondisi basa, kira-kira pH = 6, oksida ini membentuk anionik
kromat yang berwarna kuning, CrO42- menurut persamaan reaksi berikut ini :
CrO3(s) + 2 OH-(aq) CrO42-(aq) + H2O(l)
kuning
Selanjutnya dalam suasana asam, pH = 2-6, terjadi keseimbangan
dengan bentuk dikromat sebagai berikut :

2 CrO42-(aq) + 2 H3O+(aq) Cr2O72-(aq) + 3 H2O(l)


merah oranye
atau
2 CrO42-(aq) +H2O(l) Cr2O72-(aq) + 2 OH-(aq)
Kuning merah oranye
Jika ke dalam larutan demikian ini ditambahkan asam, maka akan
mengakibatkan keseimbangan bergeser ke kanan hingga diperoleh warna
larutan merah oranye, dan terjadi sebaliknya jika ditambahkan basa yaitu warna
kuning.
Jadi dalam kondisi asam, Cr2O72- lebih dominan, sebaliknya dalam
suasana basa CrO42- menjadi lebih dominan. Hal ini sungguh sangat penting
berkaitan dengan aspek berikut ini.
(1) Metode pengendapan atau kristalisasi garam yang bersangkutan; garam
dikromat dapat dikristalkan dalam kondisi sedikit asam atau netral, tetapi
kristalisasi garam kromat terjadi dalam kondisi basa
(2) Fungsi oksidator, bagi dikromat harus berada dalam suasana asam dan
sebalikya bagi kromat harus dalam suasana basa
Oleh karena itu, baik kromat maupun dikromat, dapat dibuat dengan
bahan dasar yang sama yaitu dengan melarutkan oksida CrO3 dalam air dimana
ion kromat agak sedikit lebih mendominasi. Jika kemudian ditambahkan basa
alkali, misalnya NaOH, maka berdasarkan reaksi keseimbagan kromat
dikromat tersebut diatas, Na2CrO4 dapat dikristalkan; tetapi, jika ditambahkan
Na2SO4 maka yang terjadi yaitu pengendapan Na2Cr2O7.
Untuk peran oksidator, ternyata dikromat merupakan oksidator kuat
pada penambahan asam, tetapi dikromat bukan oksidator yang baik dalam
suasana basa sebagaimana ditunjukkan oleh perubahan nilai tingkat oksidasi
serta nilai potensial reduksinya berikut ini :
Cr2O72-(aq) + 14 H3O+(aq) + 6e 2 Cr3+(aq) + 21 H2O(l) Eo = +133 V
CrO42-(aq) + 4 H2O(l) + 3e Cr(OH)3(s) + 5 OH-(aq) Eo = - 0,13 V
Ion kromat dalam larutannya diendapkan oleh ion-ion Ag+, Pb+, dan
Ba2+ sebagai garam kromat yang berwarna kuning menurut persamaan reaksi
berikut :

Ag+(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO4(s)


Kuning
Kromil Klorida
Reaksi antara CrO3 dengan asam klorida membentuk senyawa okso
halida, yaitu kromil klorida, CrO2Cl2, yang berupa cairan merah tua dengan titik
didih 117oC, menurut persamaan reaksi berikut ini :
CrO3(s) + 2 HCl(aq) CrO2Cl2(l) + H2O(l)
Kromil klorida juga dapat langsung diperoleh dari kalium dikromat yang
dicampur dengan natrium klorida kemudian mereaksikan campuran ini dengan
asam sulfat pekat menurut persamaan reaksi :
K2Cr2O7(s) + 4 NaCl(s) + 6 H2SO4(l)
2 CrO2Cl(l) + 2 KHSO4(s) + 4 NaHSO4(s) + H2O(l)
Reaksi tersebut sekaligus dapat dipakai untuk menguji adanya ion
klorida karena bromide dan iodida tidak membentuk senyawa analog. Pada
pemanasan perlahan dan hati-hati, uap merah tua kromil klorida yang beracun
dapat dipisahkan, ditampung kemudian akan terkondendasi sebagai cairan
merah gelap. Jika cairan ini ditambahkan ke dalam larutan basa akan
terhidrolisis menjadi kromat kuning :
CrO2Cl2(l) + 4 OH-(aq) CrO42-(aq) + 2 Cl-(aq) + 2 H2O(l)
Molekul kromilklorida mengadopsi bangun tetrahedron dengan
karakteristik ikatan rangkap Cr = O yang cukup kuat.

PROSES PENAMBANGAN KROMIUM


Proses penambangan biji kromit dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu
tahap feed preparation dan concentration. Pada tahap feed
preparation digunakan chrusher, screens, dan grinding mills, bertujuan
memperkecil ukuran bahan mentah kromit dan memisahkan kromit dari bahan
lainnya sehingga mempermudah tahap concentration. Pada
tahap concentration digunakan hydrocyclones dan spiral untuk menghasilkan
konsentrat krom. Sisa air pada tahap concentration selanjutnya dapat melalui tahap
penyaringan menggunakan tailing dams (bendungan) (CDE Global, 2013).
Kromit banyak dimanfaatkan untuk produksi ferokrom (FeCr:
campuran besi dan krom) sebagai “agen” anti-korosi dan pemberi kesan mengkilap
untuk pembuatan stainless steels, campuran baja, baja cor, dan besi cor. Konsentrat
kromit yang telah mengalami proses roasting akan menjadi sodium dikromat yang
berguna dalam pembuatan logam krom (Cr2O3), asam kromat, sulfat kromat, dan
kromat, serta untuk campuran baja, pembuatan logam, sebagai katalis dalam
penyamakan kulit, dan sebagai bahan dasar pembuatan pewarna atau cat. Selain itu,
biji kromit juga digunakan untuk pembuatan mortar, batu bata, dan cetakan untuk
pengecoran (Pariser, 2013)

