Anda di halaman 1dari 76

GOLONGAN III B

Perbandingan Sifat Unsur-Unsur Golongan IIIB


a. Ukuran Atom
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar, jumlah kulit
elektron semakin banyak.Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin
pendek, karena ukuran inti semakin ke kanan semakin besar, daya tarik inti dengan elektron
semakin kuat.

b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini dikarenakan massa
atom relative yang semakin besar pula tetapi menempati volume yang hampir sama.

c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang
terikat paling lemah dari suatu atom netral atau dalam keadaan gas.

Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB semakin
menurun, karena dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti
dengan elektron terluar semakin lemah, maka energi ionisasinya semakin kecil.

d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom unsur
lain.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas unsur golongan IIIB semakin
kecil, karena jari-jarinya semakin besar, volumenya semakin besar dan daya tarik inti dan
elektron semakin lemah.

Unsur-Unsur Golongan IIIB

1. SCANDIUM
Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4. Skandium merupakan
bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh Lars Nilson pada tahun 1879 di Swedia.
Skandium ditemukan dalam mineral euxenite, thortveitile, thortvetile dan gadoline di
Skandinavia dan Madagaskar. Lars Fredik Nilson dan timnya tidak sadar tentang prediksinya
pada sumber pada tahun 1879, yang menyelidiki logam yang terdapat sedikit di bumi.
Dengan analisis spektra mereka menemukan unsur baru dalam mineral bumi. Mereka
menamakan scandium dari bahasa Latin Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses
isolasi, mereka memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium oksida murni
(Sc2O3). Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk menghormati Negara Skandinavia
tempat ditemukannya unsure ini.
Dmitri Mendeleev menggunakan periodik unsur tahun 1869 untuk memprediksikan keadaan
dan sifat dari tiga unsur yang disebut ekaboron.Fischer, Brunger, dan Grinelaus mengolah
scandium untuk pertama kalinya pada tahun 1937, dengan elektrolisis potassium, litium, dan
scandium klorida pada suhu 700-800C.

A. Sifat Fisika
1. Densitas : 3 g/cm3
2. Titik leleh : 1812,2 K
3. Titik didih : 3021 K
4. Bentuk (25C) : padat
5. Warna : putih perak

B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 21
2. Nomor massa : 44,956
3. Konfigurasi electron : [Ar] 3d1 4s2
4. Volume atom : 15 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 18,1 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,36
7. Energi ionisasi : - pertama : 631 kJ/mol
- kedua : 1235 kJ/mol
- ketiga : 2389 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +1, +2
10. Bentuk Kristal : Hexagonal Unit Cell
Pada keadaan padat scandium mempunyai struktur kristal hexagonal.

C. Sifat Kimia
Sifat kimia dari Skandium:
Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari
ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk scandium
(III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) 2Sc2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Sc(s) + 3F2(g) 2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) 2ScI3(s)
Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc
(III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6HCl(aq) 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

D. Aplikasi
Salah satu bentuk senyawa yang ditemukan dalam unsure Skandium adalah Skandium
Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu halide, serat optic,
keramik elektrolit dan laser.
Logam ini juga dapat diperoleh melalui proses elektrolisis dengan reaksi sebagai berikut :
2ScCl3 (s) 2Sc (s) + 3 Cl3 (g)
elektrolisa ini berasal dari leburan dari potassium, lithium, scandium klorida pada suhu 700-
800 0C. Penelitian ini dilakukan oleh Fischer, Brunger, Grieneisen. Aplikasi utama dari
unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium-skandium yang dimanfaatkan dalam industri
aerospace dan untuk perlengkapan olahraga ( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas
yang tinggi. Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang
memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam pembuatan
Aseton.

E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa senyawa scandium
mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada
liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan
kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan
sistem syaraf.
Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan
perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan
memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
SCANDIUM

Simbol : Sc
Radius Atom : 1.62
Volume Atom : 15 cm
3
/mol
Massa Atom : 44.9559
Titik Didih : 3109 K
Radius Kovalensi : 1.44
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 2.99 g/cm
3

Konduktivitas Listrik : 1.5 x 10
6
ohm
-1
cm
-1

Elektronegativitas : 1.36
Konfigurasi Elektron : [Ar]3d1 4s2
Formasi Entalpi : 16.11 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 15.8 Wm
-1
K
-1

Potensial Ionisasi : 6.54 V
Titik Lebur : 1814 K
Bilangan Oksidasi : 3
Kapasitas Panas : 0.568 Jg
-1
K
-1

Entalpi Penguapan : 304.8 kJ/mol


Sejarah
(Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur
ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur ini
diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen
skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-
mineral euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan dimanapun kecuali
di Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan mineral-
mineral langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram skandium oksida
murni. Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan bahwa skandium yang
ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev.

Sumber-sumber
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang
lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini
tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak
mineral (sekitar 800an spesies mineral). Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk
hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium. Ia juga terkandung sebagai
komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan Malagasi.
Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah
ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.

Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai
hasil produksi pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada
tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis
cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat
Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair digunakan sebagai elektroda
dalamgraphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara
mereduksi skandium florida dengan kalsium metal.
Produksi pertama 99% skandium metal murni diumumkan pada tahun 1960.

Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi kekuningan atau
kemerahjambuan jika diekspos dengan udara. Elemen ini lunak dan lebih
menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya ketimbang aluminium atau
titanium. Ia ringan dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada aluminium,
menjadikannya bahan yang sangat diminati oleh perangcang pesawat antariksa.
Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1 HNO
3
dan 48% HF.

Kegunaan
Sekitar 20 kg skandium (Sc
2
O
3
) sekarang ini digunakan setiap tahun di Amerika
untuk memproduksi lampu intensitas tinggi, dan isotop radioaktif
46
Sc digunakan
sebagi agen pelacak dalam kilang minyak mentah. Skandium ioda yang
ditambahkan ke lampu uap merkuri memberikan pancaran sinar mirip matahari
yang efisien, yang penting untuk penerangan ruangan atau TV bewarna malam hari.

Penanganan
Tingkat keracunan skandium masih belum diketahui, oleh karena itu harus ditangani
secara hati-hati.

2. YITRIUM

Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium termasuk
dalam logam transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama Johan Gadolin
tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828 berupa ekstrak tidak murni yttria
dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.Senyawa ini tidak ditemukan
dalam keadaan bebas di bumi.

A. Sifat Fisika
1. Densitas : 4,5 g/cm3
2. Titik leleh : 1796,2 K
3. Titik didih : 3537 K
4. Bentuk (25C) : padat
5. Warna : perak

B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 39
2. Nomor massa : 88,91
3. Konfigurasi elektron : [Kr] 4d1 5s2
4. Volume atom : 19,8 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 29,6 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,22
7. Energi ionisasi : - pertama : 615,6 kJ/mol
- kedua : 1181 kJ/mol
- ketiga : 1979,9 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +2
10. Bentuk Struktur : Hexagonal Unit Cell

C. Sifat Kimia
Sifat kimia dari Yttrium adalah:
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri
dari ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) 2Y3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Yttrium
(III)oksida
4Y(s) + 3O2(g) 2Y2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Y(s) + 3F2(g) 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) 2YI3(s)
Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y
(III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

D. Aplikasi
Senyawa Yttrium biasanya ditemukan dalam bentuk senyawa
- Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser selain itu
untuk perhiasan yaitu stimulan pada berlian.
- Yttrium(III)Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO4 ( Eu + Y2O3)
dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV berwarna. Yttrium oksida juga
digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang dimanfaatkan pada microwave supaya
efektif
- Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam alumunium
dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat nya mempunyai efektifitas
dalam bekerja.

E. Efek bagi Kesehatan dan Lingkungan
Bahaya Yttrium jika bereksi dengan udara adalah jika terhirup oleh manusia dapat
menyebabkan kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih dalam tubuh
menyebabkan kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan scandium menyebabkan
kerusakan pada membrane sel, yang berdampak pada system reproduksi dan fungsi pada
system saraf. Skandium tidak beracun tetapi beberapa dari senyawa scandium bersifat
karsinogenik pada manusia selain itu dapat menyebabkan kerusakan pada liver jika
terakumulasi dalam tubuh.
Yttrium dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan
perabot rumah tangga. Yttrium secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini
akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
Simbol : Y
Radius Atom : 1.78
Volume Atom : 19.8 cm
3
/mol
Massa Atom : 88.9059
Titik Didih : 3611 K
Radius Kovalensi : 1.62
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 4.47 g/cm
3

Konduktivitas Listrik : 1.8 x 10
6
ohm
-1
cm
-1

Elektronegativitas : 1.22
Konfigurasi Elektron : [Kr]4d1 5s2
Formasi Entalpi : 17.15 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 17.2 Wm
-1
K
-1

Potensial Ionisasi : 6.38 V
Titik Lebur : 1795 K
Bilangan Oksidasi : 3
Kapasitas Panas : 0.3 Jg
-1
K
-1

Entalpi Penguapan : 393.3 kJ/mol

Sumber
Itrium terdapat dalam mineral-mineral langka di bumi. Hasil analisis bebatuan bulan
yang dibawa awak antariksa misi Apollo menunjukkan kandungan tinggi itrium.
Secara komersil, itrium diambil dari pasirmonazite yang mengandung unsur ini
sebanyak 3%, dan dari bastnasite yang mengandung 0,2%. Wohler mendapatkan
unsur ini yang tidak murni pada 1828 dengan cara reduksi anhydrous
chloridedengan kalium. Logam ini diproduksi secara komersil dengan mereduksi
fluorida dengan logam kalsium. Ia dapat juga dipersiapkan dengan tehnik lain.

Sifat-sifat
Itrium bersinar logam keperakan dan cukup stabil di udara. Itrium yang dipotong
sangat kecil dan halus sangat tidak stabil di udara.

Kegunaan
Itrium oksida merupakan salah satu senyawa penting itrum dan kegunaanya sangat
banyak. Ia digunakan dalam membuat YVO
4
erupium dan Y
2
O
3
fosfor europium untuk
memberikan warna merah di dalam tabung televisi. Itrium oksida juga digunakan
untuk memproduksi penyaring gelombang micro (microwave filters). Besi itrium,
aluminum dan gadolinium garnet (dengan rumus sepertiY
3
Fe
5
O
12
dan
Y
3
Al
5
O
12
memiliki sifat-sifat magnetik menarik). Garnet besi itrium juga sangat
efisien sebagai transmiter dan transduser energi akustik. Garnet aluminium itrium
dengan kekerasan 8.5 juga dipakai sebagai batu permata (sebagai berlian simulasi).
Jumlah itrium yang sedikit dapat digunakan untuk mereduksi besar butir kromium,
molybdenum, zirkonium dan titanium dan untuk menambah kekuatan campuran
logam aluminium dan magnesium. Campuran logam dengan sifat-sifat lainnya yang
diinginkan dapat menggunakan itirum sebagai bahan tambahan. Logam ini dapat
digunakan sebagai bahan deoksida untuk vanadium. Itirum juga juga pernah
dipertimbangkan untuk digunakan sebagai nodulizer untuk memproduksi nodular
cast iron, dimana grafit membentuk nodule ketimbang flakes. Besi jenis ini memiliki
kekuatan (ductility) tambahan. Itrium juga dipakai di sistim laser dan sebagai katalis
untuk polemerisasi ethylene. Ia juga memiliki kegunaan di keramik dan gelas,
karena oksidanya memiliki titik lebur yang tinggi dan resistansi terhadap benturan
dan karakteristik ekspansi yang rendah.

Isotop
Itrium alami memiliki satu isotop
89
Y. Ada 19 isotop itrium yang labil.


3. LANTHANUM

Seorang ilmuawan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang merupakan kimiawan
hebat dengan julukan father moses pada tahun 1893 telah menemukan unsur baru dalam
bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum ditemukan oleh ahli kimia dari Swedia ini
ketika dia mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan mereaksikan
garamnya dengan mencairkan asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu mengisolasinya yang
disebut lantana. Lanthanum diisolasi dalam bentuk murni tahun 1923.Lanthanum relatif
mudah dimurnikan, sejak hanya terdapat satu lantanida yang berdekatan yaitu cerium yang
sangat mudah lepas sesuai dengan ikatan valensinya.

A. Sifat Fisika
1. Densitas : 6,17 g/cm3
2. Titik leleh : 1193,2 K
3. Titik didih : 3693 K
4. Bentuk (25C) : padat
5. Warna : putih perak

B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 57
2. Nomor massa : 138,91
3. Konfigurasi elektron : [Xe] 5d1 6s2
4. Volume atom : 22,5 cm3/mol
5. Afinitas elektron : 50 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,1
7. Energi ionisasi : - pertama : 538,1 kJ/mol
- kedua : 1067 kJ/mol
- ketiga : 1850 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +2
10. Bentuk Kristal : Double Hexagonal Unit Cell

C. Sifat Kimia
Reaksi dengan air
Lantanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin tapi cukup cepat
jika bereaksi dengan air panas membentuk lanthana hidroksida dan gas hidrogen
2La(s) + 6H2O(g) 2La(OH)3(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Lanthana
(III)oksida
4La(s) + 3O2(g) 2La2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana ( III) halida
2La(s) + 3F2(g) 2LaF(s)
2La(s) + 3Cl2(g) 2LaCl(s)
2La(s) + 3Br2(g) 2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g) 2LaI(s)
Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y
(III) dan gas hidrogen
2La(s) + 3H2SO4(aq) 2La3+(aq) + 3SO42-(aq) + 3H2(g)

D. Aplikasi
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan yang spesifik.
Karena unsur-unsur kimia mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit untuk dipisahkan.
Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada bentuk murninya. sebagai contoh :
misch metal adalah campuran dari beberapa rare earth dan biasa digunakan untuk
lighter flints dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar televisi
(LaMgAl11O19 ) dan beberapa peralatan flouresen serupa.
La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra merah, kamera dan
lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan meningkatkan kelunakan dan
ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material utama dalam elektroda karbon
(carbon arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan dalam
proses pengkilangan minyak bumi , karena La dapat menstabilkan zeolit pada temperatur
tinggi.
Salah satu kegunaan senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk
penerangan dalam studio dan proyeksi.
Lantanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut dengan hydrogen sponge
atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi atom H, yang mana akan mengisi
sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom La. Ketika atom H kembali lepas ke udara
maka mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H.

E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
La sangat berbahaya jikak kabut dan asapnya terhirup bersama masuknya oksigen serta dalam
jangka waktu yang lama, akan dapat menyebabkan emboli.
Jika menghirup La maka seseorang dapat terkena penyakit kanker paru-paru. Jika
terakumulasi dalam tubuh maka La dapat mengancam organ liver.
La dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan
perabot rumah tangga. La secara terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan
memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan hewan.
Bersama dengan hewan air, La dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga
memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf. La sangat mudah
terakumulasi dalam otot.
Simbol : La
Radius Atom : 1.38
Volume Atom : 22.5 cm
3
/mol
Massa Atom : 138.906
Titik Didih : 3737 K
Radius Kovalensi : 1.25
Struktur Kristal : Heksagonal
Massa Jenis : 6.15 g/cm
3

Konduktivitas Listrik : 1.9 x 10
6
ohm
-1
cm
-1

Elektronegativitas : 1.1
Konfigurasi Elektron : [Xe]5d1 6s2
Formasi Entalpi : 11.3 kJ/mol
Konduktivitas Panas : 13.5 Wm
-1
K
-1

Potensial Ionisasi : 5.58 V
Titik Lebur : 1191 K
Bilangan Oksidasi : 3
Kapasitas Panas : 0.19 Jg
-1
K
-1

Entalpi Penguapan : 399.57 kJ/m

Sumber
Lantanium ditemukan dalam mineral-mineral bumi yang langka seperti cerite,
monazite, allanite, dan batnasite. Monazite dan bastnasite adalah bijih-bijih utama
yang mengandung lantanium (25% dan 38%). Logam misch, yang digunakan pada
korek api mengandung 25% lantanium. Ketersediaan lantanium dan logam-
logam rare-earthlainnya telah meningkat dalam beberapa waktu belakangan. Logam
ini dapat diproduksi dengan cara mereduksi anhydrous fluoride dengan kalsium.

Sifat-sifat
Lantanium merupakan logam putih keperak-perakan, mudah dibentuk, kuat tetapi
cukup lunak untuk dipotong dengan pisau. Ia merupakan salah satu logam rare-
earth yang sangat reaktif. Ia mengoksida dengan cepat jika diekspos ke udara. Air
dingin menyerang lantanium secara pelan-pelan, sedangkan air panas dengan
sangat cepat. Logam ini bereaksi secara langsung dengan karbon, nitrogen, boron,
selenium, silikon, fosfor, belerang dan halogen. Pada suhu 310 derajat Celcius,
struktur lantanium berubah dari hexagonal menjadi face-centered cubic. Pada suhu
865 C, strukturnya berubah lagi menjadi body-centered.

