Anda di halaman 1dari 36

MODUL KIMIA UNSUR

GOLONGAN III,IVB, DAN VB

Disusun Oleh

PUTRI IRA SIBURIAN


06101281722026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ii
2019

KATA PENGANTAR

Modul ini berjudul ”UNSUR GOLONGAN IV B,VB, DAN VIB”


sebagai bahan ajar bagi siswa kelas I semester 2. Modul ini dikembangkan
dengan mengintegrasikan kompetensi pengetahuan dan sikap secara utuh
sehingga siswa memiliki pemahaman konsep dan sikap serta
tanggungjawab dalam memecahkan masalah kimia.

Materi pokok modul ini meliputi unsur transisi golongan IVB,VB,


dan VIB (sifat khas unsur, reaksi-reaksi penting,senyawa-senywa penting
dan keberadaan unsur golongan-golongan tersebut di alam). Untuk
merefleksi keberhasilan belajar, diharapkan siswa melatih diri secara
intensif dengan cara mengerjakan tugas dan evaluasi yang tersedia dalam
modul. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan, siswa dapat melihat kriteria
penilaian yang ditetapkan.

Dengan keinginan belajar yang tinggi serta upaya yang sungguh-


sungguh maka keberhasilan dapat diraih.

Penyusun

ii
GOLONGAN III B

1. SKANDIUM (SC)

Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4.


Skandium merupakan bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh
Lars Nilson pada tahun 1879 di Swedia. Skandium ditemukan dalam
mineral euxenite, thortveitile, thortvetile dan gadoline di Skandinavia dan
Madagaskar. Lars Fredik Nilson dan timnya tidak sadar tentang prediksinya
pada sumber pada tahun 1879, yang menyelidiki logam yang terdapat
sedikit di bumi. Dengan analisis spektra mereka menemukan unsur baru
dalam mineral bumi. Mereka menamakan scandium dari bahasa Latin
Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses isolasi, mereka
memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium oksida
murni (Sc2O3). Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk
menghormati Negara Skandinavia tempat ditemukannya unsure ini. Dmitri
Mendeleev menggunakan periodik unsur tahun 1869 untuk memprediksikan
keadaan dan sifat dari tiga unsur yang disebut ekaboron.Fischer, Brunger,
dan Grinelaus mengolah scandium untuk pertama kalinya pada tahun 1937,
dengan elektrolisis potassium, litium, dan scandium klorida pada suhu 700-
800ºC.
Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi
kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini
lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya
ketimbang aluminium atau titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih yang
lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat
diminati oleh perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang
dengan campuran 1:1 HNO3 dan 48% HF.
Sifat Fisika
1. Densitas : 3 g/cm3
2. Titik leleh : 1812,2 K

ii
3. Titik didih : 3021 K
4. Bentuk (25°C) : padat
5. Warna : putih perak

Sifat Atomik

1. Nomor atom : 21
2. Nomor massa : 44,956
3. Konfigurasi electron : [Ar] 3d1 4s2
4. Volume atom : 15 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 18,1 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,36
7. Energi ionisasi : - pertama : 631 kJ/mol, kedua : 1235 kJ/mol, ketiga
: 2389kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +1, +2
10. Bentuk Kristal : Hexagonal Unit Cell
Pada keadaan padat scandium mempunyai struktur kristal hexagonal.

Ø Sifat Kimia dan Reaksi Kimianya


Sifat kimia dari Skandium:

 Reaksi dengan air:


Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk
larutan yang terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) ---> 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
 Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan
membentuk scandium (III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) ---> 2Sc2O3(s)
 Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen
membentuk trihalida

ii
2Sc(s)+3F2(g) --->2ScF3(s)
2Sc(s)+3Cl2(g) ---> 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) ---> 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) ---> 2ScI3(s)

 Reaksi dengan asam


Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan
yang mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
Sc(s) + 6HCl(aq) ---> 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
Senyawa Skandium
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium
adalah
Skandium Clorida (ScCl3), Logam juga dapat diperoleh melalui proses
elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2Sc (s) + 3 Cl3 (g) → 2ScCl3 (s)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida
pada suhu 700-800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger,
Grieneisen.
Kegunaan
 Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan
dalam lampu halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
 Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy
alumunium-skandium yang dimanfaatkan dalam industri aerospace
dan untuk perlengkapan olahraga ( sepeda, baseball bats) yang
mempunyai kualitas yang tinggi.
 Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu
yang memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai
katalis dalam pembuatan Aseton.

Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan


Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa
senyawa scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu
dapat menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh.
Bersama dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada

ii
membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan
sistem syaraf.
Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan
dari pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus
terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di
dalam tubuh manusia dan hewan.
Pembuatan Senyawa Skandium
Kelimpahan dalam kerak bumi yang melimpah: 22 bagian per juta
berat, 10 bagian per juta per mol. Kelimpahan dalam tata surya yang
melimpah: 40 bagian per miliar berat, 1 bagian per miliar oleh mol

Biaya, murni: $ 1400 per 100g


Biaya, curah : $ per 100g

2 .YITRIUM (Itrium)

Saat ini yttrium (nama dari sebuah desa Swedia, Ytterby) banyak
dikenal dalam penggunaan nya sebagai superkonduktor oksida (bersama
dengan barium dan tembaga). Ini adalah bahan superkonduktor pertama
yang berfungsi pada suhu nitrogen cair. Unsur ini ditemukan pada 1789 oleh
Gadolin terisolasi dan akhirnya pada tahun 1828 oleh Wöhler. Lebih dari 15
ton oksida sekarang diproduksi setiap tahun. Selain penggunaannya dalam
penelitian superkonduktivitas, juga digunakan dalam fosfor (merah) untuk
tabung televisi berwarna.
Itrium merupakan logam berwarna keperakan. Kebanyakan yttrium
komersial dihasilkan dari pasir monasit yang juga merupakan sumber bagi
sebagian besar unsur-unsur tanah.
Itrium memiliki kilau metalik-keperakan. Itrium menyala di udara.
Itrium banyak ditemukan dalam mineral bumi. Batuan Bulan mengandung
yttrium dan itrium digunakan sebagai fosfor untuk menghasilkan warna
merah di layar televisi.
 Sifat Ytrium
Ø . Sifat Fisika
1. Densitas : 4,5 g/cm3

ii
2. Bentuk (25°C) : padat
3. Warna : perak
6. Suhu : 1.3 [atau -271,85 ° C (-457,33 ° F)] (di bawah tekanan) K

Ø. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 39
2. Nomor massa : 88,91
3. Konfigurasi elektron : [Kr] 4d1 5s2
4. Volume atom : 19,8 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 29,6 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan (Elektronegativitas)
Definisi yang digunakan sebagian besar elektronegativitas adalah
bahwa elektronegativitas sebuah unsur itu adalah kekuatan atom ketika
dalam sebuah molekul untuk menarik kerapatan elektron pada dirinya
sendiri. elektronegativitas bergantung pada sejumlah faktor dan memperinci
sebagai atom lainnya dalam molekul. Skala elektronegativitas pertama
dikembangkan oleh Linus Pauling dan skala yttrium memiliki
nilai 1,22 pada skala berjalan dari dari sekitar 0,7 (perkiraan fransium)
sampai 2,20 (untuk hidrogen) menjadi 3,98 (fluor). Elektronegativitas tidak
memiliki satuan tapi "satuan Pauling" sering digunakan ketika menunjukkan
nilai dipetakan ke skala Pauling. On the interactive plot below you may find
the "Ball chart" and "Shaded table" styles most useful. Pada titik interaktif
di bawah ini dapat dilihat bagan diagram dan tabel yang berguna.