MANFAAT LOGAM KROMIUM


a. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan
untuk membentuk paduan
b. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan
keras, serta untuk mencegah korosi
c. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud
d. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalamanalisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
e. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
f. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants
g. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata
dan bentuk, karenamemiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal,
dan stabil struktur Kristal
h. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme
glukosa
i. Digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk
mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah
j. Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa
PrCrO4
k. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warnanya kerap
digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium
oksida yang kedalamnya dimasukkan kromium
l. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amoniumdikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa
tiosianat (HgCNS).
DAMPAK LOGAM KROMIUM

Efek Kesehatan Krom


Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang
bersifat toksik, dalamtubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan
sebagai ion Cr3+. Krom dapat menyebabkankanker paru-paru, kerusakan hati
(liver) dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasidan jika tertelan
dapat menyebabkan sakit perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan
untukmengurangi kadar pencemar pada perairan biasanya dilakukan melalui
kombinasi proses biologi,fisika dan kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan
mengalirkan air yang tercemar ke dalambak penampung yang telah diisi
campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untukmengurangi atau
menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada
proseskimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia untuk
mengendapkan zat pencemarmisalnya persenyawaan karbonat.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat
menyebabkan kondisijantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi
terlalu banyak penyerapan kromium (III)dapat menyebabkan efek kesehatan
juga, misalnya ruam kulit.
Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi
orang-orang yangbekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok
tembakau juga memiliki kesempatanyang lebih tinggi terpapar kromium.
Kromium (VI) diketahui menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah
senyawa dalamproduk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam
kulit. Pada saat bernapas ada krom(VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung
mimisan. Masalah kesehatan lainnya yangdisebabkan oleh kromium (VI)
adalah:
✓ Kulit ruam
✓ Sakit perut dan bisul
✓ Masalah pernapasan
✓ Sistem kekebalan yang lemah
✓ Ginjal dan kerusakan hati
✓ Perubahan materi genetic
✓ Kanker paru-paru
✓ Kematian
Bahaya kesehatan yang berkaitan dengan kromium bergantung pada
keadaan oksidasi.Bentuk logam (krom sebagaimana yang ada dalam produk ini)
adalah toksisitas rendah. Bentukyang hexavalent beracun. Efek samping dari
bentuk hexavalent pada kulit mungkin termasukdermatitis, dan reaksi alergi
kulit. Gejala pernafasan termasuk batuk, sesak napas, dan hidunggatal.

Dampak Lingkungan
Ada beberapa jenis kromium yang berbeda dalam efek pada organisme.
Kromiummemasuki udara, air dan tanah di krom (III) dan kromium (VI) bentuk
melalui proses-prosesalam dan aktivitas manusia. kegiatan utama manusia yang
meningkatkan konsentrasi kromium(III) yang meracuni kulit dan manufaktur
tekstil. Kegiatan utama manusia yang meningkatkankromium (VI) konsentrasi
kimia, kulit dan manufaktur tekstil, elektro lukisan dan kromium (VI)aplikasi
dalam industri. Aplikasi ini terutama akan meningkatkan konsentrasi kromium
dalamair. Melalui kromium pembakaran batubara juga akan berakhir di udara
dan melalui pembuanganlimbah kromium akan berakhir di tanah.
Sebagian besar kromium di udara pada akhirnya akan menetap dan
berakhir di perairanatau tanah. Kromium dalam tanah sangat melekat pada
partikel tanah dan sebagai hasilnya tidakakan bergerak menuju tanah. Kromium
dalam air akan menyerap pada endapan dan menjadi takbergerak.Hanya
sebagian kecil dari kromium yang berakhir di air pada akhirnya akan
larut.Kromium (III) merupakan unsur penting untuk organisme yang dapat
mengganggu metabolisme gula dan menyebabkan kondisi hati, ketika dosis
harian terlalu rendah.Kromium (VI) adalah terutama racun bagi
organisme.Dapat mengubah bahan genetik danmenyebabkan kanker.
Tanaman mengandung sistem yang mengatur kromium-uptake harus
cukup rendah tidakmenimbulkan bahaya. Tetapi ketika jumlah kromium dalam
tanah meningkat, hal ini masih dapatmengarah pada konsentrasi yang lebih
tinggi dalam tanaman. Peningkatan keasaman tanah jugadapat mempengaruhi
pengambilan kromium oleh tanaman. Tanaman biasanya hanya
menyerapkromium (III). Ini mungkin merupakan jenis penting kromium, tetapi
ketika konsentrasi melebihinilai tertentu, efek negatif masih dapat terjadi.
Kromium tidak diketahui terakumulasi dalam tubuh ikan, tetapi
konsentrasi tinggikromium, karena pembuangan produk-produk logam di
permukaan air, dapat merusak insangikan yang berenang di dekat titik
pembuangan. Pada hewan, kromium dapat menyebabkanmasalah pernapasan,
kemampuan yang lebih rendah untuk melawan penyakit, cacat lahir,infertilitas
dan pembentukan tumor.

B. MOLIBDENUM
Molibdenum adalah salah satu logam pertama yang ditemukan oleh para
ahli kimia modern. Ditemukan pada tahun 1778 oleh kimiawan Swedia Carl
Wilhelm Scheele. Molibdenum adalah logam transisi, sehingga menempatkannya
di tengah-tengah tabel periodik, dengan nomor atom 42. Tabel periodik itu sendiri
adalah suatu bagan yang menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia yang terkait
antara satu dengan yang lain. Molibdenum bersifat keras, seperti logam perak
dengan titik leleh sangat tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi
campuran dengan logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari
unsur logam yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja
untuk meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan
korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja.