Isotop
Lantanium alami adalah campuran dua isotop yang stabil,
138
La dan
139
La. 23 isotop
lantanium lainnya radioaktif.

Kegunaan
Senyawa-senyawa rare-earth yang mengandung lantanium digunakan secara
ekstensif pada aplikasi lampu karbon, terutama di industri perfilman untuk lampu
studio dan projeksi. Aplikasi ini mengkonsumsi sekitar 25% senyawa-senyawa rare-
earth. La
2
O
3
meningkatkan resistansi alkali pada gelas, dan digunakan gelas optikal
spesial. Jumlah lantanium yang kecil, sebagai bahan tambahan, dapat digunakan
untuk memproduksi nodular cast iron. Sekarang ini ada minat pada
sepon hidrogen yang mengandung lantanium. Campuran logam ini dapat menyerap
gas hidrogen 400 kali lipat volumenya sendiri dan proses ini reversible. Setiap kali
logam ini menyerap gas, energi panas dikeluarkan. Sifat ini membuat campuran
logam ini memiliki kemungkinan pada sistim konservasi energi.

Penanganan
Lantanium dan senyawa-senyawanya memiliki tingkat keracunan dari yang rendah
sampai sedang. Oleh karena itu perlu hati-hati menanganinya.


4. ACTINIUM

Ac merupakan unsur pertama dalam seri grup actinida. Actinium ditemukan tahun
tahun 1899 oleh Andre-Louis Debierne seorang ahli kimia Prancis yang
memisahkannya dari campuran. Friedrich Oskar Giesel menemukan actinium secara
bebas tahun 1902 dan disebut emanium tahun 1904. Nama Debierne tetap dipakai
karena lebih senior. Sifat kimia actinium mirip dengan lanthanum. Kata actinium
berasal dari Yunani, akti, aktinos, yang berarti sinar. Karena Ac adalah unsur
radioaktif yang dapat bercahaya dalam ruangan gelap, yang disebabkan oleh intensitas
keradioaktifannya yang berwarna biru.
Actinium ditemukan dalam jumlah sedukit dalam bijih uranium tetapi lebih banyak
dibuat dalam satuan mg dengan cara penyinaran netron terhadap 226Ra dalam reactor
nuklir. Logam actinium dibuat dengan cara reduksi actinium florida dengan uap
lithium pada suhu 1100-1300C.

A. Sifat Fisika
1. Densitas : -
2. Titik leleh : 1323,2 K
3. Titik didih : 2743 K
4. Bentuk (25C) : padat
5. Warna : putih perak

B. Sifat Atomik
1. Nomor atom : 89
2. Nomor massa : 227,03
3. Konfigurasi elektron : [Rn] 6d1 7s2
4. Volume atom : -
5. Afinitas elektron : -
6. Keelektronegatifitasan : 1,1
7. Energi ionisasi : - pertama : 499 kJ/mol
- kedua : 1170 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidai lainnya : -
10. Struktur Kristal : Face Centered Cubic Unit Cell

C. Sifat Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) 2Ac2O3(s)

D. Aplikasi
Sifat keradioaktifan dari Ac 150 kali lebih besar dari Radium, sehingga
memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber netron. Sebaliknya Ac jarang
digunakan dalam bidang Industri.
Ac-225 digunakan dalam pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu generator untuk
memproduksi Bi-213. Ac-225 juga dapat digunakan sebagai agen untuk penyembuhan
secara radio-immunoterapi.

E. Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Aktinium-227 bersifat sangat radoiaktif dan berpengaruh buruk pada kesehatan.
Bahaya dari aktinium sama dengan bahaya dari plutonium. Bahaya terbesar dari
raioaktif unuk kehidupan sebagaimana kita ketahui adalah bahaya bagi sistem
reproduksi dan penurunan sifat.Bahkan dengan dosis rendah bersifat karsinogenik
yang menyebabkan penurukan sistem kekebalan tubuh leukimia.
Pertumbuhan tekhnologi nuklir telah membawa sejumlah besar pengeluaran zat
radioaktif ke atmosfir, tanah, lautan. Radiasi membahayakan dan terkonsentrasi dalam
rantai makanan, sehingga membehayakan bagi manusia dan hewan.
Yunani, aktis, aktinos, sinar atau pancaran sinar). Ditemukan oleh
Andre Debierne di tahun 1899 dan juga oleh F. Giesel di tahun 1902.
Unsur ini terdapat secara alami dan mengasosiasikan diri dengan
mineral-mineral uranium. Aktinium-227, produk hasil radiasi
uranium-235 adalah pemancar sinar beta dengan 21.6 tahun half-life.
Hasil radiasi Ac-227 yang utama adalah torium-227 (18,5 hari),
radium-223 (11,4 hari), dan beberapa unsur lainnya seperti rad
on, bismuth,polonium dan isotop timbal.
Jika berada dalam status kesetimbangan dengan produk-produk hasil
radiasinya, Aktinium merupakan sumber pemancar sinar alpha yang
kuat. Logam aktinium telah berhasil dipersiapkan dengan mereduksi
aktinium fluorida dengan uap litium pada suhu 1100 sampai 1300
derajat celcius. Sifat kimia aktinium adalah sangat serupa
denganrare-earths, terutama lantanium. Aktinium yang telah
dimurnikan mencapai equilibrium dengan produk-produk hasil
radiasinya di akhir 185 hari, untuk seterusnya merosot menurut 21.6
tahun paruh waktu. Unsur ini merupakan 150 kali lebih aktif
ketimbang radium, menjadikannya sangat penting dalam
memproduksi netron.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dibumi kita banyak sekali terdapat logam-logam, entah dari logam alkali, logam mulia, sampai logam tanah jarang. Logam
tanah jarang terdapat di alam kita dengan kelimpahan yang relative sedikit, dan biasanya ditemukan dialam dalam bentuk
suatu senyawa. Yang kemuadian diproses untuk memisahkannya dari senyawa-senyawa yangn dianggap pengotor. Logam
tanah jarang sangat banyak sekali kegunaannya, seperti: motor listrik pada mobil hybrid,Power steering elektrik Air
conditioners, enerator, Hard Disk Drives. Logam yang akan dibahas adalah LTJ (Logam Tanah Jarang) yang termasuk
golongan III B. Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur yang terletak di dalam golongan lantanida dan termasuk tiga
unsur tambahan yaitu Yttrium, Thorium dan Scandium. Masing-masing logam ini memiliki sifat yang berbeda-beda, serta
memiliki struktur dan berbeda pula. Pemasukkan yttrium, torium dan skandium ke dalam golongan logam tanah jarang
dilakukan dengan alasan kesamaan sifat.Logam tanah jarang tidak ditemukan di bumi sebagai unsur bebas melainkan dalam
bentuk senyawa kompleks karbonat ataupun fosfat. Saat ini karena kegunaan dari LTJ (logam tanah Jarang ) sangatlah
banyak, sehingga banayak pula yang mencarinya untuk digunakan menurut kepentingan mereka, namun tetap saja masih
banyak tersimpan bahaya dari logam tanah jarang karena sebagian besar merupakan unsur radioaktif yang sangat tidak baik
untuk kesehatan. Namun dengan mempelajari lebih dalam mengenai logam tanah jarang diharapkan dapat memberikan kita
pengetahuan agar dapat menangani logam tersebut dengan benar sehingga tidak membahayakan bagi diri kita.
1.2 Tujuan
Mengetahui kecenderungan sifat fisik dan kimia dalam satu golongan dan persenyawaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Sesuai namanya, unsur-unsur ini jarang ditemukan di bumi. Jika ditemukan selalu dalam jumlah yang sangat kecil.
Kelompok logam ini pertama kali ditemukan pada tahun 1787 oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl
Axel Arrhenius. Ia mengumpulkan mineral hitam ytteribite dari penambangan feldspar dan quartzkuarsa di dekat Desa
Ytterby, Swedia. Kemudian, mineral ini berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli pada tahun 1794, dengan memperoleh mineral
Ytterbite. Selanjutnya, nama mineral tersebut diganti menjadi Gadolinite(cotton,2009).
Penemuan unsur baru ini, tentunya memicu penelitian yang membuahkan penemuan unsur-unsur logam tanah jarang lain.
Tahun 1804 Klaproth dan rekan-rekannya menemukan ceria yang merupakan bentuk oksida dari Cerium.
Tahun 1828, Belzerius memperoleh mineral thoria dari mineral thorite
Tahun 1842 Mosander memisahkan senyawa bernama yttria menjadi tiga macam unsur melalui pengendapan fraksional
menggunakan asam oksalat dan hidroksida. Unsur tersebut adalah Yttria, Terbia dan Erbia.
Tahun 1878, berkat petunjuk M. Delafontaine, Boisbaudran mampu memperoleh samarium.
Tahun 1885, Welsbach memisahkan praseodymium dan neodymium yang terdapat pada samarium.
Tahun 1886, Boisbaudran memperoleh gadolinium dari mineral Ytterbia yang diperoleh J.C.G de Marignac tahun 1880.
Pada 1907 dari Ytterbia yang diperoleh Marignac, L. de Boisbaudran mampu memisahkan senyawa tersebut menjadi
Neoytterium dan Lutecium. P.T. Cleve mampu memisahkan tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac. Ia
memperoleh Erbium, Holminium dan Thulium. L. De Boisbaudran, mampu memperoleh unsur lain bernama Dysporsia
2.2 Sumber
Logam tanah jarang tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi (earths crust). Namun ia berbentuk
paduan membentuk senyawa kompleks. Sehingga logam tanah jarang harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa
kompleks tersebut(cotton,2009).
Secara umum, rare earth ditemukan dalam bentuk senyawa kompleks phospat dan karbonat. Di bawah ini adalah beberapa
contoh mineral logam tanah jarang yang ditemukan di alam.
Bastnaesite (CeFCO3). Merupakan sebuah fluoro-carbonate cerium yang mengandung 60-70% Oksida logam tanah jarang
seperti Lanthanum and Neodymium. Mineral bastnaesite merupakan sumber logam tanah jarang yang utama di dunia.
Bastnaesite ditemukan dalam batuan cabonatite, dolomite breccia, pegmatite dan amphibole skarn.
Monazite ((Ce,La,Y,Th)PO3) Merupakan senyawa phospat logam tanah jarang yang mengandung 50-70% Oksida LTJ.
Monasite diambil dari mineral pasir berat yang merupakan hasil samping dari senyawa logam berat lain. Monasite memiliki
kandungan thorium yang cukup tinggi. Sehingga mineral tersebut memiliki sifat radioaktif.
Xenotime (YPO4) merupakan senyawa yttrium phosphat yang mengandung 54-65% logam tanah jarang termasuk erbium,
cerium dan thorium. Xenotipe juga merupakan mineral yang di temukan dalam mineral pasir berat seperti pegmatite dan
batuan leleh (igneous rocks)
Zircon, merupakan senyawa a zirconium silicate yang didalamnya ditemukan thorium, yttrium dan cerium.
Dalam memperoleh mineral diatas, tidak bisa didapatkan dengan mudah. Karena jumlah mineral tersebut sangat terbatas.
Terlebih lagi, mineral diatas tidak terpisah sendiri,tetapi ia tercampur dengan mineral lain. Seperti contohnya pada kepulauan
bangka Belitung, mineral ini merupakan hasil samping dari penambangan timah. Sehingga sebelum memperoleh mineral di
atas, maka diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu.
Mineral-mineral yang mendominasi dalam senyawa logam tanah jarang diatas adalah Lanthanum, Cerium, Neodymium.
Sehingga mineral ini, menjadi ekonomis untuk dilakukan proses ekstraksi. Sehingga pemanfaatan ketiga mineral ini, sangat
tinggi dibanding mineral logam tanah jarang lainnya(cotton,2009).
2.3 Sifat-sifat umum
Secara tegas, keempat belas unsur diatas mengikuti La yang mana elektron-elektron 4f ditambahkan berurutan pada
konfigurasi La. Istilah lantanida sendiri diambil dari kata unsur lanthanum yang mana unsur-unsur yang lainnya mengikuti
unsur lanthanum ini. Unsur Lanthanum adalah prototip bagi keempat belas unsur berikutnya. Penurunan yang tajam dalam
jari-jari atom dan ion dari unsur-unsur ini disebut dengan istilah pengerutan lantanida. Unsur-unsur lanthanida memiliki
keelektropositifan yang tinggi dengan potensial M3+/M mulai dari -2,25 V (Lu) sampai -2,52 V (La). Kimiawinya terutama
ionic dan berupa ion-ion M3+(cotton,2009).
Yttrium, yang terletak di atas La dalam golongan III A memiliki ion +3 yang mirip dengan inti gas mulia; sehubungan
dengan pengaruh pengerutan lantanida, jari Y3+ dekat pada nilai bagi Tb3+ dan Dy3+. Akibatnya, Y terdapat pada mineral
Lantanida. Unsur yang lebih ringan dalam golongan IIIA ini yaitu Skandium. Meskipun ia memiliki jari-jari ionik yang lebih
kecil dan memperlihatkan sifat kimia intermediat antara jari-jari ionik Al dan Y dan lantanida(cotton,2009).
Valensi yang Beragam. Lantanida tertentu membentuk ion-ion +2 atau +4. Ion +2 mudah dioksidasi dan ion +4 mudah
direduksi menjadi +3. Penjelasan yang sederhana bagi keberadaan valensi ini adalah bahwa kulit yang kosong terisi setengah
atau terisi penuh sangat stabil. Fenomena yang mirip ini berhubungan dengan entalpi pengionan unsur deret transisi pertama
dan kulit 3d yang terisi setengah menjadi penyebab atas kestabilan mangan (II). Bagi lantanida, tingkat oksidasi IV untuk
cerium memberikan Ce4+ dengan konfigurasi kulit f yang kosong dari f14. Konfigurasi f7 yang terisi setengah dari Gd3+
dibentuk oleh reduksi menghasilkan Eu2+ atau oksidasi menghasilkan Tb4+. Faktor-faktor lain yang terlibat, dengan
demikian diperlihatkan oleh adanya banyak ion +2 yang distabilkan dalam kisi CaF2 dan Kompleks Pr4+ dan
Nd4+(cotton,2009).
Sifat magnetik dan spektra. Ion lantanida yang memiliki elektron tidak berpasangan berwarna dan paramagnet. Terdapat
perbedaan mendasar dari unsur grup d dalam hal bahwa elektron-elektron 4f adalah elektron dalam dan terlindung sangat
efektif dari pengaruh gaya luar oleh tumpukan kulit 5s2 dan 5p6. Dengan demikian, hanya terdapat pengaruh yang benar-
benar lemah dari medan ligan . Sebagai hasilnya, transisi elektron antara orbital-orbital f menimbulkan pita-pita serapan
yang sangat sempit, sama sekali tidak mirip dengan pita lebar yang dihasilkan dari transisi d-d, dan sifat magnetik ion-ion
sedikit dipengaruhi oleh sifat kimiawi sekelilingnya(cotton,2009).
Bilangan Koordinasi dan Stereokimia. Hal ini adalah kekhasan ion M3+ bahwa bilangan koordinasi lebih dari enam adalah
biasa. Sangat sedikit unsur terkoordinasi enam diketahui, namun bilangan koordinasi 7,8,9 adalah penting. Dalam ion
[Ce(NO3)6]2-, Ce dikelilingi oleh 12 atom oksigen dari gugus khelat NO3.
Penurunan jari-jari dari La ke Lu juga memeliki pengaruh bahwa struktur kristal yang berbeda dan bilangan koordinasi yang
berbeda dapat terjadi untuk bagian-bagian yang berbeda dari golongan lantanida. Sebagai contoh, atom logam dalam
triklorida La-Gd terkoordinasi 9, sedangkan klorida dari Tb Lu memiliki sejenis struktur AlCl3 dengan logam yang
terkoordinasi oktahedral. Perbedaan yang mirip dalam bilangan koordinasi terjadi bagi ion dalam larutan(cotton,2009).
2.4 Unsur-unsur transisi
Dalam sistem periodik panjang, unsur-unsur ini terletak di bagian tengah dan dikenal sebagai unsur blok-p. Unsur-unsur
transisi transisi atau dikenal sebagai logam transisi, biasanya didefinisikan sebagai unsur yang atomnya mengandung sub-
kulit d yang belum terisi penuh(achmad,2001).
Sifat umum unsur transisi adalah:
(a) Senyawanya pada umumnya berwarna.
(b) Banyak senyawanya bersifat paramagnetik.
(c) Mempunyai beberapa harga bilangan oksidasi.
(d) Dapat membentuk senyawa kompleks.
Perbandingan sifat Unsur Golongan III B
a. Ukuran Atom
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar, jumlah kulit elektron semakin
banyak.Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek, karena ukuran inti semakin ke kanan
semakin besar, daya tarik inti dengan elektron semakin kuat(annonimous).
b. Densitas
Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar. Hal ini dikarenakan massa atom relative yang semakin
besar pula tetapi menempati volume yang hampir sama(annonimous).
c. Energi Ionisasi
Energi ionisasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom
netral atau dalam keadaan gas.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB semakin menurun, karena dari atas ke
bawah jari-jari atom semakin besar sehingga daya tarik inti dengan elektron terluar semakin lemah, maka energi ionisasinya
semakin kecil(annonimous).
d. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom unsur lain.Dalam satu golongan, dari
atas ke bawah elektronegatifitas unsur golongan IIIB semakin kecil, karena jari-jarinya semakin besar, volumenya semakin
besar dan daya tarik inti dan elektron semakin lemah(annonimous).
SKANDIUM
Sejarah
(Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik
yang ditemukannya. Unsur ini diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen skandium
ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-mineral euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan
dimanapun kecuali di Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan mineral-mineral langka lainnya,
Nilson berhasil memproduksi 2 gram skandium oksida murni. Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan bahwa
skandium yang ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev(annonimous).
Sumber-sumber
Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di
bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak
mineral (sekitar 800an spesies mineral). Warna biru pada beryl (satu jenis makhluk hidup laut) disebutkan karena
mengandung skandium. Ia juga terkandung sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan
Malagasi. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam
wiikite dan bazzite(annonimous).
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian uranium.
Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan Grienelaus yang mengelektrolisis cairan
eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan 800 derajat Celcius. Kabel tungsten dan genangan seng cair
digunakan sebagai elektroda dalam graphite crucible. Skandium muruni sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi
skandium florida dengan kalsium metal( paul,2008).
Sifat-sifat
Skandium adalah logam perak-putih yang berubah warna menjadi kekuningan atau kemerahjambuan jika diekspos dengan
udara. Elemen ini lunak dan lebih menyerupai itrium dan metal-metal langka lainnya ketimbang aluminium atau titanium. Ia
ringan dan memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada aluminium, menjadikannya bahan yang sangat diminati oleh
perangcang pesawat antariksa. Skandium tidak terserang dengan campuran 1:1 HNO3 dan 48% HF(annonimous).
Kegunaan
Sekitar 20 kg skandium (Sc2O3) sekarang ini digunakan setiap tahun di Amerika untuk memproduksi lampu intensitas
tinggi, dan isotop radioaktif 46Sc digunakan sebagi agen pelacak dalam kilang minyak mentah. Skandium ioda yang
ditambahkan ke lampu uap merkuri memberikan pancaran sinar mirip matahari yang efisien, yang penting untuk penerangan
ruangan atau TV bewarna malam hari(paul,2008).
Sifat Kimia
Sifat kimia dari Skandium:
Reaksi dengan air:
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk scandium (III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g) 2Sc2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Sc(s) + 3F2(g) 2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s) 2ScI3(s)
Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6HCl(aq) 2Sc3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
Sifat Paramagnetik
Ion logam blok d mengandung electron yang tidak berpasangan. Gerakan elektron tidak berpasangan ini yang bermuatan
negatif menghasilkan medan magnet kecil. sifat paramagnetic dari ion scandium (III) adalah tidak menghasilkan warna
karena tidak adanya gerakan electron yang berpindah pada orbital d.
Heksagonal
Gambar 2.1 struktur kristal scandium
AKTINIUM
Sejarah
(Yunani, aktis, aktinos, sinar atau pancaran sinar). Ditemukan oleh Andre Debierne di tahun 1899 dan juga oleh F. Giesel di
tahun 1902. Unsur ini terdapat secara alami dan mengasosiasikan diri dengan mineral-mineral uranium. Aktinium-227,
produk hasil radiasi uranium-235 adalah pemancar sinar beta dengan 21.6 tahun half-life. Hasil radiasi Ac-227 yang utama
adalah torium-227 (18,5 hari), radium-223 (11,4 hari), dan beberapa unsur lainnya seperti radon, bismuth, polonium dan
isotop timbal(mohsin,2006).
Jika berada dalam status kesetimbangan dengan produk-produk hasil radiasinya, Aktinium merupakan sumber pemancar
sinar alpha yang kuat. Logam aktinium telah berhasil dipersiapkan dengan mereduksi aktinium fluorida dengan uap litium
pada suhu 1100 sampai 1300 derajat celcius. Sifat kimia aktinium adalah sangat serupa dengan rare-earths, terutama
lantanium. Aktinium yang telah dimurnikan mencapai equilibrium dengan produk-produk hasil radiasinya di akhir 185 hari,
untuk seterusnya merosot menurut 21.6 tahun paruh waktu. Unsur ini merupakan 150 kali lebih aktif ketimbang radium,
menjadikannya sangat penting dalam memproduksi netron(mohsin, 2006).
Sumber
Sangat jarang di bumi, diperoleh dari biji aluminium. Satu ton dari Uranium mengandung mengandung sepersepuluh dari
actinium. Biasanya diperoleh dari penyuguhan radium dengan neutron-neutron dalam sebuah reactor.
Isotop dari Actinium
225Ac [136 neutrons]
Kelimpahan: sintetis
Waktu paruh: 10 hari ( peluruhan Alfa )
Decay Energi: 5.935 MeV
Decays to 221Fr.
225Ac dipakai dalam pengobatan untuk membentuk 213Bi di dalam pemakaian ulang generator atau bisa dipakai sebagai
agen untuk radio-immunotherapy untuk Target terapi Alpha .
226Ac [137 neutrons]
Kelimpahan : Synthetic
Waktu paruh: 29,32 jam ( beta )
Decay energi: 1.117 MeV
Decays to 226Th.
Waktu paruh: 29,32 jam ( penangkapan electron )
Decay energi: 0.640 MeV
Decays to 226Ra.
Sifat Kimia
Reaksi dengan oksigen
Aktinium mudah terbakar membentuk aktinium (III) oksida
4Ac(s) + 3O2(g) 2Ac2O3(s)
Energi ionisasi
Pembentukan kation dari atom logamnya atau dari kation yang muatannya lebih rendah selalu berlangsung secara
endotermik karena dapatnya elektron lepas dari suatu atom atau dari kation diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik inti
atom terhadap electron yang akan dilepaskan tersebut. Harga energi ionisasi dari actinium (effendi,2008)
Tabel 2.1 Energi ionisasi
Energi Ionisasi
M M+
M+ M2+
M2+ M3+
M3+ M4+
M4+ M5+
M5+ M6+
M6+ M7+
M7+ M8+
M8+ M9+
M9+ M10+ 499
1170
1900
4700
6000
7300
9200
10500
11900
15800
Kristal Struktur kubik
Gambar 2.2 struktur kristal actinium
YTTRIUM
Sejarah
Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium termasuk dalam logam transisi. Yttrium
ditemukan oleh peneliti dari Finlandia bernama Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun 1828
berupa ekstrak tidak murni yttria dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl3) dengan potassium.Senyawa ini tidak
ditemukan dalam keadaan bebas di bumi(mohsin,2006).
Sumber
Elemen ini diperoleh di hampir semua mineral tanah jarang (termasuk monazite,
xenotime, and yttria (Y2O3)) dan dalam bijih uranium tapi tidak pernah ditemukan di alam sebagai element
bebas(paul,2008).
Kegunaan
Penggabungan dengan europium menghasilkan fosfor merah untuk TV berwarna. Yttrium Oksida dan besi oksida digabung
untuk membentuk sebuah kristal garnet untuk pemakaian radar. Serta digunakan untuk meningkatkan kekuatan dari logam
aluminium dan magnesium. Dipakai untuk laser, lensa kamera(paul,2008).
Isotop
88Y [49 neutrons]
kelimpahan : synthetic
waktu paruh 106.6 hari[ Electron Capture ]
Decays to 88Sr.
Sifat Kimia
Sifat kimia dari Yttrium adalah:
Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka logam Yttrium akan larut dalam air membentuk larutan yang terdiri dari ion Y (III) dan gas
hidrogen
2Y(s) + 6H2O(aq) 2Y3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Yttrium (III)oksida
4Y(s) + 3O2(g) 2Y2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk trihalida
2Y(s) + 3F2(g) 2YF3(s)
2Y(s) + 3Cl2(g) 2YCl3(s)
2Y(s) + 3Br2(g) 2YBr3(s)
2Y(s) + 3I2(g) 2YI3(s)
Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
2Y(s) + 6HCl(aq) 2Y3+(aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)
Energi ionisasi
Pemahaman tentang keperiodikan unsur-unsur dapat diperoleh dengan mempelajari energi ionisasinya. Kemampuan
pembentukan ikatan kimia yang menentukan juga sifat kimia unsure erat kaitannya dengan sukar mudahnya atom melapas
electron.
Tabel 2.1 energi ionisasi
Ionisation Energies (kJ mol-1)
M M+
M+ M2+
M2+ M3+
M3+ M4+
M4+ M5+
M5+ M6+
M6+ M7+
M7+ M8+
M8+ M9+
M9+ M10+
616
1181
1980
5963
7430
8970
11200
12400
14137
18400
kristal stuktur
Heksagonal
Gambar 2.3 struktur kristal yttrium
LHANTANUM
Sejarah
Seorang ilmuawan kimia dari Swedia, Carl Gustav Mosander yang merupakan kimiawan hebat dengan julukan father
moses pada tahun 1893 telah menemukan unsur baru dalam bentuk sampel impuritif cerium nitrat. Lanthanum ditemukan
oleh ahli kimia dari Swedia ini ketika dia mengubah komposisi sampel cerium nitrat dengan memanaskan dan mereaksikan
garamnya dengan mencairkan asam nitrat. Dari hasil reaksi tersebut lalu mengisolasinya yang disebut lantana.
Kelimpahan
Universe: 0.002 ppm (by weight)
Sun: 0.002 ppm (by weight)
Carbon meteorit: 0.29 ppm
Inti bumi: 34 ppm
Air laut:
Permukaan Atlantic: 1.8 x 10-6 ppm
Bagian dalam Atlantic: 3.8 x 10-6 ppm
Permukaan Pacific: 2.6 x 10-6 ppm
Bagian dalam Pacific: 6.9 x 10-6 ppm
Sifat Kimia
Reaksi dengan air
Lantanum cukup elektropositif dan bereaksi secara lambat dengan air dingin tapi cukup cepat jika bereaksi dengan air panas
membentuk lanthana hidroksida dan gas hidrogen
2La(s) + 6H2O(g) 2La(OH)3(aq) + 3H2(g)
Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk Lanthana (III)oksida
4La(s) + 3O2(g) 2La2O3(s)
Reaksi dengan halogen
Logam lanthanum bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk lanthana ( III) halida
2La(s) + 3F2(g) 2LaF(s)
2La(s) + 3Cl2(g) 2LaCl(s)
2La(s) + 3Br2(g) 2LaBr(s)
2La(s) + 3I2(g) 2LaI(s)
Reaksi dengan asam
Yttrium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang mengandung ion Y (III) dan gas hidrogen
2La(s) + 3H2SO4(aq) 2La3+(aq) + 3SO42-(aq) + 3H2(g)
Tabel 2.2 Energi Ionisasi
Ionisation Energies (kJ mol-1)
M M+
M+ M2+
M2+ M3+
M3+ M4+
M4+ M5+
M5+ M6+
M6+ M7+
M7+ M8+
M8+ M9+
M9+ M10+ 538.1
1067
1850
4819
6400
7600
9600
11000
12400
15900
Struktur
Heksagonal
Gambar 2.4 Struktur kristal lhantanum
Aplikasi
Jarang sekali logam La murni atau senyawa oksidanya mempunyai kegunaan yang spesifik. Karena unsur-unsur kimia
mempunyai kesamaan maka mereka sangat sulit untuk dipisahkan. Campuran tersebut akan lebih termaanfaatkan dari pada
bentuk murninya. sebagai contoh : misch metal adalah campuran dari beberapa rare earth dan biasa digunakan untuk
lighter flints dan bentuk oksidasinya juga digunakan dalam phosphor layar televisi (LaMgAl11O19 ) dan beberapa
peralatan flouresen serupa(annonimous).
La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra merah, kamera dan lensa teleskop). Jika La
ditambahkan di dalam baja maka akan meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai material
utama dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes). Garam-garam La yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan dalam
proses pengkilangan minyak bumi , karena La dapat menstabilkan zeolit pada temperatur tinggi. Salah satu kegunaan
senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri perfilman untuk penerangan dalam studio dan proyeksi. Lantanum
dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut dengan hydrogen sponge atau sepon hydrogen(annonimous).
Gas H2 tersebut terdisosiasi menjadi atom H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan (interstice) dalam atom-atom La.
Ketika atom H kembali lepas ke udara maka mereka kembali bergabung membentuk ikatan H-H(annonimous).
Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan
La sangat berbahaya jikak kabut dan asapnya terhirup bersama masuknya oksigen serta dalam jangka waktu yang lama, akan
dapat menyebabkan emboli. Jika menghirup La maka seseorang dapat terkena penyakit kanker paru-paru. Jika terakumulasi
dalam tubuh maka La dapat mengancam organ liver(annonimous).
La dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari pembuangan perabot rumah tangga. La secara
terus-menerus terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan
hewan(annonimous).
Bersama dengan hewan air, La dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga memberikan pengaruh negatif
pada reproduksi dan sistem syaraf. La sangat mudah terakumulasi dalam otot(annonimous).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persenyawaan Logam Tanah Jarang yang banyak terdapat dialam adalah:
Bastnaesite (CeFCO3). Merupakan sebuah fluoro-carbonate cerium yang mengandung 60-70% Oksida logam tanah jarang
seperti Lanthanum and Neodymium.
Monazite ((Ce,La,Y,Th)PO3) Merupakan senyawa phospat logam tanah jarang yang mengandung 50-70% Oksida LTJ.
Xenotime (YPO4) merupakan senyawa yttrium phosphat yang mengandung 54-65% logam tanah jarang termasuk erbium,
cerium dan thorium.
Zircon, merupakan senyawa a zirconium silicate yang didalamnya ditemukan thorium, yttrium dan cerium.
Logam golongan III B karena merupakan logam transisi yang mana sifat-sifat dari logam trasnsisi adalah:
Senyawanya pada umumnya berwarna.
Banyak senyawanya bersifat paramagnetik.
Mempunyai beberapa harga bilangan oksidasi.
Dapat membentuk senyawa kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Annonimous. 2010. Kimia Dahsyat. Diakses tanggal 1 mei 2010.
Achmad, H. 2001. Struktur Atom Struktur Molekul & Sistem Periodik. Bandung: PT CINTRA ADITYA BAKTI.
Cotton & wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI press.
Effendi.2008 . ikatan ionik. Malang: UM press.
Mohsin, Y .2006. Skandium. Chem-is-try.org. Diakses tanggal 1 mei 2010.
Mohsin, Y .2006. Actinium. Chem-is-try.org. Diakses tanggal 1 mei 2010.

UNSUR-UNSUR GOLONGAN IVB

Golongan IV B juga disebut golongan transaktinida. Unsur dalam golongan IV B termasuk dalam
unsur transisi yaitu unsur blok d yang konfigurasi elektronnya diakhiri oleh sub kulit d. Unsur-
unsur yang termasuk dalam golongan IV B yaitu Titanium (Ti), Zirkonium (Zr), Hafnium (Hf), dan
Rutherfordium (Rf).
Beberapa sifat golongan ini dapat kita lihat dalam Sistem Periodik Unsur. Konfigurasi elektron
terluar unsur ini adalah (n-1)d2 ns2 .
Bilangan oksidasi yang sering dijumpai adalah +2, +3 dan +4, namun untuk Zr dan Hf dijumpai
bilangan oksidasi +1. Bilangan oksidasi +4 dikatakan lebih stabil dari lainnya karena bilangan
oksidasi yang lebih rendah mengalami disproporsionasi.Seperti yang terjadi pada Titanium.
2 Ti+3 Ti+2 + Ti+4
2Ti+2 Ti0 + Ti+4
Logam-logam ini sangat keras, merupakan konduktor yang baik memunyai titik didih dan titik cair
yang tinggi. Tidak reaktif pada suhu kamar tetapi jika dipanaskan dengan O2 pada suhu di atas
600 C akan membentuk MO2, sedang dengan halogen akan membentuk MX4.
Dalam larutan asam atau basa, logam ini tidaklah larut karena justru membentuk oksidanya
sebagai pelindung. Meskipun begitu, Zr larut dalam Aquaregia sedang Ti dapat larut dalam HF
yang kemudian membentuk H2TiF6 dan H2.
Hf mempunyai jari-jari atom yang sama dengan Zr dan oleh karena itu keduanya memiliki sifat
yang sama. Maka dari alasan inilah keduanya sukar dipisahkan.