Ada sejumlah cara untuk menghasilkan suatu himpunan bilangan


yang mewakili elektronegativitas dan tiga diberikan dalam tabel di atas.
Skala Pauling mungkin yang paling terkenal dan cukup untuk berbagai
tujuan.
7. Energi ionisasi : - pertama : 615,6 kJ/mol
- kedua : 1181 kJ/mol
- ketiga : 1979,9 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +2
10. Bentuk Struktur : Hexagonal Unit Cell

ii
Pada keadaan padat Yttrium mempunyai struktur kristal hexagonal.

. Sifat Kimia
Sifat kimia dari Yttrium adalah:
o Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air
membentuk larutan yang terdiri dari ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) → 2Y3+ (aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
o Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan
membentuk Yttrium (III) oksida
4Y(s) + 3O2(g) → 2Y2O3(s)
o Reaksi dengan halogen
Itrium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen
membentuk trihalida
2Y(s) + 3F2(g) → 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) → 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) → 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) → 2YI3(s)
o Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan
yang mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) → 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
 Senyawa – Senyawa Itrium
Logam itrium tersedia secara komersial sehingga tidak perlu untuk
membuatnya di laboratorium. Itrium ditemukan dalam mineral lathanoid
dan ekstraksi itrium dan logam lanthanoid dari bijih sangat kompleks.
Logam ini merupakan garam ekstrak dari bijih oleh ekstraksi dengan asam
sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida (NaOH). Teknik
modern untuk pemurnian campuran garam lanthanoid tersebut melibatkan
teknik kompleksasi selektif, ekstraksi pelarut, dan kromatografi pertukaran
ion.
Itrium Murni tersedia melalui reduksi YF 3 dengan logam kalsium.
2YF 3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2 2YF 3 + 2y + 3Ca → 3CaF2

ii
Yttria (oksida itrium, Y2O3), ditemukan oleh Johann Gadolin pada
1794 dalam sebuah mineral disebut gadolinite dari Ytterby. Ytterby adalah
situs dari sebuah tambang di Swedia yang berisi banyak mineral yang tidak
biasa mengandung erbium, Terbium, dan Iterbium serta yttrium. Friedrich
Wohler menyebutkan elemen murni yang diperoleh pada tahun 1828 oleh
reduksi klorida anhidrat (YCl3) dengan kalium.
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
- Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12
- Yttrium(III)Oksida Y2O3
Bagian ini berisi daftar beberapa senyawa biner dengan halogen
(dikenal sebagai halida), oksigen (dikenal sebagai oksida), hidrogen
(dikenal sebagai hidrida), dan beberapa senyawa lainnya yttrium. Untuk
setiap senyawa, sebuah bilangan oksidasi formal untuk yttrium diberikan,
tetapi kegunaan nomor ini terbatas untuk-blok elemen p pada khususnya.
Berdasarkan bilangan oksidasi, suatu konfigurasi elektron juga diberikan
tetapi dicatat bahwa untuk komponen lain, ini dilihat sebagai pedoman saja.
Istilah hidrida digunakan dalam pengertian generik untuk menunjukkan
jenis senyawa M x H y dan tidak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa
setiap senyawa kimia yang tercantum berperilaku sebagai hidrida. Dalam
senyawa dari itrium, biasanya bilangan oksidasi sebagian besar yttrium
adalah: 3.
Fluorida , Klorida , Bromida, Iodida
Itrium sangat reaktif terhadap halogen ; fluorin, F 2 ; klorin, Cl 2 ;
bromin, Br 2 ; dan yodium, I 2, untuk membentuk yttrium trihalides (III)
fluoride, YF 3 ; yttrium (III) klorida, YCl 3 ; yttrium (III) bromida, YBr 3 ;
dan yttrium (III) iodida, YI 3.
2Y(s) + 3F 2 (g) → 2YF 3 (s)
2Y(s) + 3Cl 2 (g) → 2YCl 3 (s)
2Y(s) + 3Br 2 (g) → 2YBr 3 (s)
2Y(s) + 3I 2 (g) → 2YI 3 (s)
Penggunaan
- Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai
laser selain itu untuk perhiasan yaitu stimulan pada berlian.

ii
- Yttrium (III) Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 (
Eu + Y2O3) dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV
berwarna. Yttrium oksida juga digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-
garnet yang dimanfaatkan pada microwave supaya efektif
- Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada
logam alumunium dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi
membuat nya mempunyai efektifitas dalam bekerja.
Pembuatan Yttrium
Logam Yttrium tersedia secara komersial sehingga tidak
perlu untuk membuatnya di laboratorium. Yttrium ditemukan dalam mineral
lathanoid dan ekstraksi Yttrium dan logam lanthanoid dari bijih sangat
kompleks. Logam ini merupakan garam ekstrak dari bijih oleh ekstraksi
dengan asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), dan sodium hidroksida
(NaOH). Teknik modern untuk pemurnian campuran garam lanthanoid
tersebut melibatkan teknik kompleksasi selektif, ekstraksi pelarut, dan
kromatografi pertukaran ion. Yttrium Murni tersedia melalui reduksi
YF3 dengan logam kalsium.
2YF3 + 3Ca → 2Y + 3CaF2
2YF3 + 2Y + 3Ca → 3CaF2

3.LANTHANUM
Lanthanum adalah unsur kimia dengan simbol La dan nomor atom
57. Lanthanum adalah unsur logam berwarna putih perak yang dimiliki oleh
kelompok 3 dari tabel periodik dan merupakan lantanida . Lanthanum
merupakan logam lunak, ulet, dan lembut yang mengoksidasi cepat ketika
terkena udara. Hal ini dihasilkan dari mineral monasit dan bastnäsite
menggunakan multistage proses ekstraksi kompleks. Senyawa lanthanum
memiliki banyak aplikasi sebagai katalis, aditif dalam kaca, pencahayaan
karbon untuk pencahayaan studio dan proyeksi, elemen pengapian dalam
korek api dan obor, katoda elektron,scintillators,dan lain-lain. Lanthanum
karbonat (La2(CO3)3) telah disetujui sebagai pengobatan terhadap gagal
ginjal.