Struktur Atom Molibdenum


➢ No. Atom : 42
➢ Jari – jari atom : 2.01Å
➢ Volume Atom : 9.4cm3/mol
➢ Konfigurasi Elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d5
➢ Elektron/Tingkat Energi : 2,8,18,13,1
➢ Jumlah Elektron : 42
➢ Jumlah Neutron : 54
➢ Jumlah Proton : 42

SIFAT KIMIA MOLIBDENUM


Molybdenum tidak larut dalam reagen kimia yang paling umum. Reagen
kimia adalah suatu zat yang digunakan untuk mempelajari bahan-bahan lain, seperti
asam atau alkali. Sebagai contoh, molybdenum tidak larut dalam asam klorida,
asam fluorida, amonia, sodium hidroksida, atau asam sulfat encer. Reagen Zat
kimia ini sering digunakan untuk menguji bagaimana suatu zat reaktif.
Molybdenum tidak larut dalam panas sulfat atau asam nitrat, Logam ini tidak
bereaksi dengan oksigen pada suhu kamar,dan juga tidak bereaksi dengan oksigen
pada temperatur tinggi.

* Kesetimbangan Elektrokimia : 0.8949g/amp-h


* Elektron Fungsi Kerja : 4.6 eV
* Elektronegativitas : 2.16 (Pauling); 1.3 (Rochow Allrod)
* Energi Ionisasi
Pertama : 7,099
Kedua : 16,461
Ketiga : 27,16
* Potensi Elektron Valensi (-eV) : 88,6

SIFAT FISIK & MEKANIK MOLIBDENUM


Molybdenum merupakan unsur yang solid, memiliki penampilan metalik
putih keperakan. Lebih sering terlihat seperti abu-abu gelap atau hitam bubuk. Titik
lelehnya sekitar 2.610 ° C (sekitar 4.700 ° F) dan titik didih adalah 4.800 untuk
5.560 ° C (8.600 hingga 10.000 ° F). Densitasnya adalah 10,28 gram per kubik
sentimeter.
❖ Warna : Putih perak
❖ Fasa : Solid
❖ Massa Atom Rata-rata : 95,94
❖ Koefisien lineal termal expansion/K-1: 5.43E-6
❖ Konduktivitas
- Listrik : 0,187 106/cm Ω
- Thermal : 1,38 W / cmK
- Kepadatan : 10.22g/cc @ 300K
❖ Modulus elastik
- Massal : 261.2/Gpa
- Kekakuan : 125.6/Gpa
- Youngs : 324.8/Gpa
❖ Entalpi atomisasi : 653 kJ / mol @ 25 ° C
- Entalpi Fusion : 27,61 kJ / mol
- Entalpi Penguapan : 594,1 kJ / mol

- Skala Kekerasan
o Brinell : 1500 m MN-2
o Mohs : 5,5
o Vickers : 1530 MN m-2
❖ Panas Penguapan : 598kJ/mol
❖ Titik Leleh : 2890K 2617 °C 4743 °F
❖ Molar Volume : 9,41 cm3/mole
❖ Bentuk (pada 20°C & 1 atm) : Solid
❖ Spesifik Panas : 0.25J/gK
❖ Tekanan Uap : 3.47Pa @ 2617 ° C

PENAMAAN LOGAM MOLIBDENUM


Biasanya bijih molibdenum disebut molybdenite. Molybdenite
mengandung senyawa molybdenum dan belerang, molybdenum disulfida
(MOS2). Molibdenum disulfida merupakan bubuk hitam lembut yang terlihat
seperti grafit. Grafit sendiri adalah karbon murni yang biasa dipakai sebagai bahan
utama pembuatan pensil. Bahkan, ahli kimia sebelumnya berpikir bahwa grafit dan
molibdenum disulfida adalah bahan yang sama.
Molybdenum disulfida terlihat lembut dan licin. Para ilmuwan Kimia
biasanya sering mengaduk material sebelum mencoba melarutkan kedalam asam
atau cairan lainnya, tetapi pada molybdenum disulfide cairan tidak berada dibawah
atau ke atas, melainkan materi hanya berpindah keluar dari jalur asalnya.
Beberapa tahun setelah Carl menemukan cara agar unsur bekerja dengan
senyawa. Ia menemukan kembali bahwa Molybdenum sangat berbeda dari grafit.
Bahkan, ia menemukan bahwa Molybdenum mengandung unsur yang sama sekali
baru. Nama yang dipilih untuk menggambarkan unsur baru diambil penemunya dari
bahasa Yunani yaitu Molybdenum yang berarti memimpin.

REAKSI LIMIA LOGAM MOLIBDENUM


o Reaksi dengan air
Tidak bereaksi dengan air pada suhu ruangan
o Reaksi dengan oksigen
Tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu ruangan/normal. Pada temperature
tinggi membentuk Molibdenum (VI) trioxide. Reaksi :
2Mo(s) + 3O2(g) → 2MoO3(S)
o Reaksi dengan halogen
Pada temperatur ruangan Mo breaksi dengan fluorine membentuk Molibdenum
(VI) fluoride.
Reaksi :
Mo(s) + 3F2(g) → MoF6(l)

SUMBER LOGAM MOLIBDENUM


Molibdenum dapat ditemui di alam bebas. Sebaliknya, walaupun ia masih
menjadi bagian dari suatu senyawa. Selain molybdenite, biasanya Molibdenum
terjadi sebagai mineral wulfenite (PbMoO4) dan Powellite (CaMoO4). Dapat
ditemukan di kerak bumi yang diperkirakan sekitar 1 hingga 1,5 bagian per juta.
Sekitar dua-pertiga dari semua Molibdenum di dunia berasal dari Kanada, Chili,
Cina, dan Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, bijih Molibdenum ditemukan
terutama di Alaska, Colorado, Idaho, Nevada, New Mexico, dan Utah.

EKSTRAKSI LOGAM MOLIBDENUM


Logam Molibdenum murni dapat diperoleh dari Molibdenum trioksida
(MoO3) dalam berbagai cara. Molibdenit ini pertama dipanaskan sampai suhu 700
° C (1292 ° F) dan sulfida yang teroksidasi menjadi oksida (VI) molibdenum
melalui udara :
2MoS2 + 7O2 → 2MoO3 + 4SO2
Bijih teroksidasi kemudian dipanaskan sampai 1.100 ° C (2010 ° F) untuk
menghaluskan oksida, atau pencucian dengan amonia yang kemudian bereaksi
dengan oksida (VI) molibdenum untuk membentuk molybdate yang larut dalam air
:
MoO3 → NH4OH + 2(NH4) 2(MoO4) + H2O
Tembaga merupakan pengotor yang kurang larut dalam amonia sehingga
digunakan hidrogen sulfida untuk mengendapkannya.