A.KEBERADAAN UNSUR-UNSUR GOLONGAN IVB
Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah Rutile dan Ilmenite, yang
tersebar luas di seluruh bumi. Ada 2 bentuk allotropic dan 5 isotop alami dari unsur ini;Ti-46
sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%). Salah satu karakteristik
Titanium yang paling terkenal adalah sifat yang sama kuatnya dengan baja namun hanya
dengan 60% berat baja.
Unsur Titanium terdapat dalam bentuk senyawa : TiB2 (Titanium Borida), TiC ( Titanium
Carbida), TiO2 ( Titanium Dioksida), TiN (Titanium Nitrida).
Zirkonium (Zr)
Zirkonium banyak terdapat dalam alam mineral seperti zircon (Hyacianth) dan zirconia
(baddeleyit). Baddeleyit sendiri merupakan oksida zirkonium yang tahan terhadap suhu luar
biasa tinggi sehingga digunakan untuk pelapis tanur tinggi.
Hafnium (Hf)
Logam ini diperkirakan menyusun kurang lebih 0,00058 % dari lapisan bumi. Logam ini
ditemukan dalam campuran senyawa Zirkonium yang mana tidak ditemukan dalam unsur bebas
di alam. Mineral yang mengandung Zirkonium seperti Alvite [(Hf, Th, Zr) SO4 H2O], Thortveitite
dan Zirkon (Zr SlO4) biasanya mengandung 1%-5% Hf. Antara logam Hafnium dan Zirkonium
mempunyai sifat yang sama sehingga sulit dipisahkan. Perlu diketahui bahwa Hafnium
ditemukan sebagai produk sampingan dari pemurnian Zirkonium.
Rutherfodium (Rf)
Unsur ini merupakan unsur sintetik yang merupakan isotop yang mengalami peluruhan melalui
reaksi fisi yang berjalan spontan.

B.KELIMPAHAN
Titanium (Ti)
Logam ini juga dijumpai pada Meteorit dan ditemukan pada Matahari dan bintang jenis M.
Batuan yang dibawa dari bulan pada misi Apollo-17, mengandung 12,1% TiO2.
Zirkonium (Zr)
Zirkonium terjadi secara alami, terdapat 4 isotop stabil dan dari 1 radio isotop (96Zr) yang
mempunyai waktu hidup yang sangat panjang. Radioisotop kedua yang paling stabil adalah 93Zr
yang mempunyai waktu paruh 1,53 juta tahun. 80 radioisotop lain baru diamati. Kebanyakkan
dari mereka mempunyai waktu paruh lebih sedikit dari 1 hari kecuali 95Zr (64,02 hari), 88Zr (63,4
hari), dan 89Zr (78,41 hari).
Hafnium (Hf)
Hafnium alami merupakan campuran dari 6 isotop stabil yaitu : Hafnium 174 (0,2%), Hafnium
176 (5,2%), Hafnium 177 (18,6%), Hafnium 178 (27,1%), Hafnium 179 (13,7%), dan Hafnium
180 (35,2%).
Rutherfordium (Rf)
Belum diketahui prosentasenya di alam secara pasti.


V.M.Goldsmith mengklarifikasikan unsur-unsur yang ada di kulit bumi ke dalam 4 jenis :
v Siderophile (iron-loving), tersebar sebagai logam kelompok besi (Fe, Co,Ni), sebagaimana
tersebar pada inti bumi.
v Chalcophile, tersebar sebagai sulfida (gabugan non-logam S, Se, dan As).
v Litophile (rock-loving), tersebar sebagai silikat.
v Atmophile, tersebar sebagai penyusun atsmonfer.
Jenis unsur yang termasuk ke dalam masing-masing kelas tertera pada Table.1, sedangkan
untuk melihat keteraturannya dapat dipelajari pada Tabel.Periodik Unsur.
C.SIFAT-SIFAT GOLONGAN IV B
SIFAT FISIKA
Unsur
Sifat Fisik
Titanium
Zirkonium
Hafnium
Rutherfordium
Titik Didih
3287
4504
4602
6073
Titik Leleh
1660
1852
2227
2673
Jari-Jari
0,68
0,80
0,78
-
Kerapatan
4,54
6,506
13,31
-
Elektronegativitas
1,54
1,33
1,30
-
Potensial Reduksi Standart
-0,86
-1,43
-1,57
-
Energi Ionisasi
1. 658,8
2. 1.309,8
3. 2.652,5
1. 640,1
2. 1.270
3. 2.218
1. 658,5
2. 1.440
3. 2.250
580

v Titik Didih dan Titik Leleh
Titik didih dan titik lelehnya (dari unsur Ti sampai Rf) semakin besar nilainya.

v Jari-Jari Atom (Ao)
Telah diketahui dari tabel Sistem Periodik Unsur bahwa semakin banyak Nomor Atom maka
semakin banyak kulit yang dimiliki atom tersebut sehingga semakin besar jari-jarinya.
Jadi dapat dikatakan bahwa dari unsur Titanium sampai Rutherfordium, jari-jari makin besar.
v Kerapatan
Dari data yang terlihat pada table di atas, kerapatan dari unsur Titanium sampai Hafnium
semakin besar, kecuali untuk Rutherfordium belum diketahui kerapatannya.
v Elektronegativitas
Besarnya keelektronegativitas unsur golongan IVB dari atas ke bawah ( Ti sampai Rf) semakin
menurun. Pernyataan ini didukung dengan adanya sumber yaitu Tabel Pauling.
v Potensial Reduksi Standart (V)
Besarnya potensial reduksi standart dari atas ke bawah semakin bernilai negative (kecil).
v Energi Ionisasi
Besarnya Energi Ionisasi dari atas ke bawah, cenderung menurun harganya.

SIFAT KIMIA
TITANIUM
v Reaksi dengan Air
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) TiO2(s) + 2H2(g)
v Reaksi dengan Udara
Ketika Titanium dibakar di udara akan menghasilkan Titanium dioksida dengan nyala putih yang
terang dan ketika dibakar dengan Nitrogen murni akan menghasilkan Titanium Nitrida.
Ti(s) + O2(g) TiO2(s)
2Ti(s) + N2(g) TiN(s)
v Reaksi dengan Halogen
Reaksi Titanium dengan Halogen menghasilkan Titanium Halida. Reaksi dengan Fluor
berlangsung pada suhu 200C.
Ti(s) + 2F2(s) TiF4(s)
Ti(s) + 2Cl2(g) TiCl4(s)
Ti(s) + 2Br2(l) TiBr4(s)
Ti(s) + 2I2(s) TiI4(s)
v Reaksi dengan Asam
Logam Titanium tidak bereaksi dengan asam mineral pada temperatur normal tetapi dengan
asam hidrofluorik yang panas membentuk kompleks anion (TiF6)3-
2Ti(s) + 2HF (aq) 2(TiF6)3-(aq) + 3 H2(g) + 6 H+(aq)
v Reaksi dengan Basa
Titanium tidak bereaksi dengan alkali pada temperatur normal, tetapi pada keaaan panas.

ZIRKONIUM
v Reaksi dengan Air
Zirkonium tidak bereaksi dengan air pada keadaan di bawah normal.
v Reaksi dengan Udara
Zr (s) + O2 (g) ZrO2 (s)
v Reaksi dengan Halogen
Zirkonium bereaksi dengan Halogen membentuk Zirkonium (IV) Halida.
Zr (s) + 2F2 (g) ZrF4 (s)
Zr (s) + 2Cl2 (g) ZrCl4 (s)
Zr (s) +2Br2 (g) ZrBr4 (s)
Zr (s) + 2I2 (g) ZrI4 (s)


v Reaksi dengan Asam
Hanya terdapat sedikit kemungkinan logam Zirkonium bereaksi dengan asam. Zirkonium tidak
dapat bercampur dengan asam hidrofluorik, HF, membentuk kompleks fluoro.

HAFNIUM
Logam Hafnium resistan terhadap kondisi alkali, namun Hafnium bereaksi dengan Halogen
membentuk Hafnium Tetrahalides, misalnya HfCl4, Hf f4.
Selain itu, pada temperature tinggi, Hafnium dapat bereaksi dengan Oksigen membentuk HfO2,
dengan Nitrogen membentuk HfN yang mana mempunyai titik didih 3305oC, dengan Karbon
membentuk HfC, dengan Melting Point mendekati 3890oC ,dan Boron, Silikon serta Sulfur.
Reaksi dengan Air
Tidak bereaksi dengan Air di bawah kondisi normal.
Reaksi dengan Udara
Hf (s) + O2 (g) HfO2 (s)
Reaksi dengan Halogen
Hf (s) +2F2 (g) HfF4 (s)

RUTHERFODIUM
Sifat kimia dari unsur Rutherfordium belum diketahui.

KARAKTERISTIK
TITANIUM
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan nomor
atom 22. Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, lustrous, tahan korosi
(termasuk tahan terhadap air laut dan klorin) dengan warna putih-metalik keperakkan.Titanium
digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama dengan besi dan alumunium) dan merupakan
senyawa terbanyaknya, Titanium dioxide, digunakan dalam pigmen putih.
ZIRKONIUM
Zirkonium adalah sebutan untuk logam berwarna putih keabu-abuan, berbentuk kristal (amorf),
lunak, dapat ditempa dan diulur bila murni juga tahan terhadap udara bahkan api (read-head).
Logam yang ditemukan oleh M.H.Kalaproth tahun 1788 dalam bentuk mineral Zirkon (ZrO2) ini
tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, tetapi sebagai oksida atau silikat dalam kerak
bumi dan batu-batuan dalam kadar kecil. Logam memiliki lambang Zr dengan nomor atom relatif
91,224.
HAFNIUM
Hafnium adalah logam yang ditemukan oleh Dirk Coster tahun 1923 memiliki tampilan yang
berkilau seperti perak dengan symbol Hf bernomor atom 72. Logam ini resistan terhadap korosi
dan mempunyai sifat fisika dan kimia yang mirip dengan Zirkonium. Logam ini memiliki kemiripan
konfigurasi elektronik dengan jari-jari atom serta jari-jari sonic dengan Zirkonium. Hal tersebut
dikarenakan pengaruh dari lanthanide contraction (q.v).
RUTHERFORDIUM
Rutherfordium adalah unsur kimia dalam tabel periodik berlambang Rf dengan nomor atom
104.Merupakan unsur sintetik yang amat radioaktif. Unsur ini adalah unsur transaktinida pertama
dan diperkirakan mempunyai sifat yang mirip dengan Hafnium.

KEGUNAAN
v TITANIUM
Kira-kira 95% hasil Titanium digunakan dalam bentuk Titanium dioksida (TiO2),sejenis pigmen
putih terang yang kekal dengan kuasa liputan yang baik untuk cat, kertas, obat gigi, dan plastik.
Alloy Titanium digunakan dalam pesawat, plat perisai, kapal angkatan laut, peluru berpandu.
Dapat juga digunakan dalam perkakas dapur dan bingkai kaca (yang nilai ekonomisnya tinggi).
Titanium yang dialloykan bersama Vanadium digunakan dalam kulit luaran pesawat terbang,
peralatan pendaratan, dan saluran hidrolik.
Karena daya tahannya yang baik terhadap air laut, Titanium digunakan sebagai pemanas-
pendingin akuarium air asin dan pisau juru selam.
Di Rusia, Titanium menjadi bahan utama dalm pembuatan kapal angkatan perang termasuk
kapal selam seperti kelas Alfa, Mike dan juga Typhoon karena kekuatannya terhadap air laut.
Bahan utama batu permata buatan manusia yang secara relatif agak lembut.
Titanium tetraklorida (TiCl4), cairan tidak berwarna yang digunakan untuk melapisi kaca.
Titanium dioksida (TiO2) digunakan dalam pelindung matahari karena ketahanannya terhadap
ultra ungu.
Digunakan dalam implant penggantian sendi karena sifat lengainya secara fisiologi.
Titanium digunakan untuk peralatan operasi.
Karena kelengaiannya dan menghasilkan warna yang menarik menjadikan logam ini populer
untuk menindik badan.
Digunakan dalam implant gigi karena kemampuannya yang luar biasa untuk berpadu dengan
tulang hidup ( osseointegrate ).
Titanium bias dianodkan untuk menghasilkan beraneka warna.

v c Zirkonium oksida diproses untuk menghasilkan cubic zirkonia. Ini berwujud kristal bening
berkilauan yang digunakan sebagai pengganti intan dengan harga yang lebih rendah.
Kegunaan yang lain :
Zirkonium dapat menyerap panas yang lebih rendah sehingga industri tenaga nuklir
menggunakan zirkonium dalam mengisi reaktor nuklir sebagai pemantul.
Zirkonium digunakan secara meluas di industri kimia pada pipa yang terletak di lingkungan
korosif terutama pada temperatur tinggi.
Zirkonium karbonat digunakan sebagai lotion anti racun namun banyak orang alergi terhadap
produk ini.
Logam Zirkonium digunakan dalam teras reaktor nuklir karena tahan korosi dan tidak
menyerap neutron.

v HAFNIUM
Sering digunakan sebagai pengontrol rods pada reaktor nuklir karena mempunyai high,
neutron, capture, cross section dibandingkan dengan Zirkonium dengan resistan terhadap korosi
yang bagus.
Sebagai gas filled dalam plasma cutting. Hal ini dikarenakan kemampuan nya melepas
elektron ke udara.
Dalam bentuk senyawa dasar digunakan sebagai high-k-dielektric gate insulator dalam 45 nm
generation of intregate sircuit.
Bersamaan dengan Iron, Niobium, Tantalum, Titanium, dan logam transisi lainnya digunakan
sebagai Alloy.
Alloy Tantalum Hafnium Carbide (Ta4HfC5) merupakan senyawa refractory yang paling
dikenal.

v RUTHERFORDIUM
Karena unsur belum diketahui keberadaannya di alam maka kegunaannya belum diketahui.
KIMIA
GOLONGAN UNSUR TRANSISI
PERIODE KEEMPAT



Pengertian Unsur Transisi

Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Dalam kehidupan sehari-hari,kita sering mendengar kata-kata sepeti tembaga,besi,
emas dan perak. Bagaimana posisi unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik? Unsur-
unsur tersebut terletak pada golongan transisi periode ke empat dan ke lima. Disini
kami hanya menjelaskan tentang unsur-unsur transisi periode ke empat.
1. Skandium ( Sc )
Skandium merupakan unsur transisi yang berada paling ujung pada deretan unsur
transisi. Unsur ini memiliki massa atom relative sebanyak 21.

2. Titanium ( Ti )
Tentunya kalian mempunyai jam tangan bukan? Ada jam yang terbuat dari logam,
tidak berat ketika dipakai, tidak berkarat ketika kena air, dan tetap mengilap walaupun
sudah lama dipakai.
Pernahkah kalian perhatikan dari logam apakah jam itu? Salah satu bahan yang
digunakan dalam pembuatan jam tangan adalah titanium.

3. Vanadium ( V )
Vanadium adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi sekitar
0,02 % massa.

4. Kromium ( Cr )
Kromium, terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah satu
logam yang penting.

5. Mangan ( Mn )
Bijih mangan yang utama adalah pirolusit (MnO
2
).

6. Besi ( Fe )
Besi bersifat logam dan terletak pada golongan VIII B periode empat dalam tabeln
periodic. Besi di dunia, dengan produksi tahunan mendekati satu miliar ton
merupakan logam penting dalam peradaban modern.

7. Kobalt ( Co )
Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs
2
) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.

8. Nikel ( Ni )
Bijih nikel di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni)
9
S
8
) dan
garnirit [(Ni, Mg)SiO
3.
nH
2
O].

9. Tembaga ( Cu )
Tentunya kalian sering melihat kawat tembaga bukan ? kawat tembaga yang
berwarna kuning dan digunakan untuk kawat listrik.

10. Zink ( Zn )
Zink di alam merupakan senyawa yang tersebar luas sebagai bijih tambang.
Umumnya senyawa tersebut adalah zink blende (ZnS) dan calamine (ZnCO
3
).

Kegunaan Unsur-Unsur Periode Keempat

1. Kegunaan Titanium
Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatasn struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic
Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik

2. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industri-industri:
- Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti
per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
- Untuk membuat logam campuran

3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry :
- Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat kerasdan
permukaannya tetap mengkilap.
- Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

4. Kegunaan Mangan
Untuk produksi baja
Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan
vitamin B1.

5. Kegunaan Besi
Membuat baja
Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau,
sabit, paku, mesin, dan sebagainya.