ii
Lanthanum adalah unsur pertama dalam satu seri unsur-unsur yang
disebut dengan “Lanthanida”.yang sering disebut dengan gol “rare earth”
atau mineral langka. Y dan La hampir selalu tergabung dengan golongan
Lanthanida. La berwarna putih silver, lunak, dan cukup mudah diiris dengan
pisau biasa. Seluruh logam dalam golongan IIIB mudah timbul bercak noda
jika dalam udara, dan mudah terbakar seperti La2O3.
Pemisahannya dioperasikan secara komersial meliputi
pengendapan dari basa lemah larutan nitrat dengan penambahan magnesium
oksida atau gas ammonia. Pemurnian lanthanium tetap pada kondisi larutan.
Cara lain kristalisasi fraksional dibuat oleh Dimitry Mendeleev, dalam
bentuk ganda ammonium nitrat tetrahidrat, yang digunakan untuk
memisahkan lanthanum yang memiliki kelarutan kecil dari didymium yang
memiliki kelarutan lebih besar di tahun 1870. Sistem tersebut digunakan
secara komersial dalam proses pemurnian lanthanum sampai perkembangan
metode ekstraksi pelarut yang dimulai tahun 1950. Seperti pada pemurnian
lanthanum, ammonium nitrat direkristalisaikan dari air. Lanthanum relatif
mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang berdekatan
yaitu cerium yang sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan valensinya.

 Sifat Fisik dan Sifat Kimia


Ø . Sifat Fisika
Lantanium merupakan logam putih keperak-perakan, mudah dibentuk, kuat
tetapi cukup lunak untuk dipotong dengan pisau. Ia merupakan salah satu
logam yang sangat reaktif. Ia mengoksida dengan cepat jika diekspos ke
udara. Lanthanum mempunyai densitas sebesar 6,17 g/cm3. , mempunyai
titik leleh sebesar 1193,2 K serta titik didih sebesar 3693 K.

Ø . Sifat Kimia
- Reaksi dengan air
Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air
dingin tapi cukup cepat jika bereaksi dengan air panas membentuk lanthana
hidroksida dan gas hidrogen
2La(s)+6H2O(g)à2La(OH)3(aq)+3H2(g)
- Reaksi dengan oksigen

ii
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan
membentuk Lanthana (III) oksida.
4La(s) + 3O2(g) à 2La2O3(s)
- Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk
lanthana ( III) halida
2La(s) + 3F2(g) à 2LaF(s)
2La(s) + 3Cl2(g) à 2LaCl(s)
2La(s) + 3Br2(g) à2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g) à 2LaI(s)

 Kegunaan
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai
kegunaan yang spesifik. Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan
maka mereka sangat sulit untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih
termaanfaatkan dari pada bentuk murninya. sebagai contoh : “misch metal”
adalah campuran dari beberapa “rare earth” dan biasa digunakan untuk
“lighter flints’ dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar
televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa peralatan flouresen serupa.
La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi
infra merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja
maka akan meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La
digunakan sebagai material utama dalam elektroda karbon (carbon arc
electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan
dalam proses pengkilangan minyak bumi. Salah satu kegunaan senyawa-
senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk penerangan
dalam studio dan proyeksi.
Lanthanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut
dengan “hydrogen sponge” atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut
terdisosiasi menjadi atom H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan
(interstice) dalam atom-atom La. Ketika atom H kembali lepas ke udara
maka mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H.

 Reaksi Kimia

ii
- Lanthanum mudah terbakar pada 150℃
4 La + 3 O2 → 2 La2O3 + 4 La + 3O2 → 2LaO2
Namun, saat terkena udara lembab pada suhu kamar, oksida lanthanum
membentuk oksida terhidrasi dengan meningkatkan volume besar.
- Lanthanum cukup elektropositif dan bereaksi lambat dengan air dingin dan
cukup cepat dengan air panas untuk membentuk hidroksida lanthanum:
2La(s) + 6H2O(l) → 2La(OH)3(aq) + 3H2(g) + 2La(s) + 6H2O(l) →
2La(OH)3(aq) + 3H 2 (g)
- Lanthanum mudah larut dalam cairan asam sulfat untuk membentuk
solusi yang berisi La (III) ion, yang ada sebagai [La (OH2)9] 3 + kompleks
2La(s) + 3H2SO4(aq) → 2La3+ (aq) + 3SO4 2-(aq) + 3H2(g) + 2La(s) +
3H 2SO 4(aq) →
2La 3 + (aq) + 3SO4 2-(aq) + 3H2 (g)

 AKTINIUM
 Deskripsi Umum
Aktinium (diucapkan / æktɪniəm / ak-TIN-nee-əm ) adalah
radioaktif unsur kimia dengan lambang Ac dan nomor atom 89, yang
ditemukan pada tahun 1899. Aktinium merupakan unsur dari
kelompok Aktinida, sekelompok dari 15 elemen yang sama antara
aktinium dan lawrencium dalam tabel periodik. Aktinium,
dinamai aktinos dari bahasaYunani. Aktinium juga merupakan logam
radioaktif langka yang terpancar dalam gelap. Isotop aktinium yang
paling lama hidup (Ac-227) memiliki paruh 21,8 tahun. Unsur ini
diperoleh sebagai kotoran dalam bijih-bijih uranium, sebuah bijih
ditambang untuk konten uranium. Sepersepuluh dari satu gram
aktinium dapat dipulihkan dari 1 ton bijih-bijih uranium.
 Asal-Usul Penemuan
Aktinium ditemukan pada tahun 1899 oleh Andre-Louis
Debierne seorang ahli kimia Prancis yang memisahkan aktinium dari
campurannya. Aktinium dipisahkan dari bijih-bijih uranium, pada
tahun 1899 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan titanium dan