PROSES PENAMBANGAN MOLIBDENUM


Meskipun ditemukan dalam mineral seperti molibdenum Wulfenite
(PbMoO4) dan Powel bit (CaMoO4), adalah sumber komersial utama molibdenum,
molibdenit (MoS2). Molybdenum ditambang sebagai bijih utama, dan juga
penggantian sebagai produk sampingan dari pertambangan tembaga dan Tungsten.
Dunia produsen terbesar bahan molibdenum adalah Amerika Serikat, Cina, Chili,
Peru dan Kanada. Molibdenum hanya diketahui terjadi dalam keadaan alami kimia
dikombinasikan dengan unsur-unsur lain. Meskipun sejumlah mineral bantalan
molibdenum diidentifikasi, adalah satu-satunya signifikansi molibdenit komersial
(MoS2) - molibdenum sulfida alami. Deposito molibdenit umumnya terdapat dalam
jumlah dari 0,01 sampai 0,25%, dan sering dikaitkan dengan logam lain seperti
mineral tembaga sulfida.
Karena molybdenum menjadi satu dengan mineral tembaga, emas, perak
dan lain – lain. Maka seperti proses penambangan batuan keras lainnya melalui
beberapa rangkaian terhadap beberapa proses seperti pengeboran, peledakan,
pengerukan, pengangkutan, penghancuran, ppenggerusan dan pemisahan, hingga
mengambil hasil akhirnya. Yakni pengambilan hasil akhir bahan mineral yang siap
di jual.

APLIKASI PENGGUNAAN LOGAM MOLIBDENUM


Molibdenum terutama banyak digunakan di industri, diantaranya adalah:
o Baja,
o Pesawat,
o Rudal,
o Filamen di pemanas listrik,
o Pelumas,
o Lapisan pelindung pelat boiler,
o Pigmen,
o dan katalis.
Sekitar 75 persen dari Molibdenum yang digunakan di Amerika Serikat
pada tahun 1996 dijadikan campuran untuk baja dan besi. Hampir setengah dari
campuran ini digunakan untuk membuat stainless dan baja tahan panas. Hasilnya
dapat digunakan dalam pesawat terbang, pesawat ruang angkasa, dan rudal bagian.
Penggunaan penting lainnya adalah campuran Molibdenum dalam produksi alat-
alat khusus, seperti: busi, shaft baling-baling, senapan barel, peralatan listrik
digunakan pada temperatur tinggi, dan boiler pelat.
Penggunaan penting lainnya adalah sebagai katalis Molibdenum. Katalis
adalah zat yang digunakan untuk mempercepat atau memperlambat suatu reaksi
kimia. Katalis tidak mengalami perubahan wujud selama reaksi. Katalis
Molibdenum digunakan dalam berbagai operasi kimia, dalam industri minyak
bumi, dan dalam produksi polimer dan plastik.
Molibdenum digunakan pada alloy tertentu yang berbasis nikel, seperti
Hastelloy, yang mana tahan panas dan tahan korosi bahan kimia. Molibdenum
mengoksidasi pada suhu yang meningkat. Penerapan terbaru molibdenum adalah
sebagai elektroda untuk tungku pembakaran kaca yang dipanaskan dengan listrik.
Molibdenum juga digunakan dalam nuklir, dan dalam pembuatan suku cadang
rudal dan pesawat terbang. Molibdenum merupakan katalis penting dalam
pemurnian minyak bumi. Juga diterapkan sebagai bahan filamen dalam dunia
elektronik. Molibdenum adalah unsur esensial dalam jumlah sedikit yang
dibutuhkan oleh tanaman; beberapa daerah tandus karena kekurangan unsur ini
dalam tanah. Molibdenum sulfida adalah pelumas yang sangat berguna, khususnya
pada suhu tinggi di mana oli mudah terurai. Hampir semua baja yang sangat kuat,
dengan minimum daya tampung 300.000 psi mengandung molibdenum
sejumlah 0.25 hingga 8%. Secara biologis, molibdenum sebagai unsur penting
dalam pengikatan nitrogen dan proses metabolisme lainnya.

PADUAN MOLIBDENUM
a. TZM (Mo (~ 99%), Ti (~ 0,5%), Zr (~ 0,08%) dan beberapa C)
- Tahan terhadap korosi
- molibdenum superalloy tahan garam fluorida cair pada suhu diatas
13000C
- memiliki sekitar dua kali kekuatan Mo murni
- lebih ulet
b. MoW (Molibdenum-Tungsten)
- ketahanan korosi lebih baik
- kekuatan lebih tinggi
- Aplikasi : komponen untuk pengolahan seng, misalnya pompa
komponen, nozel, sarung termokopel, pengaduk untuk industri kaca
c. Molybdenum disulfide (MoS2)
- Digunakan sebagai pelumas yang tahan tekanan-tinggi suhu tinggi
(HPHT)
d. Molybdenum disilicide (MoSi2)
- Penggunaan primer di elemen pemanas beroperasi pada suhu di atas
1500 ° C dalam udara.
e. Molybdenum trioksida (MoO3)
- Sebagai perekat
f. Lead molibdat (wulfenite)
- Diendapkan dengan kromat timah dan timbal sulfat merupakan pigmen
terang-oranye digunakan untuk industri keramik dan plastik.
g. Heptamolybdate Amonium (digunakan dalam prosedur pewarnaan biologi)