6. Kegunaan kobalt
Sebagai aloi
Larutan Co
2+
digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system
peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
Pelapis besi (pernekel)
Sebagai katalis

8. Kegunaan Tembaga
Bahan kabel listrik
Bahan uang logam
Untuk bahan mesin tenaga uap
Dan untuk aloi

9. Kegunaan Zink
Bahan cat putih
Pelapis lampu TL
Layar TV dan monitor computer
Campuran logam dengan metal lain




Kesimpulan

1. Beberapa sifat logam:
Sifat logam sangat keras, tahan panas, elektropositif, dan penghantar listrik yang baik.
Pengecualian untuk Cu merupakan logam yang lembut dan elastis.
Banyak di antaranya dapat membentuk ion ion berwarna yang berubah ubah menurut
keadaan bilangan oksidasinya.
Mempunyai bilangan oksidasi yang harganya 0 atau positif.
Dapat membentuk senyawa kompleks.
Memiliki elektron tidak berpasangan yang mengakibatkan titik didih atau titik leleh tinggi,
bersifat paramagnetik,berwarna dan bersifat katalis.
2. Kegunaan unsure-unsur periode keempat :
a. Skandium digunakan pada lampu intensitas tinggi
b. Titanium digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia.
c. Vanadium digunakan untuk membuat per mobil dan sebagai katalis pembuatan belerang.
d. Kromium digunakan untuk bahan pembuatan baja, nikrom, stanless steel.
e. Mangan digunakan untuk bahan pembuatan baja, manganin dalam pembuatan alat-alat listrik
dan sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese.
f. Besi digunakan untuk pembuatan baja, perangkat elektronik, memori komputer, dan pita
rekaman.
g. Kobalt digunakan untuk membuat aliansi (paduan logam)
h. Nikel digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat dan paduan logam
i. Tembaga digunakan untuk kabel kabel, pipi pipa, kaleng makanan dan untuk alat-alat
elektronik.
j. Seng digunakan sebagai logam pelapis antikarat, paduan logam, pembuatan bahan cat putih,
dan antioksidan dalam pembuatan ban mobil.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/
http://wapedia.mobi/ms/Titanium
Petrucci, Ralph H. 1985 . Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan Modern .
van Arkel, A.E., and de Boer, J.H.1925. Preparation of Pure Titanium, Zirkonium, Hafnium, and
Thorium Methal : Zeitschrift fur Anorganishe und Allgemeine Chemie, v. 148, p. 345-350
By Alvina Vanila di 1:47 PM
Label: UNSUR IV B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Unsur-unsur dari golongan IIIA adalah boron (B), aluminium (Al), galium (Ga),
indium(In), dan thalium (Tl). Golongan ini memiliki sifat yang berbeda dengan golongan IA dan
golongan IIA. Dan unsur-unsur pada golongan IVA adalah karbon (C), silikon (SI), germanium
(Ge), timah (Sn), timbal (Pb).
1.2. RUMUSAN MASALAH
adapun permasalahan dalam tugas makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah sifat kimia dan fisika golongan IIIA dan golongan IVA?
2. Bagaimanakah kelimpahannya dialam dari kedua golongan tersebut?
3. Apakah manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimanakah dampaknya dalam kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimanakah proses pembuatannya?
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Agar siswa dan siswi dapat mengetahui sifat kimia dan sifast kimia golongan IIIA dan
golongan IVA.
2. Agar siswa-siswi dapat menemikan serta dapat mengetahui bentuk zat kimia dari golongan
golongan IIIA dan golongan IVA.
3. Agar siswa dan siswi dapat mengetahui manfaat golongan IIIA dan golongan IVA dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Agar siswa dan siswi dapat mengetahui proses pembuatannya.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SIFAT KIMIA DAN FISIKA
a. SIFAT FISIKA GOLONGAN IIIA
Tabel sifat fisika golongan IIIA
Lambing unsur B Al Ge In Ti
Nomor atom
Jari jari atom (A
0
)
Jari jari ion (A
0
)
Titik Leleh (
0
K)
Titik Didih (
0
K)
5
0,80
-
2300
4200
13
1,25
0,45
923
2720
31
1,24
0,60
303
2510
49
1,50
0,80
429
2320
81
1,55
0,95
577
1740

Tabel diatas menunjukkan ringkasan beberapa sifat penting dari unsur-unsur golongan IIIA.
Fakta yang terpenting pada tabel diatas adalah tingginya titik leleh Boron dan titik leleh
Galium yang relatif rendah; peningkatan yang signifikan pada potensial reduksi dari atas ke
bawah dalam satu golongan; tingginya energi ionisasi dari golongan nonlogam (boron) dan
besarnya peningkatan kepadatan dari atas ke bawah dalam satu golongan.
b. SIFAT FISIKA GOLONGAN IVA
Karbon dan silikon termasuk unsur golongan IVA. Anggota unsur golongan IVA lainnya
adalah germanium (Ge), timah (Sn), plumbum (Pb). Di sini kita hanya akan mempelajari sifat
unsur karbon dan silikon. Perhatikan sifat fisika karbon dan silikon berikut ini:
Sifat C Si
Nomor atom
Titik leleh (K)
Titik didih (K)

6
3.510
3.930

14
1.412
2.680







c. SIFAT KIMIA GOLONGAN IIIA
Pada makalah ini sifat kimia yang kita pelajari hanya kimia boron dan aluminium.
1. Boron
Boron adalah unsur yang tidak reaktif pada suhu biasa. Bila bereaksi, tidak ada
kecenderungan dari atom unsure boron untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan
membentuk kation sederhana yaitu B
3+
.
Adapun reaksi pada boron adalah sebagai berikut:
a) Reaksi dengan halogen
Boron bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai terbakar dalam gas fluor.
2 B + 3 X
2
2 BX
3
X = atom halogen
b) Membentuk asam oksi
ika dipanaskan dalam udara, unsur boron bereaksi dengan oksigen dalam pembakaran
yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida B
2
O
3
. Oksida ini bersifat asam. Adapun
reaksinya adalah sebagai berikut.
B
2
O
3
(s) + 3 H
2
O(l) 2 H
3
BO
3
(l)
asam borat



c) Semua boron yang larut membentuk larutan yang bersifat basa bila dilarutkan dalam air, di
mana ion. BO
3
2-
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
BO
3
2
(aq) + H
2
O(l) HBO
3
(aq) + OH(aq)
d) Boron membentuk molekul-molekul ion raksasa dengan atom oksigen menempati kedudukan
yang berselang-seling dengan reaksi seperti berikut.
|
B O B O B O
| |


2. Sifat Kimia Unsur Aluminium
Sejumlah garam aluminium seperti halnya logam golongan IIIA mengkristal dalam
larutannya sebagai hidrat. Misal senyawa AlX
3
.6H
2
O (di mana X = Cl, Br, I). Aluminium
bersifat amfoter. Perhatikan reaksi berikut.

OH
-
OH
-

(Al(H O) )
3+
(a) Al(OH) (aq) (Al(OH) ) (aq)
H
3
O
+
H
3
O
+



Aluminium dapat berlaku asam atau basa dikarenakan kecenderungan yang kuat
untuk dioksidasi menjadi Al
3+
. Perhatikan reaksi berikut.
2 Al(s) + 6 H
2
O(l) 2 Al(OH)
3
(aq) + 3 H
2
(g)
Reaksi ini terjadi pada permukaan aluminium yang bersih tetapi dalam larutan asam atau
dengan kehadiran basa kuat, lapisan tipis Al(OH)3 ini larut dengan reaksi seperti berikut.
2 Al(OH)
3
(aq) + 2 OH(aq) 2 (Al(OH)
4
)(aq)

d. SIFAT KIMIA GOLONGAN IVA
Karbon dan silikon termasuk unsur golongan IVA. Anggota unsur golongan IVA lainnya
adalah germanium (Ge), timah (Sn), plumbum (Pb). Di sini kita hanya akan mempelajari sifat
unsur
karbon dan silikon.
a. Sifat Fisika Karbon dan Silikon
Karbon dan silikon tidak reaktif pada suhu biasa. Karbon dan silikon membentuk kation
sederhana seperti C
4+
dan Si
4+.
Sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut.
1) Karbon bereaksi langsung dengan fluor, dengan reaksi seperti berikut.
C(s) + 2 F
2
(g) CF
4
(g)
2) Karbon dibakar dalam udara yang terbatas jumlahnya menghasilkan karbon monoksida.
2 C(s) + O
2
(g) 2 CO(g)
Jika dibakar dalam kelebihan udara, akan terbentuk karbon dioksida
3) Membentuk asam oksi.
Bila karbon dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen membentuk
CO
2
dan jika CO
2
ini bereaksi dengan air akan membentuk asam karbonat.
CO
2
(g) + H
2
O(l) H
4
CO
3
(l)
asam karbonat
4) Membentuk garam asam oksi.
Asam karbonat, suatu asam diprotik yang khas, bereaksi dengan basa menghasilkan
karbonat dan bikarbonat, antara lain seperti berikut.
- K
2
CO
3
= kalium karbonat
- KHCO
3
= kalium bikarbonat
- MgCO
3
= magnesium karbonat
- Mg(HCO3)
2
= magnesium bikarbonat
5) Kecenderungan atom karbon membentuk ikatan kovalen tunggal, ikatan rangkap dua dan
ikatan rangkap tiga yang akan membentuk senyawa organik.
Sifat kimia silikon, antara lain seperti berikut.
1. Silikon bereaksi dengan halogen, secara umum reaksi yang terjadi dapat dituliskan seperti
berikut.
Si + 2 X
2
SiX
4

2. Bila silikon dipanaskan dengan oksigen akan membentuk oksida SiO
3
, sehingga apabila
oksida ini bereaksi dengan air membentuk dua asam yaitu asam ortosilikat (H
4
SiO
4
) dan
asam metasilikat H
2
SiO
3
. Senyawa ini tidak larutdalam air tetapi bereaksi dengan basa.
H
4
SiO
4
(l) + 4 NaOH(l) Na
4
SiO
4
(l) + H
2
O(l)
3. Silikon membentuk garam dari asam oksi, antara lain seperti berikut.
- Na
2
SiO
3
= natrium metasilikat
- Mg
2
SiO
4
= magnesium ortosilikat
- LiAl(SiO
3
)
2
= litium aluminium metasilikat
4. Semua silikat membentuk larutan yang bersifat basa yang dapat dilarutkan dalam air,
dimana ion SiO
3
2
bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
SiO
3
2
(aq) + H
2
O(l) HSiO
3
(aq) + OH(aq)
5. Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, di mana atom oksigen menempati
kedudukan yang berselang-seling.
2.2. KELIMPAHANNYA DIALAM
1. kelimpahan golongan IIIA
a. boron
Boron tidak ditemukan bebas di alam, melainkan dalamsenyawaan seperti silika, silikat,
dan borat. Senyawaan boron yang utama dan tidak melimpah adalah asam borat (H
3
BO
3
) dan
natrium borat terhidrasi atau boraks (Na
2
B
4
O
7
.10 H
2
O).
b. aluminium
Unsur yang terpenting pada golongan IIIA adalah aluminium. Kelimpahan aluminium
terdapat dalam berbagai senyawaan, seperti batu manikam (Al
2
O
3
), tanah liat (Al
2
(SiO
3
)
3
),
kriolit (NaF.AlF
3
), bauksit (Al
2
O
3
.2 H
2
O). Bauksit merupakan bahan terpenting untuk
memperoleh aluminium antara lain terdapat di Kepulauan Riau, dan Pulau Bintan.
2. kelimpahan golongan IVA
Karbon terdapat di alam dalam keadaan bebas seperti intan dan grafit. Adapun dalam
keadaan ikatan sebagai bahan bakar mineral, antrasit, batu bara, batu bara muda, dan sebagai
minyak tanah, aspal, gas CO
2
, dan CaCO
3
. Karbon di alam juga terdapat sebagai hasil
pembuatan arang amorf, misalkan kokas dari penyulingan kering batu bara, arang kayu dari
pembakaran kayu. Karbon amorf sesungguhnya adalah grafit yang hablur-hablurnya sangat
halus.

2.3. MANFAAT GOLONGAN IIIA DAN GOLONGAN IVA
a) Manafaat golongan IIIA
a. Unsur Aluminium
Aluminium digunakan untuk membuat barang-barang keperluan rumah tangga, misal
piring, mangkok, dan sendok; untuk membuat rangka dari mobil dan pesawat terbang;
sebagai bahan cat aluminium (serbuk aluminium dengan minyak cat). Aluminium dapat
dicairkan menjadi lembaran tipis yang dipakai untuk pembungkus cokelat, rokok dan juga
sebagai kaleng minuman bersoda. Daun aluminium atau logam campuran dengan Mg dipakai
sebagai pengisi lamput Blitz, disamping gas oksigen. Selanjutnya aluminium dipakai untuk
membuat beberapa macam logam campur, diantaranya yang penting ialah duraluminium
(paduan 94% aluminium dengan Cu, Mn, Mg), yang terutama dipakai dalam industri pesawat
terbang, dan mobil.
b. Aluminium Oksida
Aluminium oksida (Al
2
O
3
) di alam tercampur dengan oksida besi dalam bentuk hablur
yang disebut amaril. Bahan ini sangat keras dan dipakai untuk menggosok besi. Hablur
Al
2
O
3
(korundum) juga terdapat dalam bentuk batu permata atau intan berwarna misal mirah
berwana merah (mirah delima), nilam berwarna biru (batu nilam), zamrut berwarna hijau,
ametis berwarna ungu, ratna cempaka berwarna kuning. Batu-batu ini diperdagangkan
dengan nama batu akik, meskipun nama ini tidak tepat karena yang dimaksudkan dengan akik
adalah hablur kwarsa (SiO
2
).
c. Senyawa Asam Borat
Asam borat (H
3
BO
3
) banyak dipakai dalam pabrik kaca dan email. Pada penyamakan
kulit digunakan untuk mengikat kapur dalam kulit.
d. Garam-Garam Aluminium Silikat
Beberapa garam aluminium silikat terdapat dalam tanah liat. Tanah liat merupakan bahan
dasar dalam pembuatan keramik. Ultramarin adalah bahan cat biru yang terdiri dari Na-Al-
silikat dan S. Ultramarin dalam alam terdapat dengan nama lazurit, dipakai sebagai bahan
pembiru pakaian, tekstil, kertas, dan gula.
e. Senyawa Natrium Perborat
Natrium perborat NaBO3 . 4 H
2
O dengan air menimbulkan oksigen aktif yang digunakan
sebagai pemucat dalam beberapa macam serbuk sabun.

b) manfaat golongan IVA
a. Unsur Silikon
Oleh karena silikon bersifat semikonduktor sehingga digunakan sebagai bahan baku pada
kalkulator, transistor, komputer, dan baterai solar.
b. Pasir Kwarsa
Pasir Kwarsa (SiO
2)
digunakan untuk pembuatan kaca, gelas, porselin, beton. Selain itu
SiO
2
digunakan untuk menggosok batu kaca, logam-logam untuk pembuatan ampelas dan
untuk pembuatan cat tahan udara.
c. Kaca Cair Natrium
Kegunaan kaca cair natrium (Na
2
SiO
3
) adalah untuk bahan campuran sabun cuci dan perekat
dalam pembuatan karton.
2.4. DAMPAK NEGATIF DARI GOLONGAN IIIA DAN GOLONGAN IVA
Selain bermanfaat ternyata unsur-unsur yang telah kita pelajari mempunyai dampak
negatif.dalam makalah ini hanya membahas beberapa dampak negativ atom. Adapun dampak
negatifnya adalah seperti berikut.ni
a. Aluminium
Aluminium dapat merusak kulit dan dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara bila
dipanaskan. Senyawa aluminium yang berbahaya antara lain aluminium oksida (Al
2
O
3
) yang
bereaksi dengan karbon dan berdampak pada pemanasan global. Adapun reaksinya seperti
berikut.
b. Silikon
Silikon yang dipakai untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk dan
melumpuhkan beberapa otot wajah. Hal ini karena silikon dapat membentuk gumpalan dan
dapat memblokir aliran darah ke jaringan/organ tubuh.
c. carbon
Dampak negatif karbon adalah pada senyawa karbon yaitu:
1. Karbon dioksida (CO
2
)
Karbon dioksida terjadi karena pemakaian bahan bakar dari fosil. Adanya pembakaran ini
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca.
2. Cloro Fluoro Carbon (CFC)
CFC berdampak negatif terhadap penipisan lapisan ozon dan berkontribusi terhadap efek
rumah kaca.
3. Kloroform (CCl
4
)
Kloroform menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, dan bersifat racun bila tertelan.
4. Karbon disulfida (CS
2
)
Karbon disulfida merupakan senyawa mudah terbakar dan bersifat meracuni.
5. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida biasanya dihasilkan oleh asap kendaraan dan proses industri. Karbon
monoksida lebih mudah mengikat hemoglobin daripada oksigen. Oleh karena itu, darah akan
kekurangan oksigen.

2.5. PROSES PEMBUTANNYA
a. proses penbuatan aluminium dan boron
1. Unsur Aluminium
Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini
dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang
dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon
yang dicelupkan dalam campuran.
2. Senyawa Aluminium Sulfat
Aluminium sulfat (Al
2
(SO
4
)) dibuat dari pemanasan tanah liat murni (kaolin) dengan asam
sulfat pekat.
3. Unsur Boron
Boron dibuat dengan mereduksi boron oksida B
2
O
3
, dengan magnesium atau aluminium.
Perhatikan reaksi berikut.
panas
B
2
O
3
(s) + 3 Mg(s) 3 MgO(l) + 2 B(s)

b. proses pembuatan silikon
Silikon dapat dibuat dari reduksi SiO
2
murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi,
dengan reaksi seperti berikut.
























BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A adalah : boron ( B), aluminium
(Al), galium (Ga), indium ( In), thalium (Tl).
2. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A umumnya dapat bereaksi
dengan udara, air, asam, unsur-unsur halogen membentuk senyawa.
3. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan dalam
bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa proses yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari
senyawanya.
4. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A dan senyawanya memiliki
kegunaan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.
5. Unsur-unsur pada golongan IVA adalah karbon (C), silikon (SI), germanium
(Ge), timah (Sn), timbal (Pb).
4.2. SARAN
adapun saran dalam makalah ini adalahsebagai berikut:
1. untuk bidang pendidikan perlu adanya peran pemerintah dalam melengkapi fasilitas sekolah-
sekolah akar semua fasilitas peraktekkum khususnya pada bidang kimia dapat berjalan
dengan baik.
2. Untuk bidang masyarakat perlu adanya pendekatan khusunya kepada semu wali siswa agar
selalu mendekatkan diri kepada bidang yang di gemar oleh para siswa-siswi yang bersekolah
di SMA NEGRI 2 WANGI-WANGI khususnya di bidang kimia.



DAFTAR PUSTAKA
Sunarya, Yatada dan agus setiabudi, 2009,Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XII Sekolah
Menengah Atas/ Madrasa Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam,Departemen Pendidikan;
Jakarta.
Sukmawati dan Wening, 2009, Kimia 3 untuk SMA/MA kelas XII, Departemen Pendidikan Nasional;
Jakarta.
Pobgajuonto, Teguh dan Tri Rahmidi, 2009, Kimia 3 untuk SMA/MA Kelas XII, Departemen
Pendidikan Nasional; Jakarta.
http/google/ logam-utama-golongan-iiia.html
http/google/ GAS MULIA.htm


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu guru bidang studi Kimia yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami
sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah ini.

MASSENRENG PULU, 10 NOVEMBER 2012




i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
B. TUJUAN MASALAH.............................................................................................. 2
C. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 2
D. MAMFAAT PENULISAN....................................................................................... 2
BAB
II ISI........................................................................................................................ 3
A. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI
ALAM....................................................... 3
B. NITROGEN DAN
OKSIGEN................................................................................. 4
C. GAS MULIA DAN
HALOGEN.............................................................................. 6
D. LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH.......................................................... 9
E. SIFAT UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA....................................................... 14
F. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA DI ALAM................................................. 14
G. UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT............................................ 17
H. ION KOMPLEKS..................................................................................................... 19
I. UNSUR RADIOAKTIF........................................................................................... 19
BAB
III PENUTUP........................................................................................................... 24
A. KESIMPULAN......................................................................................................... 24
B. SARAN..................................................................................................................... 24
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................... 25


MAKALAH KIMIA "UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT"
OLEH LILIS KARTIKA DAMAYANTI IKA RAHMA DEWI AYU
IKA PRATIWI HAFIFAH SARDI ADI ZULKARNAEN RAHMAT
IDRIS
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan
kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari
sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir
sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari
unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang
sangat signifikan dalam satu periode.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih
besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi
tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur
transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E
red
negatif), kecuali unsur Tembaga
yang cenderung mudah tereduksi (E
Cu
= + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis,
sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl)
menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya,
kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam
akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini
terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif,
unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr
2
O
3
) yang inert.
Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut
memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali
Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi
lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih
tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi
penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang
bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh
sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif
(kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum
yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara,
bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan
(4s
2
3d
7
). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr
3+
, Mn
2+
, Fe
2+
, Fe
3+
, Cu
+
,
dan Cu
2+
, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO
4
2-
,
Cr
2
O
7
2-
, dan MnO
4
-
.
1. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM DAN PRODUK-PRUDUK YANG
MENGANDUNG UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur unsur yang termasuk periode keempat meliputi tembaga (Cu), seng (Zn), skadium
(Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), dan
nikel (Ni).
Unsur transisi dapat ditemukan dikerak bumi terutama sebagai bijih mineral (bijih
logam) dengan kadar tertentu. Bijih besi merupakan mineral terbanyak di alam setelah O, Si,
dan Al. Untuk lebih jelasnya keberadaan unsur transisi di alam dapat dilihat dalam uraian
berikut.
a. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc
2
SiO
7
).
Gambar Unsur Skandium
b. Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutil (TiO
2
) yang terdapat dalam bijih besi sebagai ilmenit
(FeTi)
2
O
3
danferrotitanate (FeTiO
3
) juga terdapat dalam karang, silikat, bauksit batubara, dan
tanah liat.
c. Vanadium (V)
Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K
2
(UO
2
)
2
(VO
4
)
2.
3H
2
)], dan
vanadinit (Pb
5
(VO
4
)3Cl).
Gambar vanadium
d. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr
2
O
2
) dan sejumlah kecil dalam
kromoker.

Gambar Kromium
e. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO
2
), dan rodokrosit (MnCO
3
) dan
diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
Gambar Mangan
f. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa
kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan
dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe
2
O
3
), siderite (FeCO
3
), dan magnetite
(Fe
3
O
4
).
Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe
(s)
+ 2 H
+
(aq)
> Fe
2+
(aq)
+ H
2(g)

Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe
3+
.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe
3
O
4
yang dapat
menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan
tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam),
FeSO
4
. 7H
2
O (hijau), FeCl
2
(kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe
2+

dapat dengan mudah
teroksidasi menjadi ion Fe
3+
bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe
2+
.
Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe
2
O
3
(coklat-merah) dan
FeCl
3
(coklat).

g. Kobalt (Co)
Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit
(CoFeAsS) dan eritrit Co
3
(AsO
4
)
2
.8H
2
O.
Gambar Kobalt
h. Nikel (Ni)
Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini.
Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)
Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs
2
)
Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO
3
)
Gambar Nikel
i. Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti Pirit
tembaga (kalkopirit) CuFeS
2
, bornit (Cu
3
FeS
3
), kuprit (Cu
2
O), melakonit (CuO), malasit
(CuCO
3
.Cu(OH)
2
).
Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu
2
O
yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan
berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu
2+
berwarna biru. Beberapa contoh
senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO
4
.5H
2
O (biru), dan CuS
(hitam).
Gambar Tembaga
j. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), sebagai
senyawa karbonat kelamin (ZnCO
3
), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO
3
.H
2
O).
Tabel beberapa mineral dari unsur-unsur transisi periode keempat
Logam Nama Mineral Rumus
Sc Torvetit Sc
2
SiO
7

Ti Rutile
Ilmenit

Ferrotitanate
TiO
2

(FeTi)
2
O
3

FeTiO
3

V Karnotit (K-uranil-vanadat)
vanadinit
K
2
(UO
2
)
2
(VO
4
)
2.
3H
2

Pb
5
(VO
4
)3Cl

Cr Kromit Cr
2
O
3.
FeO
Mn Pirolusit
Manganit
Rodokrosit
MnO
2

Mn
2
O
3.
H
2
O
MnCO
3

Fe Hematit
Magnetit
Pirit
Siderit
Fe
2
O
3

Fe
3
O
4

FeS
2

FeCO
3

Limonit Fe
2
O
3.
H
2
O
Co Kobaltit
Eritrit
CoAsS
Co
3
(AsO
4
)
2
.8H
2
O
Ni Pentlandit
Milerit
Smaltit
Garnierit
FeNiS
NiS
NiCOFeAs
2

Ni.MgSiO
3

Cu Garnerit
Kalkopirit
Kalkosite
Malachit
Bornit
Kuprit
Melkonit
H
2
(NiMg)SiO
4.
2H
2
O
CuFeS
2

Cu
2
S
Cu
2
(OH)
2
CO
3

Cu
3
FeS
3

Cu
2
O
CuO
Zn Seng blende
Smith sonite
ZnS
ZnCO
3


2. SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur-unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat, baik secara fisis maupun
kimia. Berikut adalah tabel yang menunjukkan sifat-sifat dari unsur-unsur transisi periode
keempat.
Beberapa sifat umum unsur-unsur transisi periode keempat :




A. SIFAT FISIS UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
I. Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas
unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
(1) Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2) Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya lebih dari
satu.
(3) Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
(4) Pada umumnya senyawanya berwarna.
(5) Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6) Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
(7) Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
(8) Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
(9) Dapat menghantarkan arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.

II. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena konfigurasi
elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada orbital d yang tidak
penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron dengan energi rendah akan
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya
energi cahaya dengan panjang gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya pun
tertentu. Struktur elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna yang pula.
Warna senyawa unsur-unsur transisi periode keempat
dengan bilangan oksidasi
Biloks
Unsur
+2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - Tidak
berwarna
Tidak
berwarna
- - -
Ti - Ungu Biru - - -
V Ungu Hijau - Merah Jingga -
Cr Biru Hijau - - Hijau -
Mn Merah
muda
-

- - - Ungu
Fe Hijau
muda
Kuning - - - -
Co Merah
muda
Biru - - - -
Ni Hijau - - - - -
Cu Biru - - - - -
Zn Tidak
berwarna
- - - - -
III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion pusat yang
menyediakan orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk elektron-elektron yang berasal dari
ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan. Sebagai contoh, pada ion
[PtCl
6
]
2-
, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl
-
) adalah -1. Dengan demikian,
bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH
3
)
4
]
2+
,
bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH
3
) adalah 0 (nol). Dengan demikian,
bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen koordinasi.
Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan bilangan
koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi.
Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag
+

pada ion [Ag(NH
3
)
2
]
+
adalah dua, bilangan
koordinasi Cu
2+
pada ion [Cu(NH
3
)
4
]
2+
adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe
3+
pada ion
[Fe(CN)
6
]
3-
adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat memberikan
(donor) sepasang atau lebih elektron bebas. Seperti NH
3
, NO, H
2
O, F
-
, Cl
-
, CO
3
2-
, NO
2-
. Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan,
ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, danpolidentat. H
2
O dan NH
3
merupakan
ligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H
2
N-CH
2
-
CH
2
-NH
2
, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan
dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat
(mampu mencengkram kation logam transisi dengan kuat).
Secara umum penulisan ion kompleks adalah sebagai berikut.
L adalah ion transisi,
x adalah ligan,
n muatan ion kompleks,
m bilangan koordinasi.
Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar. Contohnya
besi (Fe) mempunyai biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan koordinasinya 6, sehingga
jika membentuk ion kompleks misalnya dengan ion CN
-
maka terbentuk ion kompleks
sebagai berikut
Fe(CN)
6
4-
Fe(CN)
6
3-

Ligan Ligan
Ion Fe
2+
sebagai ion pusat Ion Fe
3+
sebagai ion pusat
Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN)
6
4-
dan Fe(CN)
6
3-
masing-masing memiliki
muatan ion -4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks) ion pusat dapat kita tentukan dengan cara
sebagai berikut.
Biloks [Fe(CN)
6
]
4-
= -4 BO [Fe(CN)
6
]
3-
= -3
Biloks (Fe) + (6CN) = -4 BO (Fe) + (6CN) = -3
Biloks (Fe) + (6 x -1) = -4 BO (Fe) + (6 x -1) = -3
Biloks Fe -6 = -4 BO (Fe) -6 = -3
Biloks Fe = -4 + 6 BO (Fe) = -3 + 6
Biloks Fe = +2 BO (Fe) = +3
Penamaan ion/senyawa kompleks dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
1. Nama kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti panamaan senyawa ionik
pada umumnya.
2. Penamaan untuk ion kompleks, disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan diberi
akhiran o.
3. Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3), tetra(4), penta (5) dan
sebagainya.
4. Bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at. Nama kation
logam bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion Kompleks.
6. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama
kation logam transisi.
7. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel
Nama Ligan.

Tabel Nama Ligan Kompleks
Ligan Nama
Amonia, NH
3
Amino
Sianida, CN
-
Siano
Air, H
2
O Aquo
Hidroksida, OH
-
Hidrokso
F- Fluoro
Klorida, Cl
-
Kloro
Nitrit, NO
2
-
Nitrito
SCN
-
Tiosiano
Bromida, Br
-
Bromo
Oksida, O
2-
Okso
Karbonat, CO
3
2-
Karbonato
Oksalat, C
2
O
4
2-
Oksalato
Karbon Monoksida, CO Karbonil
Etilendiamin Etilendiamin (en)



Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks
Kation Nama Kation pada Anion Kompleks
Aluminium, Al Aluminat
Kromium, Cr Kromat
Kobalt, Co Kobaltat
Cuprum, Cu Cuprat
Aurum, Au Aurat
Ferrum, Fe Ferrat
Plumbum, Pb Plumbat
Mangan, Mn Manganat
Molibdenum, Mo Molibdat
Nikel, Ni Nikelat
Argentum, Ag Argentat
Stannum, Sn Stannat
Tungsten, W Tungstat
Zink, Zn Zinkat

Tabel Nama Ion Pusat Jika Muatannya Negatif
Ligan Nama
Mn Manganat
Cu Kuprat
Co Kobaltat
Cr Kromat
Ni Nikelat
Fe Ferrat
Contohnya adalah sebagai berikut.
Ag(NH
3
)
2
2+
: ion diamino argentum I
[Cr(NH
3
)
4
Cl
2
]
+
: ion tetra amino dikloro kromium III
Fe(CN)
6
3-
: ion heksasiano ferrat III
K
4
[Fe(CN)
6
] : Kalium heksasiano ferrat II
[Co(NH
3
)
6
]
4
[Fe(CN)
6
]
3
: Heksa amino kobalt III heksasiano ferrat II
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari berbagai
senyawa kompleks :
1. Ni(CO)
4

Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0
Muatan ligan = 0
Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil
2. NaAuF
4

Terdiri dari kation sederhana (Na
+
) dan anion kompleks (AuF
4
-
)
Bilangan koordinasi = 4
Muatan anion kompleks = -1
Muatan ligan = -1 x 4 = -4
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K
3
[Fe(CN)
6
]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K
+
) dan anion kompleks ([Fe(CN)
6
]
-3
)
Bilangan koordinasi = 6
Muatan anion kompleks = -3
Muatan ligan = -1 x 6 = -6
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida
4. [Cr(en)
3
]Cl
3

Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)
3
]
3+
) dan anion sederhana (3 ion Cl
-
)
Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6
Muatan kation kompleks = +3
Muatan ligan = 3 x 0 = 0
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida
Terdapat 5 NH
3
, satu Cl
-
, satu Co
3+
, dan ion Cl
-

Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl
-

Rumus senyawa kompleks = [Co(NH
3
)
5
Cl]Cl
2

6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat
Terdapat 2 Cl
-
, 2 en, satu Pt
4+
, dan ion NO
3
-

Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO
3
-

Rumus senyawa kompleks = [Pt(en)
2
Cl
2
](NO
3
)
2

7. Natrium heksanitro kobaltat (III)
Terdapat 6 NO
2
-
, satu Co
3+
, dan ion Na
+

Muatan anion kompleks = (6 x -1) + (1 x +3) = -3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na
+

Rumus senyawa kompleks = Na
3
[Co(NO
2
)
6
]
8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfat
Terdapat 3 en, satu Co
3+
, dan ion SO
4
2-

Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1 x +3) = +3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion SO
4
2-

Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)
3
])
2
(SO
4
)
3

Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation logam
transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui bilangan koordinasi.
Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion kompleks dapat dilihat pada tabel
berikut :
Bilangan Koordinasi Bentuk Ion Kompleks
2 Linear
4 Tetrahedral atau Square Planar
6 Oktahedral


a. Sifat Magnetik
Ada beberapa sifat magnet dari unsur-unsur transisi diantaranya:
1. Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom atau molekul
dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan.
2. Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada atom atau
molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan. Jika sifat
paramagnetiknya sangat kuat maka disebut feromagnetik.
Pada unsur-unsur logam transisi periode keempat, umumnya mempunyai elektron yang
tidak berpasangan dalam orbital d sehingga umumnya bersifat paramagnetik. Perhatikan
contoh berikut.
30
Zn : (Ar)
Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan Cu.
Sedangkan yang bersifat paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang bersifat
Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.
B. SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin bertambahnya
elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya, sehingga jarak elektron
pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit fluktuatif,
namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn. Kalau kita perhatikan,
ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron pada logam transisi. Setelah
pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung
ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada
grafik energi ionisasinya yang fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang
berurutan tidak terlalu besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-
lah yang terlebih dahulu terionisasi.
3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai elektron
pada kulit terluar 4s
2
, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit 4s
1
.
4. Bilangan Oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih
dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d
berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam
kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1) d
1
ns
2
, bilangan oksidasinya 3. Mangan
dengan konfigurasi (n-1) d
5
ns
2
, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi
elektron (n-1) d
6
ns
2
, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui
bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti
Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi
atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada
dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur
pada periode yang lebih besar.
3. MANFAAT, DAMPAK DAN PROSES PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI
PERIODE KEEMPAT
A. MANFAAT UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Skandium (Sc)
Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam, walaupun ada cenderung dalam
bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3 misalnya ScCl
3
, Sc
2
O
3
. Senyawa tidak
berwarna dan bersifat diamagnetik, hal ini disebabkan ion Sc
3+
sudah tidak memiliki elektron
dalam orbital d nya.