ii
pada tahun 1900 dijelaskan bahwa aktinium mirip dengan torium.
Kemudian Friedrich Oskar Giesel menemukan aktinium secara bebas
tahun 1902 sebagai substansi yang mirip dengan lantanum dan
menyebutnya "emanium" pada tahun 1904. Setelah perbandingan zat
pada tahun 1904, nama Debierne dipertahankan karena itu senioritas.
Sifat kimia actinium mirip dengan lanthanum. Kata actinium berasal
dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar. Karena Ac adalah unsur
radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap, yang
disebabkan oleh intensitas keradioaktifannya yang berwarna biru.
Aktinium ditemukan dalam jumlah sedukit dalam bijih uranium tetapi
lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara penyinaran neutron
terhadap 226 Ra dalam reactor nuklir. Logam actinium dibuat dengan
cara reduksi actinium florida dengan uap lithium pada suhu 1100-
1300ºC.
 Sifat Kimia
Aktinium menunjukkan sifat kimia yang mirip
dengan lantanum. Karena kesamaan ini pemisahan aktinium dari
lantanum dan unsur tanah jarang lainnya, yang juga ada dalam bijih
uranium menjadi sulit. Ekstraksi pelarut dan pertukaran ion
kromatografi digunakan untuk pemisahan. Hanya sejumlah senyawa
aktinium dikenal, misalnya ACF 3,AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl,
AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O, dan AcPO3. Semua senyawa yang disebutkan
adalah serupa dengan senyawa lantanum dan menunjukkan bahwa
senyawa aktinium umumnya memiliki bilangan oksidasi +3.
 Sifat Fisika
1. Densitas : 10 g/ HYPERLINK
"http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=ht
tp://en.wikipedia.org/wiki/Kilogram_per_cubic_metre&prev=/search%
3Fq%3Dactinium%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-
a%26hs%3DznD%26rls%3Dorg.mozilla:en-
US:official%26prmd%3Di&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=A
LkJrhgDZx8O5x5rVnZGZanS3u6_LBM5Zw"cm HYPERLINK

"http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.or

g/wiki/Kilogram_per_cubic_metre&prev=/search%3Fq%3Dactinium

ii
%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-
a%26hs%3DznD%26rls%3Dorg.mozilla:en-
US:official%26prmd%3Di&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=A
LkJrhgDZx8O5x5rVnZGZanS3u6_LBM5Zw"3
2. Titik leleh : 1323,2 K
3. Titik didih : 2743 K
4. Bentuk (25°C) : padat
5. Warna : putih perak
6. Kalor lebur : 14 kJ mol HYPERLINK

"http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.or

g/wiki/Kilojoule_per_mole&prev=/search%3Fq%3Dactinium%26hl%
3Did%26client%3Dfirefox-
a%26hs%3DznD%26rls%3Dorg.mozilla:en-
US:official%26prmd%3Di&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=A
LkJrhji89P6mWZx-r-wna3-ofUALvRolA"-1
7. Panas penguapan : 400 kJ mol HYPERLINK

"http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.or

g/wiki/Kilojoule_per_mole&prev=/search%3Fq%3Dactinium%26hl%
3Did%26client%3Dfirefox-
a%26hs%3DznD%26rls%3Dorg.mozilla:en-
US:official%26prmd%3Di&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=A
LkJrhji89P6mWZx-r-wna3-ofUALvRolA"-1
8. Kapasitas bahan : (25 ° C) 27,2 J mol -1 K -1

 Kegunaan
Sifat keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari
radium, sehingga memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai
sumber neutron. Sebaliknya, aktinium jarang digunakan dalam bidang
Industri. Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam
suatu generator untuk memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat
digunakan sebagai agen untuk penyembuhan secara “radio-
immunoterapi”.

ii
 Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Aktinium-227 bersifat sangat radioaktif dan berpengaruh buruk
pada kesehatan. Bahaya dari aktinium sama dengan bahaya dari
plutonium. Bahaya terbesar dari raioaktif unuk kehidupan
sebagaimana kita ketahui adalah bahaya bagi sistem reproduksi dan
penurunan sifat. Bahkan dengan dosis rendah bersifat karsinogenik
yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Pertumbuhan
teknologi nuklir telah membawa sejumlah besar pengeluaran zat
radioaktif ke atmosfir, tanah, dan lautan. Radiasi membahayakan dan
terkonsentrasi dalam rantai makanan, sehingga membahayakan bagi
manusia dan hewan.

 Reaksi Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) → 2Ac2O3(s)
Senyawa Aktinium
Misalnya ACF 3, AcCl 3, AcBr 3, AcOF, AcOCl, AcOBr, Ac 2 S 3, Ac2O,
dan AcPO3.

4.8. Pembuatan Aktinium


Aktinium ditemukan dalam jumlah sedikit dalam bijih uranium
tetapi lebih banyak dibuat dalam satuan mg dengan cara penyinaran
neutron terhadap 226Ra dalam reactor nuklir.
226Ra (n,ɣ) 41,2 menit 227Ac
Logam aktinium juga dibuat dengan cara reduksi aktinium florida
dengan uap lithium pada suhu 1100-1300ºC.
AcF3 + 3Li(g) Ac(s) + 3LiF

 Kesimpulan
Sifat Unsur-Unsur Golongan IIIB

ii
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin
bertambah besar. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan
jari-jari semakin pendek.
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi
unsur golongan IIIB semakin menurun.
- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas
semakin kecil.
- Unsur golongan IIIB terdiri dari : Skandium (Sc), yitrium
(Itrium), lanthanum, dan Aktinium.
 Saran
Dari pembuatan makalah kimia anorganik ini tentang unsur
golongan IIIB, maka untuk pembuatan makalah selanjutnya
diharapkan penulis dapat menyajikan penjabaran materi yang lebih
banyak lagi.

ii
GOLONGAN IVB

1. TITANIUM (Ti)
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki symbol Ti dan
nomor atom 22 yang ditemukan pada tahun 1791 tetapi tidak diproduksi secara komersial
hingga tahun 1950-an. Titanium ditemukan di Inggris oleh William Gregor dalam 1791 dan
dinamai oleh Martin Heinrich Klaproth untuk Titan dari mitologi Yunani.

Titanium ditemukan di meteorit dan telah dideteksi di dalam matahari serta pada
bintang tipe-M, yaitu jenis bintang dengan suhu terdingin dengan temperatur permukaan
sebesar 32000F atau 57900F. Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan
keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%. Titanium juga terdapat dalam mineral rutile (TiO2),
ilmenite (FeTiO3),dan sphene, dan terdapat dalam titanatedan bijih besi. Dari mineral-
mineral ini, hanya Rutile dan ilmenite memiliki kegunaan secara ekonomi, walaupun sulit
ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi. Keberadaan Titanium dengan bijih berupa ilmenit
berada di bagian barat Australia, Kanada, Cina, India, Selandia Baru, Norwegia, dan Ukraina.
Rutile dalam jumlah banyak pun juga ditambang di Amerika Utara dan Afrika Selatan dan
membantu berkontribusi terhadap produksi tahunan 90.000 ton logam dan 4,3 juta ton
titanium dioksida . Jumlah cadangan dari titanium diperkirakan melebihi 600 juta ton.