Molibdenum Dalam Tubuh Manusia


Pada manusia, molybdenum dikenal berfungsi sebagai kofaktor untuk tiga
enzim:
* Sulfit oksidase mengkatalisis transformasi sulfit ke sulfat, reaksi yang
diperlukan untuk metabolisme kandungan asam amino (metionin dan sistein).
*Xanthine oksidase mengkatalisis pemecahan nukleotida (prekursor untuk DNA
dan RNA) untuk membentuk asam urat, yang berkontribusi terhadap kapasitas
antioksidan plasma darah.
* Oksidase Aldehyde dan xanthine oksidase mengkatalisis reaksi hidroksilasi
yang melibatkan beberapa molekul yang berbeda dengan struktur kimia yang sama.
oksidase Xanthine dan oksidase aldehida juga berperan dalam metabolisme obat
dan racun.
Nilai ambang batas Mo dalam tubuh manusia
✓ Anak-anak 1-3 tahun 300 µg / hari
✓ Anak-anak 4-8 tahun 600 µg / hari
✓ Anak-anak 9-13 tahun 1.100 µg / hari (1,1 mg / hari)
✓ Remaja 14-18 tahun 1.700 µg / hari (1,7 mg / hari)
✓ Dewasa 19 tahun dan lebih tua 2.000 (2,0 mg / hari)
Molibdenum diperlukan untuk oksidasi belerang, suatu komponen dari protein.
Molibdenum terdapat dalam susu, buncis, roti dan gandum.

Dampak Terhadap Makhluk hidup


Molybdenum relatif aman bagi manusia dan hewan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa Moblydenum merupakan zat yang tidak beracun. Bahkan,
Moblydenum digunakan untuk pertumbuhan tanaman sebagai nutrisi, walaupun
intensitas kebutuhannya masih sangat kecil.

Kekurangan Molibdenum
Kekurangan molibdenum yang disebabkan karena asupan yang tidak
memadai pada orang yang sehat, belum pernah diteliti. Tetapi kekurangan
molibdenum terjadi pada keadaan tertentu misalnya jika seorang malnutrisi yang
menderita penyakit Chron mendapatkan makanan parenteral dalam waktu yang
lama tanpa tambahan molibdenum.
Gejalanya berupa:
- denyut jantung yang cepat
- sesak nafas
- mual
- muntah
- disorientasi
- koma
Penyembuhan total bisa diperoleh dengan pemberian molybdenum.

Kelebihan Molibdenum
Orang yang mengkonsumsi molibdenum dalam jumlah besar dapat
mengalami gejala yang menyerupai penyakit gout, termasuk peningkatan kadar
asam urat dalam darah dan nyeri sendi.
Penambang yang terpapar debu molibdenum bisa mengalami gejala-gejala
yang tidak spesifik.

C. WOLFRAM
Wolfram adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang W dan nomor atom 74. Nama unsur ini diambil dari bahasa Latin
wolframium dan sering juga disebut wolfram. Logam transisi yang sangat keras dan
berwarna kelabu sampai putih ini ditemukan pada mineral seperti wolframit dan
schelit. Wolfram memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan zat non-aloy
lainnya. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat elektronik.
Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal, yang paling dikenal
adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan superaloy.
Wolfram murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu
seperti baja. Wolfram yang sangat murni dapat dipotong dengan gergaji besi dan
bisa dibentuk dengan mudah. Dalam keadaan tidak murni, wolfram rapuh dan sukar
untuk membentuknya. Wolfram memiliki kekuatan regang tertinggi. Wolfram
teroksidasi di udara dan harus dilindungi bila disimpan pada suhu yang meningkat.
Pemuaian akibat panasnya hampir sama dengan kaca borosilikat, yang membuatnya
berguna untuk segel dari kaca ke logam (Krisbiyantoro, 2008).
Dari semua logam dalam bentuk murni, wolfram memiliki titik lebur
tertinggi (3422° C, 6192 ° F ), tekanan uap terendah (pada suhu di atas 1.650 ° C,
3000 ° F ) dan memiliki kekuatan regang tertinggi. Wolfram memiliki koefisien
ekspansi termal terendah dari setiap logam murni. Ekspansi termal yang rendah dan
titik lebur yang tinggi dan kekuatan dari wolfram adalah karena kuatnya ikatan
kovalen yang terbentuk antara atom wolfram oleh orbital elektron 5d. Karena
kekuatan ini, pemaduan jumlah kecil wolfram dengan baja sangat meningkatkan
ketangguhan (Setiawan, 2000).
Bilangan oksidasi dari wolfram adalah +2 dan +6,. Wolfram bersenyawa
dengan oksigen membentuk oksida tungstic berwarna kuning , WO3, yang larut
dalam air dan larutan alkali untuk membentuk ion tungstat. W2C tahan terhadap
serangan kimia, meskipun bereaksi kuat dengan klorin untuk membentuk
hexachloride wolfram (Setiawan, 2000).
Wolfram trioksida dapat membentuk interkalasi senyawa dengan logam
alkali. Ini dikenal sebagai perunggu; contoh adalah natrium perunggu wolfram
(Setiawan, 2000).

SUMBER WOLFRAM
Beberapamineral sumber utama wolfram (W) antara lain :
• Scheelite (CaWO4) dan wolframite [Fe(Mn)WO4]
• Ferberite (FeWO4)
• Hubnerite (MnWO4)

Tabel 2.3 Tabel Keterangan Sumber Wolfram


Nuklida 180 W 182 W 183 W 184 W 185 W 186 W
Massa atom 179,9 181,9 183 184 186
Kelimpahan 0,1 % 26,3 % 14,3 % 30,7 % 0% 28,6 %
Waktu paruh Stabil Stabil Stabil Stabil 75 stabil
hari

EKSTRAKSI WOLFRAM
Wolfram diambil secara pemanasan langsung hingga meleleh dari
campuranbijihnya dengan alkali kemudian diendapkan dalam air sebagai WO3
dengan penambahan asam. Reduksi dengan H2 pada ~ 850oC terhadap oksida ini
akan menghasilkan serbuk logam abu-abu. Pengubahan serbuk logam baik Mo
maupun W menjadi padatan massif dapat dilakukan dengan kompresi tinggi dengan
gas H2.