Kira-kira 20 kg (dalam bentuk Sc
2
O
3
) skandium digunakan setiap tahun di Amerika
Serikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi. Skandium iodida yang dicampur ke dalam
lampu wap raksasa akan menghasilkan sumber cahaya buatan kecekapan tinggi yang
menyerupai cahaya matahari dan membolehkan salinan warna yang baik untuk kamera
televisi. Lebih kurang 80 kg skandium digunakan sejagat setiap tahun dalam pembuatan
lampu mentol. Isotop radioaktif Sc-46 digunakan dalam peretak pelapis minyak sebagai agen
penyurih.
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk industri
aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya)
yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.
2. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a. Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan),
2. Kekuatan strukturnya tinggi,
3. Tahan panas,
4. Tahan terhadap korosi,.
b. Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik, karena pada
temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
c. Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
d. Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan
kosmetik.
e. Titanium digunakan sebagai katalis pada industri polimer.
f. Karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasannya tinggi. Logam ini digunakan
untuk bahan struktural terutama dalam mesin jet, karena mesin jet memerlukan massa yang
ringan tetapi stabil pada suhu tinggi.
g. Karena logam titanium tahan terhadap cuaca, sehingga dapat digunakan untuk bahan
pembuatan pipa, pompa, dan tabung reaksi dalam industri kimia.

3. Vanadium (V)
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti
per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V
2
O
5
) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat dengan
proses kontak.
d. Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja tahan karat dan baja
untuk peralatan berat karena sifatnya merupakan logam putih terang, relatif lunak dan liat,
tahan terhadap korosif, asam, basa, dan air garam.
e. V
2
O
5
digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat dan digunakan
sebagaireduktor.
4. Khromium (Cr)
Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
1. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk
banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
2. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan
permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah korosi.
3. Khromium juga dapat memberikan warna hijau emerald pada kaca.
4. Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.
5. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena khromit
memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan struktur kristal.
6. Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas.
7. Campuran kromium (IV) oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan larutan pembersih
yang dapat digunakan untuk mengeluarkan zat organik yang menempel pada alat-alat
laboratorium dengan hasil yang sangat bersih, tetapi larutan ini bersifat karsinogenik
(menyebabkan penyakit kanker).
5. Mangan (Mn)
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras (lebih keras
dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak digunakan untuk panduan logam dan
membentuk baja keras yang digunakan untuk mata bor pada pemboran batuan.
Di samping itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan sebagai
depolariser dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang
disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca.
Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam pengeringan cat
hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam analisis
kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga banyak tersebar dalam tubuh. Mangan
merupakan unsur yang penting untuk penggunaan vitamin B.
6. Besi (Fe)
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang digunakan
untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur
tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh baja yang terkenal adalah
stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut urai beberapa kegunaan dari besi :
1. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti untuk kontruksi
atau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan kendaraan, tulkit mobil, untuk
berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain. Mutu dari semua bahan yang terbuat
dari besi tergantung pada jenis besi yang digunakan, seperti:
a. Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)
b. Baja mangan (11-14%Mn)
c. Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)
d. Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)
2. Fe(OH)
3
digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
3. Fe
2
O
3
sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga untuk mengkilapkan kaca.
4. FeSO
4
digunakan sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosok
langsung mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan terhadap udara,
sehingga banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga digunakan sebagai katalis,
untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai bahan magnet permanen. Campuran Co,
Cr, dan W digunakan untuk peralatan berat dan alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe,
dan Cr (logam festel) digunakan untuk elemen pemanas listrik.
Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat alnico,
alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy stellit,
mengandung kobalt, khromium, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat,
peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan pada
kecepatan yang tinggi.
Kobalt juga diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Selain alloy,
digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam diguanakan dalam
elektropalting karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan oksidasinya.
Garam kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna biru
brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik, dan lapis e-mail gigi. Garam kobalt
adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru Thenard. Larutan kobalt klorida
digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobalt digunakan secraa hati-hati dalam bentuk
klorida, sulfat, asetat, dan nitrat karena telah dibuktikan efektif dalam memperbaiki penyakit
kekurangan mineral tertentu pada binatang. Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 0.30
ppm kobalt untuk makanan binatang.
8. Nikel (Ni)
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang baik dan
tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung asam sehingga banyak
digunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang merupakan campuran dari Ni, Fe,
dan Cr.
2. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
3. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
4. Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
5. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
6. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
7. Pelapis besi (pernekel).
8. Sebagai katalis.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila digosok dapat
ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik, tidak mudah berkarat tetapi bila terkena
udara warnanya menjadi hijau oleh terbentuknya tembaga karbonat. Banyak digunakan
sebagai rangakian atau peralatan listrik, kabel listrik, dan untuk paduan logam.
CuSO
4
(terusi) banyak digunakan untuk larutan elektrolit dalam sel elektrokimia,
campuran terusi dan Ca(OH)
2
dengan sedikit air dapat digunakan memberantas kutu dan
jamur.
Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kabel listrik,
bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk aloi.
10. Seng (Zn)
Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara lembab
dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng terbentuk lapisan karbonat
basa (Zn
2
(OH)
2
CO
3
) yang dapat menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut,
maka seng banyak digunakan untuk melapisi logam besi (disebut kaleng)
2. Digunakan juga sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia dan untuk
pembuatan paduan logam.
3. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan untuk
pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
4. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal lain.
Kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder aluminium adalah
beberapa contoh campuran logam tersebut.
5. Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam industri otomotif, listrik,
dan peralatan lain semacamnya.
6. Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium dilaporkan
sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk dengan
cetakan murah dari keramik atau semen.
7. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik seperti
besi untuk menghindari karatan.
8. Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi, alas lantai,
plastik, tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk lainnya.
9. Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang penting. Seng
sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-kaca TV, dan bola-bola
lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga merupakan senyawa yang banyak
gunanya.
10. Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan binatang. Banyak tes
menunjukkan bahwa binatang memerlukan 50% makanan tambahan untuk mencapai berat
yang sama dibanding binatang yang disuplemen dengan zat seng yang cukup.
B. DAMPAK NEGATIF UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa kompleks
[k
4
Fe(CN)
6
.3H
2
O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga mudah terbakar dalam
bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl
2
melalui pernapasan dapat menyebabkan
keracunan. Asam kromium CrO
3
beracun dan bersifat karsinogenik.

C. PROSES PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
A. PENGOLAHAN LOGAM DARI BIJIH (METALURGI)
Sebagian besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa. Hanya sebagian kecil
terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga. Pada umumnya
terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini sukar larut dalam air.
Contohnya : Fe
2
O
3
, Cu
2
S, NiS, ZnS, MnO
2.

Pengolahan logam dari bijih disebut metalurgi. Bijih adalah mineral atau benda alam
lainnya yang secara ekonomis dapat diambil logamnya. Karena logam banyak terdapat dalam
bentuk senyawa (oksida, sulfida), maka prosesnya selalu reduksi.

Ada tiga tingkat proses pengolahan, yaitu :
1. Menaikan konsentrasi bijih.
2. proses reduksi
3. Pembersihan, pembuatan aliase dan pemurnian

1. Menaikan Konsentrasi Bijih.
Memisahkan bijih dari campurannya misalnya dengan ditumbuk, lalu dipisahkan
dengan berbagai cara, misalnya :
a. Dicuci dengan air.
b. Diapungkan dengan deterjen atau zat pembuih (flotasi)
c. Dipisahkan dengan magnet
d.Dengan pemanggangan. Bijih dipanaskan di udara terbuka, menghasilkan oksidanya.
2 ZnS + 3 O
2
2ZnO + 2 SO
2

e. Dilarutkan sehingga terbentuk senyawa kompleks
2. Proses Reduksi
Umumnya menggunakan reduktor yang murah yaitu karbon (kokes). Untuk logam
yang reaktif digunakan reduktor yang lebih kuat seperti hidrogen, logam alkali tanah dan
alumunium. Logam-logam yang sangat reaktif dilakukan reduksi elektrolisis (reduksi
katodik)
a. Reduksi dengan karbon (C) :
ZnO + C Zn + CO
Fe
2
O
3
+ 3 CO 2 Fe + 3CO
2

b. Reduksi dengan logam yang lebih reaktif :
TiCl
4
+ 2 Mg Ti + 2MgCl
2

Cr
2
O
3
+ 2 Al 2 Cr + Al
2
O
3

3. Proses Pemurnian (refining)
Dengan proses-proses peleburan, destilasi atau dengan elektrolisis. Proses peleburan
misalnya untuk memperoleh tembaga 99% untuk membuat baja dan sebagainya. Untuk
memperoleh tembaga yang murni untuk keperluan teknik listrik dilakukan dengan
elektrolisis. Dengan destilasi misalnya pada pembuatan air raksa dan seng. Berikut ikhtisar
mineral dan cara memperoleh logam transisi periode 4.

Tabel Mineral dan cara memperoleh logam transisi periode keempat
Unsur Bijih/mineral Senyawa yang
direduksi
Pereduksi Keterangan
Sc

Tidak dibuat dalam
skala industri

Ti Rutile, TiO
2
TiCl
4
Mg atau
Na

V Carnolite, V
2
O
5
V
2
O
5
Al

Cr Chromite, FeCr
2
O
4
Na
2
Cr
2
O
7
C lalu Al

Mn Pyrolucite, MnO
2
Mn
3
O
4
Al

Fe Haematite, Fe
2
O
3
Fe
2
O
3
C atau CO Dapur
tinggi

Magnetite, Fe
3
O
4


Co Cobaltite, Co As S Co
3
O
4
Al

Ni Millerite, NiS NiO C

Cu Copper glance, CuS Cu
2
S S*

Zn Zink blende, ZnS ZnO C(CO) Dapur
tinggi
* Reduksi sendiri : Cu
2
S
(s)
+ O
2 (g)
2 Cu
(s)
+ SO
2(g)


B. BESI DIEKSTRAKSI DARI OKSIDA BESI DENGAN REDUKTOR KARBON
PENGOLAHAN BESI BAJ A
Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe
2
O
3
, magnetit Fe
3
O
4
, bahan tambahan batu gamping,
CaCO
3
atau pasir (S
i
O
2
). Reduktor kokes (C)
Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C
Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.
Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada
penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 2.000 ton besi kasar dan
500 ton kerak (terutama CaSiO
3
). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping
dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.

Reaksi yang terjadi :
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO
2
dan panas. Gas
CO
2
yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO.
C + O
2
CO
2

CO2 + C 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe
2
O
3
+ 3CO 2 Fe + 3 CO
2

Fe
3
O
4
+ 4CO 3 Fe + 4 CO
2

Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian mleleh karena suhu t inggi (1.500
0
C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO
3
CaO + CO
2

CaO + SiO
2
CaSiO
3
kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah.
Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga
4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras
tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 1,6 %

Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran
yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer :
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah
dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah
beberapa waktu kira-kira jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi
tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida
SiO
2
, P
2
O
5
, MnO
2
dan CO
2
. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik.
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik.
Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu.

C. EKSTRAKSI TEMBAGA DARI BI J I HNYA DI LAUKAN MELALUI RANGKAI AN
REAKSI REDOKS.
Pengolahan tembaga
Tembaga terdapat di alam dalam bentuk senyawa Cu
2
S, Cu
2
O. Bijih tembaga dinaikan
konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan proses pemanggangan.
Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh tembaga.
Reaksinya :
Cu
2
S + O
2
2 Cu + SO
2

2 Cu
2
S + 3 O
2
2 Cu
2
O + 2 SO
2

Cu
2
S + 2 Cu
2
O 6 Cu + SO
2

Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar listrik.
Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis.
Proses pemurnian tembaga :
Susunan : - Katode : logam Cu dilapis tipis dengan karbon grafit.
- Anode : logam Cu tak murni
- Elektrolit : larutan CuSO
4

Reaksi : Katode : Cu
+2
+ 2 e
-
Cu menempel katode.
Anode : Cu
(An)
Cu
+2
+ 2e
-

Logam Tembaga dapat diperoleh melalui pemanggangan kalkopirit, seperti yang
dinyatakan dalam persamaan reaksi di bawah ini :
2 CuFeS
2(s)
+ 4 O
2(g)
> Cu
2
S
(s)
+ 2 FeO
(s)
+ 3 SO
2(g)

Cu
2
S
(s)
+ O
2(g)
> 2Cu
(l)
+ SO
2(g)

Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses elektrolisis. Logam Tembaga
memiliki koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian, logam tembaga sering
digunakan sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu, Tembaga juga digunakan pada
pembuatan alloy (sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy dari Cu dan Zn),bahan
pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan koin (uang logam).
Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat pekat
panas (dikenal dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi Tembaga adalah +1 dan +2. Ion
Cu
+
kurang stabil dan cenderung mengalami disproporsionasi dalam larutan.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 Cu
+
(aq)
> Cu
(s)
+ Cu
2+
(aq)


Cu
(Anode)
Cu
(katode)

Yang dapat tereduksi pada katode hanya Cu, sedang logam yang kurang reaktif (Ag, Au)
mengendap di dasar bejana, dan logam yang lebih reaktif (Fe) tetap dalam larutan, sebagai
ion Fe
2+
, Ag dan Au merupakan hasil tambahan.


Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul periode
empat.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai periode empat secara umum.
Adapun tujuan kami membuat makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari
guru pembimbing kami dalam mata pelajaran KIMIA. Di sisi lain, kami membuat
makalah untuk mengetahui lebih rinci mengenai periode empat.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke
depannya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi siswa/siswi yang mau mempelajari lebih luas tentang periode empat.


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir
sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom
(jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat
memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur
utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.2.1 Untuk mengetahui unsur apa saja yang terdapat pada unsur transisi periode
keempat
1.2.2 Manfaat dan kegunaan dari unsur transisi periode keempat
1.2.3 Untuk menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia unsur-unsur periode ke empat.
1.3 Metode
Metode yang kami gunakan pada penulisan makalah ini adalah metode deskriptif.

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Unsur Transisi Periode Keempat dan Logam Transisi
Periode Keempat
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar
dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit
3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion,
aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi
periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti),
Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
1. Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi
keberadaannya di alam jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan
antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh senyawa yang mengandung skandium adalah
Sc(OH)3 dan Na3ScF6.
2. Titanium (Ti) merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak bumi.
Titanium di alam dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO2) dan ilmenit (FeTiO3).
Contohnya senyawa yang mengandung unsur Titanium TiCl4.
3. Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi
sekitar 0,02 % massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit (Pb3(VO4)2),
patronit (V2S5), dan karnotit (K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh senyawa yang
mengandung unsur vanadium adalah V2O5 yang digunakan untuk katalis pada
pembuatan asam sulfat.
4. Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah
satu logam yang penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam kerak bumi. Kromonium
ditemukan dalam mineral kromit (FeCr2O4).
5. Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO2). Contoh senyawa yang
mengandung unsur mangan adalah KMnO4, yang banyak digunakan sebagai zat
pengoksidasi dalam analisi di labolatorium.
6. Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa
kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya
ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite
(FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida
menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) + 2 H+(aq) > Fe2+(aq) + H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang
dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)
antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion
Fe
2+
dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe
3+
bila terdapat gas oksigen
yang cukup dalam larutan Fe
2+.
Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi
(III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
7. Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS)
yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.
8. Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni)9S8) dan
gernarit(H2(NiMg)SiO4
-
. 2H2O).
9. Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).
Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral,
seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit
(CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik
dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa
Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang
mengandung ion Cu
2+
berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung
Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
10. Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), dan
calamine (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).


2.1 Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat
Unsur
Nomor
Atom
Konfigurasi
Elektron
Orbital
3d 4s
Skandium (Sc) 21 (Ar) 3d
1
4s
2




Titanium (Ti) 22 (Ar) 3d
2
4s
2




Vanadium (V) 23 (Ar) 3d
3
4s
2




Krom (Cr) 24 (Ar) 3d
5
4s
1




Mangan (Mn) 25 (Ar) 3d
5
4s
2


Besi (Fe) 26 (Ar) 3d
6
4s
2


Kobalt (Co) 27 (Ar) 3d
7
4s
2


Nikel (Ni) 28 (Ar) 3d
8
4s
2


Tembaga (Cu) 29 (Ar) 3d
10
4s
1


Seng (Zn) 30 (Ar) 3d
10
4s
2


Konfigurasi elektron Cr bukan (Ar) 3d
4
4s
2
tetapi (Ar) 3d
5
4s
1
. Demikian halnya
dengan konfigurasi elektron Cu bukan (Ar) 3d
9
4s
2
tetapi (Ar) 3d
10
4s
1
. Hal ini
berkenaan dengan kestabilan orbitalnya, yaitu orbital-orbital d dan s stabil jika terisi
penuh, bahkan
1
/2 penuh pun lebih stabil daripada orbital lain.