Sifat-Sifat Titanium

Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat
jenis rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik.
Jika logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat ductile. Titanium merupakan satu-
satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki resistansi
terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya,
gas klor dan solusi klorida. Titanium murni diketahui dapat menjadi radioaktif setelah
dibombardir dengan deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar
gamma. Ketika sinar gamma ini direaksikan dengan oksigen, dan ketika mencapai suhu 550
° C (1022 ° F) , sinar tersebut bereaksi dengan klorin. Sinar ini kemudian bereaksi dengan
halogen yang lain dan menyerap hidrogen.

ii
Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara
perlahan-lahan pada suhu 8800C. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh
manusia (physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi
dengan dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.

Sifat Fisik

Titanium bersifat paramagnetik (lemah tertarik dengan magnet) dan memiliki


konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup rendah.

Sifat Fisik Keterangan

Fasa Padat
Massa jenis 4,506 g/cm3 (suhu kamar)
Massa jenis cair 4,11 g/cm3 (pada titik lebur)
Titil lebur 1941 K (16680C,30340F)
Titik didih 3560 K(32870C, 59490F)
Kalor peleburan 14,15 kJ/mol
Kalor penguapan 425 kJ/mol
Kapasitas kalor (250C) 25,060 J/mol.K
Penampilan Logam perak metalik

Tabel.Sifat-Sifat Fisik Titanium


Tekanan Uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10k 100k
T (K) 1982 2171 2403 2692 3064 3558

Sifat Kimia

Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap korosi yang
sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO2), hampir sama seperti platinum,
resistan terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram Pourbaix menunjukkan bahwa
titanium adalah logam yang sangat reaktif, tetapi lambat untuk bereaksi dengan air dan udara.

 Reaksi dengan Air


Titanium akan bereaksi dengan air dan membentuk Titanium dioksida danhydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) → TiO2(s) + 2H2(g)

 Reaksi dengan udara.

ii
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida, dengan
warna nyala putih yang terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan
menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) → TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) →TiN(s)

 Reaksi dengan Halogen.


Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan
Fluor berlangsung pada suhu 200°C.
Ti(s) + 2F2(s) → TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) → TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) → TiI4(s)
 Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperaturenormal tetapi
dengan asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) → 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
 Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keadaan
panas.

Titanium terbakar di udara ketika dipanaskan menjadi 1200 ° C (2190 ° F) dan pada
oksigen murni ketika dipanaskan sampai 610 ° C (1130 ° F) atau lebih , membentuk titanium
dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat dicairkan dalam udara terbuka sebelum titik
lelehnya tercapai, jadi mencair hanya mungkin terjadi pada suasana inert atau dalam
vakum. 2 ] Titanium juga merupakan salah satu dari sedikit elemen yang terbakar di gas
nitrogen murni (Ti terbakar pada 800 ° C atau 1.472 ° F dan membentuk titanium nitrida).
Titanium tahan untuk melarutkan asam sulfat dan asam klorida, bersama dengan gas klor,
larutan klorida, dan sebagian besar asam-asam organik.

Tabel 5.Sifat-Sifat Kimia Titanium

Sifat Kimia Keterangan

ii
Nama, Lambang, Nomor atom Titanium, Ti,22

Deret Kimia Logam transisi

Golongan, Periode, Blok 4,4,d

Jumlah elektron tiap kulit 2,8,10,2

Struktur Kristal Hexagonal

Bilangan oksidasi 4

Elektronegativitas 1,54 (skala Pauling)

Jari-jari atom 140 pm

Jari-jari atom (terhitung) 176 pm

Jari-jari kovalen 136 pm

Proses Pembuatan

Titanium diproduksi menggunakan proses Kroll. Langkah-langkah yang terlibat termasuk


ekstraksi, pemurnian, produksi spons, pembuatan paduan, dan membentuk dan membentuk.
Di Amerika Serikat, banyak produsen spesialis dalam fase yang berbeda dari produksi ini.
Misalnya, ada produsen yang hanya membuat spons, yang lain yang hanya mencair dan
menciptakan paduan, dan yang lain yang menghasilkan produk akhir. Saat ini, tidak ada
produsen tunggal melengkapi semua langkah ini.

 Pencabutan

Pada awal produksi, produsen menerima titanium konsentrat dari tambang. Sementara
rutil dapat digunakan dalam bentuk alami, ilmenit diproses untuk menghilangkan zat besi
sehingga berisi titanium dioksida paling sedikit 85%. Bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam
reaktor fluidized-tempat tidur bersama dengan gas klor dan karbon. Materi yang dipanaskan
sampai 1.652 ° F (900 ° C) dan hasil reaksi kimia berikutnya dalam penciptaan murni
titanium tetraklorida (TiCl4) dan karbon monoksida. Kotoran adalah hasil dari kenyataan

ii
bahwa titanium dioksida murni tidak digunakan di awal. Oleh karena itu berbagai klorida
logam yang tidak diinginkan yang dihasilkan harus dibuang.

 Pemurnian

logam bereaksi dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan dipanaskan. Selama
langkah ini, kotoran dipisahkan dengan menggunakan distilasi fraksional dan presipitasi.
Tindakan ini menghilangkan klorida logam termasuk besi, vanadium, zirkonium, silikon, dan
magnesium.

 Produksi spon.

Selanjutnya, dimurnikan titanium tetraklorida ditransfer sebagai cairan ke bejana reaktor


stainless steel. Magnesium kemudian ditambahkan dan wadah dipanaskan sampai sekitar
2012 ° F (1.100 ° C). Argon dipompa ke dalam wadah sehingga udara akan dihapus dan
kontaminasi dengan oksigen atau nitrogen dicegah. Magnesium bereaksi dengan klor
menghasilkan magnesium klorida cair. Hal ini membuat padat titanium murni karena titik
leleh darititanium lebih tinggi dari reaksi

Padatan titanium dikeluarkan dari reaktor dengan membosankan dan kemudian diobati
dengan air dan asam klorida untuk menghapus kelebihan magnesium dan magnesium klorida.
Padatan yang dihasilkan adalah logam berpori yang disebut spons.

Spons titanium murni kemudian dapat diubah menjadi paduan yang dapat digunakan
melalui tanur habis-elektroda. Pada titik ini, spons dicampur dengan penambahan paduan
berbagai besi tua. Proporsi yang tepat dari spons untuk bahan paduan diformulasikan di
laboratorium sebelum produksi. Massa ini kemudian ditekan ke compacts dan dilas bersama-
sama, membentuk elektroda spons.