SIFAT-SIFAT
• Tahan terhadap asam
• Tahan terhadap panas, 34100C
• Tahan terhadap oksigen
• Reaktif dengan flourin membentuk heksaflourida

Tabel 2.4 Tabel Sifat fisika


Simbol W
Nomor atom 74
Konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d4 6s2 (keadaandasar)
Massa atom 183,84 gr/mol
Golongan VI B (golongan transisi)
Periode 6
Bentuk Padat pada 298 K
Warna Putih keabu-abuan dan berkilauan
Klasifikasi Logam
Titik didih 5828K atau 5555ᴼC
Titik lebur 3695K atau 3422ᴼC
Densitas 19,25 gr/cm3
Afinitas elektron -119 kJ/mol
Radius atom 1,41 Å
Volume atom 9,53 cm3/mol
Radius kovalensi 1,3 Å
Struktur kristal Bcc
Elektronegatifitas 1,7
Potensial ionisasi 7,98 V
Bilangan oksidasi +6, +5, +4, +3, dan +2
Entalpi penguapan 422,58 kJ/mol
Entalpi pembentukan 35,4 kj/mol

Pada susunan kubus berpusat badan (bcc) setiap logam


bersinggungan dengan 8 atom sejenis. Dalam susunan ini bilangan
koordinasi untuk setiap atom logam adalah 8. Pada sel satuan kubus
berpusat badan atom-atom terletak pada pojok-pojok dan pusat kubus.
Volume sel satuan kubus berpusat badan yang ditempati oleh atom logam
adalah sebesar 68,02% (Effendy, 1999).

PERSENYAWAAN DARI WOLFRAM


Reaksi dan Persenyawaan
Wolfram diperoleh kembali setelah peleburan dengan alkali dan dilarutkan
kembali dalam air dengan pengendapan WO3 oleh asam. Oksida direduksi dengan
H2 menghasilkan logamnya sebagai bubuk abu-abu. Ini mudah diserang hanya
dengan campuran HF-HNO3 atau dengan mengoksidasi leburan alkali dengan
Na2O2, atau KNO3-NaOH (Cotton dan Wilkinson, 1989). WO3 mudah dibuat
dengan memanaskan logamnya atau sulfidanya dalam oksigen. Oksida-oksida ini
tidak bereaksi dengan asam, tetapi larut dalam basa membentuk larutan molibdat
atau wolframat. WO3 berupa padatan kuning lemon dengan titik leleh ~1200 C
(Sugiyarto dan Sugiyani, 2010). Trioksida diperoleh pada pemanasan logam atau
senyawaan lain dalam udara dan WO3 berwarna kuning. Wolfram tidak diserang
oleh asam selain HF namun larut dalam basa membentuk wolframat. Garam-garam
logam alkali atau NH4+ yang larut dalam air mengandung ion tetrahedral WO42-.
Bilamana larutan wolframat dibuat menjadi asam lemah, terjadi kondensasi
menghasilkan polianion yang rumit. Dalam larutan asam yang lebih kuat, oksida
terhidrasi dan WO3. 2H2O (putih) terbentuk (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Interaksi wolfram dengan F2 menghasilkan heksafluorida tidak berwarna WF6 (titik
didih 17ᴼC) dan bersifat mudah terhidrolisis. Klorinasi Wolfram panas
menghasilkan monomer biru hitam pekat heksaklorida, WCl6. Ia larut dalam CS2,
CCl4, alcohol, dan eter. Ia bereaksi lambat dengan air dingin, cepat dengan air
panas, menghasilkan asam tungstat. WCl6 adalah bahan pemula yang biasa untuk
sintesis berbagai senyawaan seperti dialkilamida, alkoksida, organologam dan
karbonil (Cotton dan Wilkinson, 1989).
Berikut ini adalah reaksi wolfram (Annonymous, 2001) :
1. Reaksi dengan air
Pada suhu ruangan, tungsten tidak bereaksi dengan air.
2. Reaksi dengan udara
Pada suhu ruangan, tungsten dapat bereaksi dengan udara atau O2. Pada suhu
yang meningkat, trioksida tungsten(VI) oksida terbentuk. Persamaan reaksinya
sebagai berikut :2 W (s) + 3 O2 2 WO3 (s)

3. Reaksi dengan halogen


Pada suhu ruangan, tungsten beraksi langsung dengan fluorin
membentuk tungsten(VI) fluoride. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
W(s) + 3F2(g) 3F6(g)
Tungsten bereaksi secara langsung dengan klorin atau bromine (pada
250ᴼC) masing-masing membentuk tungsten(VI) klorida atau tungsten(VI)
bromide. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
W(s) + 3Cl2(g) WCl6(s)
W(s) + 3Br2(g) WBr6(s)
Pada kondisi terkontrol, tungsten(V) klorida terbentuk dari reaksi antara
logam tungsten dan klorin, persamaan reaksinya sebagai berikut:
2W(s) + 5Cl2(g) 2WCl5(s)
4. Reaksi dengan asam
Secara umum, logam tungsten tidak terpengaruh oleh kebanyakan asam.
Menurut Cotton dan Wilkinson (1989) wolfram tidak diserang oleh asam selain
HF.
5. Reaksi dengan basa
Logam tungsten tidak bereaksi dengan larutan basa lemah.

