KARTU IDENTITAS
KONTAMINAN/POLUTAN Cr
Oleh:
1. Ginanjar Budi L. (063194213)
2. Ria Anggraini (063194214)
3. Lely Susanti (063194216)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2009
KARTU IDENTITAS KONTAMINAN / POLUTAN
Ciri-ciri fisik:
-
Fase: padat
-
Logam kristalin putih keperakan.
-
Keras tetapi rapuh
-
Tidak korosif
-
Keregangan tinggi
-
Titik leleh = 1900oC
-
Titik didih = 2690oC
-
Densitas/g cm-3 = 7.15 g/cm3
-
Kalor peleburan: 21.0 kJ/mol
-
Kalor penguapan: 339.5 kJ/mol
-
Kapasitas kalor: (25oC) 23.35 J/(mol.K)
-
Kelimpahan/ppm = 122 ppm
Ciri-ciri atom:
-
Struktur kristal: cubic body centered
-
Bilangan oksidasi: 6, 5, 4, 3, 2, 1, -1, -2
Bilangan oksidasi yang stabil ialah 6, 3, 2
-
Elektronegativitas = 1.66 (skala Pauling)
-
Energi ionisasi: ke-1: 652.9 kJ/mol
ke-2: 1590.6 kJ/mol
ke-3: 2987 kJ/mol
-
Jari-jari atom = 1.172Å
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons
Printers Pte. Ltd.
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Terjemahan oleh L. Setiono dan A.
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons
Printers Pte. Ltd.
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Terjemahan oleh L. Setiono dan A.
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
6. Efek Toksikologi
-
Bila Cr terabsorpsi melalui lambung, kulit, atau alveoli paru-paru
akan timbul iritasi dan korosif.
-
Apabila terhirup (inhalasi) dan menyerap kromium valensi 6 akan
menimbulkan iritasi saluran pernapasan bagian atas, bersin,
gangguan hidung, terjadi penyempitan pembuluh darah, spasme
bronchus, asmatik attart dan dapat mengakibatkan penderita
meninggal dunia.
-
Keracunan kromium valensi 6 yang kronis mengakibatkan
gangguan lokal yang menonjol daripada gangguan secara umum.
-
Kromium valensi 6 diduga merupakan bronkhogenik (penyebab
kanker bronkhus).
-
Logam atau persenyawaan Cr yang masuk ke dalam tubuh akan
ikut dalam proses fisiologis atau metabolisme tubuh.
Senyawa-senyawa ligan (piropospat, metionin, serin, glisin,
leusin, lisin, dan prolin) yang terdapat dalam tubuh dapat
mengubah Cr menjadi bentuk yang mudah terdifusi sehingga
dapat masuk ke dalam jaringan.
Cr dapat mengkatalisis suksinat dalam enzim sitokrom
reduktase sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
beberapa reaksi biokimia lainnya dalam tubuh.
Ion-ion Cr6+ dalam proses metabolisme tubuh akan
menghalangi atau mampu menghambat kerja enzim
benzopiren hidroksilase. Akibatnya terjadi perubahan dalam
kemampuan pertumbuhan sel, sehingga sel-sel menjadi
tumbuh secara liar dan tidak terkontrol, yang disebut dengan
kanker.
Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa Cr3+ dapat
mengendapkan RNA dan DNA pada pH 7.
Cr6+ dan Cr3+ dapat menyebabkan denaturasi pada albumin.
Daftar Pustaka
Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.
Polar, Heryanto. 1994. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta:
Rinika Cipta.
7. Identifikasi (Kualitatif)
-
Identifikasi Cr(VI) dalam ion kromat (CrO42-) berwarna kuning.
a. Penambahan asam. Kromat yang berwarna kuning akan
menjadi dikromat, berwarna jingga.
2CrO42- + 2H+ → Cr2O72- + H2O
b. Penambahan barium klorida/larutan nitrat. Terbentuk endapan
kuning barium kromat.
Ba2+ + CrO42- → BaCrO4
c. Penambahan larutan timbal(II) nitrat. Terbentuk PbCrO 4 yang
berwarna kuning.
Pb2+ + CrO42- → PbCrO4
-
Identifikasi kromium(III)
a. Penambahan larutan amonia. Terbentuk endapan seperti
gelatin yang berwarna abu-abu hijau sampai abu-abu biru,
yaitu kromium (III) hidroksida.
Cr3+ + 3NH3 + H2O → Cr(OH)3 + 3NH4+
b. Penambahan larutan natrium hidroksida. Terbentuk endapan
kromium(III) hidroksida.
Cr3+ + 3OH- → Cr(OH)3
c. Penambahan larutan natrium karbonat. Terbentuk endapan
kromium(III) hidroksida.
2Cr3+ + 3CO32- + 3H2O → 2Cr(OH)3 + 3CO2
d. Penambahan larutan natrium fosfat. Terbentuk endapan hijau
kromium(III) fosfat.
Cr3+ + HPO42- CrPO4 + H+
e. Penambahan larutan amonium sulfida. Terbentuk endapan
kromium(III) hidroksida.
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O → 2Cr(OH)3 + 3H2S
Daftar Pustaka
Lee, J. D. 1991. Inorganic Chemistry Fourth Edition. Singapore: Fong & Sons
Printers Pte. Ltd.
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima Bagian I. Terjemahan oleh L. Setiono dan A.
Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.
0,5 Series1
0,4 Linear (Series1)
0,3
0,2
0,1
0
0 5 10
Kadar (ppm)
Daftar Pustaka
Haryanto, Bayu. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). www.
google.com. Diakses 14 Oktober 2009.
Daftar Pustaka
Suardana, I Nyoman. 2008. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap
Ion Kromium(III). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains &
Humaniora,
(Online),http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/SAINS/AP
RIL_2008/I_Nyoman_Suardana.pdf. Diakses tanggal 14 Oktober 2009.