Elektroda spons kemudian ditempatkan dalam tungku busur vakum untuk mencair.
Dalam wadah air-cooled, tembaga, busur listrik digunakan untuk melelehkan elektroda spons
untuk membentuk ingot. Semua udara dalam wadah yang baik dihapus (membentuk ruang
hampa) atau atmosfer diisi dengan argon untuk mencegah kontaminasi. Biasanya, ingot
tersebut remelted satu atau dua kali untuk menghasilkan ingot diterima secara komersial. Di
Amerika Serikat, paling ingot dihasilkan dengan metode ini berat sekitar 9.000 lb (4,082 kg)
dan 30 di (76,2 cm) di diameter.

ii
Setelah ingot dibuat, tersebut akan dihapus dari tungku dan diperiksa dari kerusakan.
Permukaan dapat dikondisikan seperti yang diperlukan untuk pelanggan. Ingot kemudian
dapat dikirim ke produsen barang jadi di tempat yang dapat digiling dan dibuat menjadi
berbagai produk.

 Produk samping / Limbah

Selama produksi titanium murni sejumlah besar magnesium klorida yang dihasilkan.
Bahan ini didaur ulang dalam sel daur ulang segera setelah diproduksi. Sel daur ulang
pertama memisahkan logam magnesium keluar maka gas klor dikumpulkan. Kedua
komponen yang digunakan kembali dalam produksi titanium.

kegunaan

1 bidang kedokteran

Karena bersifat non-feromagnetik, Titanium digunakan untuk mengganti tulang yang


hancur atau patah. Dan juga titanium digunakan sebagai pengganti sendi. Digunakan juga
inplant gigi karena kemampuannya yang luar biasa untuk berpadu dengan tulang hidup. Serta
digunakan untuk terapi kesehatan

2 bidang industri

Hasil titanium digunakan dalam bentuk titanium dioksida sejenis pigmen putih terang yang
kekal dengan kuasa liputan yang baik untuk cat, kertas, gigi dan plastik. Kegunaan lainnya
untuk penukar panas dan bejana yang bertekanan tinggi serta pipa tahan korosi memakai
bahan titanium.

3 aplikasi lain

 Alloy titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan laut, dan dapat
juga digunakan perkakas dapur.
 Titanium dialloykan bersama vanadium digunakan dalam kulit luar pesawat terbang,
peralatan pendaratan dan saluran hodrolik.
 Titanium digunakan sebagai pemanas dan pendingin akuarium air asin dan piau juru
selam.

ii
 Titanium tetraklorida, cairan tak berwarna yang digunakan untuk melapisi kaca.
 Titanium dioksida digunakan pelindung matahari karena ketahanan terhadap ultra
ungu
 Material yang digunakan untuk pengganti bahan piston
 Titanium dengan kekerasannya digunakan untuk melapisi alat potong seperti bor, dan
juga sebagai alat penghalang logam dalam fabrikasi semikonduktor.

2. ZIRKONIUM (Zr)
Zirkonium adalah sebutan untuk logam berwarna putih abu-abu, berbentuk kristal
(amorf), lunak, dapat ditempa dan diulur bila murni juga tahan terhadap udara bahkan api.
Logam yang ditemukan oleh M.H. Kalaproth pada tahun 1788 dalam bentuk mineral zircon
ini tidak ditemukan di alam dalam bentuk bebas tetapi sebagi oksida atau silikat dalam kerak
bumi dan bebatuan dalam kadar kecil. Logam ini memiliki lambing Zr dengan nomor atom
relative 91,224. Zirkonium ditemukan dalam jumlah banyak di bintang-bintang tipe S, dan
juga telah diidentifikasikan dalam matahari dan meteor. Analisis bebatuan bulan yang
diambil dari berbagai misi Apollo menunjukkan kandungan zirkonium yang tinggi,
dibandingkan dengan bebatuan bumi.
Sifat-sifat Zirkonium
a. Sifat Fisika
Nama unsur : Zirkonium
Lambang : Zr
Golongan : IVB
Periode :5
Blok :d
Jenis unsur : Logam transisi
Nomor atom : 40
Massa atom standar : 91.224
Konfigurasi elektron : 2,8,18,10,2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d2 5s2
[Kr] 4d2 5s2
Bilangan kuantum utama (n) = 4
Bilangan kuantum azimuth (l) =2

ii
Bilangan kuantum magnetik (m) = -1
Bilangan kuantum spin (s) = +1/2

ii
Energi ionisasi
Pertama : 640.1 kJ/mol1
Zirkonium adalah logam kuat, bisa ditempa, ulet, dan berwarna perak abu-abu.
Sifat kimia dan fisika logam ini mirip dengan titanium. Zirkonium sangat tahan
terhadap panas dan korosi. Zirkonium lebih ringan dari baja dan kekerasannya
mirip dengan tembaga. Saat berada dalam bentuk bubuk, logam ini dapat secara
spontan menyala di udara, terutama pada suhu tinggi. Zirkonium bubuk
berwarna hitam dan dianggap berbahaya karena mudah terbakar.
Sifat Kimia
Reaksi dengan Air
Zirkonium tidak bereaksi dengan air pada keadaan di bawah normal.
Reaksi dengan Udara
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan
membentuk Zirkonium oksida.
Zr(s) + O2(g) → ZrO2(s)
Zirkonium dioksida (ZrO2), kadang-kadang dikenal sebagai zirkonia
(jangan dikelirukan dengan zirkon), adalah kristal putih oksida dari zirkonium.
Zirconia sebagai oksida murni tidak ditemukan di alam, akan tetapi zirconia
biasa ditemukan dalam baddeleyite and zircon (ZrSiO4) yang merupakan
sumber utama dari material ini. Dari kedua sumber zirconia tersebut, zircon
yang didapat memiliki kemurnian yang rendah, dan harus melaliu proses-proses
tertentu untk menghasilkan zirconia. Dalam memproses zirconia dilakukan
pemisahan dan penghilangan material-material yang tidak diinginkan serta
impurities yang ada, yaitu zircon-silika.
Zirconia (ZrO2) merupakan oksida logam yang memiliki sifat polimorfi
yaitu tiga macam struktur Kristal antara lain: monoklinik (m-ZrO2), tetragonal
(t-ZrO2) dan kubik (c-ZrO2).

2.3 Reaksi- reaksi Zirkonium


Reaksi dengan Halogen
Zirkonium bereaksi dengan Halogen membentuk Zirkonium (IV)
Halida.
Zr(s) + 2F2(g) → ZrF4(s)
Zr(s) + 2Cl2(g) → ZrCl4(s)
Zr(s) +2Br2(g) → ZrBr4(s)
Zr(s) + 2I2(g) → ZrI4(s)
Reaksi dengan Asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam Zirkonium bereaksi dengan
asam. Zirkonium tidak dapat bercampur dengan asam hidrofluorik, HF,
membentuk kompleks fluoro.