Pembentukan Ikatan dan Senyawa Kompleks


WO3 mengadopsi struktur geometri yang dikenal sebagai struktur renium
trioksida (ReO3). Struktur ini dapat dipandang sebagai suatu kubus yang setiap
sudutnya ditempati oleh atom W dan pada pertengahan dari setiap sisinya ditempati
oleh atom O. Suatu kubus yang tersusun oleh 8 atom W pada titik-titik sudutnya
akan diselingi oleh 12 atom pada tiap pertengahan sisinya, sehingga setiap atom W
akan mengikat 6 atom Odan pada tiap atom O ini mengikat 2 atom W untuk
menghasilkan formula WO3 (Sugiyarto dan Sugiyani, 2010).
Dihalida W6Cl12 dapat dioksidasi oleh Cl2 pada suhu tinggi. Satuan-satuan (M6X8)4+
dapat mengkoordinasi enam donor pasangan electron, masing-masing pada setiap
atom logam sepanjang seperempat sumbu octahedron (Cotton dan Wilkinson,
1989).
Gugus berjembatan dalam satuan M6X84+ dapat melangsungkan reaksi
pertukaran hanya secara lambat, sedangkan keenam ligan luar adalah labil. Dalam
larutan akua satuan M6X84+ adalah tidak stabil terhadap gugus nukleofilik yang
lebih kuat seperti OH-, CN-, atau SH- (Cotton dan Wilkinson, 1989). Wolfram tidak
membentuk beragam kompleks okso yang dapat diperbandingkan, meskipun
sebagian kecil diketahui (Cotton dan Wilkinson, 1989).

PROSES PENAMBANGAN WOLFRAM


Proses penambangan untuk batuan wolfram hamper sama dengan proses
penambangan batuan dengan kandungan mineral berharga yang berasal dari batuan
keras. Proses tersebut melewati tahapan tahapan di antaranya adalah pengeboran,
peledakan, pengerukan, pengangkutan, penghancuran, ppenggerusan dan
pemisahan, hingga mengambil hasil akhirnya. Yakni pengambilan hasil akhir bahan
mineral yang siap di jual.

Manfaat dan Kegunaan


Kegunaan utama logam Wolfram adalah dalam baja aliasi, meskipun
sejumlah kecil menyebabkan kenaikan yang berarti dalam kekerasan dan kekuatan.
Baja “kecepatan tinggi”, yang digunakan untuk membuat alat pemotong yang tetap
keras meskipun pada panas merah, mengandung W dan Cr. Wolfram juga
digunakan untuk filament lampu. Unsur ini memberikan senyawa interstisi yang
keras, membias, dan inert secara kimiawi dengan B, C, N, atau Si pada reaksi
langsung dengan suhu tinggi. Wolfram karbida digunakan untuk melapisi alat
pemotong, dan sejenisnya (Cotton dan Wilkinson, 1989). Tungsten dan alloynya,
digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan filamen lampu pijar, tabung
elektron dan televisi, dalam proses penguapan logam, untuk titik kontak listrik pada
distributor mobil, target sinar X, unsur windings (proses pencairan logam dalam
tungku listrik) dan pemanas pada tungku listrik, dan dalam peralatan untuk suhu
tinggi dan pesawat luar angkasa. Alloy yang digunakan untuk peralatan
berkecepatan tinggi seperti Hastelloy, Stellite mengandung tungsten. Tungsten
karbida sangat penting digunakan dalam proses penempaan logam, penambangan
logam dan industri minyak bumi. Kalsium dan magnesium tungstate sangat luas
digunakan dalam pencahayaan fluoresen dan garam tungsten lainnya digunakan
dalam industri pewarna dan kimia. Tungsten disulfida adalah pelumas yang kering,
dan mampu stabil pada suhu setinggi 500ᴼC. Perunggu tungsten dan senyawa
lainnya digunakan dalam industri cat (Anonim, 2008). Selain itu, tungsten karbida
belum lama ini digunakan dalam mode intan permata sesuai sifat hypoallergenic-
nya, kenyataan bahwa kekerasannya ekstrim (tinggi), dan berkilau seperti logam
gosok lain. Sehingga digunakan sebagai alternative yang lebih murah selain intan.
Tungsten karbida juga digunakan sebagai bahan anti gores untuk perhiasan
termasuk arloji dan cincin perkawinan (Annonymous, 2001). Diinformasikan pula,
bahwa dalam pembuatan bola lampu OSRAM (didirikan pada tahun 1906 oleh tiga
perusahaan Jerman yang menggabungkan fasilitas produksi lampu mereka). Nama
dari bola lampu yang diproduksi diambil dari unsur penyusunnya yaitu OSmium
dan wolfRAM (tungsten) (Annonymous, 2001).

Peranan Biologis Wolfram


Wolfram, di nomor atom 74, merupakan unsur terberat diketahui secara
biologis fungsional, dengan yang sedang yodium terberat berikutnya (Z = 53).
Meskipun tidak dalam eukariota , wolfram digunakan oleh beberapa bakteri.
Sebagai contoh, enzimyangdisebut oxidoreductases menggunakan wolfram yang
sama seperti molibdenum dengan menggunakannya dalam-wolfram pterin
kompleks dengan molybdopterin (molybdopterin, meskipun namanya, tidak
mengandung molibdenum, tetapi kompleks molibdenum atau wolfram dapat
dengan baik digunakan oleh organisme hidup). Namun, wolfram oxidoreductases
juga dapat mengkatalisis oksidasi. Enzim wolfram yang pertama ditemukan juga
membutuhkan selenium, dan dalam hal ini pasangan wolfram-selenium dapat
berfungsi analogi ke-molybdenum sulfur pasangan dari beberapa molibdenum
kofaktor yang membutuhkan enzim. Salah satu bakteri yang memiliki enzim dalam
keluarga oksidoreduktase yang kadang-kadang menggunakan wolfram adalah
bakteri formate dehidrogenase H. Meskipun mengandung xantin dehidrogenase-
wolfram dari bakteri telah ditemukan mengandung wolfram-molydopterin dan
juga-protein terikat nonselenium, sebuah selenium molybdopterin kompleks-
wolfram belum pasti dijelaskan (Rohman, 2007).