2.1 Sifat Logam
Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jari-jari atom 1.44 1.32 1.22 1.18 1.17 1.17 1.16 1.15 1.17 1.25
Jari-jari ion X
2+
- 1.00 0.93 0.87 0.81 0.75 0.79 0.83 0.87 0.88
Titik lebur (
o
C) 1.541 1.660 1.890 1.857 1.224 1.535 1.495 1.455 1.083 420
Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan semua unsur
transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000 kJ mol
-1
dan
keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.
2.1 Sifat Magnet
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan
unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam medan magnet).
Makin banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat
paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh, maka
bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar medan magnet).
2.2 Membentuk senyawa-senyawa Berwarna
Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam
warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga
berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan
electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan bilangan
oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi.
Senyawa dari Sc
3+
dan Ti
4+
tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta
senyawa dari Zn
2+
tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga
tidak terjadi peralihan elektron.
2.3 Tingkat Oksidasi
Unsur transisi periode keempat memiliki beberapa tingkat oksidasi. Misalnya,
Mn dapat memiliki tingkat oksidasi +2 (terdapat pada MnSO4), +4 (terdapat pada
MnO2), +6 (terdapat pada K2MnO4), dan +7 (terdapat pada KMnO4).
Unsur Tingkat Oksidasi Tingkat Oksidasi yang
stabil
Sc +3 +3
Ti +2,+3,+4 +4
V +2,+3,+4,+5 +5
Cr +2,+3,+4,+5,+6 +3,+6
Mn +2,+3,+4,+6,+7 +2,+4,+7
Fe +2,+3 +2,+3
Co +2,+3 +2,+3
Titik didih (
o
C) 2.831 3.287 3.380 2.672 1.962 2.750 2.870 2.732 2.567 907
Massa jenis (g cm
-3
) 3 4.5 6 7.2 7.2 7.9 8.9 8.9 8.9 7.1
Kekerasan (skala
Mohs)
- - - 9 5 4.5 - - 3 2.5
Energi ionisasi (kJ
mol
-1
)
631 658 650 652 717 759 758 737 745 906
Keelektronegatifan 1.3 1.5 1.6 1.6 1.5 1.5 1.8 1.8 1.9 1.6
E
0
red X
2+
(aq) (volt) - - -1.2 -0.91 -1.19 -0.44 -0.28 -0.25 +0.34 -
0.76
E
0
red X
3+
(aq) (volt) -2.1 -1.2 -0.86 -0.74 -
0.28
-0.4 - - - -
Ni +2 +2
Cu +1,+2 +1,+2
Zn +2 +2
Keberagaman tingkat oksidasi unsur transisi periode ke empat disebabkan elektron
valensinya menempati subkulit 3d dan 4s. Tingkat energi ke 2 subkulit itu sangat
berdekatan sehingga unsur transisi periode keempat dapat menggunakan elektron
pada sub kulit 3d dan 4s untuk membentuk ikatan. Misalnya, besi (Fe) dapat
memiliki tingkat oksidasi +2 dan +3. Tingkat oksidasi +2 terjadi karena besi
melepaskan 2 elektron pada subkulit 4s. Serta tingkat oksidasi +3 terjadi karena besi
melepaskan 2 elektron pada subkulit 4s dan 1 elektron pada subkulit 3d.
26Fe : [Ar] 3d
6
, 4s
2
26Fe
2+
: [Ar] 3d
6

26Fe
3+
: [Ar] 3d
5

Skandium (Sc) dan Seng (Zn) hanya memiliki satu tingkat oksidasi. Sc dengan
konfigurasi 21Sc: [Ar] 3d
1
,4s
2
cenderung melepaskan semua elektron valensinya
sehingga memiliki konfigurasi sama dengan argon. Zn dengan konfigurasi 30Zn: [Ar]
3d
10
,4s
2
cenderung melepaskan elektron pada subkulit 4s sehingga memiliki
konfigurasi elektron argon ditambah dengan subkulit d yang penuh. Konfigurasi itu
disebut pseudo gas mulia.
21Sc: [Ar] 3d
1
,4s
2
30Zn: [Ar] 3d
10
,4s
2

21Sc
3+
: [Ar] 30Zn
2+
: [Ar] 3d
10




2.1 Ion Kompleks
Ion kompleks adalah ion yang berbentuk dari suatu kation (biasanya ion logam
transisi) yang mengikat beberapa anion atau molekul netral. Selanjutnya, kation itu
disebut ion pusat dan anion atau molekul netral yang terikat pada ion pusat disebut
ligan. Pada ion kompleks [Cu(CN)4]
2-
dan [Fe(H2O)6]
2+
, Cu
2+
dan Fe
2+
adalah ion
pusat, sedangkan CN
-
dan H2O adalah ligan.
2.1.1 Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan atau jumlah atom donor yang terkait
pada ion pusat. Bilangan koordinasi ion Cu
2+
pada [Cu(CN)4]
2-
adalah 4 dan bilangan
koordinasi ion Fe
2+
pada [Fe(H2O)6]
2+
adalah 6. Biasanya, bilangan koordinasi suatu
ion pusat sama dengan 2 kali bilangan oksidasinya.
Ion pusat Bilangan koordinasi Ion pusat Bilangan koordinasi
Cu
2+
2,4 Zn
2+
4,6
Ag
+
2 Al
3+
4,6
Au
+
2,4 Sc
3+
6
Cr
2+
6 Cr
3+
6
Fe
2+
6 Fe
3+
6
Co
2+
4,6 Co
3+
6
Ni
2+
4,6 Au
3+
4
Cu
2+
4,6
2.1.2 Ligan
Ligan adalah spesi yang memiliki atom yang dapat menjadi donor sepasang elektron
pada ion pusat. Ligan merupakan basa Leuwis, sedangkan ion pusat sebagai asam
Leuwis. Ligan dapat berupa ion monoatomik (tapi bukan atom netral), seperti ion
halida ; berupa anion, seperti CN
-
dan NO2
-
,berupa molekul sederhana, seperti
NH3 dan H2O ; berupa molekul kompleks ; seperti piridin (C5H5N).
Ion kompleks positif :
[Ag(NH3)2]
+
= Diamin Perak (I)
[Cu(NH3)4]
2+
= Tetra amin Tembaga (II)
[Zn(NH3)4]
2+
= Tetra amin Seng (II)
[Co(NH3)6]
3+
= Heksa amin Kobal (III)
[Cu(H2O)4]
2+
= Tetra Aquo Tembaga (II)
[Co(H2O)6]
3+
= Heksa Aquo Kobal (III)
Contoh : [Cr(NH3)4Cl2]
+
atom pusat : Cr
3+

Ligan : NH3 (amina) dan Cl (kloro) bilangan koordinasi : 4 + 2 = 6
Nama ionnya = tetraamin dikloro krom (III)
Ion kompleks negatif :
[Ni(CN)4]2- = Tetra siano Nikelat (II)
[Fe(CN)6]3- = Heksa siano Ferat (III)
[Fe(CN)6]4- = Heksa siano Ferat (II)
[Co(CN)6]4- = Heksa siano Kobaltat (II)
[Co(Cl6]3- = Heksa kloro Kobaltat (III)
Contoh : [Ni(CN)4]
2-
atom pusat : Ni
2+

Ligan : CN (siano) Bilangan koordinasi : 4
Nama ionnya = tetrasiano nikelat (II)
Aturan penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC :
1. Kation selalu disebutkan terlebih dahulu dari pada anion
2. Nama ligan disebutkan secara berurut sesuai abjad.
Ligan adalah gugus molekul netral, ion atau atom yang terikat pada suatu atom
logam melalui ikatan koordinasi.
Daftar ligan sesuai abjad.
Amino = NH3 (bermuatan 0)
Akuo = H2O (bermuatan 0)
Bromo = Br
-
(bermuatan -1)
Hidrokso = OH
-
(bermuatan -1)
Iodo = I
-
(bermuatan -1)
Kloro = Cl
-
(bermuatan -1)
Nitrito = NO2
-
(bermuatatn-1)
Oksalato = C2O4
2-
(bermuatan -2)
Siano = CN
-
(bermuatan -1)
Tiosianato = SCN
-
(bermuatan -1)
Tiosulfato = S2O3
2-
(bermuatan -2)
3. Bila ligan lebih dari 1 maka dinyatakan dengan awalan di- untuk 2, tri- untuk 3,
tetra- untuk 4, penta- untuk 5 dan seterusnya.
Unsur Nama Kation Anion
Al Aluminim Aluminium Aluminat
4. Nama ion kompleks bermuatan positif nama usur logamnnya menggunakan bahasa
Indonesia dan diikuti bilangan oksidasi logam tesebut dengan angka romawi dalam
tanda kurung. Sedangkan untuk ion kompleks bermuatan negative nama unsur
logamnya dalam bahasa latin diakhiri at dan di ikuti bilangan oksidasi logam
tersebut dengan angka romawi dalam tanda kurung.
2.1.3 Muatan ion Kompleks
Muatan ion kompleks sama dengan muatan ion pusat ditambah muatan ligannya.
Ion kompleks yang terdiri atas ion pusat Al
3+
, 4 ligan H2O, dan 2 ligan OH
-
:
memiliki muatan (+3) + (4.0) + (2x-1) = +1 sehingga ion kompleksnya dapat ditulis
[Al(H2O)4(OH)2]
+
.
2.1.4 Geometri Ion Kompleks
Ikatan yang terjadi antara ion pusat dan ligan adalah ikatan kovalen koordinasi.
Bilangan koordinasi pada suatu ion kompleks menunjukkan jumlah pasangan
elektron. Menurut teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR), ion kompleks
yang memiliki bilangan koordinasi 2, bentuk molekulnya linier, yang memiliki
bilangan koordinasi 4 bentuk molekulnya tetra hedron (tetra hedral) atau segi empat
dasar bergantung. Pada jenis orbital yang digunakan oleh pusatnya.
2.1.5 Warna senyawa kompleks
Unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna karena adanya
subkulit 3d yang terisi tidak penuh. Jika tidak ada pengaruh luar, semua orbital pada
sub kulit yang sama memiliki tingkat energi sama. Setelah mengikat ligan, terjadilah
pemisahan tingkat energi pada orbital (splitting). Pada sistem oktahedral (ion
kompleks dengan bilangan koordinasi 6), terjadilah pemisahan tingkat energi
dengan orbital dx2y2 dan dz2 menjadi lebih tinggi daripada orbital dxy, dyz, dan dxz.
Perbedaan tingkat energi orbital itu sama dengan energi sinar tampak dengan
demikian ion pusat dari ion kompleks yang memiliki sub kulit d yang tidak penuh
dapat menyerap radiasi dari sinar tampak. Jika sinar itu dipancarkan, ion kompleks
menjadi tampak berwarna.
Unsur +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tidak
berwarna
- - - -
Ti - Ungu Hijau Tidak
berwarna
- - -
V - Ungu Hijau biru Merah - -
Ag Perak Perak Argentat
Cr Krom Krom Kromat
Co Kobalt Kobal Kobaltat
Cu Tembaga Tembaga Kuprat
Ni Nikel Nikel Nikelat
Zn Seng Seng Zinkat
Fe Besi Besi Ferrat
Mn Mangan Mangan Manganat
Pb Timbale Timbale Plmbat
Au Emas Emas Aurat
Sn Timah Timah Stannat
Cr - Biru Ungu - - Jingga -
Mn - Merah
muda
Merah Coklat
tua
Biru Hijau Ungu
Fe - Hijau Jingga - - - -
Co - Merah
muda
Biru - - - -
Ni - Hijau Merah - - - -
Cu Tidak
berwarna
Biru - - - - -
Zn - Tidak
berwarna
- - -
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa
tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi yang mungkin bergantung pada bilangan oksidasi
yang dapat dicapai kestabilannya.
Kestabilan senyawa logam transisi diantaranya bergantung pada jenis atom yang
mengikat logam transisi, senyawa berbentuk Kristal atau larutan, PH dalam air.
2.2 Kegunaan
2.8.1 Skandium = SC
Kegunaan :
a. Untuk menghasilkan cahaya berintesitas tinggi
b. Radioaktifnya sebagai perunut pada pemurnian minyak bumi
c. Senyawanya sebagai aditif lampu uap-Hg dan transmisi TV warna
2.8.2 Titanium = Ti
Kegunaan :
a. Komponen penting logam paduan untuk pesawat, peluru kendali
b. Karena ketahanannya terhadap air laut maka digunakan juga untuk pembuatan
peralatan kapal yang langsung bersentuhan dengan laut, seperti kipas body kapal
dan sebagainya.
2.8.3 Vanadium = V
Kegunaan :
a. Reactor nuklir
b. Pembuatan baja tahan karat, untuk per, serta peralatan kecepatan tinggi
c. Oksidanya (V2O5) untuk keramik dan katalisator.
2.8.4 Kromium = Cr
Kegunaan :
a. Paduan logam untuk pembuatan baja.
b. Pewarna logam dan gelas
c. Sebagai katalisator
2.8.5 Mangan = Mn
Kegunaan :
a. Komponen penting paduan logam, karena sifatnya keras, kuat,dan ketahanannya
tinggi
b. Memperbesar fungsi Vitamin B dalam tubuh
c. KMnO4 sebagai oksidator kuat dalam bidang kesehatan
2.8.6 Besi = Fe
Kegunaan :
a. Sebagai logam utama pada pembuatan baja
b. Besi dengan paduannya digunakan untuk pembuatan rel, tulangan beton.
c. Digunakan untuk berbagai peralatan dalam kehidupan sehari-hari.
2.8.7 Kobal = Co
Kegunaan :
a. Karena keras, tahan karat dan penampilannya menarik maka sering digunakan
untuk menyepuh logam lain
b. Pewarna biru pada porselen, kaca, genting
c. Pewarna sumber sinar gamma dalam bidang kesehatan
2.8.8 Nikel = Ni
Kegunaan :
a. Paduan logam baja dan logam lain
b. Pelapis permukaan logam
c. Sebagai katalisator
d. Pewarna hijau pada keramik/porselen
e. Komponen pada baterai
2.8.9 Tembaga = Cu
Kegunaan :
a. Peralatan kelistrikan, sebagai rangkian dan kawat kabel.
b. Logam paduan pada kuningan dan perunggu
2.8.10 Seng = Zn
Kegunaan :
a. Komponen paduan pada huruf mesin cetak
b. Sebagai logam patri
c. ZnO untuk industry cat, kosmetik, farmasi, tekstil.
d. Zns untuk sinar X dan layar TV.
BAB 3
ANALISIS
3.1 Analisis
Dari materi yang telah dibahas dapat di analisis Bahwa Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium
(V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu),
dan Seng (Zn).
Dari sepuluh unsur tersebut masing masing unsur memiliki sifat yang berbeda,
tingkat oksidasi yang berbeda, dan kegunaan yang berbeda.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan Unsur Transisi Periode 4 ini kami dapat menyimpulkan
bahwa di dalam Unsur Transisi Periode 4 memiliki Sifat yang tidak dimiliki Unsur
lainnya. Unsur Transisi Periode 4 memiliki 10 Senyawa yang terdapat diantara
golongan III B dan II B.
Dan kita Unsur Transisi Periode 4 banyak digunakan dalam kehidupan seperti di
bidang Analisis Kimia, Industri, dll.
4.2 Saran
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan
sehari-hari, maka siswa/siswi harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur
periode ke empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.
Daftar Pustaka
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/kimia-unsur-unsur-transisi-periode-4.html
http://www2.jogjabelajar.org/modul/adaptif/kimia/22_UNSUR_TRANSISI_PERIODE_KEEMPAT.
swf
http://www.google.co.id
http://andykimia03.wordpress.com/2009/10/15/kimia-unsur-golongan-transisi-periode-keempat/
http://yu-mhi.blogspot.com/2011/12/makalah-kimia-unsur-transisi-periode.html
http://belovediinsblog.blogspot.com/2012/01/makalah-unsur-unsur-transisi-periode-ke.html
http://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=49928932#files

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena karunianya berupa kekuatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Salam dan shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,kepada keluarganya,
para sahabat, dan para pengikutnya yang senang tiasa ber istiqomah di jalan beliau,
Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sepatutnyalah kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuannya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena
itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan maklah ini.
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah pengetahun pembaca dan
bermanfaat bagi kita semua.Amin.









BULUKUMBA,30-10-2012


penulis




ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i
Kata pengantar ...ii
Daftar isi ..... iii
BAB I PENDAHULUAN ........1
A. Latar Belakang ......2
B. Rumusan Masalah ....2
C. Tujuan Penulisan ...2
D. Manfaat Penulisan ....2
BAB II PEMBAHASAN .....3
A. Sifat fisik usur utama dan transisi ( titik didih, titik leleh,
Kekerasan,warna,kelarutan ) dan sifat khusus lainnya )....3
B. Sifat kimia ( koreaktifan,reaksi kimia)23
BAB III PENUTUP 24
A. Kesimpulan ........24
B. Saran ....................................25
DAFTAR PUSTAKA ..26

Anda mungkin juga menyukai