2.4 Pembuatan
1.Proses Klorinasi
Klorinasi Zirkon dilakukan dengan mengubah zirkon kedalam bentuk
zirkonium karbida dengan menggunakan graphite pada graphite lined
arcfurnace dengan temperatur proses 1800oC :
ZrSiO4 + 4C → ZrC + SiO + 3CO
Silicon monoxide menguap pada temperatur 1800oC. Setelah itu ZrC
diubahmenjadi ZrCl dengan cara klorinasi pada temperatur 500oC:
ZrC + 2Cl2 → ZrCl4+ C
Pada perkembangannya, Zirkon dan karbon dicampurkan dan
diklorinasi padatemperatur 1200oC dan menghasilkan ZrCl, pada satu proses
saja.
ZrSiO4 + 4C + 4Cl2 → ZrCl4 + SiCl4 + 4CO
2. Proses Alkali Fusion
Dikembangkan oleh Ames Laboratory of the U.S. Atomic Energy
Commission. Proses ini cocok untuk memisahkan hafnium darizirkonium
dengan menggunakan solvent extraction dari suatu larutan aqueous.
Pertama, Pasir zirkon dengan fraksi 1 sampai 1.5 kali berat sodium
hydroxide dicampurkan. Kemudian dipanaskan pada suatu furnace pada
temperatur 565oC. Sodium hydroxide meleleh pada temperatur 318oC dan pada
temperatur lebih tinggi sodium hydroksida akan bereaksi dengan pasir zirkon.
4NaOH + ZrSiO4 → Na2ZrO3 + Na2SiO3 + 2H2O
Steam kemudian dilarutkan sehingga campuran menjadi berfasa viscous
dan berubah menjadi fragile-porous solid (“frit”) saat temperatur mencapai
530oC. Setelah pendinginan, fragile-porous solid dipecah dandilakukan
leaching menggunakan air, dimana terjadiekstraksi Na2SiO3. Residu kemudian
di-leaching dengan menggunakan asam yang melarutkan Na2ZrO3.
3. Proses Fluosilicate Fusion
Digunakan di Uni Soviet untuk menghasilkan feed pada separasi
hafnium dari zirkonium dengan fractional crystallization dari K2MF6. Zirkon
dihancurkan sampai ukuran 200 mesh dandicampur dengan potassium
flousilicate dan potassiumklorida. Campuran tersebut disinter dalam sebuah
rotary furnace pada temperatur 650 dan 700oC. Reaksi yang terjadi adalah :
ZrSiO4 + K2SiF6 → K2ZrF6 + 2SiO2
Produk hasil proses sinter tersebut didinginkandan dihancurkan sampai
berukuran 100 mesh dan dilakukan proses leaching pada temperatur 85oC
dengan HCl 1%. Hasilnya di-filter pada temperature 80oC lalu didinginkan agar
terbentuk kristal K2ZrF6 (serta K2HfF6) yang kemudian disaring dan dicuci
dengan air.
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan dalam proses pembuatan
zirconium, yaitu:
1. Proses Kroll, meliputi reduksi dari uap tethrachloride darileburan
magnesium.
2. Proses hot wire, meliputi dekomposisi dari iodide.
3. Elektrolisis dari double potassium floride yang dilarutkankstraksi
zirconium dari zircon, yaitu dari lelehan garam.
2.5 Kelimpahan di Alam
Alam semesta : 0,05 ppm
Matahari : 0,04 ppm
Karbon meteorit : 6,7 ppm
Kerak Bumi : 130 ppm
Air laut : 9 x 10-6 ppm
Manusia : 50 ppb berat

2.6 Keberadaan di Alam


Zirkonium berasal dari bijih utama mineral zirkon (zirconium silicate,
ZrSiO4) dan baddleyite (zirconium oxide, ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai
dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung
unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan
warna pada zirkon bervariasi, seperti putih bening hingga kuning, kehijauan,
coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap, sisitim kristal monoklin,
prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai logam, belahan
sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5–7,5, berat jenis 4,6–5,8, indeks
refraksi 1,92–2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur 2.5000oC. Deposit ini
terdapat di US, Australia, dan Brasil.
Zirkon ditemukan umumnya pada batuan beku dan dalam kerikil serta
pasir sebagai batuan beku hasil erosi. Dalam bentuk ini, zirkonsering
bercampur dengan silika, ilmenit, dan rutil. Sebagian besardari zirkon yang
digunakan dalam industri saat ini berasal dari pasirdan kerikil.

2.7 Kegunaan
.
1. Biasanya digunakan untuk komponen dalam deodorant, bola lampu,
filament, dan batu permata buatan.
2. Logam zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan
korosi dan tidak menyerap neutron. Zircaloy merupakan aliase
zirkonium yang penting untuk penyerapan nuklir, seperti menyalut
bagian-bagian bahan bakar.
3. Zr banyak digunakan dalam reaktor nuklir sebagai air-cooled.
4. Zirkonium digunakan dalam industri baja untukmenghilangkan
nitrogen dan belerang dari besi, sehinggadapat meningkatkan kualitas
dari baja.
5. Zr ditambahkan ke besi untuk menciptakan sebuah paduan yang dapat
meningkatkan machinability, ketangguhan, dan keuletan.
6. Zirkonium Foil digunakan untuk ignition-flash material pada
photography bulb.
7. Sponged Zirkonium banyak digunakan pada industri militer.
8. Zirkonium dan paduannya dengan Al, Fe, Ti, atau Vdigunakan pada
vacuum tube, pada pipa gas dan pada ultra-high-purity environment di
industri semikonduktor.
9. Zirkonium powder merupakan sumber panas pada alat peledak dan
alat pembakar untuk berbagai kegunaan, termasuk untuk automotive
air bag inflator.
10. Zirkonium juga digunakan untuk konstruksi reaktor kimia dimana
ketahanan korosi sangat dibutuhkan.
11. Zirkonium yang bercampur dengan titanium, nikel, tembaga
menghasilkan Liquidmetal. Liquidmetal adalah sejenis amorphous
metal alloys hasil pengembangan California Institute of Technology.
Sifat bahan ini sangat kuat dan ringan. Apabila disentuh,
permukaannya halus seperti kaca.
12. Cubic Zirconia memiliki kandungan Zirconium Oxide dengan warna
alami.
13. Zirconium oxyclorida, sebagai bahan pelapis (coating) pada tekstil.
14. Zirkonium hydrat sebagai moderator neutron.
15. Zirkonium karbonat sebagai obat ( berbentuk salep) utntuk melawan
racun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
16. Dalam industri kimia, zirkonia digunakan untuk pembuatan zirconium
sulfat, H2ZrO2(SO4)2.3H3O. bahan kimia ini sangat penting karena
merupakan bahan dasar dalam pembuatan kimia zirkonium lainnya.
Zirkonium sulfat digunakan sebagai bahan untuk penyamakan kulit
(tanning leather) dan bahan tambahan pada pigmen titania (berfungsi
sebagai pengatur pigmen)
3. HAFNIUM
Hafnium digunakan dalam filamen dan elektroda. Beberapa proses fabrikasi
semikonduktor menggunakan oksida untuk sirkuit terpadu pada 45 nm dan
panjang fitur yang lebih kecil. Beberapa superalloy yang digunakan untuk
aplikasi khusus mengandung hafnium dalam kombinasi dengan niobium,
titanium, atau tungsten.
Sifat-sifat Hafnium
a. Sifat Fisik
Simbol : Zr
Radius Atom : 1.6 Å
Volume Atom : 14.1 cm3/mol
Massa Atom : 91.224
Titik Didih : 4682 K
Radius Kovalensi : 1.45 Å
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 6.51 g/cm3
Konduktivitas Listrik : 2.3 x 106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.33
Konfigurasi Elektron : [Kr]4d2 5s2
Formasi Entalpi : 21 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 22.7 Wm-1K-1
Potensial Ionisasi : 6.84 V
Titik Lebur : 2128 K
Bilangan Oksidasi :4
Kapasitas Panas : 0.278 Jg-1K-1
Entalpi Penguapan : 590.5 kJ/mol
b. Sifat Kimia
Hafnium adalah logam yang ditemukan oleh Dirk Coster tahun 1923
memiliki tampilan yang berkilau seperti perak dengan symbol Hf bernomor
atom 72. Logam ini resistan terhadap korosi dan mempunyai sifat fisika dan
kimia yang mirip dengan Zirkonium. Logam ini memiliki kemiripan
konfigurasi elekthanide contraction (q.v).