Efek Pada Biokimia


Dalam tanah, logam wolfram menglami oksidasi menjadi anion wolfram.
Hal ini dapat selektif atau non-selektif diserap oleh beberapa organisme prokariotik
dan mungkin pengganti molibdat dalam beberapa enzim. Pengaruhnya pada
tindakan enzim ini diperkirakan bahwa eukariota mengandung-enzim tungstat akan
melembamkan tanah secara kimia menentukan bagaimana polimerisasi wolfram;
basa tanah menyebabkan monomer wolfram ; asam menyebabkan polimer wolfram
(Setiawan, 2000).
Natrium tungstatberefek pada cacing tanah. Natrium wolfram jauh kurang
toksik dibanding logam berat, tetapi wolfram sepenuhnya menghambat cacing
tanah dalamkemampuan reproduksi. Wolfram telah dipelajari sebagai antagonis
metabolisme tembaga biologis, mirip dengan peran molibdenum. Telah ditemukan
bahwa tetrathiotungstates dapat digunakan sebagai bahan kimia khelasi tembaga
biologis, mirip dengan tetrathiomolybdates (Setiawan, 2000).

Wolfram Memecah Ikatan Yang Kuat


Suatu ikatan aromatik karbon-karbon yang kuat dapat dipecah dengan
mudah oleh komplek wolfram yang dimasukkan dalam metal antara dua atom
karbon, menurut laporan dari ahli kimawi pada Columbia University
(Nature2010,463, 523). Mekanisme dari pemecahan ikatan yang tidak biasa ini,
yang diteliti pada quinoxaline dibawah kondisi yang ringan, dapat diperluas pada
sistem lainnya, kata penulis laporan ini, dengan membuka suatu jalan baru bagi
pengfungsionalisasian molekul aromatik (Setiawan, 2000).
Aaron Sattler dan Gerard Parkin menemukan bahwa kemampuan
pemecahan dari komplek wolfram ini saat mencari suatu persenyawaan yang dapat
memecahkan ikatan aromatik C–N. Mereka telah bekerja dengan kompleks
molybdenum namun memutuskan untuk mengubahnya dengan wolfram, yang
mana merupakan metal yang lebih agresif. Sattler dan Parkin terkejut untuk
menemukan bahwa pada keberadaan N-heterocyclic molekul quinoxaline,
komplek wolfram memecah ikatan aromatik C–C yang dikaitkan pada ikatan
aromatik C–N, meskipun ikatan C–N secara tipikal lebih reaktif (Setiawan, 2000).
Reaksi pemecahan ikatan karbon-karbon tidaklah umum dan secara tipikal
hanya diteliti saat ikatan C–C dipegang pada jarak yang dekat pada pusat metal,
atau pada saat pemecahan ini dibarengi dengan pelepasan tegangan energi atau
formasi suatu sistem aromatik. Aspek yang paling menjanjikan dari studi ini adalah
bahwa tipe pemecahan ini dapat diperluas pada persenyawaan transisi metal dan
substrat lainnya, dan pada akhirnya nanti mengarahkan pada suatu cara baru
pengfungsionalisasian molekul organik. Para peneliti telah meneliti rekatifitas
komplek wolfram dengan beberapa persenyawaan aromatik lain tetapi belum
meneliti pemecahan ikatan C–C yang sama (Setiawan, 2000).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
a. Kromium logam masif, berwarna putih perak, dan jika murni dengan titik
leleh kira-kira 1900oC dan titik didih kira-kira 2690oC. Logam ini sangat
tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan
Cr2O3 yang bersifat nonpori sehingga mampu melindungi logam yang
terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Dengan sifat logam yang tahan korosi,
manfaat utama kromium yaitu sebagai pelapis logam atau baja.
b. Molibdenum bersifat keras, seperti logam perak dengan titik leleh sangat
tinggi. Molibdenum biasanya digunakan untuk menjadi campuran dengan
logam lain. Campuran sendiri akan memiliki sifat berbeda dari unsur logam
yang pertama, Molibdenum biasanya sering dicampur dengan baja untuk
meningkatkan kekuatan, ketangguhan, ketahanan terhadap keausan dan
korosi, dan kemampuan untuk mengeraskan baja.
c. Wolfram murni adalah logam yang berwarna putih timah hingga abu-abu
seperti baja. Bentuk murni Wolfram digunakan terutama pada perangkat
elektronik. Senyawa dan aloy-nya digunakan secara luas untuk banyak hal,
yang paling dikenal adalah sebagai filamen bola lampu, tabung sinar-x, dan
superaloy
DAFTAR PUSTAKA

CDE Global. 2013. Chromite.


http://mining.cdeglobal.com/applications/73/chromite. 27 Februari 2015.
MiningWatch Canada. 2012. Potential Environmental Impacts of Mining and
Processing. MiningWatch Canada: Mines Alerte. Kanada.
Pariser, G. C. 2013. Ontario’s Ring of Fire: Unlocking Potential and Creating
Opportunity. PDAC Convention: Heinz H. Pariser Alloy Metals and Steel Market
Research. Toronto.
https://www.scribd.com/doc/213283010/Proses-Penambangan-Tembaga-Dan-
Emas
https://elib.bapeten.go.id/index.php?p=show_detail&id=5404
http://www.molybdenum.com.cn/Indonesia/molybdenum-
mining.html#:~:text=Molybdenum%20ditambang%20sebagai%20bijih%20utama,
%2C%20Chili%2C%20Peru%20dan%20Kanada.
https://blogs.uajy.ac.id/franstheowiranata/2015/03/02/proses-penambangan-dan-
manfaat-biji-
kromit/#:~:text=Proses%20penambangan%20biji%20kromit%20dibedakan,lainny
a%20sehingga%20mempermudah%20tahap%20concentration.
https://www.researchgate.net/publication/332725439_STUDI_KETERDAPATA
N_BIJIH_KROMIT_PADA_ENDAPAN_LATERIT_DI_KECAMATAN_KARA
NG_INTAN_KABUPATEN_BANJAR_PROVINSI_KALIMANTAN_SELATA
N

Anda mungkin juga menyukai