3.5 Reaksi dan Senyawanya


Logam Hafnium resistan terhadap kondisi alkali, namun Hafnium
bereaksi dengan Halogen membentuk Hafnium Tetrahalides, misalnya HfCl4,
Hf F4. Selain itu, pada temperature tinggi, Hafnium dapat bereaksi dengan
Oksigen membentuk HfO2, dengan Nitrogen membentuk HfN yang mana
mempunyai titik didih 33050C dengan Karbon membentuk HfC, dengan
Melting Point mendekati 38900C ,dan Boron, Silikon serta Sulfur.
●Reaksi dengan Air
Tidak bereaksi dengan air di bawah kondisi normal.
●Reaksi dengan Udara
Hf (s) + O2 (g) → HfO2 (s)
●Reaksi dengan Halogen
Hf (s) +2F2 (g) → HfF4 (s)

3.6 Cara Memperolehnya


Logam hafnium pertama kali dipersiapkan oleh van Arkel dan deBoer
dengan melewatkan uap tetraiodida di atas filamen tungsten yang
dipanaskan.Hampir semua logam hafnium sekarang ini diproduksi dengan
mengurangi tetraklorida dengan magnesium atau dengan sodium (proses Kroll).

3.7 Kegunaan Hafnium


1. Hafnium digunakan untuk batang kontrol reaktor nuklir karena
kemampuannya menyerap neutron dan sifat ketahanan mekanik dan korosi
yang baik. Ini sangat kontras dengan zirkonium, yang meski secara kimia
sangat mirip dengan hafnium, sangat buruk dalam menyerap neutron. Oleh
karena itu Zirkonium digunakan pada lapisan bawah (lapisan luar) batang
bahan bakar yang melaluinya neutron dapat berjalan dengan mudah.
2. Hafnium juga digunakan dalam lampu kilat fotografi, filamen lampu, dan
peralatan elektronik sebagai katoda dan kapasitor.
3. Paduan hafnium dengan beberapa logam lainnya, seperti besi, niobium,
tantalum dan titanium.
4. Paduan hafnium-niobium mempunyai daya tahan panas dan digunakan dalam
aplikasi ruang angkasa, seperti mesin roket ruang angkasa.
5. Hafnium karbida digunakan untuk memasang tungku / pembakaran suhu
tinggi karena sifat refraktorinya (tidak meleleh pada suhu tinggi).
6. Senyawa berbasis Hafnium digunakan di isolator gerbang pada rangkaian
terpadu 45 nm untuk komputer.
7. Senyawa berbasis oksida Hafnium diperkenalkan ke dalam chip berbasis
silikon untuk menghasilkan prosesor dengan kapasitas lebih kecil dan lebih
hemat energi dan kinerja

4. RUTHERFORDIUM
Unsur ini merupakan unsur sintetik yang merupakan isotop yang
mengalami peluruhan melalui reaksi fisi yang berjalan spontan. Kelimpahannya
belum diketahui prosentasenya di alam secara pasti. Rutherfordium adalah
unsur kimia dalam tabel periodik berlambang Rf dengan nomor atom
104.Merupakan unsur sintetik yang amat radioaktif. Unsur ini adalah unsur
transaktinida pertama dan diperkirakan mempunyai sifat yang mirip dengan
Hafnium.
4.1 Sifat Fisik dan Kimia Senyawa Rutherfordium

Simbol : Rf

Radius Atom : Å
Volume Atom : cm3/mol

Massa Atom : -261

Titik Didih : K

Radius Kovalensi : Å

Struktur Kristal : n/a

Massa Jenis : g/cm3

Konduktivitas Listrik : x 106 ohm-1cm-1

Elektronegativitas : n/a

Konfigurasi Elektron : [Rn]5f14 6d2 7s2

Formasi Entalpi : kJ/mol

Konduktivitas Panas : Wm-1K-1

Potensial Ionisasi : V

Titik Lebur : K

Bilangan Oksidasi : n/a

Kapasitas Panas : Jg-1K-1

Entalpi Penguapan : kJ/mol

Kegunaan Rutherfordium
Adapun kegunaan dari unsur Rutherfordium ini belum diketahui karena
unsur Rutherfordium ini merupakan unsur transuranium yang termasuk
transaktinida, yang berarti bahwa memiliki nomor atom lebih besar dari nomor
atom Uranium (92), dan semua unsur yang memiliki nomor atom lebih dari 92
tidak ditemukan di alam. Kesemua unsur tersebut termasuk Rutherfordium
merupakan unsur radioaktif dengan waktu paruh lebih pendek daribumi,
sehingga atom-atom ini jika pernah ada di bumi telah lama meluruh.

UNSUR GOLONGAN V B
VANADIUM
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit,
roskolit, vanadinit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat
penting. Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi,
juga terdapat dalam minyak mentah sebagai senayawa kompleks organik.
Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor.
Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber
Vanadium yang sangat penting. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh
dengan mereduksi vanadium triklorida dengan magnesium atau dengan
campuran magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium
dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium dalam sebuah tabung
bertekanan, proses yang dikembangkan oleh McKenie dan Seybair.

Anda mungkin juga menyukai